765
Ima Listyaningrum, Sofie
PENGARUH KONDISI KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA BUMN
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2017-2021
Ima Listyaningrum
1
, Sofie
2
1,2,
Universitas Trisakti, Jakarta
Email : ima023002018011@std.trisakti.ac.id
sofie@trisakti.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kondisi keuangan
dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2021. Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder yang dapat diakses pada
idnfinancials.com dan situs resmi perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Penarikan sampel
menggunakan purposive sampling dan dihasilkan 22 BUMN. Analisis data menggunakan regresi
logistik dengan aplikasi IBM SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan
tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.
Kata kunci: kondisi keuangan; opini audit going concern; pertumbuhan perusahaan.
Abstract
This study aims to obtain the empirical evidence related to the influence of financial condition and
company growth toward the acceptance of going concern audit opinion on state owned enterprises
listed on Indonesia Stock Exchange year 2017-2021. This is a quantitative study with secondary data
obtained from idnfinancials.com and the official website of each enterprise. The sampling technique
used purposive sampling resulted in 22 state owned enterprises. The data analysis is logistic
regression by using IBM SPSS version 25. The result of this study shows that the financial condition
has no effect on the acceptance of going concern audit opinion. Meanwhile, company growth has a
negative effect on the acceptance of going concern audit opinion.
Keywords: financial condition, company growth, going concern audit opinion.
PENDAHULUAN
Perusahaan pada dasarnya dibangun dengan harapan dapat memberikan kinerja yang baik
sehingga bisa bermanfaat bagi para stakeholders. Indikator baik tidaknya perusahaan tersebut bisa
dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Investor dan pemangku kepentingan tentunya akan lebih
tertarik dengan perusahaan yang berkinerja baik dan memiliki tingkat keberlangsungan usaha yang
tinggi di masa depan. Namun dengan adanya pandemi covid-19 telah membawa pengaruh dan
perubahan di berbagai aspek. Pada Bulan Juni 2022, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan tengah
memproses pembubaran 3 BUMN yaitu PT Industri Gelas, PT Kertas Kraft Aceh, dan PT Industri
Sandang Nusantara karena dinilai tidak memiliki prospek baik di masa depan.
Fenomena terkait isu going concern dapat dilihat di Laporan Auditor Independen (LAI) PT
Waskita Karya (Persero) Tbk. tahun 2021 di mana Akuntan Publik memberikan penekanan tentang
adanya indikasi ketidakpastian material dan berdampak pada operasional perusahaan. Fenomena
berikutnya juga tampak pada LAI salah satu maskapai penerbangan di Indonesia, PT Garuda Indonesia
Tbk. tahun 2021. Akuntan publik memberikan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer) dan
dijelaskan kondisi-kondisi yang menunjukkan adanya ketidakpastian material yang menimbulkan
keraguan signifikan tentang kemampuan PT GIAA dan entitas anak untuk mempertahankan
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 9, September 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
766
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, keragu-raguan akan kemampuan going concern perusahaan
merupakan hal yang sangat beralasan dan menjadi perhatian bagi para stakeholders terhadap isu going
concern perusahaan. Pertimbangan ini dikarenakan apabila terjadi kesalahan dalam memberikan opini
audit bisa berakibat fatal bagi para pemakai laporan keuangan yang berpengaruh pula para pengambilan
tindakan/kebijakan perusahaan. (Purba, 2017) menyatakan bahwa kondisi keuangan merupakan kunci
utama dalam melihat apakah perusahaan akan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau
tidak pada masa yang akan datang, sementara (Amalia, 2019) menyatakan perusahaan yang mempunyai
rasio pertumbuhan perusahaan yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern).
Banyak penelitian telah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi opini going concern.
