1008
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
LAPIS PERKERASAN AC-BC MENGGUNAKAN CAMPURAN BERASPAL
HANGAT (WARM MIX) DAN BAHAN TAMBAH ZEOLITE ECOPAL
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Universitas Langlangbuana, Bandung, Jawa Barat
todomulya@gmail.com
Abstrak
Campuran aspal hangat (Warmix) merupakan campuran yang memiliki suhu pencampuran serta
pemadatan yang bisa dilaksanakan lebih rendah dari pada campuran panas (hotmix). Campuran ini mulai
dikembangkan karena memiliki keramahan lingkungan dibanding dengan campuran aspal panas. Salah
satu teknologi yang bisa digunakan guna mengurangi suhu pada campuran hangat adalah dengan
penambahan bahan aditif. Zeolite bisa digunakan sebagai bahan tambah pada campuran aspal hangat,
karena keunikannya yang mampu menyimpan air sehingga saat pencampuran serta pemadatan bisa
dilakukan pada suhu yang lebih rendah. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui penurunan suhu
pencampuran serta pemadatan pada campuran Asphalt Concrete Binder Course (AC BC) ditambah
zeolite dengan variasi 1%, 1,5%, 2% terhadap berat total campuran dengan kadar aspal optimum (KAO)
sebesar 5,5% . Pencampuran dilakukan pada suhu 123 130°C, serta pemadatan di suhu 111 - 115°C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan zeolite sebesar 1,5% merupakan zeolite paling
optimum dengan meningkatnya nilai stabilitas menjadi 1024 kg, untuk nilai VIM menjadi 4,19%.
Sedangkan untuk nilai VMA serta Flow cenderung mengalami penurunan menjadi 13,22% serta 2,95 mm
namun masih mendekati spesifikasi yang disyaratkan. Sehingga penambahan kadar zeolite 1,5%
direkomendasikan untuk campuran ini.
Kata kunci: AC-BC, Campuran Hangat, Zeolite
Abstract
Warm asphalt mixture (Warmix) is a mixture that has a mixing and compaction temperature that can be
carried out about 15 C lower than the hot mix (hotmix). This mixture was developed because it has
environmental friendliness compared to hot mix asphalt. One technology that can be used to reduce the
temperature in a warm mixture is the addition of additives. Zeolite can be used as an additive to warm
asphalt mixtures, because of the uniqueness of zeolite which is able to store water so that mixing and
compaction can be carried out at lower temperatures. This study was aimed to determine the decrease in
mixing temperature and compaction in the Asphalt Concrete Binder Course (AC BC) mixture plus
zeolite with variations of 1%, 1.5%, 2% to the total weight of the mixture with the optimum asphalt content
(KAO) of 5, 5% without affecting the stability value. Mixing is carried out at a temperature of 123
130°C, and compaction at a temperature of 111 115°C. The results showed that the addition of 1.5%
zeolite was the most optimum zeolite with an increase in the stability value to 1024 kg, for the VIM value
to 4.19%. Meanwhile, the VMA and Flow values tend to decrease to 13.22% and 2.95 mm but are still
close to the required specifications. So the addition of 1.5% zeolite content is recommended for this
mixture.
Keywords : AC-BC, Warm Mix, Zeolite
PENDAHULUAN
Evolusi teknologi perkerasan jalan khususnya di Indonesia semakin pesat, baik dalam perkerasan
kasar ataupun perkerasan lentur (Widayanti, 2019). Perkerasan lentur bisa dibedakan jadi beberapa
jenis, salah satu jenis campuran aspal adalah campuran aspal hangat (Warmix) (Wirahaji et al., 2018).
Pertumbuhan era yang semakin pesat menimbulkan lalu lintas harian rata-rata kendaraan terus
bertambah. (Saleh et al., 2022) Salah satu jenis perkerasan lentur yang bisa diterapkan untuk mengatasi
permasalah kerusakan sebab repetisi beban kendaraan adalah campuran hangat (warmix). Jalan
merupakan prasarana infrastruktur dasar dalam mendukung laju perekonomian serta berperan besar
dalam perkembangan suatu daerah tersebut. Indonesia termasuk dalam negara berkembang dimana
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 11, November 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
1009
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
sangat membutuhkan kuantitas dan kualitas jalan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan berbagai kegiatan untuk menunjang perekonomian baik aksesibilitas maupun
perpindahan barang dan jasa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Sistem
Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, (UMUM, 2008) diperlukannya suatu sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat meliputi tentang struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaa, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatandan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan
produktif (Sholihah, 2018).
