964
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan,
Revia Oktaviani, Lucia Litha Respati
EVALUASI SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA
PIT C EAST JOBSITE BINUNGAN SUARAN
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan,
Revia Oktaviani, Lucia Litha Respati
Universitas Mulawarman Kalimantan Timur
andreas76turnip@gmail.com
1
, shalaho.d2@ft.unmul.ac.id
2
,
harjunihasan@yahoo.co.id
3
,revia.oktaviani@gmail.com
4
, luciarespati@ft.unmul.ac.id
5
Abstrak
Area penambangan PT. Berau Coal pada blok 7 binungan suaran menggunakan metode tambang terbuka
dengan kontraktor PT. Bukit Makmur Mandiri Utama. Penerapan metode ini menyebabkan terbentuknya
cekungan-cekungan yang besar sehingga memiliki potensial untuk menjadi tempat pengumpulan air, baik
dari air hujan, air limpasan dan airtanah. Di pit c east terdapat dua sumuran (sump) yaitu sump F2 elevasi
-148 mdpl dan sump O transfer elevasi -59 mdpl. Tepat dibawah sump terdapat lapisan batubara yang
belum diambil, secara ekonomis lapisan tersebut layak untuk ditambang, sehingga direncanakan penirisan
sump dan dilakukan perluasan sump agar dapat menampung air yang masuk. Dan perlu dilakukan
perbaikan pada saluran terbuka supaya mengalirkan air dengan baik dan lapisan tanah pada saluran tidak
cepat terkikis akibat debit air. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil perhitungan yang telah
dilakukan, luas daerah tangkapan hujan di pit c east seluas 1.125,14 Ha. Debit air limpasan permukaan
pada area tersebut 352.693,52 m
3
/hari, debit airtanah 24 m
3
/hari, debit air merembas ke tanah 8.572,31
m
3
/hari, dan penguapan sebesar 50.418,17 m
3
/hari . Dari neraca groundwater budget nilai total volume
air yang masuk ke daerah tangkapan hujan yaitu 293.727,05 m
3
/hari. Debit air pada saluran terbuka 4,09
m
3
/detik dengan kecepatan aliran air 1,63 m/detik.
Kata kunci: Debit Air, Sumuran, Saluran Terbuka
Abstract
The mining area of PT. Berau Coal in Block 7 Binungan Suaran uses the open pit mining method with
the contractor PT. Bukit Makmur Mandiri Utama. The application of this method causes the formation
of giant basins that have the potential to become a place for water collection, both from rainwater, runoff,
and groundwater. In-pit c east there are two sumps, namely sumps F2 at an elevation of -148 masl and
sump O transfer at a height of -59 masl. Right under the sump, there is a coal seam that has not been
extracted, economically the seam is feasible to mine, so it is planned to drain the sump and expand the
sump to accommodate the incoming water. And it is necessary to repair the open channel so that the
water flows well and the soil layer in the channel is not quickly eroded due to water discharge. Based on
the data obtained and the results of calculations that have been carried out, the area of the rain catchment
area in Pit C is 1.125,14 Ha.. The surface runoff water discharge in the area is 352.693,52 m3/day,
groundwater discharge is 24 m3/day, the water seeps into the ground is 8.572,31 m3/day, and evaporation
is 50.418,17 m3/day. From the groundwater budget, the total volume of water entering the rain catchment
area is 293.727,05 m3/day. And the water discharge value in the open channel is 4,09 m3/second with a
water flow velocity of 1,63 m/second.
Keywords: Water Discharge, Sump, Open Channel
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 11, November 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
PENDAHULUAN
PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Binungan Suaran adalah salah satu perusahaan swasta
yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan dan mempunyai perjanjian kontrak kerja dalam
penambangan batubara di Kalimantan Timur yang berada di wilayah area konsesi PT. Berau Coal Site
Binungan pada Blok 7. Perencanaan merupakan tahapan penting dalam studi rencana kegiatan
penambangan. Aspek perencanaan tambang berhubungan dengan waktu, dan tidak berkaitan dengan
masalah geometri, misalnya kebutuhan alat dan tenanga kerja, perkiraan biaya kapital dan biaya operasi
(Sulistyana & Utomo, 2018).
