Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
234
http://sostech.greenvest.co.id
PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
MELALUI MOTIVASI INTERNAL DAN DISIPLIN KERJA
Herdian Rangga Permana, Ernani Hadiyati dan Sugeng Mulyono
Universitas Gajayana Malang
Diterima:
22 Maret 2021
Direvisi:
11 April 2021
Disetujui:
14 April 2021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan budaya kaizen, kinerja,
motivasi internal dan disiplin kerja serta menganalisis pengaruh
budaya kaizen terhadap kinerja melalui motivasi internal dan
disiplin kerja karyawan departemen after sales Auto 2000
Sutoyo Malang. Peneliti menggunakan metode sampling sensus
dalam penentuan responden penelitian, artinya semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel yaitu 62 karyawan
Departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang. Hal ini
dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan SEM (Structural Equation
Modeling) component based PLS (Partial Least Squares) dengan
bantuan software SmartPLS 3.3. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja, budaya kaizen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kedisiplinan, budaya kaizen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi internal, kedisiplinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, motivasi
internal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kinerja. Motivasi internal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kedisiplinan. Budaya kaizen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja melalui kedisiplinan. Budaya kaizen
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja melalui
motivasi internal. Budaya kaizen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja melalui motivasi internal dan
kedisiplinan. Dapat disimpulkan bahwa secara umum budaya
kaizen memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan yang diperkuat dengan adanya pengaruh
motivasi internal dan disiplin kerja.
Kata kunci: Budaya kaizen; Motivasi internal; Disiplin; Kinerja
Abstract
This study aims to describe kaizen culture, performance, internal
motivation and work discipline as well as analyze the influence
of kaizen culture on performance through internal motivation
and work discipline of employees of Auto 2000 Auto 2000
Department of Sales Sutoyo Malang. Researchers used census
sampling method in determining the respondents of the study,
meaning that all members of the population were used as a
sample of 62 employees of the Department after sales Auto 2000
Sutoyo Malang. This is done because the population is relatively
small. Data collection uses questionnaires, while data analysis
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
Herdian Rangga Permana
235
uses descriptive analysis and SEM (Structural Equation
Modeling) component based PLS (Partial Least Squares) with
the help of SmartPLS 3.3 software. The results showed that
kaizen culture has a positive and significant effect on
performance, kaizen culture has a positive and significant effect
on discipline, kaizen culture has a positive and significant effect
on internal motivation, discipline has a positive and significant
effect on performance, internal motivation has a positive and
insignificant effect on performance. Internal motivation has a
positive and significant effect on discipline. Kaizen culture has a
positive and significant effect on performance through discipline.
Kaizen culture has a positive and insignificant effect on
performance through internal motivation. Kaizen culture has a
positive and significant effect on performance through internal
motivation and discipline. It can be concluded that in general
kaizen culture gives a positive and significant influence on
employee performance that is strengthened by the influence of
internal motivation and work discipline.
Keywords: Kaizen culture; Internal motivation; Discipline;
Performance
PENDAHULUAN
Dalam satu dekade terakhir kinerja perekonomian Indonesia lebih baik
dibandingkan negara-negara berkembang lainnya, termasuk BRICS (Brazil, Rusia, India,
China, Afrika Selatan). Bukti beberapa pencapaian internasional yang berhasil dicapai
Indonesia adalah membaiknya peringkat Indonesia pada Ease of Doing Business dari
peringkat 91 menjadi peringkat 72, Global Competitiveness Index meningkat dari
peringkat 91 menjadi 36, perolehan peringkat investasi dari 4 lembaga rating, serta
peringkat pertama pada Gallup World Poll, menempatkan Indonesia bersama Swiss
sebagai salah satu negara dengan level kepercayaan kepada pemerintah yang tertinggi
(Kemenkeu, 2018).
Berbagai sektor industri mengalami peningkatan kinerja seperti pariwisata,
kewirausahaan, perbankan, manufaktur, serta otomotif. Secara khusus sektor otomotif
mengalami tren positif dalam penjualan mobil. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat
kedua ekonomi industri manufaktur terbesar di ASEAN. Bersama Malaysia dan Thailand,
Indonesia bersaing memperebutkan pasar otomotif global. Berdasarkan data yang dirilis
GAIKINDO, total ekspor produk dan suku cadang otomotif pada 2019 mencapai US $
3,68 miliar, meningkat 6,94% dari US $ 3,44 miliar pada periode yang sama tahun 2018.
(Gaikindo, 2019).
Berbagai merek mobil bersaing untuk mencapai angka penjualan mobil terbaik.
Toyota menjadi penguasa pasar dengan total penjualan mencapai 333.222 unit pada 2019.
Adapun, posisi kedua diisi oleh Daihatsu yang mencatatkan penjualan sebanyak 177.284
unit. Sementara itu, posisi ketiga diisi oleh Mitsubishi yang melego 161.765 kendaraan
termasuk Fuso (Sudarwan, 2020).
Toyota sebagai pemimpin pasar otomotif di Indonesia memiliki 347 dealer yang
tersebar di seluruh Indonesia. Auto 2000 merupakan authorized dealer Toyota dengan
jumlah cabang terbanyak di Indonesia. Bengkel Auto 2000 Sutoyo adalah salah satu
authorized dealer Toyota yang berlokasi di Jl. Letjen Sutoyo No. 25 Lowokwaru Kota
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
236
http://sostech.greenvest.co.id
Malang. Auto 2000 memiliki visi “Menjadi dealer Toyota terbaik dan terhandal di
Indonesia, melalui proses bisnis berkelas dunia”.
Dalam upaya memenangkan persaingan bisnis, Auto 2000 Sutoyo menyadari
perlunya upaya meningkatkan kinerja bengkel. Kinerja bengkel merupakan sumbangsih
kinerja seluruh karyawan, mulai dari tingkat staf seperti teknisi, kepala teknisi,
supervisor, hingga kepala bengkel. Ketika karyawan berkinerja baik maka akan
berdampak terhadap peningkatan kinerja organisasi. Begitupun sebaliknya, jika kinerja
karyawan buruk maka akan berdampak terhadap penurunan kinerja organisasi (Afrizal,
2014).
Upaya konkret meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan meningkatkan daya
serap bengkel atas order jasa perbaikan kendaraan. Daya serap bengkel ini berkorelasi
erat dengan kinerja sumber daya manusia bengkel yang merupakan “mesin penggerak”
bengkel. Artinya, dengan meningkatkan kinerja karyawan akan mampu meningkatkan
daya serap bengkel atas kendaraan yang membutuhkan perbaikan. Banyak faktor yang
memengaruhi kinerja karyawan diantaranya adalah faktor pelaksanaan budaya organisasi,
motivasi internal serta kedisiplinan.