Campuran aspal hangat (warmix) merupakan teknologi yang dikembangkan guna memungkinkan
pencampuran, serta proses pemadatan pada suhu yang lebih rendah (Handoko & Sunaryo, 2014).
Namun perlu di ketahui bersama apakah penambahan bahan aditif ini memiliki pengaruh buruk pada
campuran. Maka dari itu penulis melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui nilai optimum
pencampuran dari kadar zeolite yaitu 1%, 1,5%, dan 2%.
METODE PENELITIAN
Lapisan Perkerasan Lentur
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Marshal (Nurani, 2015). Sama halnya
dengan jenis lapisan perkerasan kaku dan komposit (Bamher, 2020), lapisan perkerasan lentur memiliki
beberapa lapisan penyusun guna menyebarkan beban repetisi beban kendaraan yang akan dijelaskan di
bawah ini.
Gambar 1 Jenis-Jenis lapisan perkerasan (Nur et al., 2021)
Lapisan permukaan (surface course)
Lapis yang terletak sangat atas disebut dengan lapis permukaan (surface course), berfungsi
sebagai berikut:
a. Lapis perkerasan penahan beban beroda, lapisan yang memiliki stabilitas tinggi untuk menahan
beban roda sepanjang masa pelayanan.
b. Lapisan kedap air yang berarti menghindari air hujan jatuh terhadap lapisan permukaan sehingga air
hujan tidak menyerap kelapisan dibawahnya serta melemahkan lapisan-lapisan di bawahnya.
c. Lapis keausan (wear layer) adalah lapisan yang mudah aus karena menerima gesekan langsung dari
rem kendaraan. Lapisan ini mendistribusikan beban ke lapisan bawah, memungkinkan lapisan lain
dengan kapasitas beban rendah guna mendukung beban.
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapis perkerasanIyang terletakIdiantara lapisIpondasi bawahIserta lapis permukaan disebut
dengan lapis pondasi atas LapisIpondasi atasIberfungsi sebagaiIberikut:
a. Lapisan pondasi atas (base course) bisa menerima beban lebih berat dibandingkan lapis permukaan
b. Lapis pondasi atas (base course) terletak diantara lapis pondasi bawah serta lapis permukaan.
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapis pondasi bawah merupakan1perkerasan1yang berada diantara1lapis1pondasi atas serta
1010
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
tanah dasar. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
a. Lapis subbase penting untuk pengembangan jalan aspal karena untuk meluaskan beban roda ke tanah
dasar. Lapisan ini wajib kuat, wajib memiliki CBR 20% serta Indeks Plastisitas (PI) ≤ 10%.
b. Efisiensi pemakaian bahan. Hal ini disebabkan bahan pondasi di bagian dasar relatif lebih murah di
bandingkan dengan lapisan perkerasan di atasnya.
c. Lapis peresapan, sehingga air tanah tidak mengendap di pondasi.
d. Lapisan awal dalam pelaksanaan, supaya pekerjaan bisa berjalan mudah. Perihal ini berhubungan
dengan keadaan yang dipaksa oleh lapangan, tanah dasar harus segera tertutup dari dampak cuaca,
ataupun daya dukung tanah dasar yang melemah menahan roda roda alat besar.
e. Lapis guna menghindari partikel tidak kasar di lapisan di bawahnya ialah tanah dasar guna naik ke
lapis pondasi atas.
Lapisan tanah dasar (subgrade) Lapisan tanah dasar merupakan lapisan tanah setebal 150-
1001cm dibawah lapisan pondasi bawah.