Dalam penelitian (Wahyuni & Pertiwi, 2022) (Rosini, 2017) (Akbar & Ridwan, 2019) (Putri, 2018) dan
(Hinarno & Osesoga, 2016) menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak memengaruhi
penerimaan opini audit going concern. Sedangkan (Febrianti & Rahmawati, 2022), (Susilawati, 2019)
(Mukhtaruddin et al., 2019), (Satria et al., 2018) (Kusumawardhani, 2018), dan (Wardayati et al., 2017)
menyatakan bahwa kondisi keuangan memengaruhi penerimaan opini audit going concern. Untuk
variabel pertumbuhan perusahaan, (Halim, 2021), (Susilawati, 2019) dan (Hinarno & Osesoga, 2016)
menyatakan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, sedangkan menurut penelitian
(Wardayati et al., 2017) (Ayuningtyas, 2018) dan (Charles, 2021) Menyatakan bahwa pertumbuhan
perusahaan memengaruhi penerimaan opini audit going concern.
Dari beberapa penelitian di atas masih terdapat inkonsistensi hasil dari penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan penilaian audit going concern. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk
mengadakan pengujian kembali faktor kondisi keuangan dan pertumbuhan perusahaan yang diduga
dapat memberi pengaruh terhadap opini audit going concern. Adapun perbedaan lainnya yang
digunakan antara penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya, pada periode penelitian ini
menggunakan tahun terbaru dalam rentang lima tahun dari 2017-2021 dan menggunakan lokasi atau
cakupan penelitian pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mengacu pada penelitian sebelumnya,
peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian Putra et al. (2021) menggunakan variabel kondisi
keuangan dan pertumbuhan perusahaan, serta mengganti fokus penelitian pada BUMN. Kondisi
keuangan pada penelitian ini diproksikan dengan model penghitungan prediksi kebangkrutan yang
dikembangkan oleh Edward Altman pada tahun 1995 dengan melibatkan working capital, retained
earning, EBIT, market value of equity, book value of total liabilities, dan total aset. Variabel
pertumbuhan perusahaan ditambahkan karena pertumbuhan perusahaan dapat memberikan indikasi
peningkatan laba perusahaan sehingga auditor akan lebih mendapatkan keyakinan yang cukup terkait
kemampuan going concern perusahaan di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kondisi keuangan
dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada BUMN yang
terdaftar pada BEI tahun 2017-2021. Ke depannya, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pandangan dan sumber informasi bagi perusahaan BUMN untuk memperbaiki kinerja dan
mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan, serta menjadi salah satu referensi dan pertimbangan
bagi para pengguna laporan keuangan terutama pemerintah sebelum mengambil kebijakan penyertaan
modal negara dan pertimbangan bagi investor sebelum mengambil keputusan investasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari dari data laporan keuangan serta laporan auditor independen dari Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2021 di basis data
www.idx.co.id, www.idnfinancials.com, dan situs resmi masing-masing perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah BUMN yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2021. Penulis
tertarik untuk meneliti Badan Usaha Milik Negara karena BUMN merupakan perusahaan milik
pemerintah yang mempunyai peran vital dalam mendorong perekonomian nasional. Selain itu, BUMN
juga dinilai aman karena dilindungi oleh regulasi pemerintah, maka dari itu perlu dilakukan analisis
mendalam untuk membuktikan pengaruh kondisi keuangan dan pertumbuhan di perusahaan BUMN
terhadap opini audit going concern.
767
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 1 Ringkasan Variabel dan Pengukuran
Pengukuran
Skala
Z’ = 6,56 X
1
+ 3,26 X
2
+ 6,72 X
3
+ 1,05 X
4
dengan kriteria :
1 = Bangkrut
2 = Abu-abu
3 = Aman
Ordinal
Growth
=
Penjualan Bersih t Penjualan Bersih t 1
Penjualan Bersih t 1
x 100%
Rasio
1 = BUMN dengan opini audit going concern
0 = BUMN dengan opini audit non-going concern
Nominal
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria
sebagai berikut :
1. BUMN yang terdaftar di BEI periode 2017 sampai dengan 2021.
2. Menerbitkan laporan keuangan secara lengkap di tahun 2017-2021
3. BUMN Terbuka yang tidak mengalami delisting selama periode pengamatan, yaitu tahun 2017-
2021.