Siklus hidrologi merupakan siklus air yang secara kontinu bergerak dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke bumi melalui proses kondensasi, presipitasi (curah hujan), dan evapotranspirasi
(Kartanegara District, 2019). Pengeringan (dewatering) adalah proses pengontrolan dan pengaturan
(manajemen) air permukaan dan airtanah pada aktivitas tambang yang diterapkan. Pengaliran
(drainage) merupakan suatu upaya untuk mencegah mengalirnya air limpasan ke areal front kerja.
Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses hidrologi, karena jumlah
kedalaman hujan ini yang dialir ragamkan menjadi aliran di sungai (Syarifudin, 2017). Air larian adalah
bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau, dan lautan
(Asdak, 2018). Jenis material pada areal penambangan berpengaruh terhadap kondisi penyerapan air
limpasan karena setiap jenis dan kondisi material berbeda memiliki koefisien masing-masing
(Endriantho et al., 2013). Sump merupakan kolam penampungan air yang dibuat untuk penampungan
air limpasan, sump ditempatkan jauh dari aktivitas penggalian batubara (Endriantho et al., 2013)
.Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas, aliran dalam saluran
terbuka maupun saluran tertutup yang mempunya permukaan bebas disebut dengan aliran permukaan
bebas yang memiliki tekanan yang sama dengan tekanan atmosfir (Kodoatie, 2005). Kurva head-
kapasitas dari pompa menyatakan kemampuan pompa untuk menentukan nilai head (H) yang besarnya
tergantung pada besarnya kapasitas atau laju aliran (Q) (Setiawan & Handayani, 2013).
PT. Berau Coal memiliki luas area konsesi mencapai 118.400 Ha, dan memiliki 5 area
operasional aktif yaitu Lati, Sambarata, Binungan, Prapatan, dan Gurimbang. Secara administrasi PT.
Bukit Makmur Manidir Utama Jobsite Binungan Suaran termasuk dalam wilayah Kecamatan
Sambaliung & Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Luas daerah pada blok
7 adalah ± 7.798 Ha.
Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah Penelitian
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang mengacu kepada penelitian
terapan, dimana menurut metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013).
Tahap pengumpulan data, data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Setelah dilakukan observasi lapangan di ambil data yang diperlukan dalam penelitian. Data primer
berupa elevasi inlet dan outlet pada pompa, panjang dan jumlah pipa, dimensi saluran terbuka, luas
daerah tangkapan hujan, dan data koefisien limpasan (Samosir et al., 2021). Untuk data sekunder
meliputi data curah hujan tahunan, peta penyaliran tambang, peta kemajuan tambang, jenis pompa, dan
peta tata guna lahan.
Tahap pengolahan data, data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data dengan
menggabungkan antara dasar teori yang ada dengan data yang diperoleh dari lapangan, sehingga dari
keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah., analisis data yang dilakukan: Perhitungan luas
daerah tangkapan hujan (catchment area), Perhitungan debit limpasan, airtanah, evapotranspirasi, dan
infiltrasi (Neraca Groundwater Budget), Penentuan dimensi kapasitas minimum sumuran (sump),
Penentuan dimensi saluran terbuka (open channel).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luas daerah tangkapan hujan (catchment area), penentuan catchment area dapat dilakukan
dengan menganalisis peta kemajuan tambang dan peta tata guna lahan. Luas didapat dengan cara
menghubungkan titik-titik tertinggi pada peta dengan memperhatikan arah aliran air di daerah tersebut
hingga didapatkan sebuah polygon tertutup . Dari hasil yang telah dilakukan luas daerah tangkapan
hujan di pit c east sebesar ± 1.125 Ha, dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta Catchment Area
Neraca Groundwater Budget, neraca ini memiliki beberapa faktor yaitu nilai debit limpasan, debit
airtanah, nilai evapotranspirasi (penguapan), dan nilai infiltrasi (air merembes kedalam tanah).
