1019
Edyson Angelico Dias Marques
PERAN GREEN TRUST MEMEDIASI GREEN PERCEIVED VALUE DAN
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP GREEN REPURCHASE INTENTION
Edyson Angelico Dias Marques, Ni Made Wulandari Kusuma Dewi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Edysonangelico21@gmail.com, wulan.made@unud.ac.id
Abstrak
Gencarnya peringatan akan kondisi lingkungan yang semakin rusak perlahan mulai mendapat perhatian
tidak hanya dari kalangan pemerhati lingkungan semata. Dampak dari kondisi lingkungan ini menjadi
kekhawatiran manusia karena dapat mengancam kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Salah
satu contoh produk ramah lingkungan yang banyak beredar di pasaran adalah Tupperware. Tupperware
merupakan merek dari produk rumah tangga yang terbuat dari plastik kualitas tinggi yang diproduksi dan
dipasarkan oleh perusahaan Amerika Serikat yakni Tupperware Corporation. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peran green trust memediasi green perceived value dan kepuasan konsumen terhadap
green repurchase intention. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan jenis
asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang mampu menjelaskan hubungan diantara berbagai
variable. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa green perceived value, kepuasan konsumen, serta
green trust berpengaruh positif signifikan terhadap green repurchase intention. Menunjukkan bahwa
semakin tinggi green perceived value, kepuasan konsumen dan green trust akan meningkatkan green
repurchase intention pada produk tersebut. Selain itu, green perceived value dan kepuasan konsumen
dapat mempengaruhi green repurchase intention melalui green trust sebagai variabel mediasi, yang artinya
pengaruh green trust akan semakin besar apabila diikuti dengan peningkatan green perceived value dan
kepuasan konsumen
Kata kunci: Green Perceived Value, Kepuasan Konsumen, Green Trust Green Reuprchase Intention
Abstract
The onslaught of warnings about increasingly damaged environmental conditions is slowly starting to
receive attention not only from environmentalists. The impact of these environmental conditions is a
concern for humans because it can threaten the survival of humans and their offspring. One example of
an environmentally friendly product that is widely circulated in the market is Tupperware. Tupperware is
a brand of household products made of high-quality plastic produced and marketed by the United States
company Tupperware Corporation. . The purpose of this study is to determine the role of Green Trust in
mediating Green perceived value and consumer satisfaction with Green Repurchase Intention. This
research uses quantitative approach methods with associative types. Associative research is research that
is able to explain the relationship between various variables. Based on the results of the analysis, it was
found that green perceived value, consumer satisfaction, and green trust had a significant positive effect
on green repurchase intention. Showing that the higher the green perceived value, consumer satisfaction
and green trust will increase the green repurchase intention on the product. In addition, green perceived
value and consumer satisfaction can affect green repurchase intention through green trust as a mediation
variable, which means that the influence of green trust will be even greater if followed by an increase in
green perceived value and consumer satisfaction.
Keywords : Green Perceived Value, Kepuasan Konsumen, Green Trust Green Reuprchase Intention
PENDAHULUAN
Berbagai upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya secara tidak langsung
menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Aktivitas manusia terutama pada bidang industri dan
pertanian yang terkesan mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan telah menciptakan efek
gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar sehingga mengakibatkan kenaikan suhu bumi (Cahyani
& Wardana, 2017)
“Efek gas rumah kaca terjadi karena tingginya kadar gas karbondioksida, metana, dan etilena
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 11, November 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
1020
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
yang terdapat di lapisan atmosfer. Menurut (Royer et al., 2018) selain berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil dan asap industri, gas etilena dan metana yang dihasilkan dari plastik yang terkena cahaya
matahari juga turut menjadi penyumbang efek gas rumah kaca. Plastik yang pada dasarnya susah terurai
semakin menumpuk dan menimbulkan pencemaran yang parah akibat dari penggunaannya yang
berlebihan”
(Falah & Ebrahimi, 2014) menyebutkan beberapa bukti yang ditunjukkan oleh para ilmuan dan
pemerhati lingkungan, seperti penipisan lapisan ozon, pemanasan global yang berdampak pada
perubahan iklim dunia, perkembangan penyakit yang membahayakan tubuh akibat dari penggunaan
bahan-bahan kimia sintetis pada makanan, polusi udara dan air yang diakibatkan dari penggunaan
bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan kelangsungan hidup dari manusia dan lingkungannya.
