Mohamad Adam Rusmana, Ahmad Tafsir, Ahmad Sukandar
Manajemen Pendidikan Akhlak Siswa SD Negeri Cingcin 02 Soreang
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
beribadah. Dalam setiap pembelajaran khususnya agama Islam harus mengetahui hasil dari proses
pembelajaran yang dilakukan. Hasil yang dimaksud baik, tidak baik, bermanfaat atau tidak
bermanfaat, dan lain sebagainya. Pentingnya diketahui hasil ini karena evaluasi menjadi barometer
bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang telah dilakukan dapat
mengembangkan potensi peserta didik. Dalam artian apabila pembelajaran yang dilakukannya
mencapai hasil yang baik pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan
demikian pula sebaliknya. Dengan adanya evaluasi atau penilaian guru dalam mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, sikap, hubungan sosial dan kepribadian
peserta didik.
Terlepas dari kreatifitas kepala sekolah dalam mengelola pendidikan akhlak di sekolah,
walapun sebagai sekolah umum dan jumlah jam pelajaran PAI hanya empat jam pelajaran, namun
pendidikan akhlak dilaksanakan dengan strategi 1) integrasi akhlak dalam visi, misi, dan tujuan
sekolah 2) integrasi pendidikan karakter/budi pekerti yang berlandaskan nilai-nilai islam ke dalam
semua mata pelajaran. 3) Pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler dengan disertai penanaman nilai-nilai
ajaran islam. 4) Pembentukan budaya islami di lingkungan sekolah juga di dukung oleh pennciptaan
suasana sekolah yang kondusif. 5) Kerjasama sekolah secara internal maupun eksternal.
Keluwesan kepala sekolah dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak adalah faktor yang
menentukan dalam keberhasilan pendidikan akhlak di SDN Cingcin 02 Soreang. Kepala sekolah
membuat tata tetib/peraturan sekolah tentang disiplin waktu, disiplin kerja, komitmen, karena disiplin
merupakan sikap moral guru, siswa, karyawan, kepala sekolah, yang terbentuk melalui proses
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban
berdasarkan acuan nilai moral dan dapat menumbuhkan akhlak terpuji.
Pelaksanaan pendidikan akhlak siswa di SDN Cingcin 02 Soreang sudah sesuai dengan contoh
dan teladan Rasulullah SAW yang telah berhasil menanamkan akhlakul karimah melalui keteladanan.
Keteladanan merupakan salah satu kunci utama dalam penanaman nilai-nilai islam, sebab dengan
meampilkan berbagai bentuk aplikasi akhlakul karimah, siswa akan mampu meniru perbuatan baik
tersebut tanpa sulit memahaminya. Kepala sekolah, guru dan karyawan di SDN Cingcin 02 Soreang
telah memberikan teladan akhlakul karimah, dan mengikuti kegiatan pembiasaan di sekolah, sehingga
nilai-nilai kebenaran itu tidak hanya eksis dalam tataran kognitif saja, namun benar-benar terwujud
dalam tataran praktis dalam kehidupan sehari-hari di sekolah bersama dengan siswa sehingga mampu
meyakinkan siswa itu sebagai sebuah kebenaran dan mengikuti perilaku terpuji yang dilakukan oleh
guru dan menumbuhkan kepatuhan siswa kepada guru, sifat keternukaan juga sangat penting terhadap
stakeholder, sehingga menciptakan suasana yang kondusif dan adanya transparansi.
Pelaksanaan pendidikan akhlak siswa di SDN Cingcin 02 Soreang sudah sesuai dengan contoh
dan teladan Rasulullah SAW yang telah berhasil menanamkan akhlakul karimah melalui keteladanan.
Keteladanan merupakan salah satu kunci utama dalam penanaman nilai-nilai islam, sebab dengan
menampilkan berbagai bentuk aplikasi akhlakul karimah, siswa akan mampu meniru perbuatan baik
tersebut tanpa sulit memahaminya. Kepala sekolah, guru dan karyawan di SDN Cingcin 02 Soreang
telah memberikan teladan akhlakul karimah, dan mengikuti kegiatan pembiasaan di sekolah, sehingga
nilai-nilai kebenaran itu tidak hanya eksis dalam tataran kognitif saja, namun benar-benar terwujud
dalam tataran praktis dalam kehidupan sehari-hari di sekolah bersama dengan siswa sehingga mampu
meyakinkan siswa itu sebagai sebuah kebenaran dan mengikuti perilaku terpuji yang dilakukan oleh
guru dan menumbuhkan kepatuhan siswa kepada guru, sifat keterbukaan juga sangat penting terhadap
stakeholder, sehingga menciptakan suasana yang kondusif dan adanya transparansi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilapangan bahwa manajemen pendidikan akhlak siswa di
SDN Cingcin 02 Soreang dilakukan melalui kegiatan intrakulikuler, ekstrakulikuler, dan pembiasaan.
Yang meliputi dari segi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan factor pendukung dan penghambat
manajemen Pendidikan akhlak siswa SDN Cingcin 02 Soreang berjalan secara terstruktur, terpadu,
dan normatif yang dilandasi oleh nilai-nilai islam, serta dengan keteladanan. Kepala sekolah di SDN
Cingcin 02 Soreang telah menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan profesional yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengkordinasian (coordinating), pengarahan