718
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
OPTIMASI KADAR DAN PEROLEHAN SISA HASIL PENCUCIAN
MENGGUNAKAN SHAKING TABLE UNIT PROCESSING PT. MENARA
CIPTA MULIA
Fasih Hardian
1
, Windhu Nugroho
2
, Shalaho Dina Devy
3
, Agus Winarno
4
, Revia Oktaviani
5
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Mulawarman
pasihardian@yahoo.co.id
1
, windhu.n@ft.unmul.ac.id
2
, shalahodd@ft.unmul.ac.id
3
,
a.winarno@ft.unmu.ac.id
4
, revia.oktaviani@gmail.com
5
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang berjuluk World’s Tin Belt (Sabuk Timah Dunia), hal ini membuat
Indonesia berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan logam timah dunia. PT. Menara Cipta
Mulia (PT. MCM) merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada sektor penambangan timah.
Dalam mengolah hasil penambangan, PT. MCM memiliki unit pengolahan sendiri yaitu Unit
Processing Plant Lacat. Unit pengolahan ini memiliki alur pengolahan yang sederhana, sehingga
membuat Sisa Hasil Pencucian (SHP) yang berada pada kolam pengendapan masih memiliki potensi
kandungan timah berkadar rendah. SHP tersebut kemudian diolah kembali menggunakan alat
shaking table dengan pengaturan variabel kemiringan meja dan kecepatan air pencucian. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis optimasi kadar dan perolehan sisa hasil pencucian
cassiterite menggunakan shaking table pada unit processing plant lacat pt. menara cipta mulia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi literatur, mencari buku, jurnal, dan data
terkait permasalahan yang ada. Untuk tahap selanjutnya melakukan orientasi lapangan, orientas
lapangan ini untuk mengetahui bagaimana kondisi dan situasi pada tempat penelitian agar mendapat
gambaran pengambilan data penelitian. Kemudian tahap selanjutnya yaitu melakukan pengambilan
data, data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan primer. Hasil
pengujian yang dilakukan menunjukan rekomendasi pengaturan variabel kemiringan meja dan
kecepatan air pencucian dalam mengolah SHP adalah dengan dengan kemiringan meja 1,24° dan
kecepatan air pencucian 0,87 m/s, dengan nilai berat kadar 16,67 KgSn.
Kata Kunci: Timah, Shaking Table, Kemiringan Meja, Kecepatan Air Pencucian
Abstract
Indonesia is a country nicknamed the World's Tin Belt, this makes Indonesia play an important role
in meeting the world's tin metal needs. PT. Menara Cipta Mulia (PT. MCM) is a private company
engaged in the tin mining sector. In processing mining products, PT. MCM has its own processing
unit, namely the Lacat Processing Plant Unit. This processing unit has a simple processing flow,
thus making the Washing Remainder (SHP) in the settling pond still has the potential for low tin
content. The SHP is then reprocessed using a shaking table with variable settings for table slope
and washing water speed. The purpose of this study was to analyze the optimization of levels and the
recovery of residual cassiterite washing results using a shaking table at the processing unit plant
lacat pt. glorious creation tower. This study uses qualitative methods through literature studies,
looking for books, journals, and data related to existing problems. For the next stage of conducting
field orientation, this field orientation is to find out how the conditions and situations at the
research site are in order to get an overview of research data collection. Then the next stage is to
collect data, the data needed in this study includes secondary and primary data. The results of the
tests carried out show that the recommendation for setting the table slope variable and washing
water speed in processing SHP is with a table slope of 1.24° and a washing water speed of 0.87 m/s,
with a weight value of 16.67 KgSn.
Keywords: Tin, Shaking Table, Table Tilt, Washing Water Speed
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
719
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki peran penting dalam memenuhi pasokan logam Timah dunia. Pulau
Bangka, Singkep, dan Belitung merupakan daerah penghasil Timah terbesar di Indonesia (Fauzan et
al., 2018). Daerah ini mempunyai cadangan Timah disegala wilayah baik daerah daratan maupun
lautnya. PT. Menara Cipta Mulia (PT. MCM) merupakan perusahaan swasta yang bergerak di segmen
pertambangan Timah (de São José et al., 2018). Unit Processing Plant Lacat merupakan tempat
pengolahan bahan galian dari penambangan yang berada di lokasi PT. MCM. Pada unit pengolahan
ini, alur pengolahan yang diterapkan secara sederhana, hanya meliputi kegiatan communition dan
concentration (Hafizh et al., 2017).