4. BUMN yang melampirkan Laporan Auditor Independen (LAI) dari tahun 2017-2021.
Analisis Statistik Deskriptif
Metode analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran data dalam masing-
masing variabel penelitian berdasarkan nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan
standar deviasi (Ghozali, 2016).
Uji Multikolinearitas
Pengujian ini berguna untuk mendeteksi hubungan antarvariabel independen. Jika tidak ada
hubungan antarvariabel independen, maka data dinyatakan valid.
Overall Model Fit
Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis kecocokan model secara keseluruhan yang ditandai
dengan nilai Log Likelihood.
Analisis Regresi Logistik
Model regresi logistik yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut :
GC = α + β X1 + β X2 + Ɛ
GC = Opini Going concern
Α = Konstanta
X1 = Kondisi Keuangan
X2 = Pertumbuhan Perusahaan
Ɛ = Residual error
Uji Determinasi (Nagelkerke R Square)
jika nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap semakin goodness of fit, sedangkan jika
nilai semakin mendekati 0 maka model dianggap tidak goodness of fit.
Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Uji Kelayakan Model Regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow untuk mengetahui
kecocokan model yang dibentuk. Jika dari nilai yang diamati menghasilkan nilai signifikansi > 0,05;
maka dianggap sudah tepat.
Uji Parsial (T-test)
Sudjiono (2010) menyatakan bahwa pengujian ini adalah salah satu tes statistik yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang menyatakan bahwa di antara dua mean
sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
768
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan sampel perusahaan yang dihasilkan diperoleh melalui metode purposive
sampling didapat 22 perusahaan dengan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut :
Tabel 2 Metode Purposive Sampling
No.
Kriteria
Jumlah
1.
BUMN yang terdaftar di BEI periode 2017 sampai dengan 2021
22
2.
Menerbitkan laporan keuangan secara lengkap di tahun 2017-2021
22
3.
BUMN Terbuka yang tidak mengalami delisting selama periode pengamatan, yaitu
tahun 2017-2021
22
4.
BUMN yang melampirkan Laporan Auditor Independen (LAI) dari tahun 2017-
2021
22
5.
Jumlah Sampel
22
6.
Jumlah Sampel Periode Pengamatan 5 Tahun
110
1. Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 3 Analisis Statistik Deskriptif
N
Min
Max
Mean
Std. Deviation
OGC
110
0
1
,11
,313
Kondisi Keuangan
110
1,000
3,000
2,03636
,855927
Pertumbuhan Perusahaan
110
-,674
1,106
,08071
,313704
Valid N (listwise)
110
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4 menunjukkan koefisien korelasi antarvariabel bebas adalah sebesar -0,388. Nilai
koefisien korelasi yang kurang dari 0,8 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas dalam model regresi logistik.
Tabel 4 Uji Multikolinearitas
3. Keseluruhan Model (Overall Model of Fit)
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai -2log likelihood pada Step 0 sebesar 75,814 dan
pada Step 1 nilai -2log likelihood akhir sebesar 64,717. Terdapat penurunan nilai -2log likelihood
sebesar 11,097 yang menunjukkan bahwa model regresi yang terbentuk adalah model regresi
yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 5 Overall Model Fit
Overall Model Fit
(Block Number = 0)
-2 Log Likelihood
1
79,350
2
75,901
3
75,814
4
75,814
5
75,814
Uji
Constant
Kondisi Keuangan
Pertumbuhan Perusahaan
Step 1
Constant
1,000
-,910
,501
Kondisi Keuangan
-,910
1,000
-,388
Pertumbuhan
Perusahaan
,501
-,388
1,000
769
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
GC = -1,173 - 0,556X1 2,947X2 + Ɛ
Overall Model Fit
(Block Number = 1)
-2 Log Likelihood
1
73,669
2
65,919
3
64,758
4
64,717
5
64,717
6
64,717
4. Analisis Regresi Logistik
Tabel 6 Uji Regresi Logistik
β
df
Sig.