Material Untuk Perkerasan Jalan Lentur Dengan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
Letak batching plant baik beton dan aspal yang jauh dari lokasi pekerjaan proyek sering menjadi
kendala karena untuk beton ditakutkan mutu beton saat sampai di lokasi proyek menurun (Adi, 2017),
begitu pun untuk aspal, maka dari itu aspal hangat ini di peruntukkan bagi lokasi pekerjaan proyek dan
batching plant jauh di mana di takutkan suhu campuran beraspal saat di lapangan sudah dibawah
standar. Menurut (Sentosa et al., 2018) Untuk pembuatan campuran beraspal hangat berikut beberapa
material yang kami gunakan:
a. Agregat
Agregat merupakan suatu material kaku yang merupakan bagian dasar dari lapisan aspal jalan
(Diansari & Sipil, 2016), agregat dipandang sebagai bagian penting untuk lapisan atasIjalan,
karenaIjumlah normal dalamIcampuran aspal umumnyaIberkisar antaraI90% - 95I% dariIberat
gabungan lengkap, atau175% - 85% dari volume gabungan yang bagi sebagian orang tidak
seluruhnya diselesaikan dengan sifat penggunaan mutlak. Dengan mengikuti garis garis ini, sifat
aspal jalan sangat dipengaruhi oleh gagasan total dan kombinasi selanjutnya dengan bahan yang
berbeda. Pada pengujian ini agregat yang di gunakan terdiri dari 4 fraksi yaitu: agregat 2-3 cm, 1-2
cm, screen, dan abu batu.
b. Aspal Aspal dicirikan selaku bahan yang lengket (cementitious), berwarna berwarna gelap gelap
atau coklat redup, dengan komponen utama adalah bitumen. Bitumen merupakan zat lengket kuat
(cementitious) mempunyai warna gelap atau redup, yang diperoleh dari alam atau karena ciptaan
(Nurani, 2015). Bitumen sebagian besar memiliki campuran hidrokarbon kaya tar, aspal atau pitch.
Pada pengujian ini digunakan aspal pertamina pen 60/70
c. Bahan Pengisi
Bahan pengisi atau filler merupakan bagian dari0agregat tidak kasar dengan minimal 75%
saringan lolos No.200 dengan (0,075). Fungsi filler yaitu pengisi rongga pada campuran beraspal.
Pada pengujian ini penguji menggunakan semen.
d. Zeolite
Zeolite adalah mineral yang mengandung air yang mengandung ion natrium, kalium, dan
barium (KHIQMAH, 2015). Zeolite juga disebut "saringan molekuler"/"mata jaring molekuler"
(molecular sieves) karena memiliki pori-pori berukuran molekul yang memungkinkan mereka untuk
memisahkan/menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Melepaskan air saat dipanaskan, tetapi
cenderung mengikat molekul air di udara lembab. Reaksi ini memungkinkan untuk proses
pencampuran dan pemadatan campuran aspal di lakukan pada suhu yang lebih rendah
Jenis-Jenis Pengujian
Metoda yang kami gunakan adalah dengan melakukan pengujian agregat, aspal, dan pengujian
campuran (Marshall) Standarisasi pengujian penguji menggunakan spesifikasi binamarga tahun 2018
sebagai acuan (Edison, 2014). Dibawah ini merupakan jenis-jenis pengujian yang penguji lakukan.
1011
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Gambar 1 Tabel Pengujian Agregat Halus (Spesifikasi Bina Marga 2018)
Gambar 2 Tabel Pengujian Agregat Kasar (Spesifikasi Bina Marga 2018)
Gambar 3 Tabel Pengujian Aspal Pen 60-70 (Spesifikasi Bina Marga 2018)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengujian Agregat
Untuk pengujian ini penguji menggunakan 4 fraksi agregat yaitu split berukuran 2-3
cm, split 1-2 cm, screen, dan abu batu. Berikut hasil pengujian agregat.