Jika hal ini tidak diperhatikan secara serius maka dapat dipastikan lingkungan sekitar semakin rusak
karena ulah manusia itu sendiri”
“Gencarnya peringatan akan kondisi lingkungan yang semakin rusak perlahan mulai mendapat
perhatian tidak hanya dari kalangan pemerhati lingkungan semata. Dampak dari kondisi lingkungan ini
menjadi kekhawatiran manusia karena dapat mengancam kelangsungan hidup manusia dan
keturunannya (Risyamuka & Kastawan, 2015). Melihat fenomena tersebut maka pemerintah Kota
Denpasar mulai terapkan aturan pengurangan kantong plastik melalui pemberlakuan Peraturan Wali
Kota No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik sejak 1 Januari 2019
(AntaraNews, 2019)
“Adanya peraturan tersebut, menyebabkan masyarakat mulai beralih menggunakan produk
ramah lingkungan dan membuat perusahaan mulai menerapkan green marketing. (Arseculeratne &
Yazdanifard, 2014) menyatakan bahwa green marketing mengacu pada semua kegiatan pemasaran yang
peduli terhadap lingkungan seperti halnya kegiatan mempromosikan dan meluncurkan suatu produk
dan layanan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen tanpa adanya dampak negatif
pada lingkungan. Perusahaan semakin menerapkan green marketing untuk mempromosikan produk
ramah lingkungan guna mengejar keuntungan keuangan. Adanya green marketing ini menimbulkan
keinginan konsumen untuk melakukan pembelian lanjutan pada produk ramah lingkungan untuk
membantu mengatasi masalah kerusakan lingkungan, hal ini disebut green repurchase intention
(Chiang et al., 2014)
“Produk ramah lingkungan adalah produk yang terdiri dari komponen yang aman, menggunakan
kemasan ramah lingkungan, tidak beracun, serta dapat didaur ulang (Saraswaty & Suprapti, 2015).
Menurut (Shaputra, 2013) produk ramah lingkungan merupakan salah satu upaya untuk meminimalkan
limbah Ketika pross produksi dan harus mempunyai kualitas produk yang tahan lama dalam artian tidak
mudah rusak, tidak mengandung racun, dibuat dari bahan yang dapat didaur ulang serta memiliki
kemasan yang minimalis. Namun produk ramah lingkungan tidak mudah diterima oleh konsumen
karena pemasar perlu memperkenalkan secara khusus serta memberikan informasi yang jelas tentang
bagaimana kinerja lingkungan dalam produk ramah lingkungan tersebut”
“Konsumen yang menggunakan produk ramah lingkungan misalnya produk dengan potensi daur
ulang dan polusi rendah, dapat membangkitkan emos konsumen untuk melindungi dan menjaga
lingkungan (Norazah & Norbayah, 2016). Akan tetapi harapan pada produk ramah lingkungan sering
dicederai oleh persepsi bahwa produk tersebut berkualitas rendah tidak benar-benar merealisasikan
seperti janji-janji yang disebut dalam promosi bahwa produk tersebut ramah lingkungan (Waskito,
2015)
“Salah satu contoh produk ramah lingkungan yang banyak beredar di pasaran adalah
Tupperware. Tupperware merupakan merek dari produk rumah tangga yang terbuat dari plastik kualitas
tinggi yang diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan Amerika Serikat yakni Tupperware
Corporation. Produk-produk keluaran dari Tupperware memiliki kualitas yang inovatif, berdesain unik
dengan warna warni yang khas, trendi dan menarik. Selain itu bahan yang digunakan berkualitas terbaik,
aman bagi Kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
US Food & Drug Administration (USFDA) di Amerika Serikat, JHOSPA di Jepang, dan European
Food Safety Authority (EFSA) di Eropa sehingga produk Tupperware aman digunakan berkali-kali.
Tupperware juga memiliki beberapa program yang mengajak konsumen untuk untuk lebih peduli
terhadap lingkungan. Salah satunya adalah program Tupperware Green Living yang hadir sebagai
1021
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
bentuk kesadaran akan masalah lingkungan, dengan fokus mengajak seluruh masyarakat untuk
mengurangi sampah kemasan sekali pakai (kantong plastik pembungkus makanan, botol minuman
kemasan sekali pakai dan styrofoam), serta lebih cerdas dalam penggunaan plastik (Permata Sari,
2016)
“Produk Tupperware sendiri mulai dipasarkan secara resmi di Indonesia pada tahun 1991. PT.