Exp(β)
Step 1
a
Kondisi Keuangan
-,556
1
,218
,573
Pertumbuhan Perusahaan
-2,947
1
,036
,053
Constant
-1,173
1
,170
,310
a. Variable(s) entered on step 1: Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan.
Hasil regresi logistik menghasilkan persamaan regresi logistik sebagai berikut :
Nilai konstanta -1,173, hal tersebut menunjukan bahwa jika tidak ada variabel Kondisi
Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan, maka tidak akan ada pemberian opini terkait
keberlangsungan perusahaan. Nilai koefisien kondisi keuangan -0,556, nilai koefisien negatif
menunjukan bahwa jika terdapat peningkatan kondisi keuangan, maka kemungkinannya adalah
auditor tidak akan memberikan opini terkait keberlangsungan perusahaan. Nilai koefisien
pertumbuhan perusahaan -2,947, nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa jika terdapat
peningkatan pertumbuhan perusahaan, maka kemungkinannya adalah auditor tidak akan
memberikan opini terkait keberlangsungan perusahaan. Hasil uji regresi logistik memiliki taraf
signifikansi 5%. Dari Tabel 4.3 didapat bahwa hasil koefisien variabel kondisi keuangan sebesar
-0,556 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,218 (lebih besar dari 5%). Hal ini menandakan
variabel X1 tidak mempengaruhi opini audit going concern. Adapun variabel pertumbuhan
perusahaan memiliki koefisien variabel -2,947 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,036.
Variabel X2 ini lebih kecil dari 5% (0,036 < 0,050) sehingga pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
5. Uji Determinasi (Nagelkerke R-Square)
Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,193, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Kondisi Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh sebesar 19,3% terhadap variansi
dari variabel pemberian opini audit going concern, sedangkan sisanya sebesar 80,7% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Nilai probabilitas 2log yang diperoleh adalah sebesar 64,717, sedangkan nilai Cox & Snell
R Square adalah 0,096 yang mengindikasikan bahwa variabel kondisi keuangan dan
pertumbuhan perusahaan dapat menjelaskan varians sebesar 9,6% (Cox & Snell R Square).
770
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 7 Uji Determinasi
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
64,717
a
,096
,193
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
6. Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Hasil uji Hosmer and Lemeshow menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,073 (Sig. > 0,05). Nilai
Sig lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa model regresi yang terbentuk mampu memprediksi
nilai observasi dengan baik dan cocok dengan data observasinya, sehingga model regresi yang
dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya.
Tabel 8 Uji Kelayakan Model Regresi
7. Uji Parsial (T-Test)
Uji pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel dependen memperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Nilai Sig. dari variabel Kondisi Keuangan sebesar 0,218, nilai Sig. lebih besar dari 0,05
menunjukan bahwa variabel kondisi keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pemberian opini audit going concern. Nilai Odd Ratio (OR) sebesar 0,573, maka penambahan
nilai variabel kondisi keuangan sebesar 1 akan mempengaruhi kemungkinan pemberian opini
audit going concern sebesar 0,573 kali lipat. Nilai Ln(0,573) sebesar negatif 0,556, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel kondisi keuangan berpengaruh negatif atau berlawanan
dengan variabel pemberian opini audit going concern (semakin tinggi nilai variabel kondisi
keuangan, maka semakin kecil kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern).
b. Nilai Sig. dari variabel Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0,036, nilai Sig. lebih kecil dari 0,05
menunjukan bahwa variabel kondisi keuangan berpengaruh signifikan terhadap pemberian
opini audit going concern. Nilai Odd Ratio (OR) sebesar 0,053, maka penambahan nilai
variabel pertumbuhan perusahaan sebesar 1 akan mempengaruhi kemungkinan pemberian
opini audit going concern sebesar 0,053 kali lipat. Nilai Ln(0,053) sebesar negatif 2,947,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif
atau berlawanan dengan variabel pemberian opini audit going concern. (semakin tinggi nilai
variabel kondisi keuangan, maka semakin kecil kemungkinan auditor memberikan opini audit
going concern).