Kekekalan bentuk agregat terhadap aspal
Pengujian
Kekekalan bentuk agregat
terhadap larutan
Campuran AC
Modifikasi dan SMA
Semua jenis
campuran beraspal
bergradasi lainnya
SNI 3407:2008
SNI 2417:2008
Abrasi
dengan
mesin Los
Angeles
Material lolos Ayakan No. 200
Butir Pecah pada Agregat Kasar
SNI 7619:2012
Partikel Pipih dan Lonjong
ASTM D4791-10
Perbandingan 1 : 5
PG70 PG76
1
3
4
5
6
7
8
Tipe II Aspal
Modifikasi
Elastometer Sintetis
No
Jenis Pengujian
Metoda Pengujian
Tipe I
Aspal
Pen 60 -
70
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik
Lembek C)
Penetrasi pada 25°C (0,1 mm)
Viskositas Kinematis 135°C (cSt
Titik Lembek (°C)
Daktilitas pada 25°C, (cm)
Temperatur yang menghasilkan Geser
Dinamis (G*/sin8) pada osilasi 10
rad/detik ≥ 1,0 kPa, (°C)
≥ 232
9
SNI 2456:2011
ASTM D2170-10
SNI 2434:2011
SNI 2432:2011
SNI 2433:2011
AASHTO T44-14
SNI 2441:1011
Tiik Nyala C)
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%)
Berat Jenis
2
≥ 99
≥ 1,0
-
Dilaporkan
70
76
≤ 3000
Dilaporkan
SNI 06-6442-2000
ASTM D 5976-00
Part 6.1 dan SNI
2434:2011
60-70
-
≥ 300
≥ 48
≥ 100
-
≥ 230
≥ 99
-
≤ 2,2
1012
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Gambar 4 Tabel Hasil Pengujian Agregat (Hasil Pengujian 2022)
Split Split
2- 3 1 - 2
1 Berat jenis
Bulk SNI 03-1969-2008 2,65 2,65 2,62 2,57 - -
SSD & 2,68 2,68 2,65 2,60 - %
Apparent SNI 03-1970-2008 2,72 2,73 2,71 2,66 - -
2 Penyerapan SNI 03-1969 -2008 1,02 1,14 1,32 1,26 Max 3 %
3 Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997
Agregat halus 63,74 Min 50 %
4 Angularitas dengan Uji Kadar Rongga SNI 03-6877-2002 42,16 Min 45 %
5 Butir Pecah pada Agegat Kasar SNI 7619:2012 100/100
100/100
Min 95/90 %
6 Abrasi (500 Putaran) SNI 2417 : 2008
Gabungan (Kelas B) Maks 40 %
7 Material lolos ayakan No. 200
SNI ASTM C117:2002
Agregat kasar 0,623 1,038 0,960 Maks 1 %
Agregat halus 10,434 Maks 10 %
8 Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439 : 2011 Min. 95 %
9 Patikel Piph Lonjong SNI 8287 : 2016 99 Maks. 10 %
10
Gumpalan Lempung dan butir- butir
mudah pecah dalam agregat
SNI 03-4141-1996 1,347 Maks. 1 %
11 Analisa saringan
SNI ASTM C136:2012
1 1/2" (36,1 mm) % lolos
1" (25,4 mm) 100,00 % lolos
3/4" (19,1 mm) 71,37 74,02 % lolos
1/2" (12,7 mm) 15,81 13,52 98,65 % lolos
3/8" (9,5 mm) 3,15 2,59 62,07 67,2 % lolos
# 4 (4,76 mm) 0,30 0,22 5,23 3,5 % lolos
# 8 (2,36 mm) 0,24 0,15 0,87 1,0 % lolos
# 16 (1,18 mm) 0,22 0,13 0,62 0,8 % lolos
# 30 (0,60 mm) 0,20 0,12 0,58 0,8 % lolos
# 50 (0,30 mm) 0,19 0,12 0,57 0,8 % lolos
# 100 (0,149 mm) 0,16 0,08 0,52 0,7 % lolos
# 200 (0,075 mm) 0,12 0,02 0,41 0,6 % lolos
17,159
No.
Jenis pengujian
Metode pengujian
Hasil pengujian
Spesifikas
i
Satuan
Abu -
Batu
Screen
1013
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
2. Hasil Pengujian Aspal
Pada pengujian ini penguji menggunakan aspal Pen 60/70, berikut hasil pengujian
aspal pen 60/70.
Gambar 5 Tabel Hasil Pengujian Aspal (Hasil Pengujian 2022)
3. Daftar Timbangan
Berikut daftar timbangan untuk tiap sampel dimana tiap sampel memiliki masa 1200
gram, penguji memiliki 3 variabel sampel yang berbeda sesuai kadar zeolite yaitu 1%, 1,5%,
dan 2%.
