901
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
ANALISIS PERBANDINGAN STRUKTUR ATAS DENGAN STRUKTUR
GABUNGAN PADA PERANCANGAN STRUKTUR MENARA SUAR YANG
DIKOMBINASIKAN DENGAN VTS (VESSEL TRAFFIC SERVICES)
TANJUNG JABUNG
Heri Yanuar Tabar, Ignatius Sudarsono, Fauzia Mulyawati
Universitas Langlangbuana Bandung
Email : heri.yanuar.t@gmail.com, ignazsd2@gmail.com, ocidfauzia@gmail.com
Abstrak
Menara suar Tanjung Jabung merupakan menara suar dengan ketinggian 40m yang
terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Perencanaan struktur
bangunan tetap mengacu pada standar Kementerian Perhubungan. Jurnal ini berfokus
pada perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur setelah analisis struktur (struktur
atas dan bawah) yang digabungkan pada perancangan struktur bangunan menara suar
yang di kombinasikan fungsinya dengan menara VTS (Vessel Traffic Services).
Desain struktur bangunan untuk kombinasi fungsi menara dengan desain sistem
rangka ganda dengan acuan SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung. Analisis gempa menggunakan analisis statik ekivalen
berdasarkan SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (Koreksi). Analisis beban tsunami
mengacu pada SNI 1727:2020 tentang Beban Desain Minimum Dan Kriteria Terkait
Untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Analisis struktur atas dan struktur
gabungan menggunakan aplikasi ETABS, analisis struktur bawah untuk analisis tiang
tunggal menggunakan ENSOFT LPile dan analisis grup pile menggunakan ENSOFT
Group Pile. Dari hasil analisis struktur gabungan diperoleh perubahan-perubahan pada
partisipasi massa, periode desain, koefisien respon seismik, berat seismik efektif, gaya
geser gempa statik ekivalen, gaya geser gempa dynamic response spectrum dan
perubahan pada p-delta.
Kata kunci: Analisis Struktur, Menara Suar Kombinasi, Struktur Gabungan, VTS..
Abstract
Tanjung Jabung lighthouse is a lighthouse tower with a height of 40m located in East
Tanjung Jabung Regency, Jambi Province. Planning of building structures still refers
to the standards of the Ministry of Transportation. This journal focuses on the changes
that occur in the structure after the analysis of the structure (upper and lower structures)
which are combined in the design of the structure of the lighthouse which is combined
with its function with the VTS (Vessel Traffic Services) tower. Design of building
structures for a combination of tower functions with a double frame system design with
reference to SNI 2847:2019 concerning Requirements for Structural Concrete for
Buildings. Earthquake analysis uses equivalent static analysis based on SNI 1726:2019
concerning Procedures for Planning Earthquake Resistance for Building and Non-
Building Structures (Correction). The tsunami load analysis refers to SNI 1727:2020
concerning Minimum Design Loads and Related Criteria for Buildings and Other
Structures. Analysis of the superstructure and combined structure using the ETABS
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
902
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
application, analysis of the substructure for single pile analysis using ENSOFT LPile
and pile group analysis using ENSOFT Group Pile. From the results of the combined
structure analysis obtained changes in mass participation, design period, seismic
response coefficient, effective seismic weight, equivalent static earthquake shear,
dynamic response spectrum earthquake shear and changes in p-delta
Keywords : Structural Analysis, Combination Lighthouse, Combined Structure, VTS
PENDAHULUAN
Guna mendukung keselamatan, keamanan dan kelancaran pelayaran maka, dibutuhkan
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP). Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah peralatan
atau sistem yang berada di luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan
keselamatan dan efisiensi bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal (Kementerian
Perhubungan, 2011).
Jenis-jenis SBNP bermacam-macam seperti menara suar, rambu suar, pelampung suar,
tanda siang atau day mark, rambu radio, rambu radar (radar beacon) dan Sistem Identifikasi
Otomatis (Automatic Identification System/AIS) (ANDRI, 2019).
Struktur bangunan sebuah mercusuar umumnya terbuat dari material rangka baja siku,
pasangan batu, pasangan bata dan beton bertulang. Direktorat Kenavigasian telah
mengeluarkan standar bangunan mercusuar dengan tinggi menara yang bervariatif mulai dari
menara suar dengan tinggi 10 m hingga menara suar dengan tinggi 40 m dan sistem struktur
yang digunakan adalah sesuai dengan SNI 2847:2019 adalah Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus atau SRPMK (Lailatul, 2019).