Alur pengolahan yang sederhana tersebut membuat Sisa Hasil Pencucian (SHP) dari
pengolahan masih memiliki kandungan Timah berkadar rendah. Timah berkadar rendah ini memiliki
prospek bagus untuk masa datang, dikarenakan mulai dikembangkan teknologi yang dapat mengolah
Timah berkadar rendah tersebut (Hutchison, 2014). Untuk memaksimalkan kandungan Timah
berkadar rendah pada SHP tersebut, dilakukanlah pengolahan kembali menggunakan alat shaking
table (Schwartz et al., 1995) (Vabela et al., 2018). Dari alat shaking table ini kemudian dicari
pengaturan terbaik dalam mengolah SHP, agar timah berkadar rendah tersebut tidak terbuang sia-sia
dan dapat dimanfaatkan kembali (Maharani et al., 2020).
Penelitian ini dilaksanakan di (Gambar 1) Unit Processing Plant Lacat PT. MCM. Secara
administratif lokasi penelitian berada di Dusun Penirukan, Desa Mayang, Kecamatan Kelapa Kampit,
Kabupaten Belitung Timur. Serta secara geografis lokasi penelitian terletak pada posisi 2°42’04” LS
dan 108°05’29” BT.
Gambar 1. Lokasi penelitian
METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian diawali dengan melakukan studi literatur, mencari buku, jurnal, dan data
terkait permasalahan yang ada. Untuk tahap selanjutnya melakukan orientasi lapangan, orientas
720
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
lapangan ini untuk mengetahui bagaimana kondisi dan situasi pada tempat penelitian agar mendapat
gambaran pengambilan data penelitian (Nasution, 2019). Kemudian tahap selanjutnya yaitu
melakukan pengambilan data, data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang memiliki sifat spesifik, kebutuhan data ini disesuaikan
dengan keperluan penelitian. Data primer ini terdiri dari data:
a. Kemiringan meja dan kecepatan air pencucian
Data kemiringan meja ini didapatkan dengan melakukan pengukuran beda tinggi sesuai
dengan variasi yang ditentukan pada sisi ujung jatuhnya konsentrat menggunakan selang
ukur, kemudian beda tinggi tersebut dikonversi menjadi sudut kemiringan meja. Untuk
data kecepatan air pencucian didapatkan dari pengukuran debit air menurut bukaan
stopkran pada kotak air pencucian menggunakan ember, dari debit air tersebut kemudian
dikonversi menjadi kecepatan air pencucian. kedua data ini kemudian dilakukan kombinasi
percobaan pada setiap variasi-variasi yang ada (Widiyastuti, 2016).
b. Berat umpan dan laju konsentrat
Berat umpan dan laju konsentrat diperlukan untuk mengetahui nilai material balance dan
perolehan (recovery) dari pengujian yang dilakukan. Berat umpan yang digunakan pada
setiap pengujian yang dilakukan adalah 400 Kg. Sedangkan untuk laju konsentrat
didapatkan dari perhitungan berat konsentrat dengan cara menampung konsentrat yang
jatuh selama 10 detik, kemudian dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali per sekali
pengujian (B A Wills & NapierMunn, 2006) (Barry A Wills & Finch, 2015).
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang yang sudah ada sebelumnya, kemudian
digunakan untuk melengkapi kebutuhan data penelitian. Data sekunder ini terdiri dari data:
a. Spesifikasi alat
Data ini didapatkan dari manual book alat shaking table yang digunakan. Data ini
diperlukan untuk mengetahui dimensi dan kinerja dari alat shaking table yang digunakan
yang akan dijadikan patokan dalam pengujian yang dilakukan.
b. Hasil uji laboratorium
Data ini merupakan data yang dikeluarkan dari Laboratorium PT. MCM. Data ini berisi
hasi uji alat XRF (X-Ray Flourencence) untuk mengetahui kandungan dan nilai kadar yang
ada pada setiap sampel yang diuji \.
Jika data primer dan data sekunder telah didapatkan, kemudian dilakukan pengolahan
data. Pengolahan data ini dilakukan untuk mendapatkan analisis dari pengujian yang dilakukan.
Dari analisis ini kemudian didapatkan hasil berupa jawaban dari permasalahan yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini meliputi hasil dari pengujian alat XRF yang ada pada Laboratorium
perusahaan serta perhitungan yang dilakukan dari data primer yang ada.