Tabel 6 DaftarTimbangan (Hasil Pengujian 2022)
4. Hasil Uji Marshall
Hasil uji marshall dilakukan tiga kali untuk setiap kadar zeolite, pengujian ini
Hasil Pengujian
Aspal
Pen 60 - 70
1
Penetrasi pada 25 °C SNI 2456 : 2011 63 60 - 70 0,1 mm
2 Titik Lembek SNI 2434:2011 55,00 48 - 56 °C
3 Viskositas Kinematis 135 °C ASTM D2170-10 498,27 ≥ 300 cSt
Viskositas Pemadatan 111-115 °C °C
Viskositas Pencampuran 124-12 °C
4
Daktilitas pada 25 °C SNI 2432:2011 > 140 Min 100 cm
5 Titik Nyala SNI 2433:2011 324 > 232 °C
6
Kelarutan dalam Trichloroethylene SNI 2438 : 2015 99,434 Min 99 %
7 Berat Jenis SNI 2441:2011 1,033 ≥ 1,0 -
8 Berat yang hilang Setelah TFOT SNI 06-2440-1991 0,0118 Max 0,2 %
9
Penetrasi pada 25 °C Setelah TFOT
SNI 2456-2011 84,000 Min 80 %
10 Daktilitas pada 25 °C Setelah TFOT SNI 2432:2011 > 140 Min 100 cm
Pengujian Residu Hasil TFOT (SNI 06-2440-1991)
No.
Jenis pengujian
Metode
Pengujian
Spesifikasi
Satuan
Kadar Aspal Rencana 5,50% 5,50% 5,50%
marshall marshall marshall
Total campuran 1200 1200 1200
Total aspal 66,0 66,0 66,0
Kadar Zeolite 1% 1,5% 2%
Brt. Aspal Crumb Rubber
Berat Agregat 1134,0 1134,0 1134,0
2-3 (SPLIT) 17,0% 190,9 189,9 188,9
1-2 (SPLIT) 9,0% 101,0 100,5 100,0
0.5 - 1 (SCREEN) 28,0% 314,4 312,8 311,2
0 - 0.5 (ABU BATU) 45,0% 505,2 502,6 500,1
Semen (Filler) 1,0% 11,2 11,2 11,1
Zeolite (1%;1,5%;2,0%) 11,3 17,0 22,7
Berat Komulatif Agregat
2-3 (SPLIT) 190,9 189,9 188,9
1-2 (SPLIT) 291,9 290,4 288,9
0.5 - 1 (SCREEN) 606,3 603,2 600,1
0 - 0.5 (ABU BATU) 1111,5 1105,8 1100,2
1122,7 1117,0 1111,3
Zeolite (1%;1,5%;2,0%) 1134 1134 1134
Semen (Filler)
1014
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
bertujuan untuk mengetahui nilai stabilitas dari campuran aspal hangat dan hasil bagi
marshall.
Gambar 7 Tabel Hasil Uji Marshall (Hasil Pengujian 2022)
Setelah dilakukan uji marshall, akan dilakukan hasil analisis perbandingan kadar aspal
terhadap karakteristik campuran beraspal hangat berupa grafik. (Nento et al., 2022) Dibawah ini
merupakan resume perbandingan hasil analisis hasil pengujian aspal hangat dengan campuran zeolite
1,5%. Penguji menunjuk kadar zeolite 1,5% karena memiliki kadar hasil bagi marshall tertinggi.