Berbeda dengan bangunan menara suar, Direktorat Kenavigasian belum mengeluarkan
standar bangunan untuk menara VTS, tentunya ada syarat-syarat tertentu yang harus dapat
dipenuhi oleh sebuah bangunan menara VTS. Diantaranya adalah harus dapat mengakomodir
peralatan-peralatan VTS seperti radar, antena, baterai, komputer dan peralatan-peralatan
lainnya, serta harus mempunyai ruangan yang dapat mengakomodir operator-operator VTS
saat bekerja dan harus berada di ketinggian tertentu serta tentu ruang operator VTS harus
mempunyai jarak visual yang sesuai dengan kondisi lokasi dimana menara VTS tersebut
dibangun (Hakim, 2010). Sehingga, dalam perhitungan pembebanannya tentu akan berbeda
dengan menara suar yang biasa (Khozin et al., 2008).
Selain itu, menara VTS harus dilengkapi sarana lift untuk kemudahan akses para
operator VTS ke ruangan kerjanya yang dalam hal ini berada pada ketinggian tertentu. Dengan
adanya lift yang membutuhkan corewall sebagai strukturnya maka, sistem struktur bangunan
yang digunakan pun berubah, dari SRPMK menjadi sistem ganda, dan sistem ini sejauh
pengetahuan penulis, khususnya di Indonesia, belum terdapat perancangan atau penelitian
tentang menara suar atau penggabungan dengan struktur menara VTS dimana struktur dengan
sistem ganda tersebut seringnya terdapat pada bangunan gedung (Afwa & Dacrea, 2008; Eka
Partama, 2019; H. Eka, 2011).
Menara VTS seringnya didapati di pelabuhan-pelabuhan utama atau besar dan atau pada
wilayah yang mempunyai lalu lintas kapal yang padat. Karena letak menara VTS berada di
pinggir pantai, maka pada perhitungan pembebanan perlu disertakan pembebanan tsunami dan
angin ekstrim (Bandara & Dias, 2012; Rifqi et al., 2019; Wahid & Habibella, 2016).
903
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Pada skripsi yang berjudul Perancangan Struktur Menara Suar Yang Dikombinasikan
Dengan VTS (Vessel Traffic Services) TANJUNG JABUNG” diperoleh desain perancangan
struktur untuk kombinasi menara suar dengan menara VTS. Tujuan dalam penelitian ini adalah
mendapatkan perbandingan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur secara
keseluruhan yang diperoleh dari analisis struktur atas dan struktur gabungan
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada studi ini bersifat deskriptif dan
menggunakan analisis. Sehingga metode penelitian yang digunakan termasuk ke dalam
kategori deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Provinsi Jambi. Akses menuju lokasi Menara Suar Tanjung Jabung dapat ditempuh dalam
beberapa tahapan perjalanan, yaitu dari pusat Kota Jambi menuju pelabuhan speed melalui
jalur darat selama ± 3 Jam, selanjutnya dari Pelabuhan Speed menuju Desa Itik ditempuh
melalui jalur Laut/ Sungai dengan lama perjalanan ± 2 jam dan dilanjutkan dengan perjalanan
darat menuju lokasi Menara Suar Tanjung Jabung dengan lama perjalanan ± 30 menit.
Metode pengambilan data dalam penelitian ini didapatkan dari wawancara, focus group
discussion dan analisis dokumen. Tidak terdapat data primer pada penelitian ini, seluruh data
sekunder yaitu data tanah dan angin diperoleh dari PT. Delta Maratama Globalindo.
Gambar 1 Diagram Alir Kegiatan
Sumber: Hasil Analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Struktur Atas
a. Analisis Modal
Analisis modal bertujuan untuk mengetahui perioda atau waktu alami struktur dan
mengevaluasi perioda yang didapat dengan perioda ketentuan pada SNI 1726-2019
(NUGRAHA, 2021). Nilai perioda alami gedung didapat setelah semua beban yang
membebani struktur dengan syarat-syarat yang berlaku. Prosedur analisis modal
dijelaskan berdasarkan poin-poin dibawah ini.
