Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR PADA PROGRAM METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI KECAMATAN MUNTOK
KABUPATEN BANGKA BARAT
NuruIita Mirani, Jamilah Cholillah, dan Putra Pratama Saputra
Universitas Bangka Belitung
E-mail: nuruli[email protected], ela.hasyim@yahoo.com, dan
Diterima:
Abstrak
27 Januari 2021
Direvisi:
25 Februari 2021
Disetujui:
14 Maret 2021
PeneIitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendaIam
mengenai partisipasi pasangan usia subur pada masyarakat
Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat daIam
menggunakan program KeIuarga Berencana dengan metode
kontrasepsi jangka panjang. Pentingnya kajian mengenai
partisipasi masyarakat dapat menjadi penentu keberhasiIan
program keIuarga berencana yang secara tidak Iangsung dapat
menekan jumIah pertumbuhan penduduk di tiap daerah. Metode
peneIitian yang dipakai yaitu peneIitian kuaIitatif deskriptif.
HasiI peneIitian menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor
yang memengaruhi PUS daIam keikutsertaan pada program
MKJP di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
diantaranya: faktor pengetahuan, faktor umur, faktor ekonomi,
dan faktor ketersediaan Iayanan KB. SeIain itu juga terdapat
beberapa bentuk partisipasi pada pasangan usia subur pada
program MKJP. Partisipasi PUS pada program MKJP diIakukan
sebagai penekanan fertiIitas di Provinsi KepuIauan Bangka
BeIitung khususnya Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka
Barat.
Kata Kunci: Pasangan Usia Subur; Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang; KeIuarga Berencana
Abstract
This study aims to deepIy anaIyze the participation of CoupIes of
Reproductive Age (PUS) in the society of Muntok District, West
Bangka Regency in appIying the FamiIy PIanning (KB) program
with a Iong-Term Contraceptive Method (MKJP). The
importance of the study regarding the participation of society
can determine the success of the FamiIy PIanning program
which indirectIy suppresses popuIation growth in each region.
The method used in this study was a quaIitative descriptive
method. The resuIts of this study portray the factors that affect
the PUS in their participation in the MKJP program in Muntok
District, West Bangka Regency incIuding knowIedge factor,
generaI factor, economic factor, and the factor of KB service
avaiIabiIity. In addition, there are severaI forms of participation
in the CoupIes of Reproductive Age in the MKJP program. This
participation is conducted in order to suppress fertiIity in
Bangka BeIitung IsIands Province, especiaIIy Muntok District,
West Bangka Regency.
149 http://sostech.greenvest.co.id
Partisipasi pasangan usia subur pada program metode
kontrasepsi jangka panjang di Kecamatan Muntok
Kabupaten Bangka Barat
SOSTECH, 2021
Keywords: CoupIes of Reproductive Age; Long-Term
Contraceptive Method; FamiIy PIanning
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara penduduk tertinggi di dunia ke empat
dengan laju pertembuhan penduduk yang masih relatif tinggi. Jumlah penduduk Indonesia
mencapai mencapai 266,91 juta jiwa (Statistik, 2019). Pertumbuhan penduduk merupakan
suatu keseimbangan dinamis yang terkait dengan naik turunnya jumlah penduduk dari
waktu sebelumnya sebagai pembanding. Menurut (Mantra, 2000) gagasan bahwa
kesejahteraan masyarakat senantiasa diganggu oIeh kenyataan bahwa pertambahan
manusia lebih cepat dari pertumbuhan makanan.
Pertumbuhan penduduk terjadi di seluruh dunia hanya saja kapasitasnya berbeda .
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk sangat pesat sehingga tingginya jumlah penduduk
Indonesia setiap tahunnya (Ariefta & Woyanti, 2014). Jumlah penduduk yang lahir
(fertilitas) lebih tinggi dibanding jumlah penduduk yang mati (mortalitas) (Devi, 2017).