Tabel 8 Resume Hasil Analisis Karakteristik Campuran (Hasil Pengujian 2022)
thd
Berat
Agregat
thd Berat
Campuran
Kering SSD Dalam Air
Bacaan
Pada
Alat
Kalibrasi
Proving
Ring
Setelah
Dikoreksi
% % gr gr gr cc gr/cc % % % kg mm kg/mm % mikron
a b
c=100/
(100+b)*b
d e f g=e-f h=d/g
i=100/((100-
c)/v+c/w)
j=100-(h*
(100-
c))/u)
k=100-
(100*(h/i)
l=100* (j-
k)/j
m
n=m*kal
prov ring
o=n*kor.v
ol
p q=o/p
r=c-
((x/100)*
(100-c))
s
1 1,0 5,5 1182,5 1188,5 686,9 501,6 2,357 2,500 14,58 5,70 60,89 71 889,3 924,9 1,80 513,8 3,92 8,00
2 1,0 5,5 1182,6 1188,7 688,7 500,0 2,365 2,500 14,30 5,39 62,29 84 1052,2 1094,3 2,30 475,8 3,92 8,00
3 1,0 5,5 1182,0 1190,1 682,4 507,7 2,328 2,500 15,64 6,87 56,05 73 914,4 951,0 2,55 372,9 3,92 8,00
5,5 1182,4 1189,1 686,0 2,350 2,500 14,84 5,99 59,75 76 990,1 2,22 454,2 3,92 8,00
1 1,5 5,5 1182,8 1178,0 677,1 500,9 2,361 2,500 14,44 5,55 61,59 74 926,9 964,0 1,70 567,1 3,92 8,00
2 1,5 5,5 1182,9 1185,9 685,2 500,7 2,362 2,500 14,40 5,50 61,80 77 964,5 1003,1 1,50 668,7 3,92 8,00
3 1,5 5,5 1183,5 1189,6 682,0 507,6 2,332 2,500 15,52 6,74 56,58 75 939,5 977,0 1,90 514,2 3,92 8,00
5,5 1183,1 1184,5 681,4 2,352 2,500 14,79 5,93 59,99 75 981,4 1,70 583,3 3,92 8,00
1 2,0 5,5 1186,1 1190,9 688,6 502,3 2,361 2,500 14,44 5,55 61,59 79 989,6 1029,1 1,55 664,0 3,92 8,00
2 2,0 5,5 1180,0 1184,0 686,4 497,6 2,371 2,500 14,08 5,14 63,45 80 1002,1 1042,2 2,00 521,1 3,92 8,00
3 2,0 5,5 1184,5 1189,7 685,4 504,3 2,349 2,500 14,89 6,05 59,39 71 889,3 924,9 3,10 298,4 3,92 8,00
5,5 1183,5 1188,2 686,8 2,361 2,500 14,47 5,58 61,48 77 998,7 2,22 494,5 3,92 8,00
Kadar
Aspal
Effektif
Tebal
Film
Aspal
Hasil
Bagi
Marshall
Kode
Briket
Kadar Aspal
Berat Benda Uji
Isi Benda
Uji
Kepadatan
Berat Jenis
Campuran
Maksimum
(teoritis)
Rongga
Dalam
Agregat
(VMA)
Rongga
Terhadap
Campura
n (VIM)
Rongga
Terisi
Aspal
(VFB)
Satabilitas
Pelelehan
1015
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang penguji lakukan dapat disimpulkan bahwa Suhu untuk
mencapai kadar aspal optimum. Setelah mempelajari dan melaksanakan penelitian pada agregat dan
aspal, didapatkan kadar aspal optimum (KAO) yang dihasilkan adalah 5,5 pada suhu 153-159 derajat
Celcius. Hasil tes marshall Selain itu, hasil pengujian Marshall pada campuran aspal dengan bahan
aditif zeolite dapat ditarik kesimpulan bahwa Kadar pencampuran Optimum untuk zeolite ialah 1,5%.
Nilai stabilitas sebesar 1024 kilogram, memenuhi spesifikasi yang disyaratkan (minimal 1000
kilogram). Nilai Flow Sebesar 2,95 mm, memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. (3-5 mm). Nilai VIM
Sebesar 4,19 %, memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. (3-5 %). Nilai VMA sebesar 13,22 %,
mendekati spesifikasi yang disyaratkan. (Min 14%). Nilai VFB Sebesar 67,33 %, memenuhi spesifikasi
yang disyaratkan. (min 65%). Marshall quotient sebesar 510,6 kg/mm, memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan. (min 350kg/mm). Nilai Kepadatan sebesar 2,398 gram/cc.
Suhu pemadatan, dalam pencampuran zeolite ini suhu yang digunakan untuk pemadatan ialah
111-115 °C dibanding dengan memakai Hotmix biasa yang memiliki suhu pemadatan pada 141-145
°C. Dan suhu untuk pencampuran warmix yaitu 124-129°C bila dibandingkan dengan suhu untuk
pencampuran hotmix yaitu 153-159°C Dengan berkurangnya suhu ini yang mungkin bisa menjadi nilai
tambah guna mengurangi nilai pencemaran udara yang keluar dikala proses pencampuran serta
pemadatan, juga bisa mengurangi nilai kecelakaan kerja. Dan dengan suhu 124-129°C bisa
dikategorikan sebagai aspal hangat. Melihat dari hasil nilai yang didapatkan, dirasa campuran zeolit
yang ditambahkan kedalam campuran serta dapat diaplikasikan. Peningkatan stabilitas Ada pula hasil
lain yang didapat ialah stabilitas untuk campuran zeolit menjadi meningkat yang awal mulanya 1006
Kg, menjadi 1024 Kg yaitu meningkat sejumlah 1,8%.