Alif Rose di Jakarta merupakan distributor resmi pertama Tupperware, dan hingga saat ini sudah lebih
dari 73 distributor resmi yang tersebar di berbagai kota tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu
distributor resmi pertama Tupperware di Bali adalah PT. Widya Mutiara Bali yang terletak di Jalan
Teuku Umar 6A Denpasar, Bali. Distributor resmi Tupperware ini mulai beroperasi sejak tanggal 28
September 1996”
“Tupperware Brands mencatat laporan keuangnnya di kuartal III meroket hingga 41%. Capaian
tersebut di luar perkiraan para analis. Pendapatan bersih melonjak lebih dari 300%, setelah mengalami
penurunan 86% dari awal tahun 2020 ke level terendah pertengahan Maret. Pertumbuhan bisnis
Tupperware juga dipengaruhi meningkatnya permintaan konsumen akan produk inovatif dan ramah
lingkungan, karena semakin banyak konsumen yang memasak di rumah dan peduli dengan keamanan
dan penyimpanan makanan (IDX Channel, 2020). Selain itu berdasarkan hasil pra-survei yang
dilakukan terhadap 20 orang responden yang pernah membeli produk Tupperware, sebesar 95,2%
menyatakan bahwa mereka berniat untuk melakukan pembelian kembali produk Tupperware karena
dapat mengurangu sampah kemasan sekali pakai (kantong plastik pembungkus makanan, botol
minuman kemasan sekali pakai dan styrofoam). Hal ini mengindikasikan bahwa niat beli kembali
konsumen terhadap produk ramah lingkungan ini cukup tinggi (Suryana, 2013).”
“Niat beli kembali pada produk ramah lingkungan atau green repurchase intention merupakan
perilaku pembelian produk ramah lingkungan di mana konsumen merespon positif terhadap kualitas
produk ramah lingkungan dan berniat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengonsumsi kembali
produk ramah lingkungan dari perusahaan tersebut (Lam et al., 2016). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Chiang et al., 2014) menyebutkan bahwa green repurchase intention itu dipengaruhi
oleh kepuasan konsumen, green trust dan green perceived value.”
“Kepuasan didefinisikan sebagai terpenuhinya keinginan atau harapan konsumen terhadap
barang atau jasa yang telah dikonsumsinya. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen setelah
menggunakan produk atau jasa akan menimbulkan kepercayaan terhadap produk tersebut. (Rosannah,
2014) menyebutkan semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen maka akan memunculkan
kepercayaan yang tinggi pula pada merek tersebut. Adanya kepuasan konsumen yang tinggi akan
berdampak pula terhadap niat membeli kembali atau repurchase intention. Menurut (Dwipayana &
Sulistyawati, 2017) kepercayaan dan kepuasan konsumen merupakan faktor kunci dalam membangun
niat membeli ulang konsumen.”
Green trust adalah sebuah kehendak untuk bergantung pada sebuah produk, jasa atau merek atas
dasar keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari kredibilitas, perbuatan baik dan kecakapan tentang
kinerja lingkungan (Chen & Chang, 2013). Semakin banyak informasi yang didapat oleh konsumen
tentang manfaat suatu produk akan menimbulkan kepercayaan terhadap produk tersebut. Kepercayaan
mempunyai peran penting pada keputusan konsumen pada pembelian ulang kembali (Kaveh et al.,
2012). Apabila kepercayaan konsumen terhadap suatu produk tinggi, maka peluang konsumen untuk
melakukan pembelian kembali juga semakin tinggi.”
“Tingginya kepercayaan atau green trust pada produk ramah lingkungan dipengaruhi green
perceived value yang merupakan penilaian menyeluruh konsumen terhadap seluruh manfaat yang
diterima dan apa yang dikorbankan berdasarkan pada hasrat mengenai lingkungan (Chen & Chang,
2013). (Putra & Rastini, 2017) menyatakan bahwa green perceived value berpengaruh positif dan
signifikan terhadap green trust. Semakin tinggi green perceived value yang dimiliki suatu produk maka
akan semakin tinggi pula green trust dari produk tersebut, dan sebaliknya semakin rendah green
perceived value yang dimiliki oleh suatu produk maka green trust dari produk tersebut juga akan
semakin rendah. (Dewi & Rastini, 2016) juga menyatakan bahwa green trust secara signifikan
memediasi pengaruh green perceived value terhadap green repurchase intention”
“Adapun beberapa kesenjangan penelitian (research gap) yang ditemukan antara variabel
eksogen dan endogen dimana (Antonius, 2018) menemukan green perceived value tidak berpengaruh
1022
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
signifikan pada green repurchase intention Begitu pula (Ariffin et al., 2016) yang menunjukkan bahwa
kepuasan konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap green repurchase intention.”