b. Partisipasi Massa
Pada SNI 1726-2019 Pasal 7.9.1.1 disebutkan bahwa, analisis harus dilakukan untuk
menentukan ragam getar alami untuk struktur (SETIAWAN, 2021). Analisis harus
menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam
terkombinasi sebesar 100 % dari massa struktur. Sebagai alternatif, analisis diizinkan
untuk memasukkan jumlah ragam yang minimum untuk mencapai massa ragam
terkombinasi paling sedikit 90 % dari massa aktual, hal ini agar beban gempa dapat
terwakilkan. Pada running analisis dicoba dengan menggunakan 100 mode pada analisis
dan diperoleh massa ragam terkombinasi diatas diatas 90% pada mode 44. Hingga mode
904
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
ke 100 tidak terdapat perubahan partisipasi massa yang signifikan (Sholeh, 2021). Berikut
ini adalah hasil running analisis partisipasi massa ragam pada struktur Menara Suar
Kombinasi VTS Tanjung Jabung .
Gambar 1. Torsi dan rotasi
Gambar 2. Defleksi arah y
Gambar 3. Defleksi arah z
Gambar 4. Resultan Defleksi
0
0,1
0,2
0,3
0200 400 600 800
Rotation (rad)
Torque (kN-m)
Pos. 1
Neg. 1
0,020
0,021;
0,000
0,020;
0,000
0,0
10,0
20,0
30,0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03
Distance from
PileTop (m)
Deflection z dir (m)
Pile #9
Pile #19
0,004;
0,000
0,00
10,00
20,00
30,00
0 0,002 0,004 0,006
Distance from PileTop
(m)
Resultant Deflection (m)
Pile #9
905
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Gambar 5. Momen arah z
Gambar 6. Momen arah y
Gambar 7. Resultan momen
Gambar 8. Gaya geser arah y
Gambar 9. Gaya geser arah z
-56,46;
0,00
15,42; 8,25
0,00
10,00
20,00
30,00
-100 -50 0 50
Distance from
PileTop (m)
Moment z dir (kN-m)
Pile #10
-53,59;
0,00
20,01; 6,75
0,00
10,00
20,00
30,00
-100 -50 0 50
Distance from PileTop
(m)
Moment y dir (kN-m)
Pile #16
69,52; 0,00
0
10
20
30
050 100
Distance from
PileTop (m)
Resultant Moment (kN-m)
Pile #9
17,24; 0,00
-7,45;
10,75
0,00
10,00
20,00
30,00
-10 0 10 20
Distance from
PileTop (m)
Shear y dir (kN)
Pile #10
21,93; 0,00
-7,07;
10,25
0,00
10,00
20,00
30,00
-20 020 40
Distance from
PileTop (m)
Shear z dir (kN)
Pile #16
906
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Gambar 10. Resultan gaya geser
Gambar 11. Soil reaction arah y
Gambar 12. Soil reaction arah z
Gambar 13. Resultan soil reaction
Tabel 1. Rekapitulasi reaksi tiang pada kombinasi pembebanan
Beban
Beban Axial

Pull Out

Bending
Moment
Defleksi
Lateral
Syarat
Defleksi
Lateral
Maximal
Kapasitas
Pull
Out
Kapasitas

Layan
929.91
1302.40
No
data
930.095
-53.589
0.003
0.006
Ultimit
1822
2170.667
No
data
930.095
-76.468
0.007
0.012
Gempa
1444.220
1628.00
466
930.095
-108.27
0.021
0.025
25,975;
0,000
0
10
20
30
010 20 30
Distance from
PileTop (m)
Resultant Shear (kN)
Pile #16
-5,23;
11,25
8,84;
10,50
0,00
10,00
20,00
30,00
-10 0 10
Distance from
PileTop (m)
Soil Reaction y dir (kN/m)
Pile #13
Pile #29
5,65;
10,25
-5,11;
11,25
0,00
10,00
20,00
30,00
-10 -5 0 5 10
Distance from
PileTop (m)
Soil Reaction z dir (kN/m)
Pile #9
Pile #38
0
10
20
30
0 5 10 15
Distance from
PileTop (m)
Resultant Soil Reaction (kN/m)
Pile #29
907
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Kuat
Tabel di atas adalah analisis kapasitas tiang tunggal pada Menara Suar Kombinasi VTS
berdasarkan data tanah investigasi lapangan dan laboratorium. Terdapat lapisan tanah lempung
lunak hingga kedalaman 12 meter dan tanah keras berada pada kedalaman 20 meter ke bawah
sehingga kedalaman tiang minimum bored pile untuk mencapai daya dukung izin akibat beban
layan, beban ultimit, dan beban gempa kuat yang memenuhi adalah sedalam 25 meter tertanam.