Budaya organisasi menjadi faktor yang sangat berperan mendukung terwujudnya
visi, misi, dan pencapaian target kinerja perusahaan. Budaya organisasi merupakan
persepsi atas tujuan perusahaan yang perlu disosialisasikan kepada karyawan sehingga
karyawan dapat bekerja mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pemahaman dan penerapan
yang baik terhadap budaya organisasi dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kinerja individu-individu di dalamnya (Siddik, 2015).
Kaizen merupakan bentuk budaya organisasi yang bertujuan meningkatkan kinerja
ke arah lebih baik secara berkesinambungan atas proses produksi, kualitas produk,
pengurangan biaya operasional hingga peningkatan keamanan kerja (Kusumaningrum &
Muhtadin, 2018) terkhusus di Toyota, kaizen digelorakan untuk senantiasa dilakukan
sehingga menjadi budaya dalam operasional harian diseluruh unit kerjanya. Hal
selanjutnya yang turut memengaruhi kinerja adalah kedisiplinan. Disiplin kerja
merupakan salah satu bentuk ketaatan untuk mematuhi peraturan atau ketentuan tertentu
yang berkaitan dengan pekerjaan dalam suatu organisasi. Setiap orang membutuhkan
disiplin kerja untuk menata kehidupan dengan tertib. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa disiplin berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai melalui penerapan
sanksi pendidikan (Setiyawan, Utami, & Aini, 2017).
Hal lain yang memengaruhi kinerja adalah dorongan tertentu yang dimiliki setiap
karyawan yang disebut sebagai motivasi. Ada yang berupa dorongan atas keinginan
mendapat penghasilan yang lebih besar, ada yang mengharapkan suatu penghargaan, ada
yang mencari kepuasan kerja, atau ada yang bekerja untuk kebutuhan pengembangan diri
(Aini, 2013). Motivasi karyawan di lingkungan Auto 2000 Sutoyo Malang dipengaruhi
oleh faktor internal maupun eksternal. Upaya pemotivasian eksternal yang dilakukan
manajemen Auto 2000 kepada karyawannya adalah dengan memberikan berbagai reward
atas prestasi yang diraihnya. Reward tersebut dapat berupa insentif kinerja, insentif atas
penjualan produk, insentif pelayanan, serta bonus tahunan.
Selain motivasi eksternal tersebut, tentu karyawan memiliki motivasi internal
sebagai pendorong atas pekerjaan yang ia lakukan saat ini. Bentuk motivasi internal
antara lain kebutuhan hidup, keinginan, kerja sama, kesenangan kerja, kondisi karyawan
serta dorongan (Aini, 2013). Kajian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh budaya
kaizen terhadap kinerja karyawan melalui motivasi internal dan kedisiplinan. Penelitian
yang dilakukan (Bentar, Samsudin, & Norisanti, 2019) menunjukkan bahwa penerapan
kaizen meningkatkan kreativitas dan keterlibatan karyawan dalam lingkungan kerja yang
berimbas pada peningkatan produktivitas. Penelitian yang dilakukan (Martharini, 2014)
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
237
Herdian Rangga Permana
menunjukkan bahwa kaizen meningkatkan produktivitas kerja dan motivasi karyawan
untuk berkembang. (Hersona & Sidharta, 2017) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
motivasi dan kedisiplinan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
organisasi.
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan utama yang
hendak diteliti yaitu “Bagaimanakah gambaran kondisi budaya kaizen, kinerja, motivasi
internal serta kedisiplinan karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang?;
“Bagaimana pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja melalui motivasi internal dan
kedisiplinan kerja karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang?”. Adapun
tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kondisi budaya kaizen, kinerja, motivasi
internal serta kedisiplinan karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang
menganalisis pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja melalui motivasi internal dan
kedisiplinan kerja karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di Auto 2000 Sutoyo Malang merupakan eksplanatory
research yang bertujuan menjelaskan mengapa suatu kejadian atau gejala dapat terjadi,
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan
yang lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah budaya kaizen,
variabel mediasi adalah motivasi internal dan kedisiplinan, dan variabel terikat adalah
kinerja. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan departemen after sales
Auto 2000 Sutoyo Malang sebanyak 62 orang dan diambil sampel dengan metode
sampling sensus dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modeling)
component based PLS (Partial Least Squares) yang diolah dengan software SmartPLS.
Tahapan analisis data meliputi analisis deskriptif, uji outer model, uji inner model,
evaluasi model fit, uji pengaruh langsung dan tidak langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Tahap Awal
Uji ini dilakukan kepada 30 karyawan Auto 2000 untuk memastikan kuesioner
yang digunakan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Berdasarkan pengolahan
menggunakan software SmartPLS menunjukkan hasil berikut.
Tabel 1. Indikator dengan Nilai Loading Factor < 0,50
Variabel
Indikator
Loading Factor
Nilai Standar
X3
0,487
Kaizen
X8
0,402
X9
0,074
> 0,50
X10
0,451
Motivasi
Z2.1
0,453
Sumber: Olah Data Uji Validitas Kuesioner dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Hasil uji validitas pada tabel 1 menunjukkan bahwa ada 5 indikator memiliki nilai
loading factor di bawah 0,50 sehingga lima indikator tersebut tidak dapat digunakan
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
238
http://sostech.greenvest.co.id
dalam kuesioner. Setelah itu dilakukan uji reliabilitas dengan hasil sebagaimana tabel 2
berikut.
Seluruh variabel memiliki nilai composite reliability di atas 0,70 dan cronbach
alpha di atas 0,70 sehingga dapat dikatakan indikator untuk kuesioner tersebut reliabel
dan kuesioner dapat disebarkan pada 62 responden yang ditentukan sesuai dengan tabel 2.
Tabel 2. Nilai Cronbach Alpha & Composite Reliability
Cronbach's Alpha (> 0,70)
Composite Reliability (> 0,70)
Variabel
Nilai
Nilai
X Kaizen
0,812
0,866
Y Kinerja
0,925
0,942
Z1 Disiplin_
0,901
0,927
Z2 Motivasi
0,787
0,854
Sumber: Olah Data Uji Reliabilitas Kuesioner dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 62 responden karyawan
departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang, maka dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Besarnya tingkat pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Dari 62 kuesioner yang disebar hanya 61 yang dapat kembali dikarenakan 1 orang
teknisi general repair meninggal dunia. 61 kuesioner yang terkumpul terisi dengan
lengkap sehingga peneliti dapat mengolah lebih lanjut seluruh data kuesioner tersebut.
Jenis Kelamin Responden
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakterstik
Frekuensi
Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
54
88,52
Perempuan
7
11,48
Total
61
100
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Status Kuesioner
Jumlah
Persentase (%)
Kuesioner yang dikirimkan
62
100
Kuesioner yang kembali
61
98,38
Kuesioner yang tidak lengkap
0
0
Kuesioner yang dapat digunakan
61
98,38
Sumber: Data Uji Kuesioner, diolah tahun 2020.