Tabel 9 Uji T
β
df
Sig.
Exp(β)
Step 1
a
Kondisi Keuangan
-,556
1
,218
,573
Pertumbuhan Perusahaan
-2,947
1
,036
,053
Constant
-1,173
1
,170
,310
a. Variable(s) entered on step 1: Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Kondisi Keuangan terhadap Opini Audit Going concern
Variabel kondisi keuangan menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,556 dengan tingkat
signifikan 0,218 dan dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan yang diukur oleh Altman Z-
Score tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini berarti jika kondisi keuangan
naik, maka dalam performa perusahaan ditentukan oleh perusahaan itu sendiri. Kondisi keuangan
tidak memberikan pengaruh pada keputusan pada pemberian opini audit going concern. Auditor
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
df
Sig.
1
14,345
8
,073
771
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
tidak hanya bergantung pada kondisi keuangan perusahaan ketika membuat penilaian ataupun
opini audit, namun juga mempertimbangkan faktor perekonomian perusahaan sekarang dan yang
akan datang.
Menurut (Imani et al., 2017) menyatakan bahwa kondisi keuangan yang buruk atau baik
bukanlah penentu atau faktor akan penerimaan opini audit going concern dan auditor tidak dapat
memprediksi atau memberikan opini apa yang akan terjadi di lu)ar perusahaan yang selalu
berubah-ubah untuk memberikan opini audit going concern maupun opini audit non going
concern. Dalam kaitannya dengan agency theory, auditor sebagai pihak ketiga independen akan
melakukan assesment secara menyeluruh sebelum menyampaikan opini audit kepada manajemen
perusahaan. Dalam kaitannya dengan signaling theory, jika laporan keuangan yang dikeluarkan
perusahaan bagus, maka auditor perlu melakukan pengecekan terlebih dahulu secara menyeluruh
sebelum memberikan opini dalam laporan auditor independen. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni & Pertiwi, 2022) yang mengemukakan bahwa kondisi
keuangan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
2. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going concern
Ketika perusahaan memiliki rasio pertumbuhan yang negatif, maka keberlangsungan
perusahaan akan tidak stabil dan mengalami kesulitan untuk memperoleh profit yang lebih besar.
Kemungkinan perusahaan bertahan akan semakin kecil sehingga mampu menyebabkan
perusahaan mendapatkan opini audit going concern.
Kaitannya dengan agency theory, perusahaan dan manajemen akan berupaya untuk
memberikan kinerja terbaiknya agar perusahaan tersebut mampu mendapatkan profit sebesar-
besarnya sehingga kemungkinan opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor dapat
diminimalisir. Kaitannya dengan signaling theory, bisnis dengan pertumbuhan perusahaan positif
dapat dijadikan faktor penentu yang mampu menjadi penanda bahwa perusahaan tidak akan
menerima opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ayuningtyas,
2018) dan (Charles, 2021) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh variabel independen yaitu
accounting comparability, environmental responsibility, cash ratio, dan dividend yield, terhadap
variabel dependen yaitu earning persistence. Populasi data yang digunakan adalah perusahaan dalam
sektor industri high profile dengan jenis data sekunder bersumber dari laporan keuangan perusahaan.
