2774-5147
kotoran yang di hasilkan ternak domba di Pulau Kisar sangatlah rendah bila dibandingkan
dengan teori yang ada. Produksi kotoran domba tergantung pada banyaknya jumlah ternak
domba yang dipelihara serta lamanya musim tanam.
Pemakaian kotoran domba dilakukan berdasarkan pengalaman yang ada, dimana
penggunaannya untuk dua musim tanam sebesar 7,168 Ton/ha/tahun. Dari luas areal
perkebunan jagung di Pulau Kisar sebesar 52 ha, maka kebetuhan kotoran yang dapat
digunakan sebayak 372,736 Ton/Tahun. Berdasarkan data tersebut di atas terdapat
kelebihan kotoran sebanyak 11.338,873 Ton/Tahun. Kelebihan tersebut disebabkan karena
peternak belum memanfaatkan kotoran tersebut dengan maksimal, selain itu penggunaannya
hanya diberikan kepada tanaman jagung tidak kepada tanaman pangan lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, 44% peternak berumur
31 – 50 tahun, 56% berpendidikan SD, 65%, petani sebagai pekerjaan pokok 65% dan peternak
hanya sebagai sampingan 11%, dan skala prioritas peternak melakukan kegiatan ini yaitu
pertama untuk menambah pendapatan, penghasil pupuk organik, sebagai ternak adat dan untuk
tabungan. Dan Produksi kotoran ternak domba selama satu tahun adalah sebesar 11.711,609
ton/ekor/tahun, namun tingkat pemanfaatannya untuk tanaman pangan jagung hanya sebanyak
372,736 Ton/Tahun sehingga kelebihan 11.338,873 Ton/Tahun yang disebabkan karena
penggunaannya hanya pada tanaman jagung dan tidak pada tanaman lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M. Z. (2022). Estimasi Ripitabilitas Dan Most Probable Producing Ability (MPPA)
Induk Domba Sapudi Berdasarkan Pertambahan Bobot Badan Harian Anak Domba Dari
Lahir Sampai Prasapih Dan Sapih.
Dadi, D. (2021). Perbedaan Tingkat Palatabilitas Domba Pada Pakan Hasil Fermentasi Dan
Rumput Segar.
Juarsah, I. (2014). Pemanfaatan Pupuk Organik Untuk Pertanian Organik Dan Lingkungan
Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik. Bogor, 18–19.
Liko, E. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Tanaman
Hortikultura Sayuran Di Kecamatan Tarakan Timur.
Mail, D. A. A., Fahmi, N. F., Putri, D. A., & Hakiki, M. S. (2021). Kebijakan Pemotongan Sapi
Di RPH (Rumah Potong Hewan) Dalam Kaitannya Dengan Prinsip Manajemen Halal
Dan HACPP (Hazard Analysis Critical Control Point). Halal Research Journal, 1(1), 20–
38.
Peternakan, D. (2020). Buku Statistik Peternakan Dan Kesehatan Hewan Tahun 2020.
Purba, B., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Sari, D. P., Klara, A., Damanik, D., Faried, A. I.,
Lie, D., Fazira, N., & Rozaini, N. (2021). Ekonomi Pembangunan. Yayasan Kita
Menulis.
Qisthi, R. T., Novita K, N. K., Khatima, H., & Chamila, A. (2021). Pengendalian Hama Dan
Penyakit Tanaman Pangan Dan Hortikultura. Universitas Negeri Makassar.
Rusdiana, S., & Maesya, A. (2017). Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Pangan Di
Indonesia. Agriekonomika, 6(1), 12–25.
Sarief, E. S. (1986). Kesuburan Dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung,
182.
Soepardi, G. (1983). Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Sugiyono, P. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 28,