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
239
Herdian Rangga Permana
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa 54 orang karyawan
departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang atau 88,52% berjenis kelamin laki-laki
sedangkan sisanya sebanyak 7 orang atau 11,48% berjenis kelamin perempuan.
Usia Responden
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Karakterstik
Frekuensi
Persentase (%)
< 20 Tahun
1
1,64
Usia
21 - 30 Tahun
26
42,62
31 - 40 Tahun
18
29,51
41 - 50 Tahun
16
26,23
Total
61
100
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa karyawan berusia lebih dari 21
sampai 30 tahun memiliki jumlah terbesar yaitu sebanyak 26 orang atau 42,62% yang
disusul usia 31 sampai 40 tahun sebanyak 18 orang atau 29,51%.
Pendidikan Terakhir Responden
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakterstik
Frekuensi
Persentase (%)
SMP
2
3,28
Pendidikan Terakhir
SMA
49
80,33
D3
3
4,92
S1
7
11,48
Total
61
100
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak 49 orang atau 80,33%
karyawan berpendidikan SMA, 7 orang atau 11,48% berpendidikan S1 dan 5 orang
sisanya berpendidikan D3 dan SMP.
Status Kepegawaian Responden
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan status kepegawaian, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel. 7. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Karakterstik
Frekuensi
Persentase (%)
Status Kepegawaian
NRP
36
63,93
Non NRP
25
36,07
Total
61
100
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
240
http://sostech.greenvest.co.id
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa karyawan yang berstatus NRP
(karyawan Auto 2000) sebanyak 36 orang atau 63,93%. Sedangkan karyawan non NRP
(karyawan outsourching) sebanyak 25 orang atau 36,07%.
Masa Kerja Responden
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan masa kerja, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8. Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Karakterstik
Frekuensi
Persentase (%)
0 - 5 tahun
9
14,75
6 - 10 tahun
25
40,98
11 - 15 tahun
8
13,11
Masa kerja
16 - 20 tahun
7
11,48
21 - 25 tahun
5
8,20
26 - 30 tahun
6
9,84
> 30 tahun
1
1,64
Total
61
100
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan memiliki masa
kerja yang cukup lama yaitu 6 sampai 10 tahun sebanyak 25 orang atau 40,98%, 44,27%
memiliki masa kerja di atas 11 tahun yang tersebar pada beberapa range masa kerja.
Sedangkan karyawan yang relatif baru dengan masa kerja 0 sampai 5 tahun hanya
sebanyak 9 orang atau 14,75%.
Tabel 9. Nilai Rata-Rata Jawaban Responden terhadap Variabel Budaya Kaizen (X)
Pernyataan
Rekapitulasi data kuesioner
Rata-
rata tiap
indikator
Budaya
Kaizen (X)
SS
%
S
%
RR
%
TS
%
STS
%
Pelaksanaan
prinsip 5S
(X1)
32
52,46%
28
45,90%
1
1,64%
0
0,00%
0
0
4,50
Pelaksanaan
prinsip 3 M
(X2)
16
26,23%
39
63,93%
3
4,92%
3
4,92%
0
0
4,11
Pelaksanaan
sistem kerja
PDCA (X4)
21
34,43%
32
52,46%
7
11,48%
1
1,64%
0
0
4,19
Pemberian
pelatihan
kaizen (X5)
16
26,23%
38
62,30%
6
9,84%
1
1,64%
0
0
4,13
Dukungan
manajer
terhadap
kaizen (X6)
16
26,23%
37
60,66%
8
13,11%
0
0,00%
0
0
4,13
Minat
terhadap
lingkungan
12
19,67%
39
63,93%
7
11,48%
3
4,92%
0
0
3,98
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
241
Herdian Rangga Permana
kaizen (X7)
Rata-rata Indikator Budaya Kaizen
4,17
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui pada bahwa variabel budaya kaizen memiliki
nilai rata-rata yang tinggi yaitu 4,17. Hal ini berarti karyawan departemen after sales
Auto 2000 Sutoyo Malang menyatakan bahwa budaya kaizen telah dilaksanakan dengan
baik di lingkungan Auto 2000 Sutoyo Malang. Secara lebih detail, indikator X1 yaitu
“Pelaksanaan Prinsip 5S memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,50. Adapun nilai
terendah adalah pada indikator X7 “Minat terhadap lingkungan kaizen” dengan nilai 3,98.
Meski nilai rata-rata indikator X7 terendah, nilai rata-ratanya masih dikategorikan tinggi.
Variabel Kedisiplinan (Z1)
Tabel 10. Nilai Rata-Rata Jawaban Responden terhadap Variabel Kedisiplinan
Pernyataan
Rekapitulasi data kuesioner
Rata-
rata
tiap
indik
ator
Kedisiplinan
(Z1)
SS
%
S
%
RR
%
%
ST
S
%
Hadir tepat
waktu (Z1.1)
23
37,70%
35
57,38%
3
4,92%
0,00%
0
0%
4,32
Taat pada
peraturan
perusahaan
(Z1.2)
20
32,79%
40
66,57%
0
0,00%
1,64%
0
0%
4,29
Menjalankan
SOP
perusahaan
(Z1.3)
22
36,07%
38
62,30%
0
0,00%
1,64%
0
0%
4,32
Waspada
dalam
bekerja
(Z1.4)
30
49,18%
29
47,54%
2
3,28%
1,64%
0
0%
4,45
Bekerja
dengan etika
(Z1.5)
28
45,90%
33
54,10%
0
0,00%
0,00%
0
0%
4,45
Rata-rata Indikator Kedisiplinan
4,37
%
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui pada bahwa variabel kedisiplinan memiliki
nilai rata-rata yang tinggi yaitu 4,37. Hal ini berarti karyawan departemen after sales
Auto 2000 Sutoyo Malang memiliki kedisiplinan yang sangat baik terhadap segala bentuk
aturan perusahaan. Secara lebih detail, indikator Z1.4 yaitu “Kewaspadaan dalam
bekerja” dan Z15 yaitu “Bekerja dengan etika” memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu
4,45. Adapun nilai terendah adalah pada indikator Z1.2 “Taat pada peraturan kerja”
dengan nilai 4,29. Meski nilai rata-rata indikator Z1.2 terendah di antara nilai indikator
lainnya, namun demikian nilai rata-ratanya masih dikategorikan tinggi.