Sampel yang didapat dari pelaksanaan purposive sampling terdiri atas dua belas perusahaan dari tahun
2016 hingga 2020. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian dari empat variabel bebas didapatkan
adanya pengaruh signifikan dan positif antara dua variabel penelitian yaitu variabel environmental
responsibility dan cash ratio terhadap earnings persistence perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R., & Ridwan, R. (2019). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan Dan Reputasi Kap Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 4(2), 286303.
Amalia, R. (2019). Pengaruh reputasi auditor, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan terhadap
opini audit going concern. SKRIPSI-2019.
Ayuningtyas, R. (2018). Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan
Opini Audit Going Concern. Fakultas Ekonomi Unissula.
Charles, A. K. K. (2021). The Effect of Company Size, Company Growth, Financial Conditions, Debt
Default and Audit Opinion 2016-2019 on Going Concern Audit Opinions (Empire Study of
Trading Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange).
772
Ima Listyaningrum, Sofie
Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Bumn Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2017-2021
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Febrianti, A., & Rahmawati, I. D. (2022). The Effect of Financial Condition, Audit Tenure, and
Previous Year’s Audit Opinion on Going Concern Audit Opinions on Manufacturing Companies
Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. Indonesian Journal of Innovation Studies,
17, 1021070.
Halim, K. I. (2021). Pengaruh Leverage, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Owner: Riset Dan Jurnal
Akuntansi, 5(1), 164173.
Hinarno, E., & Osesoga, M. S. (2016). Pengaruh Kualitas Auditor, Kondisi Keuangan, Kepemilikan
Perusahaan, Disclosure, Pertumbuhan Perusahaanm dan Debt Default terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern. Ultima Accounting: Jurnal Ilmu Akuntansi, 8(2), 89110.
Imani, G. K., Nazar, M. R., & Budiono, E. (2017). Pengaruh Debt Default, Audit Lag, Kondisi
Keuangan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern. EProceedings of Management, 4(2).
Kusumawardhani, I. (2018). Pengaruh Kondisi Keuangan, Financial Distres, Profitabilitas Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Buletin Ekonomi, 16(1), 121136.
Mukhtaruddin, M., Ubaidillah, U., Dewi, K., Hakiki, A., & Nopriyanto, N. (2019). Good corporate
governance, corporate social responsibility, firm value, and financial performance as moderating
variable. Indonesian Journal of Sustainability Accounting and Management, 3(1), 5564.
Purba, M. P. (2017). Asumsi Going Concern.
Putri, B. R. (2018). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan pertumbuhan perusahaan,
terhadap opini audit going concern. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah.
Rosini, I. (2017). Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Kondisi Keuangan terhadap Opini
Audit Going Concern. Journal of Applied Accounting and Taxation, 2(2), 123133.
Satria, D. N., Ali, S., & Yohana, D. (2018). The Effect of Financial Condition, Audit Quality and
Disclosure on Going Concern Modified Audit Opinion After the Application of SA 570 for
Service Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange Period 2013-2017. International
Journal of Progressive Sciences and Technologies (IJPSAT), 11(1), 6168.
Susilawati, E. (2019). Analysis of Company’s Financial Condition, Growth, Size and Reputation of the
Public Accountant Firms on Going Concern Opinion. 1st International Conference on
Economics, Business, Entrepreneurship, and Finance (ICEBEF 2018), 417419.
Wahyuni, R., & Pertiwi, D. A. (2022). Pengaruh Kondisi Keuangan, Disclosure, Opini Audit pada
Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan
Wholesale and Retail Trade di BEI Tahun 2019-2020). JFAS: Journal of Finance and Accounting
Studies, 4(1), 2941.
Wardayati, S. M., Sulistiyo, A. B., Junusi, R., & Untsa, L. (2017). Impact of Companies’ Financial
Condition and Growth toward Acceptance of Going Concern Audit Opinion: Empirical Study at
Company Listed in the Jakarta Islamic Index (JII). Accounting and Finance Review (AFR) Vol,
2(3).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License