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
1. Debit limpasan, dalam menghitung nilai debit limpasan menggunakan rumus rasional (Kamiana,
2011) sebagai berikut:

Keterangan:
Q = Debit Limpasan (m
3
/detik)
C = Koefisien Limpasan
I = Intensitas Hujan (mm/jam)
A = Luasan Daerah (km
2
)
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu (mm/jam). Penentuan
intensitas curah hujan untuk mendapatkan nilai durasi yang nantinya digunakan sebagai
dasar perhitungan debit limpasan. Intensitas curah hujan menggunakan rumus Mononobe
(Jamal & Arifin, 2017) dapat dilihat sebagai berikut:

󰇛


󰇜

Keterangan:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
R = Curah hujan rencana (mm/hari)
tc = Waktu konsentrasi hujan (jam)
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum Tahunan
Tahun
Curah Hujan 2012-2021
CH Maksimum (mm)
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
2012
49,0
26,0
72,0
61,0
68,0
66,5
22,5
57,5
32,0
77,0
40,0
25,0
77,0
2013
34,0
41,0
40,0
24,5
50,0
31,0
32,0
26,0
31,0
44,0
27,5
46,0
50,0
2014
39,0
31,5
25,0
75,0
33,0
53,0
30,0
24,0
14,5
57,0
65,0
59,0
75,0
2015
54,0
34,5
72,0
38,0
38,0
27,0
21,0
19,0
63,0
45,0
46,0
47,5
72,0
2016
93,0
30,0
60,0
18,5
53,0
25,0
28,0
137,0
80,0
70,0
21,1
82,0
137,0
2017
47,0
89,0
79,0
54,0
21,0
65,0
81,0
54,5
11,5
51,0
60,0
22,0
89,0
2018
108,0
28,0
38,0
52,5
32,0
25,0
67,0
24,0
28,0
75,0
20,5
38,0
108,0
2019
46,0
28,5
57,0
20,5
30,5
52,5
30,0
69,0
5,0
23,0
73,0
53,0
73,0
2020
104,0
89,0
75,5
37,5
55,0
61,0
24,0
68,0
35,0
32,5
31,0
34,0
104,0
2021
49,5
44,5
33,0
31,0
95,5
57,5
40,0
33,5
30,0
27,5
26,0
61,0
95,5
Berdasarakan tabel 1, diperoleh nilai curah hujan rencana (R) menggunakan nilai curah
hujan harian maksimum yaitu 137 mm pada tahun 2016. Nilai waktu konsentrasi (tc) adalah
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik hulu ke titik kontrol hilir suatu aliran
sungai.Persamaan Kirpich (Rapar et al., 2014) sebagai berikut:



Keterangan:
tc = Waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang aliran sungai (km)
S = Kemiringan aliran sungai
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai tc sebesar 2,18 jam, maka dihasilkan nilai
intensitas hujan sebesar 28,28 mm/jam.
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 2. Nilai Koefisien Limpasan
No
Area
Koefisien Limpasan
Keterangan C
1
Pit C
C = 0,16 + 0,16 + 0,28 =
0,6
Kemiringan 10 20 %, Lempung dan Lanau, Tanpa
Tanaman
2
Sump O Transfer
C = 0,16 + 0,16 +0,28 =
0,6
Kemiringan 10 20 %, Lempung dan Lanau, Tanpa
Tanaman
3
WMP 21
C = 0,08 + 0,08 + 0,21 =
0,37
Kemiringan 1 10 %, Lempung Berpasir, Padang
Rumput
4
Inpit Dump
Logging
C = 0,08 + 0,08 + 0,21 =
0,38
Kemiringan 1 10 %, Lempung Berpasir, Padang
Rumput
5
Outpit Dump
Utara
C = 0,08 + 0,16 + 0,28 =
0,52
Kemiringan 1 10 %, Lempung dan Lanau, Tanpa
Tanaman
6
Outpit Dump
Barat
C = 0,08 + 0,08 + 0,28 =
0,44
Kemiringan 1 10 %, Lempung Berpasir, Tanpa
Tanaman
7
Reklamasi
C = 0,08 + 0,04 + 0,04 =
0,16
Kemiringan 1 10 %, Pasir dan Gravel, Hutan
Berdasarkan tabel 2, diperoleh nilai koefisien limpasan pada 7 area yang berada di luasan
daerah tangkapan hujan. Dalam penentuan nilai koefisien limpasan memeperhatikan nilai
kemiringan, jenis tanah, dan nilai vegetasi.