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
242
http://sostech.greenvest.co.id
Variabel Motivasi Internal (Z2)
Tabel 11. Nilai Rata-Rata Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi Internal
Pernyataan
Rekapitulasi data kuesioner
Rata-
rata
tiap
indik
ator
Motivasi
(Z2)
SS
%
S
%
RR
%
%
ST
S
%
Pengalaman
kerja beri
semangat
(Z2.2)
14
22,95%
45
73,77%
2
3,28%
0,00%
0
0,0
0%
4,19
Bekerja
keras untuk
kebutuhan
hidup (Z2.3)
32
52,46%
29
47,54%
0
0,00%
0,00%
0
0,0
0%
4,52
Mengharap
penghormata
n orang lain
(Z2.4)
6
9,84%
25
40,98%
19
31,15
%
14,75
%
2
3,2
8%
3,39
Senang kerja
dengan
rekan kerja
(Z2.5)
19
31,15%
41
67,21%
1
1,64%
0,00%
0
0,0
0%
4,29
Ingin
berkembang
dalam kerja
(Z2.6)
22
36,07%
34
55,47%
2
3,28%
4,92%
0
0,0
0%
4,22
Rata-rata Indikator Motivasi
4,12
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui pada bahwa variabel motivasi internal
memiliki nilai rata-rata yang tinggi yaitu 4.12. Hal ini berarti karyawan departemen after
sales Auto 2000 Sutoyo Malang memiliki motivasi internal yang baik. Secara lebih detail,
indikator Z2.3 yaitu “Bekerja keras untuk kebutuhan hidup” memiliki nilai rata-rata
tertinggi yaitu 4,52. Adapun nilai terendah adalah pada indikator Z2.4 “Mengharap
penghormatan orang lain” dengan nilai 3,39.
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
243
Herdian Rangga Permana
Variabel Kinerja (Y)
Tabel 12. Deskripsi Jawaban Responden terhadap Variabel Kinerja
Pernyataan
Rekapitulasi data kuesioner
Rata-
rata
tiap
indik
ator
Kinerja (Y)
SS
%
S
%
RR
%
%
ST
S
%
Bekerja
sesuai
dengan
target
jumlah (Y1)
19
31,15%
40
65,57%
2
3,28%
0,00%
0
0%
4,27
Bekerja
sesuai
dengan
target mutu
(Y2)
21
34,43%
39
63,93%
1
1,64%
0,00%
0
0%
4,32
Bekerja
sesuai
dengan
target waktu
(Y3)
20
32,79%
40
65,57%
1
1,64%
0,00%
0
0%
4,31
Bekerja
dengan
biaya yang
efektif (Y4)
12
19,67%
45
73,77%
4
6,56%
0,00%
0
0%
4,13
Bekerja
tanpa
pengawasan
(Y5)
19
31,15%
40
65,57%
1
1,64%
1,64%
0
0%
4,26
Bekerja
menjaga
nama baik
perusahaan
(Y6)
31
50,82%
29
47,54%
1
1,64%
0,00%
0
0%
4,49
Rata-rata Indikator Kinerja
4,30
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2020.
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui pada bahwa variabel kinerja memiliki nilai
rata-rata yang tinggi yaitu 4.30. Hal ini berarti karyawan departemen after sales Auto
2000 Sutoyo Malang merasa memiliki kinerja yang baik. Secara lebih detail, indikator
yang memiliki nilai tertinggi yaitu Y6 “Bekerja menjaga nama baik perusahaan” dengan
nilai 4,49. Pada urutan kedua yang memiliki nilai tertinggi adalah indikator Y2 “Bekerja
sesuai dengan target mutu” dengan nilai 4,32. Adapun nilai terendah adalah pada
indikator Y4 “Bekerja dengan biaya yang efektif” dengan nilai 4,13.
Uji Outer Model
Pengujian outer model merupakan pengujian validitas dan reliabilitas indikator
pada tiap variabelnya. Pengujian validitas dilakukan dengan mempertimbangkan nilai
convergent validity dan discriminant validity. Untuk pengujian reliabilitas dilakukan
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
244
http://sostech.greenvest.co.id
dengan mempertimbagkan nilai composite reliability dan cronbach alpha. Uji
Convergent Validity yaitu menguji validitas indikator dengan syarat nilai loading factor
lebih dari 0,50.
Gambar 1. Model Struktural dengan Nilai Loading Factor.
Sumber: Loading Factor dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Berdasarkan model struktural gambar 1 diketahui bahwa terdapat 1 (satu) indikator
yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0,5 yaitu indikator motivasi Z2.4 yaitu
hanya 0,087. Indikator tersebut harus dieliminasi dan tidak diikutsertakan pada pengujian
selanjutnya.
Gambar 2. Model Struktural dengan Nilai Loading Factor Setelah Eliminasi
Sumber: Loading Factor dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Pada proses selanjutnya dilakukan perhitungan kembali nilai loading factor setelah
indikator Z2.4 dieliminasi. Pada tahap ini semua indikator memiliki nilai loading factor
lebih dari 0,50 sehingga dapat dikatakan indikator dari setiap variabel telah valid. Hasil
perhitungan nilai loading factor pada tahap kedua dapat dilihat pada gambar 2.
Tahapan selanjutnya pada pengujian Convergent Validity adalah melihat nilai
Average Variance Extracted (AVE) dengan syarat nilai minimal 0,50. Tabel 13
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
Herdian Rangga Permana
245
menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai AVE di atas 0,50 sehingga dapat
disimpulkan indikator setiap variabel telah valid berdasarkan persyaratan nilai AVE.
Tabel 13. Nilai Average Variance Extracted
Variabel
Average Variance Extracted (AVE)
X Kaizen
0,519
Y Kinerja
0,57
Z1 Disiplin
0,664
Z2 Motivasi
0,531
Sumber: Nilai AVE dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Pengujian validitas selanjutnya adalah uji Discriminant Validity dengan syarat nilai
cross loading variabel yang dituju lebih besar dari nilai cross loading variabel lainnya.
Tabel 14. Nilai Cross Loading Discriminant Validity
Sumber: Data Uji Discriminant dengan SmartPLS, diolah tahun 2020 .
Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai cross loading untuk tiap variabel yang dituju
lebih besar daripada nilai cross loading variabel lainnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua variabel memenuhi syarat Discriminant Validity.
Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas dengan melihat nilai composite
reliability > 0,70 dan cronbach alpha > 0,70. Tabel 15 menunjukkan bahwa semua
variabel memiliki nilai composite reliability dan cronbach alpha lebih dari 0,70 sehingga
dapat dikatakan semua variabel tersebut reliabel.