A. Material balance pengolahan
Nilai material balance dari pengolahan ini (Gambar 2) terlihat beragam. Dapat dilihat nilai
perolehan konsentrat cenderung mengalami penurunan pada setiap pengujian yang dilakukan,
sedangkan pada nilai perolehan tailing cenderung mengalami kenaikan pada setiap pengujian yang
dilakukan (Nasution, 2019). Nilai perolehan konsentrat tertinggi terdapat pada pengujian ke-1 dengan
berat 71,22 Kg dan nilai perolehan konsentrat terendah terdapat pada pengujian ke-16 dengan berat
13,66 Kg. Sedangkan untuk perolehan tailing tertinggi terdapat pada pengujian ke-16 dengan berat
386,34 Kg dan nilai perolehan tailing terendah terdapat pada pengujian ke-1 dengan berat 328,78 Kg.
721
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
Gambar 2. Hasil material balance
B. Pengaruh variabel kemiringan meja
Berdasarkan analisis alat XRF dan perhitungan recovery menggunakan variasi variabel
kemiringan meja pada pengolahan SHP (Tabel 1), dapat dilihat (Gambar 3) semain besar kemiringan
meja yang digunakan, nilai kadar Sn yang didapatkan juga akan semakin meningkat. Nilai kadar Sn
tertinggi terdapat pada pengujian dengan kemiringan meja 1,55° nilai tersebut terdapat pada pengujian
ke-16 dengan nilai sebesar 27,34%. Kemudian dapat dilihat (Gambar 4) semakin besar kemiringan
meja yang digunakan, nilai recovery pada setiap kemiringan mengalami penurunan nilai. Nilai
recovery tertinggi pada pengujian dengan menggunakan kemiringan meja 1,24° nilai tersebut terdapat
pada pengujian ke-9 dengan nilai 70,60%.
Dari pengaturan variabel kemiringan meja ini juga dapat dilihat (Gambar 5) bahwa
pengaturan tersebut membuat pengaruh terhadap berat kadar Sn yang dihasilkan. Pada setiap
bertambahnya kemiringan meja yang digunakan pada pengujian, membuat nilai berat kadar Sn pada
setiap kemiringan juga meningkat. Nilai berat kadar Sn tertinggi terdapat pada kemiringan meja 1,55°
dengan nilai 23,58 KgSn.
Tabel 1. Kadar dan recovery pada variabel kemiringan meja
No
Kemiringan
Meja
(°)
Kecepatan
Air
Pencucian
(m/s)
Berat
Konsentrat
(Kg)
Kadar
Konsentrat Sn
Recovery Sn Konsentrat
Kadar
(%)
Berat
Kadar
(KgSn)
Recovery
(%)
Rata-
Rata (%)
1
0,62
0,58
71,22
7,09
8,04
62,49
59,04
2
0,70
63,3
7,56
59,23
3
0,87
56,83
8,25
58,03
4
0,97
46,04
9,90
56,41
5
0,93
0,58
44,24
11,25
15,59
61,60
59,34
6
0,70
30,21
17,44
65,21
7
0,87
25,89
18,08
57,93
8
0,97
22,66
18,76
52,61
9
1,24
0,58
33,09
17,24
20,67
70,60
64,39
10
0,70
26,25
17,35
56,37
11
0,87
21,58
24,98
66,72
12
0,97
19,78
26,09
63,87
13
1,55
0,58
25,89
20,27
23,58
64,95
53,51
14
0,70
18,7
23,34
54,02
15
0,87
15,1
26,15
48,87
16
0,97
13,66
27,34
46,22
722
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
Gambar 3. Perngaruh kemiringan meja terhadap kadar
Gambar 4. Perngaruh kemiringan meja terhadap recovery
Gambar 5. Pengaruh kemiringan meja terhadap berat kadar
723
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
C. Pengaruh variabel kecepatan air pencucian
Selain pengaruh kemiringan meja yang digunakan pada pengolahan SHP ini, hal yang juga
diperhatikan adalah pengaruh dari penggunaan variabel kecepatan air pencucian (Nugroho, 2016).
Dari hasil analisis alat XRF dan perhitungan recovery yang dilakukan berdasarkan variabel kecepatan
air pencucian (Tabel 2), dapat dilihat (Gambar 6) semain besar kecepatan air pencucian yang
digunakan, nilai kadar Sn yang didapatkan juga akan semakin meningkat setiap kecepatan air
bertambah. Nilai kadar Sn tertinggi terdapat pada pengujian dengan kecepatan air pencucian 0,97 m/s
nilai tersebut terdapat pada pengujian ke-16 dengan nilai sebesar 27,34%. Kemudian dapat dilihat
(Gambar 7) semakin kecil kecepatan air pencucian yang digunakan, nilai recovery pada setiap
kecepatan air cenderung mengalami peningkatan nilai. Nilai recovery tertinggi pada pengujian ini
terdapat pada kecepatan air pencucian 0,58 m/s nilai tersebut terdapat pada pengujian ke-3 dengan
nilai 70,60%.