Untuk mengatasi masalah laju pertumbuhan tersebut pemerintah melakukan penekanan
jumlah kelahiran melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) (Tatuhe,
Laloma, & Pesoth, 2016). Program KB adalah program pemerintah yang telah ada sejak
tahun 1970 atau pada masa pemerintahan Soeharto (Mayrudin, 2018).
Program KB menjadi salah satu fokus utama program kependudukan di Indonesia
agar keluarga mampu merencanakan jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran dan
kondisi keluarga tanpa unsur paksaan sehingga mampu menjadi masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera (Widanti & Lucyati, 2016). Menurut WorId HeaIth Organization
(WHO), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan usia suami-istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Mahdalena, Prihatin, & Rahayu, 2014). Secara umum keluarga berencana dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa
sehingga berdampak postif (Suryanti, 2019).
Program KB dirancang pemerintah tidak hanya untuk perempuan tetapi juga untuk
Iaki Iaki. Ada 2 metode menurut jangka waktu yaitu Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dan metode kontrasepsi jangka pendek atau non MKJP. Metode
kontrasepsi jangka panjang adaIah aIat kontrasepsi untuk menunda, menjarangkan
kehamilan, serta menghentikan kesuburan yang digunakan daIam jangka panjang. AIat
kontrasepsi yang termasuk daIam MKJP ada 4 yaitu AIat Kontrasepsi dalam Rahim
(AKDR) atau Intra Uterine Devie (IUD), AIat Kontrasepsi Bawah KuIit (AKBK) atau
impIan, Metode Operasi Wanita (MOW) atau tubektomi, dan yang terakhir ada Metode
Operasi Pria (MOP) atau vasektomi (Kependudukan & NasionaI, 2016).
Penggunaan MKJP menunjukan kondisi yang wajar, peningkatan presentase
pengguna MKJP bersamaan dengan meningkatnya usia pasangan usia subur (PUS).
Angka kegagalan MKJP yang terjadi dilaporkan sebesar 0-2 per 1.000 pengguna,
sedangkan non MKJP sebesar 10 per 1000 pengguna (Asih, 2009). Berdasarkan hal
tersebut MKJP lebih efektif dalam mencegah terjadinya kehamilan dibanding non MKJP.
Beberapa faktor yang memengaruhi pemakaian MKJP yang rendah, diantaranya
bersumber dari pengguna pelayanan maupun penyedia layanan.
Pertumbuhan penduduk di Provinsi Bangka BeIitung dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2016 jumIah penduduk Bangka BeIitung
Nurulita Mirani, Jamilah Cholillah, dan Putra Pratama Saputra 150
VoIume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
mencapai 1.401.827 jiwa. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebanyak 29.038 jiwa
dengan jumlah penduduk mencapai 1.430.865 jiwa. Pada tahun 2018 penduduk Bangka
Belitung mencapai 1.459.873 jiwa dengan peningkatan jumlah penduduk sebanyak
29.008 jiwa penduduk pada tahun tersebut (Statistik, 2019)
Pemerintah Provinsi KepuIauan Bangka BeIitung menjelaskan bahwa, perIu
menurunkan TotaI FertiIity Rate (TFR) dari 2,6 menjadi 2,39 di tahun 2019 ini. Caranya,
menaikan Contraceptive PrevaIence Rate (CPR) dengan cara modern dari 65,3 persen
menjadi 65,5 persen. SeIain itu meningkatkan PUS yang menggunakan MKJP dari 7
persen menjadi 18,8 persen utamanya PUS keIompok umur 15 sampai 39 tahun. Badan
Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) sedang mengupayakan agar masyarakat
Bangka Belitung khususnya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang. Metode
kontrasepsi jangka panjang dinilai lebih efektif untuk mencegah kehamilan (BKKBN,
2015).
JumIah kontrak kinerja kerja program (KKP) di Provinsi KepuIauan Bangka BeIitung
sebanyak 35.058 dan pada bulan November kinerja kerja program sebanyak 27.557
akseptor dari peserta aktif maupun peserta baru yang menggunakan MKJP dengan
kontrasepsi campuran. Berdasarkan Badan Kependudukan KeIuarga Berancana NasionaI
(BKKBN) pada Provinsi KepuIauan Bangka BeIitung iaIah kabupaten Bangka Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Barat angka
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bangka Barat daIam jangka 1 tahun menurun.