2. Analisis Struktur Gabungan
Analisis struktur gabungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi ETABS.
Pemodelan analisis struktur gabungan hanya menambahkan model bored piles dengan
konfigurasi yang sesuai dengan hasil analisis pada aplikasi Group Pile. Untuk
mensimulasikan respon tahanan tanah pada model ETABS, digunakan spring dengan
interval 1 meter dengan kedalaman 25 meter. Nilai-nilai respon tanah tersebut diperoleh dari
hasil analisis tiang tunggal pada aplikasi LPile.
(a) Struktur atas
(b) Struktur gabungan
Gambar 14. Model struktur
Pada hasil dari analisis struktur gabungan, terdapat perubahan respon struktur dan partisipasi
massa. Selain itu, juga terdapat beberapa section properties yang overstress (O/S) pada analisis
struktur gabungan dan memerlukan modifikasi pada dimensinya.
Tabel 2. Modifikasi section properties
Komparasi
Section Properties
Semula
H 125x75x5
Menjadi
H 200x100x5.5
Selain itu, pada percobaan running analysis pertama, terdapat kegagalan pada struktur pondasi,
dimana pada ETABS disebutkan bahwa struktur mengalami kondisi ILL. Oleh karena itu,
dicoba diantisipasi dengan meningkatkan mutu beton dari 30 MPa menjadi 35 MPa. Setelah di-
running kembali, struktur menjadi stabil dan mampu menahan beban-beban kombinasi yang
diberikan.
3. Analisis Modal
908
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
A. Partisipasi massa
Dengan jumlah mode yang sama (100 mode) pada analisis modal, jumlah partisipasi massa
pada analisis struktur gabungan hanya mencapai 88.85%. Hal ini disebabkan karena 11.15%
massa merupakan massa dari tiang pondasi bored piles. Model perletakan berubah dari
semula fixed untuk 3 translasi dan 3 rotasi pada level Base (-2.4 m), menjadi spring pada
sepanjang bored piles (Level Pile pada -25.0 m). Oleh karena itu, evaluasi beban gempa dan
evaluasi simpangan antar tingkat atau p∆ perlu dilakukan kembali.
Tabel 3. Perbandingan partisi massa
Analisis
Mode
Periode
(sec)


Struktur Atas
(Sebelum)
1
1.243
0.6190
0.0000
0.6190
0.0000
2
1.192
0.0000
0.6213
0.6190
0.6213
100
0.021
0.0000
0.0000
0.9895
0.9912
Struktur Gabungan
(Sesudah)
1
1.641
0.5886
0.0001
0.5886
0.0001
2
1.601
0.0001
0.6005
0.5887
0.6006
100
0.019
0.0000
0.0000
0.8885
0.8885
B. Periode desain
Pada analisis struktur gabungan, nilai
menjadi lebih besar dari . Oleh karena itu,
nilai yang digunakan menjadi  . Yaitu sebesar  untuk arah x dan y.
Tabel 4. Perbandingan Perioda
Kondisi
Arah




Sebelum
x
0.987
1.382
1.223
y
0.987
1.382
1.192
Sesudah
x
0.987
1.382
1.641
y
0.987
1.382
1.601
C. Evaluasi beban gempa
Tabel 5. Koefisien respon seismic
Kondisi
Arah



Sebelum
x
0.0152
0.0493
0.0604
y
0.0152
0.0493
0.0620
Sesudah
x
0.0152
0.0493
0.0535
y
0.0152
0.0493
0.0535
Karena adanya modifikasi pada section properties seperti yang telah disebutkan pada Tabel 17,
sehingga berpengaruh pada level 7-11 dengan adanya penambahan massa. Selain itu, pada level
909
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
base dimana terdapat pile cap, bored piles dan dinding penahan tanah yang semula tidak
terhitung pada analisis struktur atas menjadi terhitung pada analisis struktur gabungan.