Dari pengaturan variabel kecepatan air pencucian ini juga dapat dilihat (Gambar 8) bahwa
pengaturan tersebut membuat pengaruh terhadap berat kadar Sn yang dihasilkan. Pada setiap
bertambahnya kecepatan air pencucian yang digunakan pada pengujian, membuat nilai berat kadar Sn
pada setiap kecepatana air juga mengalami peningkatan. Nilai berat kadar Sn tertinggi terdapat pada
kecepatan air pencucian 0,97 m/s dengan nilai 17,33 KgSn.
Tabel 2. Kadar dan recovery pada variabel kecepatan air pencucian
No.
Kecepatan Air
Pencucian
(m/s)
Kemiringan
Meja
(°)
Berat
Konsentrat
(Kg)
Kadar
Konsentrat Sn
Recovery Konsentrat
Sn
Kadar
(%)
Berat
Kadar
(KgSn)
Recovery
(%)
Rata
Rata
(%)
1
0,58
0,62
71,22
7,09
12,03
62,49
64,91
2
0,93
44,24
11,25
61,60
3
1,24
33,09
17,24
70,60
4
1,55
25,89
20,27
64,95
5
0,70
0,62
63,30
7,56
13,70
59,23
58,70
6
0,93
30,21
17,44
65,21
7
1,24
26,25
17,35
56,37
8
1,55
18,70
23,34
54,02
9
0,87
0,62
56,83
8,25
15,67
58,03
57,89
10
0,93
25,89
18,08
57,93
11
1,24
21,58
24,98
66,72
12
1,55
15,10
26,15
48,87
13
0,97
0,62
46,04
9,90
17,33
56,41
46,22
14
0,93
22,66
18,76
52,61
15
1,24
19,78
26,09
63,87
16
1,55
13,66
27,34
46,22
724
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
Gambar 6. Perngaruh kecepatan air pencucian terhadap kadar
Gambar 7. Perngaruh kecepatan air pencucian terhadap recovery
Gambar 8. Pengaruh kecepatan air pencucian terhadap berat kadar
725
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
D. Rekomendasi pengaturan pengolahan SHP
Penentuan rekomendasi yang dilakukan dengan melihat nilai optimal dari nilai berat kadar
yang ada pada setiap pengujian yang dilakukan. Nilai berat kadar ini untuk mengetahui berapa berat
logam murni yang dihasilkan dari pengolahan (Rao & Misra, 2004). Nilai berat kadar didapat dari
hasil perkalian dari nilai kadar dengan recovery yang ada pada setiap pengujian yang dilakukan. Dari
nilai berat kadar terbesar tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai rekomendasi penentuan
pengaturan yang direkomendasikan dalam pengolahan SHP (Purnamawati & Tapilatu, 2012).
Dapat dilihat (Gambar 9) berat kadar yang terbesar terdapat pada pengujian ke-11 dengan
kemiringan 1,24° dan dengan kecepatan air pencucian 0,87 m/s, yaitu sebesar 16,67 KgSn. Hasil
tersebut tidak jauh berbeda dengan pengujian ke-12 dengan kemiringan yang sama yaitu 1,24° dan
dengan kecepatan air pencucian 0,97 m/s, yaitu sebesar 16,66 KgSn. Hasil ini membuat kemiringan
meja dengan pengaturan 1,24° dan diikuti dengan pengaturan kecepatan air pencucian 0,87 m/s
menjadi rekomendasi untuk pengolahan SHP yang ada, karena pada pengaturan tersebut terdapat hasil
nilai berat kadar tertinggi dibandingkan pengaturan lainnya.
Gambar 9. Berat kadar pengolahan SHP
KESIMPULAN
Hasil penelitian diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa; Hasil berat konsentrat dari
material balance tertinggi terdapat pada pengujian ke-1 dengan berat 71,22 Kg. Sedangkan untuk
berat tailing dari material balance tertinggi terdapat pada pengujian ke-16 dengan berat 386,34 Kg.