Berdasarkan fenomena dan research gap yang telah dijelaskan, maka judul penelitian yang
diangkat adalah “Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Green Repurchase Intention (Studi Pada Produk Tupperware di Kota Denpasar)”
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan peran green trust memediasi
pengaruh green perceived value dan kepuasan konsumen terhadap green repurchase intention. Adapun
gambaran kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
“Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Cahyani & Wardana, 2017) terhadap produk
Ultrajaya mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara green perceived value den green
trust. Selain itu terdapat pula penelitien dari (Pratama, 2014) menemukan adanya hubungan yang positif
antara green perceived value terhadap green trust konsumen pada lampu Philips LED. Penelitian yang
dilakukan oleh (Dewi & Rastini, 2016) pada produk The Face Shop juga menunjukkan bahwa green
perceived value secara positif signifikan berpengaruh terhadap green trust
H
1
: Green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap Green trust.
“Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Ha et al., 2010) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kepuasan konsumen terhadap kepercayaan atau trust. (Rosannah,
2014) mengemukakan bahwa semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen maka akan
memunculkan kepercayaan yang tinggi pula pada merek tersebut. Selain itu dari hasil penelitian
(Masitoh & Widikusyanto, 2017) juga menyatakan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif
terhadap kepercayaan atau trust. Sehingga dengan demikian hipotesis H
2
adalah sebagai berikut”
H
2
: Kepuasaan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan pada
produk ramah lingkungan atau green trust
“Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Cahyani & Wardana, 2017)
menunjukkan bahwa green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap green
repurchase intention. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lam et al., 2016) juga menunjukkan bahwa
green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention.
Penelitian serupa yang dilakuakn oleh (Dewi & Rastini, 2016) juga menunjukkan adanya pengaruh
positif signifikan green perceived value terhadap green repurchase intention
H
3
: Green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention
(Fang et al., 2011)“menjelaskan bahwa niat membeli kembali yang paling dominan dipengaruhi
oleh kepuasan konsumen. Dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
kepuasan konsumen terhadap niat membeli kembali atau repurchase intention. Penelitian yang
dilakukan oleh (Huang et al., 2014) menunjukkan hasil kepuasan konsumen mempunyai efek positif
dan signifikan pada niat membeli kembali. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Dharmayana &
Rahanatha (2017) mendapatkan hasil bahwa kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap niat
membeli kembali”
H
4
: Kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention
“Penelitian yang dilakukan oleh (Farida & Elia, 2015) terhadap produk Starbuck menunjukkan
bahwa green trust memiliki pengaruh positif signifikan terhadap green repurchase intention. Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh (Lam et al., 2016) juga menunjukkan bahwa green trust berpengaruh
positif dan signifikan terhadap green repurchase intention. Penelitian serupa yang dilakuakn oleh juga
menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan green trust terhadap green repurchase intention”
H
3
: Green trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention
“Pada H
1
diajukan hipotesis bahwa variabel green perceived value secara positif berhubungan
dengan green repurchase intention. Pada H
3
dan H
5
variabel green perceived value secara positif
berhubungan green repurchase intention dan variabel green trust secara positif berhubungan dengan
green repurchase intention. Berdasarkan hipotesis tersebut, terdapat pengaruh tidak langsung yang
positif dari variabel green perceived value terhadap green repurchase intention melalui green trust”
“Hal ini didukung hasil penelitian (Chen & Chang, 2013) yang menyebutkan bahwa perusahaan
perlu meningkatkan green trust pelanggan karena terdapat efek mediasi positif signifikan green trust,
sehingga perusahaan dapat membangun green trust dari pelanggan untuk meningkatkan tingkat positif
hubungan antara green perceived value dan green repurchase intention. Penelitian dari Dewi & Rastini
1023
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
(2016) juga menunjukkan bahwa green trust secara positif dan signifikan memediasi pengaruh green
perceived value terhadap green repurchase intention pada produk The Face Shop di Kota Denpasar”
H
6
: Green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention
“Pada H
2
diajukan hipotesis bahwa variabel kepuasan konsumen secara positif berhubungan
dengan green repurchase intention. Pada H
2
dan H
5
variabel kepuasan konsumen secara positif
berhubungan dengan green repurchase intention dan variabel green trust secara positif berhubungan
dengan green repurchase intention. Berdasarkan hipotesis tersebut, terdapat pengaruh tidak langsung
yang positif dari variabel kepuasan konsumen terhadap green repurchase intention melalui green trust.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ha et al., 2010) dan (Putri & Suparna, 2014) menunjukkan bahwa trust
atau kepercayaan dapat memediasi kepuasan konsumen terhadap niat membeli kembali atau green
repurchase intention. Dengan demikian make hipotesis H7 dapat dirumuskan sebagai berikut.”