JumIah fertiIitas menurun setiap tahunnya, pada tahun 2018 sebanyak 5.655 sedangkan
pada tahun 2019 sebesar 3.690 (Statistik, 2019).
Angka Pengguna aktif atau akseptor pasangan usia subur tertinggi dengan akseptor
MKJP sebanyak 5.625 akseptor dari 27.557 KKP. Akseptor KB MKJP di Kabupaten
Bangka Barat meIiputi pasangan usia subur (BKKBN, 2019a). Pihak BKKBN dan dinas
kesehatan Kabupaten Bangka Barat menyediakan KB gratis setiap buIannya dan
kontrasepsi yang menjadi prioritas adaIah MKJP. Berdasarkan paparan diatas peneIiti
meIihat peneIitian ini sangat menarik diIakukan untuk meIihat secara mendaIam mengenai
partisipasi pasangan usia subur pada masyarakat Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka
Barat daIam menggunakan program KeIuarga Berencana dengan metode kontrasepsi
jangka panjang (BKKBN, 2019b).
METODE PENELITIAN
Metode peneIitian yang digunakan iaIah metode peneIitian kuaIitatif dengan jenis
peneIitian deskriptif. Pendekatan anaIisis deskriptif adaIah peneIitian yang diIakukan
untuk mengetahui masing-masing variabel (Rachman, 2019), baik satu variabeI atau Iebih
sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun perbandingan dengan variabeI
yang Iain (Sujarweni, 2015).
PeneIiti menggunakan metode deskriptif kuaIitatif ini karena dianggap reIevan
dengan peneIitian yang akan diIakukan. Pendekatan deskriptif kuaIitatif ini guna
mengidentifikasi faktor yang meIatarbeIakangi keikutasertaan Pasangan Usia Subur
(PUS) program keIuarga berencana pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
151 http://sostech.greenvest.co.id
150
Partisipasi pasangan usia subur pada program metode
kontrasepsi jangka panjang di Kecamatan Muntok
Kabupaten Bangka Barat
SOSTECH, 2021
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang disingkat MKJP adaIah metode
kontrasepsi yang dapat memberikan perIindungan dari resiko kehamiIan untuk
jangka waktu sepuIuh tahun yang terdiri dari Metode Operasi Wanita (MOW),
Metode Operasi Pria (MOP), AIat Konterasepsi daIam Rahim (AKDR) atau IUD,
dan AIat Kontrasepsi bawah KuIit (AKBK) atau ImpIant. Kebijakan pemerintah
meIaIui BKKBN mengarahkan pada pemakaian aIat konterasepsi jangka panjang
seperti yang tercantum daIam Perka BKKBN No. 151/PER/EI/2011 yang
diantaranya memuat dukungan sarana peIayanan KB MKJP (IUD kit, ImpIant Kit,
Obygyn Bed), peningkatan kompetensi provider daIam peIayanan KB, pemberian
pemakaian MKJP (Tristanti & Nasriyah, 2016).
KehamiIan dan keIahiran terbaik artinya mempunyai resiko rendah untuk
ibu dan anak yaitu pada usia 20 hingga 35 tahun. Perempuan berumur diatas 35
tahun memerIukan kontrasepsi yang aman dan efektif untuk mengakhiri keIahiran
karena daIam keIompok ini mengaIami peningkatan penduduk yang Iahir atau
fertiIitas dan jumIah penduduk yang mati atau mortaIitas jika mereka hamiI.
DaIam pemiIihan aIat konterasepsi perempuan berumur 35 tahun ke atas
disarankan memakai KB MKJP (Tristanti & Nasriyah, 2016) .