X Kaizen
Y Kinerja
Z1 Disiplin
Z2 Motivasi_
X1
0,828
0,537
0,55
0,531
X2
0,513
0,285
0,288
0,141
X4
0,799
0,623
0,543
0,525
X5
0,808
0,52
0,444
0,506
X6
0,764
0,535
0,402
0,39
X7
0,539
0,362
0,389
0,314
Y1
0,373
0,684
0,543
0,542
Y2
0,604
0,885
0,73
0,599
Y3
0,668
0,916
0,786
0,658
Y4
0,416
0,701
0,564
0,39
Y5
0,328
0,527
0,478
0,297
Y6
0,612
0,747
0,628
0,566
Z1.1
0,382
0,597
0,797
0,475
Z1.2
0,638
0,857
0,861
0,593
Z1.3
0,543
0,776
0,888
0,604
Z1.4
0,386
0,506
0,765
0,522
Z1.5
0,514
0,591
0,753
0,645
Z2.2
0,396
0,606
0,571
0,774
Z2.3
0,334
0,438
0,428
0,702
Z2.5
0,503
0,557
0,57
0,792
Z2.6
0,48
0,385
0,45
0,638
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
http://sostech.greenvest.co.id
246
Tabel 15. Nilai Cronbach's Alpha & Composite Reliability
Variabel
Cronbach’s Alpha
Composite Reliability
X Kaizen
0,807
0,862
Y Kinerja
0,841
0,885
Z1 Disiplin
0,873
0,908
Z2 Motivasi
0,705
0,818
Sumber: Cronbach Alpha & Composite Reliabiity dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Uji Inner Model
Pengujian Inner Model dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel
Pengujian Inner Model dilakukan dengan tiga analisis yaitu terhadap nilai R², f², Q²
Predictive Relevance.
Tabel 16. Nilai R Square
Variabel R Square
Y Kinerja 0,752
Z1 Disiplin 0,556
Z2 Motivasi 0,348
Sumber: Data R Square dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Nilai R Square untuk variabel kinerja sebesar 0,752 artinya bahwa variabel budaya
kaizen, disiplin kerja dan motivasi internal memberikan pengaruh sebesar 75,2% terhadap
kinerja dimana sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diuji dalam penelitian
ini. Nilai R Square sebesar 0,752 dapat dikategorikan dalam nilai yang substansial atau
kuat. Hal ini menunjukkan bahwa model struktural ini memiliki kombinasi variabel
eksogen dan endogen yang baik.
Pengujian Inner Model selanjutnya adalah menguji nilai Effect Size f².
Tabel 17 Nilai Effect Size f²
Variabel
X Kaizen
Y Kinerja
Z1 Disiplin
Z2 Motivasi
X Kaizen
0,127
0,147
0,534
Y Kinerja
Z1 Disiplin
0,637
Z2 Motivasi
0,034
0,387
Sumber: Data Effect Size f² dengan SmartPLS, diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 17 dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Budaya kaizen terhadap kinerja, f² = 0,127. Hal ini berarti variabel budaya kaizen
memiliki efek yang relatif kecil terhadap variabel kinerja.
2. Budaya kaizen terhadap disiplin, f² = 0,147. Hal ini berarti variabel kaizen memiliki
efek yang relatif kecil terhadap variabel disiplin.
3. Budaya kaizen terhadap motivasi, f² = 0,534. Hal ini berarti variabel kaizen memiliki
efek yang relatif besar terhadap variabel motivasi.
4. Disiplin terhadap kinerja, f² = 0,637. Hal ini berarti variabel disiplin memiliki efek
yang relatif besar terhadap variabel kinerja.
5. Motivasi internal terhadap kinerja, f² = 0,034. Hal ini berarti variabel motivasi
internal memiliki efek yang relatif kecil terhadap variabel kinerja.
6. Motivasi internal terhadap disiplin, f² = 0,387. Hal ini berarti variabel motivasi
internal memiliki efek relatif besar terhadap variabel disiplin.
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
247
Herdian Rangga Permana
Pengujian Inner Model yang terakhir adalah melihat nilai Q² predictive relevance.
Nilai Q² yang lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model struktural yang disusun
sudah cukup baik sehingga predikisi dinilai telah relevan. Nilai Q² dipengaruhi oleh nilai
R² Adjusted dan dihitung dengan menggunakan rumus Tenenhaus berikut:
Q ² = 1 - (1-R1² ) (1-R2² )……(1-Rp² )…
Q ² = 1 - (1-R² Kinerja) (1-R² Disiplin) (1-R² Motivasi )
Q ² = 1 - (1-0,739) (1-0,541) (1-0,337)
Q ² = 0,921
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai Q² sebesar 0,921 yang
menunjukkan bahwa model struktural memiliki relevansi prediktif yang baik atas variabel
endogen.
Evaluasi Model Fit
Evaluasi Model Fit atau juga dikenal dengan uji Goodness of Fit (GoF) dilakukan
secara manual menggunakan rumus Tenenhaus berikut:
G
o
F
=
"
𝐴
""
𝑉
""
𝐸
""
&
×
&
"
𝑅
""
2
"
&&&&&&&&&&&
GoF = √0,571&×&0,539&
GoF = 0,554
Nilai Gof 0,554 termasuk dalam kategori nilai yang besar (lebih dari 0,38)
sehingga dapat dikatakan bahwa model struktural secara keseluruhan sangat baik dalam
mengukur pengaruh hubungan yang dirancang oleh peneliti.
Uji Hipotesis Pengaruh Langsung
Analisis pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada nilai kolom path
coefficient dan T Statstics atau P Values. Nilai path coefficient merupakan nilai yang
tertera di kolom Original Sample yang menunjukkan hubungan antar variabel tersebut
positif atau negatif. Nilai T Statstics atau P Values menunjukkan pengaruhnya signifikan
atau tidak. Syarat signifikansi adalah T Statstics > T Tabel (1,96) atau P Values < 0,05.
Tabel 18. Nilai Pengaruh Langsung
Original Sample
T Statistics
P Values
X Kaizen -> Y Kinerja
0,235
2,369
0,018
X Kaizen -> Z1 Disiplin
0,316
2,761
0,006
X Kaizen -> Z2 Motivasi_
0,590
7,759
0,000
Z1 Disiplin -> Y Kinerja
0,596
6,022
0,000
Z2 Motivasi_ -> Y Kinerja
0,134
1,171
0,242
Z2 Motivasi_ -> Z1 Disiplin
0,514
5,417
0,000
Sumber: Olah Data Pengaruh Langsung dengan SmartPLS, diolah tahun 2020.
Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Kinerja
Tabel 18 menunjukkan bahwa budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja dengan nilai path coefficient 0,235, T Statistics 2,369 dan P Values 0,018
< 0,05. Hasil ini diinterpretasikan bahwa semakin baik pelaksanaan budaya kaizen oleh
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
http://sostech.greenvest.co.id
248
karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang maka akan meningkatkan
kinerja..
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil beberapa penelitian terdahulu yang
menunjukkan bahwa budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
(Mulyono & Nasir, 2012) menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan soft system
yang megatur perilaku kerja karyawan agar sesuai dengan standar kerja yang berdampak
pada peningkatan kinerja karyawan bersangktutan.