Dalam pengaruh variabel kemiringan meja terhadap kadar, kemiringan meja yang memiliki nilai
kadar tertinggi terdapat pada kemiringan 1,55° dengan kadar 27,34% . Pada pengaruh variabel
terhadap recovery, kemiringan meja yang memiliki nilai tertinggi terdapat pada kemiringan 1,24°
dengan nilai 70,60. Berat kadar tertinggi pada pengaturan variabel kemiringan meja terdapat pada
kemiringan 1,55° dengan nilai 23,58 KgSn. Dalam pengaruh variabel kecepatan air pencucian
terhadap kadar, kecepatan air pencucian yang memiliki nilai kadar tertinggi terdapat pada kecepatan
air 0,97 m/s dengan kadar 27,34%. Pada pengaruh recovery, kecepatan air pencucian yang memiliki
nilai recovery tertinggi terdapat pada kecepatan air 0,58 m/s dengan nilai 70,60%. Serta pengaruh
terhadap berat kadar tertinggi terdapat pada kecepatan air pencucian 0,97 m/s dengan nilai 17,33
KgSn. Pengaturan rekomendasi dalam mengolah SHP adalah dengan menggunakan pengaturan
variabel dengan kemiringan meja 1,24° dan dengan kecepatan air pencucian menggunakan kecepatan
0,87 m/s, pada pengaturan variabel ini mendapatkan nilai berat kadar terbesar dengan berat 16,67
KgSn.
726
Fasih Hardian, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy, Agus Winarno4, Revia
Oktaviani
Optimasi Kadar dan Perolehan Sisa Hasil Pencucian Menggunakan Shaking
Table Unit Processing PT. Menara Cipta Mulia
DAFTAR PUSTAKA
de São José, F., Barcelos, H. O., & Pereira, C. A. (2018). Combination Of Gravity
Concentration Variables To Increase The Productivity Of The Brucutu Mineral
Processing Plant. Journal Of Materials Research And Technology, 7(2), 158164.
Fauzan, D., Pitulima, J., & Andini, D. E. (2018). Pengaruh Variabel Shaking Table Terhadap
Kadar Dan Recovery Pencucian Bijih Timah Primer Pt Menara Cipta Mulia Kabupaten
Belitun Variabel Shaking Table Terhadap Kadar Dan Recovery Pencucian Bijih Timah
Primer Pt Menara Cipta Mulia Kabupaten Belitung Timur. Mineral, 3(2), 125130.
Hafizh, A., Tono, E. T., & Indriawati, A. (2017). Perencanaan Teknis Operasi Produksi Bijih
Timah Di Blok 3 Tambang Besar 2.1 Mitra Pt Timah (Persero) Tbk. Mineral, 2(1), 17.
Hutchison, C. S. (2014). Tectonic Evolution Of Southeast Asia. Bulletin Of The Geological
Society Of Malaysia, 60.
Maharani, S., Arief, T., & Ningsih, Y. B. (2020). Pengaruh Kemiringan Shaking Table
Terhadap Kadar Dan Recovery Cassiterite. Jurnal Pertambangan, 4(2), 108113.
Nasution, S. H. (2019). Optimalisasi Shaking Table Dalam Pencucian Bijih Timah Low
Grade Di Ppbt Pemali Pt Timah Tbk Kabupaten Bangka. Universitas Bangka Belitung.
Nugroho, W. (2016). Diktat Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian. Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Mulawarman, Samarinda.
Purnamawati, D. I., & Tapilatu, S. R. (2012). Genesa Dan Kelimpahan Mineral Logam Emas,
Dan Asosiasinya Berdasarkan Analisis Petrografi, Dan Atomic Absorbtion
Spectrophotometry (Aas), Di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Diy.
Jurnal Teknologi, 5(2), 163171.
Rao, G. V, & Misra, V. N. (2004). Mineral Processing Technology. Allied Publishers.
Schwartz, M. O., Rajah, S. S., Askury, A. K., Putthapiban, P., & Djaswadi, S. (1995). The
Southeast Asian Tin Belt. Earth-Science Reviews, 38(24), 95293.
Vabela, L., Tono, E. T., & Rosita, A. (2018). Pengaruh Variabel Shaking Table Terhadap
Kadar Dan Recovery Sn Sisa Hasil Pencucian Di Unit Metalurgi Pt Timah Tbk Muntok
Kabupaten Bangka Barat. Proceedings Of National Colloquium Research And
Community Service, 2.
Widiyastuti, D. A. (2016). Analisa Struktur Batuan Dari Sungai Aranio Kabupaten Banjar
Menggunakan X-Ray Difraction. Polhasains: Jurnal Sains Dan Terapan Politeknik
Hasnur., 4(01), 813.
Wills, B A, & NapierMunn, T. J. (2006). Mineral Processing Technology, Elsevier Science
& Technology Books. Pp108-117, 267352.
Wills, Barry A, & Finch, J. (2015). Wills’ Mineral Processing Technology: An Introduction
To The Practical Aspects Of Ore Treatment And Mineral Recovery. Butterworth-
Heinemann.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License