Rekapitulasi perubahan dan penambahan massa terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Perubahan berat seismic efektif
Story
Struktur Atas
(Sebelum)
Struktur Gabungan
(Sesudah)
Mass
Cumulative
Mass
Cumulative




Level 11
2860.06
2860.06
3229.655
3229.655
Level 9
46675.04
49535.1
46718.780
49948.435
Level 8a
205497.91
255033.01
205785.262
255733.697
Level 8
239229.65
494262.66
239818.353
495552.050
Level 7
139375.88
633638.54
139981.383
635533.433
Level 6
89066.72
722705.27
89066.724
724600.157
Level 5
91859.99
814565.26
91859.992
816460.149
Level 4
110044.13
924609.39
110044.133
926504.282
Level 3
120509.56
1045118.96
120509.562
1047013.844
Level 2
122536.35
1167655.31
122536.351
1169550.195
Level 1
126100.52
1293755.83
126100.524
1295650.719
Level 0
170537.95
1464293.78
170872.890
1466523.609
Level Pit
42340.55
1506634.33
42340.547
1508864.156
Level Base
n/a
n/a
621719.518
2130583.674
Jumlah
Kg
1506634.33
2130583.674
kN
14775.04
20893.888
Tabel 7. Perubahan pada gaya geser static ekivalen
Kondisi
Arah
󰇛󰇜
Sebelum
x
893.130
y
961.357
Sesudah
x
1117.823
y
1117.823
Tabel 8. Gaya geser gempa dynamic response spectrum
Kondisi
Arah
󰇛󰇜
Sebelum
x
740.4262
y
715.7434
Sesudah
x
856.189
y
871.914
4. Evaluasi simpangan antar tingkat
910
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Tabel 9. Simpangan antar tingkat arah x pada analisis struktur gabungan
Lant
ai
Tinggi
lantai
Perpindahan
elastis
Perpindahan
Inelastis
Simpangan
Antar Lantai
Simpanga
n Izin
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
11
5000
50.567
222.495
18.674
57.692
9
2500
46.323
203.821
8.694
28.846
8a
3500
44.347
195.127
9.948
40.385
8
5000
42.086
185.178
20.368
57.692
7
5000
37.457
164.811
22.352
57.692
6
5000
32.377
142.459
21.736
57.692
5
5000
27.437
120.723
21.745
57.692
4
5000
22.495
98.978
18.652
57.692
3
5000
18.256
80.326
17.890
57.692
2
5000
14.190
62.436
15.325
57.692
1
5000
10.707
47.111
12.861
57.692
0
1950
7.784
34.250
3.410
22.500
Pit
1050
7.009
30.840
-0.013
12.115
Tabel 10. Simpangan antar tingkat arah y pada analisis struktur gabungan
Lant
ai
Tinggi
lantai
Perpindahan
elastis
Perpindahan
Inelastis
Simpangan
Antar Lantai
Simpang
an Izin
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
󰇛󰇜
11
5000
55.393
243.729
49.689
57.692
9
2500
44.100
194.040
8.285
28.846
8a
3500
42.217
185.755
11.735
40.385
8
5000
39.550
174.020
18.335
57.692
7
5000
35.383
155.685
20.385
57.692
6
5000
30.750
135.300
20.900
57.692
5
5000
26.000
114.400
20.271
57.692
4
5000
21.393
94.129
18.414
57.692
3
5000
17.208
75.715
16.953
57.692
2
5000
13.355
58.762
14.700
57.692
1
5000
10.014
44.062
11.436
57.692
0
1950
7.415
32.626
2.627
22.500
Pit
1050
6.818
29.999
1.008
12.115
911
Yudan Agung Nugraha
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian Analisis Perbandingan Struktur Atas Dengan Struktur Gabungan
Pada Perancangan Struktur Menara Suar Yang Dikombinasikan Dengan Vts (Vessel Traffic
Services) Tanjung Jabung ini dapat disimpulkan bahwa Data sekunder dari PT. Delta Maratama
Globalindo yang dipergunakan pada analisis antara lain adalah data tanah dan data angin.
Dalam analisis struktur yang telah dilakukan pada aplikasi ETABS, diperoleh nilai gaya-gaya
dalam (lintang, momen dan torsi) yang berbeda-beda pada setiap frame section disetiap section
properties. Oleh karena itu untuk memudahkan perhitungan, diambil nilai-nilai maksimum baik
untuk arah positif dan negative pada setiap section properties. Analisis dilakukan 2 kali yaitu
analisis struktur atas dan analisis struktur gabungan. Analisis struktur gabungan dilakukan
setelah diperoleh data respon tanah atau soil reaction dari aplikasi Group Pile pada analisis
struktur bawah. Pada analisis struktur gabungan terdapat beberapa perubahan yaitu Terdapat
section yang Overstress (O/S) pada analisis struuktur gabungan yaitu pada kolom baja H
125x75x5 pada analisis struktur atas menjadi H 200x100x5.5 pada analisis struktur gabungan.