Indikator X4 Pelaksanaan sistem kerja PDCA” memiliki korelasi positif terhadap
kinerja dengan nilai terbesar dibandingkan indikator lainnya (0,461). Hal ini menujukkan
bahwa sistem kerja PDCA yang baik akan membantu karyawan meningkatkan
produktifitas pekerjaan mereka. Hal ini selaras dengan pernyataan (Rahmanian &
Rahmatinejad, 2014) bahwa siklus PDCA berulang terus dan produk akan senantiasa di-
improve. Tiap proses berada pada tingkatan kualitas yang tinggi sehingga mampu
membuang cacat produk atau kesalahan proses kerja yang mungkin terjadi.
Indikator X6 “Dukungan manajer terhadap kaizen” juga memiliki korelasi yang
besar terhadap kinerja dengan nilai 0,392. Manajer memegang peranan yang sangat
penting dalam kegiatan kaizen dalam bentuk penetapan kebijakan serta prosedur
pelaksanaan. Kebijakan serta arahan yang tepat kepada seluruh level karyawan
diharapkan mampu menciptakan atmosfer lingkungan kerja yang sehat sehingga tiap
karyawan sadar atas tujuan dan target organisasinya. Kesadaran terhadap tujuan dan
target organisasi inilah yang memudahkan terimplementasikanya kaizen oleh karyawan
dalam linkungan organisasi tersebut.
Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Disiplin Kerja
Budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja dengan
nilai path coefficient 0,316, T Statistics 2,761 dan P Values 0,006 < 0,05. Hasil ini
diinterpretasikan bahwa semakin baik pelaksanaan budaya kaizen maka mampu
meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo
Malang.
Indikator X1 “Pelaksaaan prinsip 5S memiliki korelasi positif terhadap
kedisiplinan dengan nilai terbesar di antara indikator lainnya (0,442). Abdulmouti (2018)
menjelaskan kedisiplinan terwujud dari salah satu poin dari aktivitas 5S yaitu Shitsuke
yang berarti disiplin diri secara terus menerus dalam bekerja. Artinya, tiap karyawan yang
menerapkan prinsip Shitsuke pasti akan terbiasa untuk senantiasa disiplin dalam
pekerjaannya.
Prinsip kerja 5S menjadi item mandatory pada sertifikasi Dealer Toyota. Hal ini
diimplementasi pada seluruh lini kerja (Abdulmouti, 2018), pelaksanaan aktivitas
cleaning day tiap hari jumat, serta penerapan pada proses administrasi bengkel. Indikator
X4 “Pelaksanaan sistem kerja PDCA” juga memilik korelasi yang besar terhadap disiplin
kerja dengan nilai 0.427. Sistem PDCA mengatur tahapan kerja dari awal hingga akhir.
Sistem kerja PDCA disusun dengan perencanaan yang baik dan terukur terkait jenis
aktivitas yang akan dilakukan serta tinggal waktu pelaksanaannya akan membiasakan
karyawan untuk bekerja dengan disiplin.
Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Motivasi Internal
Budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi internal
dengan nilai path coefficient 0.590, T Statistics 7.759 dan P Values 0.000 < 0.05. Hasil
ini diinterpretasikan bahwa semakin baik pelaksanaan budaya kaizen maka mampu
meningkatkan motivasi internal karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo
Malang.
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
249
Herdian Rangga Permana
Indikator X1 “Pelaksaaan prinsip 5S memberikan pengaruh terbesar terhadap
motivasi internal dengan nilai rata-rata indikator correlation 0,386. Jika diperinci,
indikator X1 memiliki korelasi terbesar terhadap indikator motivasi internal Z2.5 “Senang
bekerja dengan rekan kerja yaitu sebesar 0,431. Sesuai dengan prinsip kerja 5S yaitu
Seiri/ringkas, Seito/rapi, Seiso/resik, Seiketsu/rawat, Shitsuke/rajin, ketika tiap karyawan
melaksanakan prinisp 5S tersebut dengan baik maka akan terwujud lingkungan kerja yang
rapi, bersih, serta karyawan yang rajin dalam menjaga lingkungan kerjanya senantiasa
baik. Jika tiap karyawan memiliki kesadaran dan konsistensi atas sikap kerja 5S maka
akan menumbuhkan rasa nyaman dan senang bekerja sama antar karyawan.
Indikator budaya kaizen lainnya yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap
motivasi internal secara berurutan adalah X.4 “Pelaksanaan sistem kerja PDCA” dengan
nilai rata-rata indicator correlation 0,378 dan X.5 “Pemberian pelatihan Kaizen” dengan
nilai rata-rata indicator correlation 0,364.
Semakin baik suatu organisasi menerapkan sistem kerja PDCA dalam aktivitas
kaizen-nya, maka semakin mendorong karyawan untuk berkembang dalam pekerjaannya.
Karyawan yang berada di lingkungan improvement merasa bahwa pekerjaan mereka
lebih menantang sehigga memotivasi mereka untuk bekerja mencapai tujuan organsiassi.
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan nilai path
coefficient 0,596, T Statistics 6,022 dan P Values 0,000 < 0,05. Hasil ini diinterpretasikan
bahwa semakin disiplin seorang karyawan maka berdampak pada peningkatan kinerjanya.
Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Razak,
Sarpan, & Ramlan, 2018) yang menyatakan bahwa kedisiplinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik
ditunjukkan dengan sikap tanggung jawab yang sangat baik atas pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Indikator Z1.2 “Ketaatan pada peraturan kerja” memiliki korelasi positif dengan
nilai terbesar yaitu 0,637. Hal ini berarti dengan ketaatan tiap karyawan terhadap
peraturan perusahaan akan membantu meningkatkan kinerja karyawan.
Indikator disiplin kerja lainnya yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap
kinerja adalah Z1.3 “Menjalankan SOP kerja” dengan nilai indicator correlation 0.581.
Kedisiplinan seorang karyawan melakukan pekerjaan sesuai SOP akan meningkatkan
keamanan kerja, menjaga kualitas pekerjaan, mempermudah pencapaian target kerja,
serta sebagai alat identifikasi penyimpangan dalam proses pekerjaan.
Adapun indikator disiplin kerja selanjutnya yang memiliki pengaruh cukup besar
terhadap kinerja adalah indikator Z1.1 “Hadir tepat waktu” dengan nilai indicator
correlation sebesar 0,442.
Pengaruh Motivasi Internal terhadap Kinerja
Motivasi internal berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan nilai path coefficient 0,134, T Statistics 1,171, P Values 0,242 > 0,05.
Hasil ini diinterpretasikan bahwa semakin baik motivasi internal yang dimiliki seorang
karyawan maka mampu turut meningkatkan kinerjanya meskipun dampaknya tidak
signifikan.
Indikator X2.6 “Ingin berkembang dalam pekerjaan” memiliki korelasi positif
namun dengan nilai terkecil terhadap kinerja dibandingkan dengan indikator motivasi
internal lainnya yaitu sebesar 0,281. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum karyawan
memiliki motivasi yang rendah dalam berkembang sehingga berdampak pada kinerja
yang tidak dapat meningkat dengan signifikan.