DAFTAR PUSTAKA
adi, A. S. (2017). Penggunaan Abu Batubara Hasil Pembakaran Asphalt Mixing Plant (Amp)
Sebagai Bahan Campuran Lapis Aspal Beton (Laston). Jurnal Teknologi Mineral Dan
Batubara, 13(1), 3144.
Bamher, B. G. (2020). Analisis Tebal Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Manual Desain
Perkerasan Jalan 2017 Pada Proyek Jalan Baru Batas Kota Singaraja-Mengwitani,
Buleleng. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Diansari, S., & Sipil, J. (2016). Aspal Modifikasi Dengan Penambahan Plastik Low Liniear
Density Poly Ethylene (Lldpe) Dintinjau Dari Karakteristik Marshall Dan Uji Penetrasi
Pada Lapisan Aspal Aspal Beton (Ac-Bc). Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung, Lampung.
Edison, B. (2014). Karakteristik Campuran Aspal Panas (Asphalt Concrete-Binder Course)
Menggunakan Aspal Polimer. Jurnal Aptek, 2(1), 6071.
Handoko, D., & Sunaryo, S. (2014). Analisa Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Pekerja Bangunangedung Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum.
Konstruksia, 5(2).
Khiqmah, N. U. R. V. (2015). Pengembangan Teknik Adsorpsi Dengan Menggunakan Ion
Exchanger Berbasis Zeolit-Karbon Aktif Untuk Produksi Air Sanitasi (Development Of
Adsorption Techniques Using The Ion Exchanger Zeolite-Based Activated Carbon For
The Production Sanitation Water). Undip.
Nento, S., Djau, R. A., Bumulo, N., & Dayanti, W. (2022). Analisis Karakteristik Marshall
Campuran Ac-Wc Menggunakan Filler Abu Batu Zeolit. Gorontalo Journal Of
Infrastructure And Science Engineering, 4(2), 6776.
Nur, N. K., Mahyuddin, M., Bachtiar, E., Tumpu, M., Mukrim, M. I., Irianto, I., Kadir, Y.,
1016
Todo Mulya, Ayuningtyas Marisha, Siegfried Syafier, Ignatius Sudarsono
Lapis Perkerasan Ac-Bc Menggunakan Campuran Beraspal
Hangat (Warm Mix) Dan Bahan Tambah Zeolite Ecopal
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Arifin, T. S. P., Ahmad, S. N., & Masdiana, M. (2021). Perancangan Perkerasan Jalan.
Yayasan Kita Menulis.
Nurani, P. (2015). Pengaruh Penggunaan Zeolit Alam Terhadap Karakteristik Campuran Warm
Mix Asphalt. Proceeding Of The 18th Fstpt Internasional Symposium, 2730.
Saleh, A., Anggraini, M., & Hardianto, R. (2022). Perkerasan Jalan Lentur (Teori Dan
Aplikasi). Media Sains Indonesia.
Sentosa, L., Subagio, B. S., Rahman, H., & Yamin, R. A. (2018). Aktivasi Zeolit Alam Asal
Bayah Dengan Asam Dan Basa Sebagai Aditif Campuran Beraspal Hangat (Warmmixed
Asphalt). Jurnal Teknik Sipil, 25(3).
Sholihah, Q. (2018). Implementasi Sistem Manajemen K3 Pada Konstruksi Jalan Sebagai
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja. Buletin Profesi Insinyur, 1(1), 2531.
Umum, K. B. P. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 09/Per/M/2008.
Widayanti, N. (2019). Analisis Kelelahan (Fatigue) Lapis Perkerasan Lentur Pada Campuran
Aspal Beton Menggunakan Agregat Buatan Fly Ash Geopolimer. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Wirahaji, I. B., Wardani, A. A. A. C., & Widyatmika, M. A. (2018). Kendala Penggunaan
Asbuton Pada Proyek Jalan Di Indonesia. Widya Teknik, 11(02), 3342.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License