2774-5147
organisasi harus mampu (kompeten) dalam menyelesaikan tugas yang diembannya.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah menjadi kegiatan yang krusial tidak hanya bagi
roda pemerintahan, namun juga bagi kesejahteraan rakyat. Pemerintah telah memberikan
perhatian besar terhadap kualitas PBJ sejak masa reformasi dengan diterapkannya sistem
pengadaan berbasis elektronik (E-Procurement). Pembangunan sistem apapun itu selalu
menuntut kualitas SDM yang mumpuni. Teknologi dengan spesifikasi mutakhir sekalipun tidak
akan berguna di tangan mereka yang tidak bisa memanfaatkannya.
Kompetensi secara luas tidak hanya mengukur kemampuan dan keterampilan, namun juga
etika dan akhlak (attitude). Sistem yang maju memang mampu membatasi ruang gerak
kecurangan, namun tidak akan dapat menghilangkannya. Kualitas PBJ yang bersih dan akuntabel
ditentukan pula oleh akhlak para pengelolanya. Tidak ada sistem yang sempurna. Setiap sistem
memiliki celah yang selalu memberi ruang bagi kebocoran. Satu-satunya yang dapat menambal
celah tersebut adalah akhlak para pamangku kepentingan yang berperan di balik sistem.
Selain itu, kompetensi juga berkaitan dengan motivasi. Semakin besar motivasi yang
dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan tanggung jawabnya, akan semakin baik pula hasil
kerjanya. Motivasi bisa datang dari mana saja. Salah satu motivasi terbesar manusia datang dari
aspek ekonomi. Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan pertama seorang
manusia adalah pemenuhan fisiologi, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar sandang, pangan, dan
papan. Setelah manusia merasa kenyang dan nyaman di dalam rumah, kebutuhan mereka akan
meningkat menjadi rasa aman (Kadji, 2012). Begitu seterusnya hingga manusia termotivasi untuk
melakukan aktualisasi diri. Manusia akan menghasilkan kualitas pekerjaan paling baik ketika
mereka tidak lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, namun untuk
mengaktualisasikan diri mereka. Semakin tinggi insentif yang diberikan kepada seorang pegawai,
akan semakin tinggi motivasi bekerja mereka.
Henry Ford adalah salah satu orang yang pertama kali membuktikan bahwa motivasi untuk
bekerja sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan. Pada tahun 1914, Henry Ford melakukan
kebijakan mengejutkan dengan menaikkan upah karyawannya sebesar 2 kali lipat . Selain itu,
Ford membatasi jam kerja karyawan menjadi 8 jam kerja, yang pada waktu itu bukan merupakan
hal lazim. Hasilnya, perusahaan Ford berhasil merekrut karyawan terbaik yang memiliki motivasi
tinggi untuk produktif . Hanya selang satu tahun sejak kenaikan upah tersebut, laba bersih Ford
meningkat lebih dari 20%. Jika pada waktu itu Ford hanya berfokus membangun pabrik canggih
dengan assembly line-nya yang terkenal itu tanpa memperhatikan kesejahteraan karyawan,
mungkin akan terdapat gap antara kapasitas produksi pabrik dengan produk yang dihasilkan
karena tidak ada karyawan yang berkompeten untuk memanfaatkannya (Sutrisno, 2019).
Pada akhirnya, kompetensi SDM selalu signifikan mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan,
tanpa terkecuali dalam PBJ pemerintah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi
SDM berpengaruh terhadap kualitas PBJ pada Badan Kepegawaian Negara.
2. Pengendalian Intern berpengaruh positif terhadap Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa
pada Badan Kepegawaian Negara
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kualitas pengadaan barang dan jasa pada Badan Kepegawaian Negara.
Nilai koefisen regresi variabel pengendalian intern berada di angka 0,156. Meskipun relatif lebih
kecil daripada koefisien regresi variabel kompetensi SDM, pengaruh ini masih terbilang besar.
Telah menjadi teori yang diterima umum bahwa pengendalian intern dapat membantu sebuah
organisasi untuk bergerak mencapai tujuannya. Pada penelitian ini, tujuan pengadaan barang dan
jasa terbukti dipengaruhi oleh bagaimana sebuah organisasi menerapkan pengendalian intern.
Pencapaian tujuan organisasi sebagian besar ditentukan oleh bagaimana SDM-nya
bergerak dan bagaimana sistem pengendalian intern-nya dibangun. Pengendalian intern dan SDM
merupakan komponen yang saling berkaitan. Seperti sebuah pesawat yang terbang ke suatu
tujuan, pengendalian intern bagaikan air traffic controller (ATC) yang memandu pilot untuk
memastikan pesawat berada pada jalur yang tepat. Dalam sebuah organisasi, pengendalian intern
berfungsi sebagai pengawas dan pembimbing (assurance and consulting) agar risiko dan