2774-5147
Commerson) adalah jenis ikan laut yang merupakan kelompok ikan laut pelagis yang digemari oleh
masyarakat (Wahyudi & Maharani, 2017). Ikan tenggiri banyak ditemukan di berbagai daerah pelautan,
namun di indonesia ikan ini paling banyak ditemukan di Gorontalo (Yuniarti et al., 2021). Secara fisik
ikan tenggiri memiliki daging yang tebal, keunggulan lainnya adalah ikan tenggiri juga memiliki tekstur
yang kenyal tapi lembut, rasanya yang gurih juga menjadi nilai tambah sehingga banyak dijadikan
berbagai jenis makanan olahan laut (Kristanto, 2018). Ikan tenggiri dapat dikelompokan sebagai lauk
pauk yang disajikan dalam berbagai cara, seperti digoreng atau dibakar dan sebagai bahan olahan juga
dipergunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan siomay, pempek, otak-otak, tekwan, kerupuk dan
berbagai makanan khas Indonesia lainnya (Kondolele et al., 2022). Pemanfaatan ikan tenggiri yang luas
di Indonesia, dapat diasumsikan bahwa banyak limbah ikan yang dihasilkan dari ikan tenggiri. Tulang
ikan adalah salah satu bentuk limbah atau sisa yang dihasilkan dar pengolahan ikan. Tulang ikan
memiliki kandungan kalsium, Fosfor, dan Karbonat (Bakhtiar et al., 2019). Tulang ikan tenggiri
memiliki tekstur yang keras sehingga sulit untuk dimanfaatkan secara langsung dalam proses
pembuatan berbagai makanan, Salah satu upaya pemanfaatan tulang ikan adalah dengan mengolah
tulang ikan tenggiri menjadi tepung.
Penelitian yang dilakukan oleh (Putri & Nugroho, 2019) menyebutkan kandungan gizi dalam 100
gram tepung tulang ikan tenggiri terdiri dari kalsium, sebesar 0,403 gr / setara 403 mg, kandungan
protein sebesar 40,33 gr, kandungan lemak sebesar 21.51 gr dan karbohidrat sebesar 4,77 g. sementara,
Hasil uji proksimat tepung tulang ikan tenggiri dalam 100 gr menunjukkan bahwa terdapat kandungan
air sebesar 1.28 gr, abu sebesar 27.49 gr, kandungan protein di dalam tepung tulang ikan tenggiri cukup
tinggi yakni sebesar 40.35 gr. Kandungan lemak sebesar 21.51 gr dan karbohidrat 4.77 gr. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil kalsium tepung tulang ikan tenggiri sebesar 0,403 gr
atau setara dengan 403 mg. Dengan adanya potensi tersebut, tepung tulang ikan tenggiri dapat dijadikan
bahan makanan yang memiliki sumber kalsium.
Pada penelitian (Putri & Nugroho, 2019) dengan judul “ pemanfaatan tepung tulang ikan tenggiri
untuk meningkatkan daya terima dan kandungan kalsium biskuit dan opak singkong” menjelaskan
bahwa tepung tulang ikan tenggiri dapat ditambahkan dalam pembuatan biskuit dan opak singkong.
Karena memanfaatkan tepung tulang ikan tenggiri yang mengandung tinggi kalsium. Hasil penelitian
menunjukan bahwa konsentrasi penambahan tepung tulang ikan tenggiri yang paling disukai oleh
panelis pada produk biskuit dengan konsentrasi penambahan tepung tulang ikan tenggiri sebesar 5%
dengan kandungan kalsiu 0,72% dan produk opak singkong dengan penambahan tepung tulang ikan
tenggiri sebesar 20% dengan kandungan kalsium sebesar 0,131% (Akbar et al., 2021). Sudah terdapat
produsen yang khusus mengolah limbah tulang ikan tenggiri menjadi tepung tulang ikan tenggiri.
Pramesti Malima Energi Fokus Sejahtera (PMEFS) merupakan salah satu UMKM yang memanfaatkan
sisa produksi ikan tenggiri yang berlokasi di Palangkaraya, Kalimantan tengah. Saat ini, produsen masih
berproduksi. Namun, penjualan tepung tulang ikan tenggiri yang diproduksi masih terbilang rendah.
Hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengetahuan masyarakat untuk mengolah tepung tulang ikan
tenggiri menjadi aneka produk. Salah satu inovasi pemanfaatan tepung tulang ikan tenggiri yaitu dapat
dijadikan sebagai crackers sayur.
Crackers sayur dipilih sebagai salah satu jenis makanan yang ditambahkan tepung tulang ikan
tenggiri karena mudah dibuat dalam skala rumah tangga maupun industri. Bahan utama crackers sayur
adalah tepung terigu sehingga menyebabkan crackers sayur mengandung karbohidrat yang tinggi dan
rendah kalsium (Jamaluddin, 2018). Tercatat dari kemasan crackers sayur yang diperjual belikan saat
ini, kandungan kalsium pada crackers sayur hanya dapat memenuhi 5-8% AKG kalsium per takaran
saji. Fortifikasi suatu bahan pangan dengan cara penambahan bahan yang mengandung kalsium dapat
mengatasi rendahnya kalsium pada crackers sayur. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk
memanfaatkan tepung tulang ikan tenggiri pada pembuatan crackers sayur, diharapkan dapat
memperkaya nilai gizi crackers sayur terutama kalsium dan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari
tepung tulang ikan tenggiri.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang
bertujuan untuk memperoleh hasil terbaik dari crackers sayur dengan penambahan tepung tulang ikan