Program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Provinsi
KepuIauan Bangka BeIitung mengaIami peningkatan. Berdasarkan data evaIuasi
program kependudukan keIuarga berencana dan pembangunan keIuarga dari
BBKBN Provinsi KepuIauan Bangka BeIitung sebanyak 27.557 peserta aktif
masyarakat KepuIauan Bangka BeIitung menggunakan metode kontrasepsi
jangka panjang (Suryanti, 2019).
Berdasarkan data evaIuasi KKBPK BKKN Provinsi KepuIauan Bangka
BeIitung tahun 2019 bahwa Kecamatan Muntok merupakan kecamatan dengan
jumIah keikutsertaan akseptor tertinggi di Kabupaten Bangka Barat yaitu
sebanyak 1.994 akseptor. Kecamatan Muntok merupakan kecamatan yang
memiIiki penduduk Iebih banyak dibanding kecamatan Iainnya yang berada di
Kabupaten Bangka Barat. Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Muntok
kebanyakan berumur 20 40 tahun dan memiIiki jumIah anak 3 hingga 5 jiwa.
Menurut Dinas PengendaIian Penduduk, KeIuarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan, dan PerIindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka Barat
setiap tahunnya pengguna MKJP meningkat. Pada desember 2019 IaIu peserta
baru MKJP sebesar 58,14%.
B.
Faktor Pendorong Peningkatan Partisipasi Pada Program MKJP di Kecamatan
Muntok Kabupaten Bangka Barat
Faktor merupakan haI yang memengaruhi terjadinya suatu keadaan.
Adapun faktor-faktor yang mendorong masyarakat daIam memiIih MKJP di
Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat meIiputi, faktor pengetahuan, faktor
umur, faktor ekonomi, dan faktor ketersediaan Iayanan KB.
1. Faktor pengetahuan
Faktor pengetahuan menjadi saIah satu pendorong pemiIihan aIat
kontrasepsi. Karena pengetahuan peserta KB yang baik tentang aIat
kontrasepsi akan memengaruhi mereka memiIih MKJP sebagai aIat
kontrasepsi yang akan digunakan.
2. Faktor umur
Nurulita Mirani, Jamilah Cholillah, dan Putra Pratama Saputra
152
151
153
http://sostech.greenvest.co.id
VoIume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
Faktor umur dijadikan sebagai penguat PUS daIam memiIih MKJP
sebagai aIat kontrasepsi mereka. Karena faktor umur berhubungan dengan
pemakaian aIat kontrasepsi karena berperan sebagai faktor intrinsik dan faktor
hormonaI. Umur PUS 30 tahun keatas jumIah anaknya 2 atau Iebih sehingga
mereka mempunyai tujuan atau aIasan ber-KB untuk menghentikan
kehamiIan, haI iniIah yang mendorong mereka memakai aIat konterasepsi
jangka panjang.
3. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi menjadi saIah satu pendorong PUS di Kecamatan
Muntok memiIih MKJP sebagai aIat kontrasepsi mereka karena Biaya
pemasangan penggunaan MKJP memang tergoIong Iebih mahaI, tetapi seteIah
adanya program KB gratis terutama KB MKJP membuat masyarakat semakin
antusias menggunakan KB dan memiIih KB MKJP. Dengan adanya peIayanan
KB gratis dapat membantu masyarakat yang tergoIong keIas menengah
kebawah berpartisipasi daIam menggunakan KB.
4. Faktor ketersediaan layanan KB
SaIah satu dorongan keikutsertaan MKJP juga ditentukan oIeh
ketersediaan Iayanan KB.Ketersediaan Iayanan KB fasiIitas Iayanan KB yang
memadai menjadikan caIon PUS yang ingin menjadi akseptor MKJP
diKecamatan Muntok semakin yakin karena akan diberikan arahan terIebih
dahuIu tentang penggunaan aIat kontrasepsi, oIeh bidan ataupun dokter tentang
keIebihan dan keIemahan masing-masing aIat kontrasepsi. FasiIitas Iayanan
KB yang memadai menjadikan konsuItasi penggunaan aIat kontrasepsi mejadi
Iebih mudah.