Tabel 3. Debit Limpasan
Nama
C
I (mm/jam)
A (Ha)
Q (m
3
/jam)
tc (jam)
Q (m
3
/hari)
Pit C Timur
0,60
28,28
788,52
133.904,13
2,18
291.438,41
Sump O Transfer
0,60
28,28
52,32
8.883,96
2,18
19.335,67
WMP 21
0,37
28,28
16,53
1.731,13
2,18
3.767,75
Inpit Dump Logging
0,37
28,28
18,24
1.909,78
2,18
4.156,59
Outpit Dump Utara
0,52
28,28
10,38
1.527,23
2,18
3.323,97
Outpit Dump Barat
0,44
28,28
41,17
5.126,37
2,18
11.157,39
Reklamasi
0,16
28,28
197,99
8.965,77
2,18
19.513,74
Jumlah
352.693,52
Berdasarkan tabel 3, diperoleh nilai debit limpasan dalam satuan m
3
/jam atau jika ingin
mengetahui nilai debit limpasan dalam 1 hari, maka dilakukan perhitungan perkalian dengan nilai
waktu konsentrasi (tc) sehingga diperoleh nilai debit limpasan (Q) dalam satuan m
3
/hari.
2. Debit airtanah, debit airtanah yang diperoleh merupakan nilai perkiraan yaitu sebesar 24 m
3
/hari.
3. Evapotranspirasi, dalam menentukan estimasi nilai penguapan (evapotranspirasi) dapat dihitung
menggunakan metode Turc (Parker et al., 1990) dapat dilihat sebagai berikut:


󰇛 
󰇜
Keterangan:
ETr = Evapotranspirasi (mm/tahun)
P = Curah hujan tahunan rata-rata (mm/tahun)
Tm = Suhu tahunan rata-rata (
o
C)
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 4. Neraca Evapotranspirasi
Neraca Evapotranspirasi
Keterangan
Nilai
T
Suhu rata-rata tahunan
29,00
o
C
P
CH rata-rata tahunan
2.265,85
mm/tahun
A
Luas Catchment
11,25
km
2
L(T)
(300+25*T+0.05*T
3
)
2.244,45
Etr
Evapotranspirasi
1.635,59
mm/tahun
50.418,17
m
3
/hari
Berdasarkan tabel 4, nilai penguapan (evapotranspirasi) diperoleh sebesar 1.635,59
mm/tahun, untuk mengetahui berapa nilai penguapan yang terjadi dalam 1 hari maka nilai tersebut
dikonversi terlebih dahulu ke m/hari kemudian dilakukan perhitungan perkalian terhadap luas daerah
tangkapan hujan, sehingga nilai evapotranspirasi yang diperoleh pada 1 hari yaitu 50.418,17 m
3
/hari.
4. Infiltrasi, dalam penentuan nilai infiltrasi (Hafezi et al., 2007) dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
 
Keterangan:
U = Infiltrasi (cm/tahun)
P = Curah hujan tahunan (cm/tahun)
Ro = Runoff (cm/tahun)
ETr = Evapotranspirasi
Tabel 5. Neraca Groundwater Budget
Neraca Groundwater
Keterangan
Nilai
T
Suhu rata-rata
tahunan
29,00
o
C
P
CH rata-rata
tahunan
2.265,85
mm/tahun
A
Luas Catchment
11,25
km
2
L(T)
(300+25*T+0.05*T
3
)
2.244,45
Etr
Evapotranspirasi
1.635,59
mm/tahun
50.418,17
m
3
/hari
RO
Runoff
35,22
cm/tahun
10.855,66
m
3
/hari
U
Inflitrasi
27,81
cm/tahun
8.572,31
m
3
/hari
Berdasarkan tabel 5, diperoleh nilai infiltrasi sebesar 27,81 cm/tahun, untuk mengetahui
berapa nilai debit air merembe ke tanah yang terjadi dalam 1 hari maka nilai tersebut dikonversi
terlebih dahulu ke m/hari kemudian dilakukan perhitungan perkalian terhadap luas daerah tangkapan
hujan, sehingga nilai infiltrasi yang diperoleh pada 1 hari yaitu 8.572,31 m
3
/hari.
