Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
http://sostech.greenvest.co.id
Malang. Auto 2000 memiliki visi “Menjadi dealer Toyota terbaik dan terhandal di
Indonesia, melalui proses bisnis berkelas dunia”.
Dalam upaya memenangkan persaingan bisnis, Auto 2000 Sutoyo menyadari
perlunya upaya meningkatkan kinerja bengkel. Kinerja bengkel merupakan sumbangsih
kinerja seluruh karyawan, mulai dari tingkat staf seperti teknisi, kepala teknisi,
supervisor, hingga kepala bengkel. Ketika karyawan berkinerja baik maka akan
berdampak terhadap peningkatan kinerja organisasi. Begitupun sebaliknya, jika kinerja
karyawan buruk maka akan berdampak terhadap penurunan kinerja organisasi (Afrizal,
2014).
Upaya konkret meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan meningkatkan daya
serap bengkel atas order jasa perbaikan kendaraan. Daya serap bengkel ini berkorelasi
erat dengan kinerja sumber daya manusia bengkel yang merupakan “mesin penggerak”
bengkel. Artinya, dengan meningkatkan kinerja karyawan akan mampu meningkatkan
daya serap bengkel atas kendaraan yang membutuhkan perbaikan. Banyak faktor yang
memengaruhi kinerja karyawan diantaranya adalah faktor pelaksanaan budaya organisasi,
motivasi internal serta kedisiplinan.
Budaya organisasi menjadi faktor yang sangat berperan mendukung terwujudnya
visi, misi, dan pencapaian target kinerja perusahaan. Budaya organisasi merupakan
persepsi atas tujuan perusahaan yang perlu disosialisasikan kepada karyawan sehingga
karyawan dapat bekerja mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pemahaman dan penerapan
yang baik terhadap budaya organisasi dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kinerja individu-individu di dalamnya (Siddik, 2015).
Kaizen merupakan bentuk budaya organisasi yang bertujuan meningkatkan kinerja
ke arah lebih baik secara berkesinambungan atas proses produksi, kualitas produk,
pengurangan biaya operasional hingga peningkatan keamanan kerja (Kusumaningrum &
Muhtadin, 2018) terkhusus di Toyota, kaizen digelorakan untuk senantiasa dilakukan
sehingga menjadi budaya dalam operasional harian diseluruh unit kerjanya. Hal
selanjutnya yang turut memengaruhi kinerja adalah kedisiplinan. Disiplin kerja
merupakan salah satu bentuk ketaatan untuk mematuhi peraturan atau ketentuan tertentu
yang berkaitan dengan pekerjaan dalam suatu organisasi. Setiap orang membutuhkan
disiplin kerja untuk menata kehidupan dengan tertib. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa disiplin berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai melalui penerapan
sanksi pendidikan (Setiyawan, Utami, & Aini, 2017).
Hal lain yang memengaruhi kinerja adalah dorongan tertentu yang dimiliki setiap
karyawan yang disebut sebagai motivasi. Ada yang berupa dorongan atas keinginan
mendapat penghasilan yang lebih besar, ada yang mengharapkan suatu penghargaan, ada
yang mencari kepuasan kerja, atau ada yang bekerja untuk kebutuhan pengembangan diri
(Aini, 2013). Motivasi karyawan di lingkungan Auto 2000 Sutoyo Malang dipengaruhi
oleh faktor internal maupun eksternal. Upaya pemotivasian eksternal yang dilakukan
manajemen Auto 2000 kepada karyawannya adalah dengan memberikan berbagai reward
atas prestasi yang diraihnya. Reward tersebut dapat berupa insentif kinerja, insentif atas
penjualan produk, insentif pelayanan, serta bonus tahunan.
Selain motivasi eksternal tersebut, tentu karyawan memiliki motivasi internal
sebagai pendorong atas pekerjaan yang ia lakukan saat ini. Bentuk motivasi internal
antara lain kebutuhan hidup, keinginan, kerja sama, kesenangan kerja, kondisi karyawan
serta dorongan (Aini, 2013). Kajian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh budaya
kaizen terhadap kinerja karyawan melalui motivasi internal dan kedisiplinan. Penelitian
yang dilakukan (Bentar, Samsudin, & Norisanti, 2019) menunjukkan bahwa penerapan
kaizen meningkatkan kreativitas dan keterlibatan karyawan dalam lingkungan kerja yang
berimbas pada peningkatan produktivitas. Penelitian yang dilakukan (Martharini, 2014)