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
250
http://sostech.greenvest.co.id
Hal yang menyebabkan hal ini diantaranya adalah kondisi responden sebesar
55,74% berusia di atas 31 tahun dan 44,23% memiliki masa kerja di atas 11 tahun yang
mana karyawan merasa cukup pada pengalaman kerja yang dimilikinya untuk
menyelesaikan pekerjaan sehingga karyawan mengalami penurunan minat untuk belajar
lagi. Kondisi ini menyebabkan karyawan tidak cukup antusias untuk mengembangkan diri
yang berdampak pada kinerja yang tidak mampu naik secara signifikan.
Pengaruh Motivasi Internal terhadap Disiplin
Motivasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin dengan nilai
path coefficient 0,514, T Statistic 5,417 dan P Values 0,000 < 0,05. Hasil ini
diinterpretasikan bahwa semakin baik motivasi internal seorang karyawan maka
berdampak pada peningkatan kedisiplinan kerjanya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Aziz & Muchtar, 2016) menunjukkan hasil yang
sama dengan penelitian ini yaitu motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
disiplin kerja karyawan. (Aziz & Muchtar, 2016) menyebutkan bahwa indikator motivasi
yang dapat memengaruhi kedisiplinan adalah kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi.
Indikator Z2.2 “Pengalaman Kerja Memberi Semangat” memberikan pengaruh
terbesar terhadap disiplin kerja yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata indicator
correlation 0,464. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kerja yang disebabkan adanya
pengalaman kerja memudahkan karyawan menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat
waktu yang kemudian menstimulasi karyawan untuk senantiasa menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu.
Indikator motivasi internal lainnya yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap
disiplin kerja secara berurutan adalah Z2.5 “Senang Bekerja dengan Rekan Kerja” dengan
nilai rata-rata indicator correlation 0,458.
Uji Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung
Analisis pengaruh tidak langsung dilakukan untuk mengetahui apakah disiplin dan
motivasi internal mampu memediasi antara budaya kaizen dan kinerja.
Tabel 19. Nilai Pengaruh Tidak Langsung
Original Sample
T Statistics
P Values
X Kaizen -> Z1 Disiplin -> Y Kinerja
0.189
2.367
0.018
X Kaizen -> Z2 Motivasi -> Y Kinerja
0.079
1.115
0.265
X Kaizen -> Z2 Motivasi -> Z1 Disiplin -> Y
Kinerja
0.181
3.403
0.001
Sumber: Olah Data Pengaruh Tidak Langsung dengan SmartPLS, diolah tahun 2020
Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Kinerja melalui Disiplin
Budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
melalui kedisiplinan. Hal ini dapat dilihat dari nilai path coefficient yang bernilai (positif)
0,189 dan nilai T Statistic 2,367 dan P Values 0,018 < 0,05. Hasil ini diinterpretasikan
bahwa semakin baik pelaksanaan budaya kaizen karyawan dengan pengaruh variabel
kedisiplinan sebagai mediasi mampu meningkatkan kinerja secara signifikan.
Pada pengaruh langsung, dimana budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja sedangkan pada pengaruh tidak langsung budaya kaizen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja melalui kedisplinan karyawan, maka merujuk pada
metode klasifikasi mediasi (Zhao, Lynch Jr, & Chen, 2010) dalam kondisi ini variabel
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
251
Herdian Rangga Permana
kedisiplinan disifati dengan Complimentary mediation. Artinya, disiplin kerja menjadi
mediasi pelengkap saja yang dapat disarankan dihilangkan dalam hubungan budaya
kaizen dengan kinerja. Dalam hubungan ini, tanpa dimediasi kedisiplinan, pelaksanaan
budaya kaizen tetap mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Kinerja melalui Motivasi Internal
Budaya kaizen berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan melalui motivasi internal. Hal ini dapat dilihat dari nilai path coefficient yang
bernilai (positif) 0,079 dan nilai T Statistic 1,115 dan P Values 0,265 > 0,05. Hasil ini
diinterpretasikan bahwa semakin baik pelaksanaan budaya kaizen karyawan dengan
pengaruh variabel motivasi internal sebagai mediasi mampu meningkatkan kinerja namun
memberikan dampak yang tidak signifikan.
Pada pengaruh langsung, dimana budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja sedangkan pada pengaruh tidak langsung budaya kaizen berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap kinerja melalui motivasi internal, maka merujuk
pada metode klasifikasi mediasi (Aziz & Muchtar, 2016) dalam kondisi ini variabel
motivasi internal disifati dengan Direct Only (Non Mediation). Artinya, motivasi internal
tidak mampu menjadi variabel mediasi dan disarankan dihilangkan dalam hubungan
budaya kaizen dengan kinerja. Dalam hubungan ini tanpa dimediasi motivasi internal,
pelaksanaan budaya kaizen tetap mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Kinerja melalui Motivasi Internal dan Disiplin
Budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
melalui motivasi internal dan disiplin. Hal ini dapat dilihat dari nilai path coefficient yang
bernilai (positif) 0,181 dan nilai T Statistic 3,403 dan P Values 0,001 < 0,05. Hasil ini
diinterpretasikan bahwa semakin baik pelaksanaan budaya kaizen karyawan dengan
pengaruh variabel motivasi internal dan disiplin kerja sebagai mediasi mampu
meningkatkan kinerja secara signifikan.
Pada pengaruh langsung, dimana budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja sedangkan pada pengaruh tidak langsung budaya kaizen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja melalui motivasi internal dan kedisplinan
karyawan, maka merujuk pada metode klasifikasi mediasi (Qin, Prybutok, & Zhao, 2010)
dalam kondisi ini variabel kedisiplinan disifati dengan Complimentary mediation.