C.
Bentuk Partisipasi Pasangan Usia Subur pada Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat
Terdapat 2 bentuk partisipasi, pertama partisipasi otentik dan kedua
partisipasi semu. Terdapat 3 kriteria daIam partisipasi otentik yaitu, pertama
sumbangsih warga terhadap program, kedua keterIibatan warga daIam
pengambiIan keputusan, dan ketiga penerimaan manfaat. ApabiIa saIah satu dari 3
kriteria tersebut tidak dapat terpenuhi maka bentuk partisipasinya adaIah
partisipasi semu (Rohman, 2009). Dari hasiI peneIitian bentuk partisipasi PUS
Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat, sebagai berikut :
1. Sumbangsih PUS terhadap Program MKJP
Sumbangsih PUS pada program MKJP di Kecamatan Muntok berupa
membantu daIam bentuk waktu dan tenaga pada saat sosiaIisasi atau
penyuIuhan KeIuarga Berencana, serta membantu ide dan saran terkait ajakan
untuk mengikuti program keIuarga berencana pada saat sosiaIisasi dengan cara
door to door kerumah PUS yang beIum mengikuti MKJP di Kecamatan
Muntok dan mereka membantu mengajak PUS yang beIum menggunakan
MKJP agar mereka tertarik dengan MKJP tersebut.
2. PengambiIan Keputusan PUS Terkait PeIaksanaan Program MKJP
PengambiIan keputusan terkait peIaksanaan program keputusan
mengenai keikutsertaan PUS daIam program MKJP di Kecamatan Muntok dan
peIaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung program Dari hasiI
pemikiran-pemikiran untuk mengambiI keputusan memiIih aIat kontrasepsi
150
Partisipasi pasangan usia subur pada program metode
kontrasepsi jangka panjang di Kecamatan Muntok
Kabupaten Bangka Barat
SOSTECH, 2021
maka akan didapati keputusan yang paIing serius dan mendesak, daIam haI ini
akseptor PUS memiIiki peran yang besar daIam keputusan memiIih aIat
kontrasepsi.
3. Penerimaan manfaat program secara merata
Pemanfaatan program secara merata beIum terpenuhi karena hanya
masyarakat atau PUS yang sudah ikut berpartisipasi yang dapat merasakan
manfaat prorgam KB MKJP dan masyarakat yang beIum berpartisipasi daIam
program MKJP pun beIum merasakan manfaat tersebut.
DaIam peneIitian ini, indikator penerima manfaat secara merata oIeh masyarakat
atau PUS beIum terpenuhi karena memang penerima manfaat MKJP beIum secara merata
dirasakan dan diterima oIeh seIuruh Pasangan Usia Subur (PUS) Kecamatan Muntok,
maka dari itu dapat disimpuIkan bahwa bentuk partisipasi PUS di Kecamatan Muntok
daIam program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang bebentuk pseudo-participation atau
disebut juga patisipasi semu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasiI peneIitian dapat disimpuIkan bahwa daIam partisipasi PUS pada
program MKJP di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat. Ada beberapa faktor
yang memengaruhi PUS daIam keikutsertaan pada program MKJP di Kecamatan Muntok,
Kabupaten Bangka Barat yaitu: faktor pengetahuan, faktor umur, faktor ekonomi, dan
faktor ketersediaan layanan KB.
Bentuk partisipasi pada pasangan usia subur pada program MKJP yaitu:
sumbangsih PUS terhadap program MKJP dengan membantu daIam bentuk waktu dan
tenaga pada saat sosiaIisasi atau penyuIuhan KeIuarga Berencana di Kecamatan Muntok.
SeIain itu, PUS juga ikut serta daIam pengambiIan keputusan terkait peIaksanaan program
keikutsertaan PUS daIam program MKJP di Kecamatan Muntok dan peIaksanaan
kegiatan-kegiatan yang mendukung program.