Kapasitas minimum sumuran (sump), dalam penentuan kapasitas minimum sumuran dapat
dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan pada sebelumnya, dengan menggunakan nilai debit air
limpasan, debit airtanah, evapotranspirasi, dan infiltrasi. Maka kapasitas minimum sump per harinya
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
dapat dilihat dari nilai debit sebagai berikut:
   
   1
 m
3
/hari
Sehingga nilai debit air yang masuk kedalam sumuran sebesar 293.727,05 m
3
/hari. Dalam kondisi
aktual di lapangan pada sump F2 tidak memiliki masalah karena dapat menampung debit air tersebut,
tetapi kapasitas pada sump O transfer tidak cukup untuk menampung debit air maupun air kiriman dari
sump F2, maka dari itu perlu dilakukannya perubahan desain pada sump O transfer agar memiliki
kapasitas untuk menampung air baik dari hasil perhitungan dan air yang di kirim dari sump F2.
Gambar 3. Desain sumuran
Berdasarkan gambar 3, desain sumuran berupa prisma trapesium dengan dimensi Panjang
permukaan sumuran 350 m, Panjang dasar sumuran 300 m, lebar (dasar dan permukaan) 65 m,
kedalaman 15 m, dengan kemiringan 59
o
. sehingga didapatkan nilai volume sumuran tersebut dapat
menampung sebesar 316.875 m
3
.
Saluran terbuka, memiliki fungsi untuk menampung sementara serta mengalirkan air ke tempat
lain (sedimen pond/big pond). Bentuk penampang saluran pada umumnya dipilih sesuai nilai debit air,
material pengotor dan ekonomis dalam hal pembuatannya. Bentuk saluran penampang yang umum
digunakan ada bentuk trapesium, hal ini dikarenakan mudah dalam pembuatannya, murah, dan mudah
dalam perawatannya serta stabilitas kemiringan dapat disesuaikan berdasarkan topografi (Nofrizal,
2016). Untuk perhitungan debit pengaliran suatu saluran air dapat dilakukan dengan rumus Manning
pada persamaan berikut:


Keterangan:
Q = Debit air (m
3
/detik)
n = Koefisisen kekasaran manning
R = Jari jari hidrolik (m)
S = Kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m
2
)
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Gambar 4. Desain saluran terbuka trapesium
Berdasarkan gambar 4, penulis merekomendasikan perubahan desain saluran terbuka
dalam bentuk trapesium. Untuk detail rancangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Rancangan Desain Saluran Terbuka
No
Keterangan
Nilai
1
b
Lebar dasar saluran
1,5
m
2
h
Kedalaman air
1
m
3
f
Tinggi jagaan air
0,2
m
4
x : y
Kemiringan penampang saluran
1 : 1 (45
o
)
5
H
Kedalaman saluran
1,2
m
6
W
Lebar permukaan air
3,5
m
7
CW
Lebar atas saluran
3,9
m
8
A
Luas penampang basah saluran
2,5
m
2
9
P
Keliling basah saluran
4,33
m
10
R
Jari - jari hidrolis
0,58
m
11
S
Kemiringan (Gradien)
0,5
%
12
n
Koefisien kekasaran manning
0,03
13
Q
Debit air
4,09
m
3
/detik
14
V
Kecepatan air
1,63
m/detik
Berdasarkan tabel 6, rancangan desain yang direkomendasikan penulis memiliki nilai debit air
yang dapat dialirkan sebesar 4,09 m
3
/detik dengan nilai kecepatan air sebesar 1,63 m/detik, sehingga
dari nilai kecepatan air tersebut material lantai dasar yang cocok pada lantai minimum menggunakan
material kerikil dengan ukuran 50 mm untuk mengantisipasi terkikis lantai pada saluran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dillakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa luas
daerah tangkapan hujan (catchment area) sebesar 1.125 Ha. Dari hasil perhitungan Neraca
Groundwater Budget perkiraan debit air yang masuk kedalam sumuran sebesar 293.727,05 m
3
/hari.
