2774-5147
kewarganegaraan organisasi adalah membantu rekan kerja, sukarela melakukan kegiatan ekstra di
tempat kerja, menghindari konflik dengan rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai
peraturan yang berlaku di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal/menyenangkan di tempat
kerja, memberi saran-saran yang membangun di tempat kerja, serta tidak membuang-buang waktu di
tempat kerja Robbins, (Purba & Seniati, 2004).
Organisasi menuntut karyawan agar dapat memenuhi perilaku yang sesuai (in-role) dengan tugas
yang ditentukan, namun perusahaan juga membutuhkan dan menginginkan karyawan yang berperilaku
kerja di luar tanggung jawab formal (extra-role). Beberapa contoh kinerja extra-role adalah membantu
teman sekerja yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan, mencegah terjadinya ancaman bahaya yang
merugikan perusahaan atau organisasi, perilaku menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat kerja,
atau menyelesaikan pekerjaan melebihi standar yang dituntut (Garay).(Empati et al., 2015).
Perilaku kewarganegaraan organisasi dapat diartikan peranan individu yang melebihi tuntutan
peran di tempat kerja. Perilaku kewarganegaraan organisasi merupakan bagian dari perilaku organisasi.
Dasar kepribadian untuk Perilaku kewarganegaraan organisasi merefleksikan ciri karyawan yang
koorporatif, suka menolong, perhatian dan sungguh-sungguh. Dalam (Deskiana, 2019) Organ
berpendapat bahwa Perilaku kewarganegaraan organisasi merupakan perilaku individu yang ekstra,
yang tidak secara langsung atau eksplisit dapat dikenali dalam suatu sistem kerja yang formal, dan yang
secara agregat mampu meningkatkan efektivitas fungsi organisasi. Perilaku kewarganegaraan
organisasi memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan komunitasnya, transformasi sumber daya,
keinovasian dan keadaptasian serta kinerja organisasi secara keseluruhan termasuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengerahan sumber daya langka, waktu dan pemecahan masalah di antara unit-
unit kerja dengan cara kolektif dan interdependensi.Perilaku tersebut tidak akan mendapat imbalan
langsung atau sanksi baik dilakukan atau tidak, namun sikap konstruktif yang ditunjukkan karyawan
melalui PKO akan memberikan penilaian positif (Ulum, 2016).
Faktor‐faktor yang mempengaruhi Perilaku Kewarganegaraan Organisasi, adalah faktor
kepribadian .Organisasi mengharapkan kinerja karyawan yang semaksimal mungkin untuk mencapai
keunggulan organisasi sehingga mampu bersaing dalam dunia industri. Karena pada akhirnya kinerja
karyawan mempengaruhi kemajuan organisasi secara keseluruhan (Novira & Martono, 2015). Untuk
pencapaian tujuan, organisasi menuntut karyawan melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.
Hampir semua organisasi diseluruh dunia telah bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja
dalam tim (work teams). Efektivitas dan kinerja tim ditentukan oleh kemampuan individu untuk
berkomunikasi secara terbuka, jujur, mau bekerja sama, berbagi informasi, menghargai setiap
perbedaan yang ada, mampu menyelesaikan konflik serta dapat menekan kepentingan pribadi demi
kepentingan tim. Kemampuan harus dimiliki oleh setiap individu yang bekerja dalam tim termasuk
keterampilan interpersonal. Keterampilan tersebut dapat ditunjukkan oleh individu yang peduli
terhadap individu lain yang berusaha menampilkan yang terbaik melebihi yang organisasi harapkan.
Menurut (Mangundjaya, 2012), menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan sosio emosional
dan menilai keuntungan dari peningkatan usaha dalam bekerja, karyawan membentuk persepsi umum
mengenai sejauhmana organisasi menghargai kontribusinya dan peduli terhadap kesejahteraannya yang
disebut sebagai persepsi dukungan organisasi. Kepedulian karyawan terhadap organisasi dan
pencapaian tujuan organisasi tersebut dapat ditunjukkan dengan menampilkan sikap positif dan perilaku
kerja yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi. Dukungan yang diberikan oleh
organisasi akan menciptakan persesi karyawan.
Individu dalam organisasi dikatakan baik tidak dilihat dari kemampuan saja melainkan dari
kepribadiannya pula. Kepribadian individu dalam oraganisasi sangat bervariasi, hal ini dipostulatkan
membentuk variasi perilaku dalam organisasi, termasuk perilaku kerja. Walaupun tiap organisasi
memiliki uraian tugas, SOP dan struktur organisasi, variasi kepribadian individu dalam organisasi
membuat kecenderungan variasi perilaku kerja yang beragam. Kepribadian merupakan dimensi dari
kepribadian yang merupakan kecenderungan emosional, kognitif dan tingkah laku, yang bersifat
menetap dan ditampilkan individu sebagai respon terhadap berbagai situasi lingkungan. Kepribadian
adalah kombinasi dari karakteristik fisik dan mental merupakan indikasi tentang bagaimana seorang
individu melihat, berpikir, berperilaku dan terasa (Rashidi & Tafreshi, 2015).
Perlakuan-perlakuan yang diterima oleh karyawan akan ditangkap sebagai stimulus dan