Pemanfaatan program secara merata beIum terpenuhi secara keseIuruhan hanya
PUS di Kecamatan Muntok yang sudah ikut berpartisipasi yang dapat merasakan manfaat
prorgam KB MKJP sementara masyarakat yang beIum berpartisipasi daIam program
MKJP tidak bisa merasakan manfaat tersebut.
DaIam peneIitian ini, indikator penerima manfaat secara merata oIeh masyarakat
atau PUS beIum terpenuhi karena memang penerima manfaat MKJP beIum secara merata
dirasakan dan diterima oIeh seIuruh Pasangan Usia Subur (PUS) Kecamatan Muntok,
maka dari itu dapat disimpuIkan bahwa bentuk partisipasi PUS di Kecamatan Muntok
daIam program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang bebentuk partisipasi semu.
BIBLIOGRAPHY
Ariefta, Rekha Raditya, & Woyanti, Nenik. (2014). Analisis Pengaruh Pertumbuhan
Penduduk, Inflasi, GDP, dan Upah Terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia
Periode 1990-2010. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Asih, L. &. Oesman. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP). Jakarta: Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi
BKKBN.
BKKBN. (2015). Laporan Kerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: BKKBN Republik
Indonesia.
Nurulita Mirani, Jamilah Cholillah, dan Putra Pratama Saputra
154
151
155
http://sostech.greenvest.co.id
VoIume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
BKKBN. (2019a). Laporan Akuntanbilitas Kinerja Intansi Pemerintah. Bangka Belitung:
BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BKKBN. (2019b). Sistem Informasi Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung: Evaluasi Program Kepndudukan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga Data November. Bangka Belitung: BKKBN Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Devi, Sri. (2017). Pengaruh investasi dan pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi enam provinsi di pulau Sumatera Tahun 2009-2015. IAIN
Padangsidimpuan.
Kependudukan, Badan, & Nasional, Keluarga Berencana. (2016). Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah 2015. Jakarta: BKKBN.
Mahdalena, Novia, Prihatin, Tut Wuri, & Rahayu, Hermeksi. (2014). Hubungan Lamanya
Penggunaan Kb Suntik 3 Bulan Terhadap Perubahan Siklus Menstruasi Di Bps Ny.
S Desa Sambirejo, Semarang. Prosiding Seminar Nasional & Internasional, 2(1).
Mantra, Ida Bagus. (2000). Demografi umum. Pustaka Pelajar.
Mayrudin, Yeby Ma’asan. (2018). Menelisik Program Pembangunan Nasional di Era
Pemerintahan Soeharto. JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian Manajemen
Pemerintahan Dan Otonomi Daerah), 4(1), 7190.
Rachman, Aulia Apriani. (2019). Analisis Loan To Deposit Ratio (Ldr) Terhadap
Profitabilitas (Roa) Pada Pt. Bank Panin Tbk,(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2018). Universitas Komputer Indonesia.
Rohman, Ainur. (2009). Partisipasi Warga dalam Pembangunan dan Demokrasi.
Malang: Averroes Press.
Statistik, Badan Pusat. (2019). Kabupaten Bangka Barat Dalam Angka: Penyediaan Data
Untuk Perencanaan Pembangunan. Bangka Barat: Badan Pusat Statistik.
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi penelitian bisnis dan ekonomi.
Suryanti, Yuli. (2019). Fakto-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Wanita Usia Subur. Jambura Journal of Health
Sciences and Research, 1(1), 2029.
Tatuhe, Stefhen, Laloma, Alden, & Pesoth, Welly. (2016). Peranan Pemerintah Daerah
dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk (Suatu Studi di Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Kepulauan Talaud). Jurnal
Administrasi Publik, 1(37).
Tristanti, Ika, & Nasriyah, Nasriyah. (2016). Hubungan Dukungan Suami Dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
Widanti, Agnes, & Lucyati, Alma. (2016). Ketentuan Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera Berdasarkan Asas
Perikemanusiaan Dan Hak Asasi Manusia. SOEPRA, 2(2), 204216.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License