Artinya, motivasi internal dan disiplin kerja menjadi mediasi pelengkap saja yang dapat
disarankan dihilangkan dalam hubungan budaya kaizen dengan kinerja. Dalam hubungan
ini, tanpa dimediasi motivasi internal dan kedisiplinan, pelaksanaan budaya kaizen tetap
mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis regresi SEM PLS, pengujian hipotesis dan pembahasan
tentang pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja melalui motivasi internal dan disiplin
kerja pada karyawan departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang, dapat ditarik
kesimpulan bahwa budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
melalui motivasi internal dan disiplin kerja. Dapat diartikan semakin baik pelaksanaan
budaya kaizen pada karyawan dengan dimediasi motivasi internal dan kedisiplinan maka
mampu meningkatkan kinerja secara signifikan.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan
beberapa saran untuk Departemen after sales Auto 2000 Sutoyo Malang yaitu budaya
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
252
http://sostech.greenvest.co.id
kaizen memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya
dengan pelaksanaan Small Group Activity. Manajer after sales departement (Kepala
Bengkel) perlu membuat kebijakan yang mampu mendorong karyawan untuk aktif dalam
aktivitas Small Group Activity baik berupa petunjuk pelaksanaan secara umum maupun
kebijakan reward punishment. Pelaksanaan prinsip 5S dan PDCA memberikan dampak
positif signifikan terhadap kedisiplinan. Upaya meningkatkan kedisiplinan karyawan
tidak lagi melalui arahan untuk hadir tepat waktu saat apel kerja, namun dapat dilakukan
dengan lebih halus dengan mendorong partisipasi karyawan menjalankan aktivitas 5S dan
PDCA. Aktiftas cleaning day mingguan perlu secara rutin diselenggarakan, pelaksanaan
PDCA baik secara personal maupun dalam aktivitas Small Group Activity perlu
mendapat apresiasi yang jelas dari manajemen untuk karyawan. Manajer dapat turut
meningkatkan motivasi internal karyawan yaitu rasa senang bekerja dengan rekan kerja
dengan pelaksanaan 5S dan PDCA. Sebagaimana penjelasan pada dua poin sebelumnya,
penerapan 5S dan PDCA diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan Small Group Activity
dan aktiftas cleaning day. Kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Manajer perlu mensosalisasikan dan refreshing aturan ketenagakerjaan
dan SOP kerja secara berkala kepada karyawan. Sosialisasi dapat dilakukan kepada
karyawan saat kegiatan apel pagi atau Small Group Activity. Pengalaman kerja memiliki
korelasi yang besar terhadap semangat kerja dan kinerja karyawan. Manajer dapat
menambah pengalaman kerja karyawan dengan memberikan pelatihan tiap ada
keterampilan atau pengetahuan baru dari sebuah jenis mobil. Langkah lainnya untuk
meningkatkan pengalaman kerja karyawan adalah dengan melakukan pengajuan pelatihan
karyawan di Training Center Toyota. Perlunya pertukaran anggota grup kerja secara
berkala untuk meningkatkan kerja sama antar karyawan. Rasa senang bekerja sama
dengan rekan kerja merupakan wujud motivasi internal yang baik dari seorang karyawan
dan hal ini dapat berdampak terhadap peningkatan kinerja. Motivasi internal berpengaruh
positif signifikan terhadap kedisiplinan karyawan. Pengalaman kerja dan kerja sama antar
rekan kerja berkontribusi terhadap kecepatan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu. Kondisi ini menstimulasi karyawan
untuk melakukan pekerjaan dengan tepat waktu. Dalam hubungan pengaruh budaya
kaizen terhadap kinerja, peran kedisiplinan sebagai variabel mediasi perlu lebih
ditingkatkan karena bersifat Complimentary mediation. Kewaspaadan karyawan dalam
bekerja serta kemampuan bekerja dengan etika perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
peran kedisiplinan sebagai variabel mediasi. Dalam hubungan pengaruh budaya kaizen
terhadap kinerja, peran motivasi internal sebagai variabel mediasi perlu lebih ditingkatkan
karena bersifat direct only (no mediation). Perusahaan perlu membuat kebijakan untuk
meningkatkan motivasi karyawan dalam belajar dan mengembangkan diri sehingga
mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja.
BIBLIOGRAPHY
Abdulmouti, Hassan. (2018). Benefits of Kaizen to business excellence: Evidence from a
case study. Industrial Engineering & Management, 7(2), 316–2169.
Afrizal, H. (2014). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana dan
Motivasi Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan BMT Bina Ihsanul Fikri.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Aini, Yulfita. (2013). Pengaruhmotivasi Internal, Eksternal Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Pasir Pengaraian. Cano Ekonomos, 2(1),
98–112.
Aziz, Ardiwan, & Muchtar, Bustari. (2016). Pengaruh Komunikasi Organisasi dan
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan SOSTECH, 2021
Melalui Motivasi Internal dan Disiplin Kerja
253
Herdian Rangga Permana
Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Kota Bukittinggi. Jurnal Riset Manajemen Bisnis Dan Publik, 4(1).
Bentar, Tiara Suci, Samsudin, Acep, & Norisanti, Nor. (2019). Peran Budaya Kaizen dan
Reward dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. JOMB: Journal of Management
and Bussines, 1(1), 37–47.
Gaikindo. (2019). Kinerja Ekspor Mobil dari Indonesia Makin Laju. Retrieved from
https://www.gaikindo.or.id/
Hersona, Sonny, & Sidharta, Iwan. (2017). Influence of Leadership Function, Motivation
and Work Discipline on Employees’performance. Jurnal Aplikasi Manajemen,
15(3), 528–537.
Kemenkeu. (2018). Menkeu: Satu Dekade Terakhir, Pencapaian Indonesia Lebih Baik
Dibanding Negara BRICS. Retrieved from https://www.kemenkeu.go.id/
Kusumaningrum, Dini, & Muhtadin, Muhtadin. (2018). Pengaruh Budaya Kaizen
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Indospring, Tbk di Gresik. GEMA EKONOMI
(Jurnal Fakultas Ekonomi), 6(2), 185–201.
Martharini, Tiara Rahmania. (2014). Analisis Pembelajaran Training Pada Lembaga At
West Outbound Training Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Mulyono, Sugeng, & Nasir, Jamal Abdul. (2012). Memetakan Budaya Organisasiatas
Dasar Gaya Kepemimpinan Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Dosen. Journal of
Management and Business, 11(2).
Qin, Hong, Prybutok, Victor R., & Zhao, Qilan. (2010). Perceived service quality in fast-
food restaurants: Empirical evidence from China. International Journal of Quality
& Reliability Management.
Rahmanian, Fariba, & Rahmatinejad, Ziba. (2014). Impact of Kaizen implementation on
performance of manufacturing companies’ staff. European Online Journal of
Natural and Social Sciences, 2(3 (s)), pp-1094.
Razak, Abdul, Sarpan, Sarpan, & Ramlan, Ramlan. (2018). Effect of leadership style,
motivation and work discipline on employee performance in PT. ABC Makassar.
International Review of Management and Marketing, 8(6), 67.
Setiyawan, Doni, Utami, Hamidah Nayati, & Aini, Edlyn Khurotul. (2017). Pengaruh
Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan PT. PLN (Pеrsеro) Arеa Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 53(2), 47–
55.
Siddik, S. (2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Kualitas Sumber Daya Manusia,
Motivasi dan Disiplin terhadaps Kinerja Pegawai pada Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Sarolangun. Universitas Terbuka.
Sudarwan, I. A. (2020). Realisasi Penjualan Mobil 2019 Turun 10,81 Persen dari 2018.
Retrieved from https://www.otomotif.bisnis.com/
Zhao, Xinshu, Lynch Jr, John G., & Chen, Qimei. (2010). Reconsidering Baron and
Kenny: Myths and truths about mediation analysis. Journal of Consumer Research,
37(2), 197–206.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International Licensed