Sehingga perlu dilakukan perluasan sumuran pada sump O transfer agar dapat menampung air yang
masuk. Dan melakukan perbaikan kapasitas saluran terbuka dengan dimensi saluran terbuka untuk
Bryan Andreas Turnip, Shalaho Dina Devy, Harjuni Hasan, Revia Oktaviani,
Lucia Litha Respati
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pit C East Jobsite Binungan
Suaran
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
mengalirkan air limpasan dimana rancangan nilai debit air yang akan dialirkan pada saluran terbuka
harus lebih besar dari nilai debit air limpasan yang akan masuk agar air pada saluran terbuka lancar.
Dan perlu dilakukannya evaluasi terhadap luas daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, dimensi
saluran terbuka setiap 3 bulan dikarenakan terjadinya perubahan kondisi topografi dan tata guna lahan
yang mengikuti arah kemajuan penambangan.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. (2018). Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press.
Endriantho, M., Ramli, M., Hasanuddin, T. P. U., & Hasanuddin, T. G. U. (2013). Perencanaan Sistem
Penyaliran Tambang Terbuka Batubara. Jurnal Geosains, 9(01).
Hafezi, F., Kanellopoulos, J., Wiltfang, R., & Seiler, T. (2007). Corneal Collagen Crosslinking With
Riboflavin And Ultraviolet A To Treat Induced Keratectasia After Laser In Situ Keratomileusis.
Journal Of Cataract & Refractive Surgery, 33(12), 20352040.
Jamal, M., & Arifin, T. S. P. (2017). Inovasi Rekayasa Sipil Dalam Menghadapi Tantangan Iklim Dan
Geografi Kalimantan Yang Berwawasan Lingkungan.
Kamiana, I. M. (2011). Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kartanegara District, E. K. (2019). Analisis Kestabilan Lereng Low Wall Pit 7 Selatan Blok Am Yang
Dipengaruhi Airtanah Di Pt. Alamjaya Bara Pratama, Kecamatan Loakulu, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Mineral Ft Unmul, 7(1), 1522.
Kodoatie, R. J. (2005). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta.
Nofrizal, N. (2016). Analisis Teknis Mine Dewatering Terhadap Rencana Tiga Bulan Penambangan
Batu Bara Di Pit B Kec. Meureubo, Kab. Aceh Barat, Aceh.
Parker, K. J., Huang, S. R., Musulin, R. A., & Lerner, R. M. (1990). Tissue Response To Mechanical
Vibrations For “Sonoelasticity Imaging.” Ultrasound In Medicine & Biology, 16(3), 241246.
Rapar, S. M. E., Mananoma, T., Wuisan, E. M., & Binilang, A. (2014). Analisis Debit Banjir Sungai
Tondano Menggunakan Metode Hss Gama I Dan Hss Limantara. Jurnal Sipil Statik, 2(1).
Samosir, F. D. L., Franto, F., & Andini, D. E. (2021). Kajian Sistem Penyaliran Tambang Bawah Tanah
Pada Pt Allied Indo Coal Jaya Sawahlunto Sumatera Barat. Mineral, 6(2), 16.
Setiawan, A. Y., & Handayani, S. U. (2013). Modifikasi Instalasi Dan Pengujian Karakteristik Pompa
Sentrifugal Idb35 Susunan Paralel (Modification Installation And Testing Of Centrifugal Pump
Characteristics Idb-35 Parallel Structure). D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik.
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Sulistyana, A. R., & Utomo, P. (2018). Sistem Informasi Sdn Paron 02 Berbasis Web. Jurnal Pilar
Teknologi Jurnal Ilmiah Ilmu Ilmu Teknik, 3(2).
Syarifudin, A. (2017). Hidrologi Terapan. Penerbit Andi.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License