Terdapat kegagalan struktur pada struktur bawah (pondasi) untuk pembebanan ultimate.
Analisis awal pada struktur bawah dengan menggunakan bantuan aplikasi LPile dan Group
Pile menggunakan mutu beton f’c 30 MPa. Pada saat analisis struktur gabungan dilakukan
perubahan pada mutu beton untuk bored piles menjadi 35 MPa dengan konfigurasi tiang yang
sama dan struktur menjadi stabil untuk semua jenis pembebanan. Dengan jumlah mode yang
sama (100 mode) pada analisis modal, jumlah partisipasi massa pada analisis struktur gabungan
hanya mencapai 88.85%. Hal ini disebabkan karena 11.15% massa merupakan massa dari tiang
pondasi bored piles. Berat seismik efektif berubah dari 14775.04 kN menjadi 20893.888 kN,
karena struktur atas dan bawah menjadi satu kesatuan pada analisis struktur gabungan..
DAFTAR PUSTAKA
Afwa, T. F., & Dacrea, Y. Dela. (2008). Perencanaan Bangunan Tingkat Tinggi dengan Sistem
Struktur Flat Plate-Core Wall.
ANDRI, S. (2019). Pengaruh Sumber Daya Awak Kapal, Peran Syahbandar, Alat Keselamatan
Kapal, Dan Peranan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (Sbnp) Terhadap Keselamatan
Kapal Ikan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (Ppn) Pekalongan. Skripsi.
Bandara, K. M. K., & Dias, W. P. S. (2012). Tsunami wave loading on buildings: A simplified
approach. Journal of the National Science Foundation of Sri Lanka, 40(3), 211219.
https://doi.org/10.4038/jnsfsr.v40i3.4695
Eka Partama, I. G. N. (2019). Penentuan Tebal Pelat Lantai Gedung Yang Ditumpu Pada
Keempat Sisinya Sesuai Sni 2847:2013. Jurnal Teknik Gradien, 1.
https://doi.org/10.31227/osf.io/w8gam
H. Eka, A. (2011). Perilaku Hubungan Dinding Struktur Dengan Balok Pada Struktur Sistem
Ganda Gedung DSoya Hotel. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa
Timur.
Hakim, C. (2010). Berdaulat di udara: membangun citra penerbangan nasional. Penerbit Buku
Kompas.
Kementerian Perhubungan. (2011). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun
2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran.
Khozin, N., Darmawan, & Saryono, A. (2008). Perencanaan Struktur Gedung Apartemen
Permata Bberlian Jakarta (Structure Design of Permata Berlian Apartement Jakarta).
Universitas Dipenogoro.
Lailatul, M. (2019). Penentuan arah Kiblat di atas kapal menggunakan alat navigasi: studi
913
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Pemilihan Jalur Lrt Dilihat Dari Aspek Volume Lalu Lintas
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
akurasi dengan software Stellarium Mobile Versi 2014. UIN Sunan Ampel Surabaya.
NUGRAHA, H. (2021). Evaluasi Kinerja Seismik Gedung Apslc Ugm Dengan Metode Analisis
Pushover Sesuai Peraturan Sni-1726-2019.
Rifqi, M. G., Amin, M. S., & Sandi, E. A. (2019). Rancang Bangun Tsunami Pods Sebagai
Tempat Evakuasi Sementara (TES) Untuk Mewujudkan Wilayah Tangguh Bencana.
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik, 21(2), 7482.
https://doi.org/10.35313/potensi.v21i2.1670
SETIAWAN, D. B. (2021). Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Pada Kondisi Batas Layan Dan
Batas Ultimit Dengan Analisis Dinamik Metode Respon Spektrum (Studi Kasus: Gedung
Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi).
Sholeh, M. N. (2021). Analisa Struktur SAP2000 v22. Pustaka Pranala.
Wahid, A. I., & Habibella, R. A. (2016). Perencanaan Gedung Evakuasi Vertikal Tsunami Di
Kabupaten Jembrana, Bali.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License