H
7
: Green trust secara positif dan signifikan memediasi pengaruh kepuasan konsumen terhadap
green repurchase intention
METODE PENELITIAN
“Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan jenis asosiatif. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang mampu menjelaskan hubungan diantara berbagai variabel.
Indikator pembentuk variabel mengacu pada beberapa sumber yang telah dimodifikasi agar sesuai
dengan subjek penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran green
trust dalam memediasi pengaruh green perceived value dan kepuasan konsumen terhadap green
repurchase intention. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar. Lokasi ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa Denpasar merupakan kota terpadat dengan jumlah industri terbanyak di Bali.
Sehingga jumlah sampah plastik yang dihasilkan jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan lokasi
lainnya di Bali. Jumlah sampah yang dihasilkan di Denpasar hampir mencapai 900 ton setiap harinya.”
“Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian pada produk ramah lingkungan
adalah pendapatan konsumen. Hal ini karena produk ramah lingkungan biasanya memiliki harga yang
relatif mahal jika dibandingkan dengan produk biasa. Menurut data statistik dari BPS Bali tahun 2018
pendapatan masyarakat Kota Denpasar sebesar Rp 60.763.961.857,31 perkapita. Oleh karena itu maka
Kota Denpasar dipilih sebagai lokasi penelitian. Adapun objek dari penelitian ini adalah perilaku
konsumen khususnya green repurchase intention yang timbul akibat dari green perceived value,
kepuasan konsumen dan green trust terhadap produk ramah lingkungan Tupperware di Kota Denpasar.
Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah green perceived value yang disimbolkan oleh X
1
dan
kepuasan konsumen yang disimbolkan dengan X
2.
Variabel mediasi adalah variabel yang berperan
ganda dan menjembatani hubungan antara variabel eksogen dan endogen. Variabel mediasi dalam
penelitian ini adalah green trust yang disimbolkan dengan Y
1
. Variabel endogen dalam penelitian ini
adalah green repurchase intention yang disimbolkan dengan Y
2
.”
Data kuntitatif dalam penelitian ini berupa data sampah yang dihasilkan masyarakat, data sumber
plastik sampah, serta jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada responden. Data kualitatif dalam
dalam penelitian ini adalah sejarah berdirinya Tupperware. Sumber primer adalah responden yang
memberikan data melalui kuesioner yang telah dibagikan. Sumber sekunder merupakan sumber data
yang didapatkan dari hasil penelitian terdahulu dart telah dikumpulkan oleh orang lain selain peneliti.
Sumber sekunder yang digunakan adalah informasi dari internet, buku-buku dan jumal-jurnal yang
berkaitan dengan pembahasan masalah.
Penetitian ini digunakan kuesioner sebagai alat ukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner
tersebut layak atau tidak digunakan, maka perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
Kuesioner terdiri atas Pernyataan terbuka dan tertutup. Pernyataan terbuka meliputi nama responden,
usia, jenis kelamin, dan pekerjaan responden. Pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang telah dan
diberikan pilihan jawabannya. Pernyataan tertutup akan diukur dengan menggunakan skala likert
dengan skala 1 sampai 5. Skala ini mengukur pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian atau
gejala sosial (Sugiyono, 2017:132).
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah membeli produk Tupperware
dan berdomisili di Kota Denpasar. Akan tetapi jumlah populasi dari penelitian ini tidak dapat ditentukan
(infinite). Jumlah indikator 16 indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 indikator maka
1024
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
ukuran sampel berada pada rentang 80-160. Berdasarkan pertimbangan maka ukuran sampel dalam
penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 orang responden. Alasan dipilihnya jumlah tersebut sesuai
dengan Hair et al. (2014:101) dimana ukuran sampel minimum yang dianjurkan adalah 100 agar
memberikan dasar yang bagus bagi estimasi
Penelitian ini menggunakan metode penentuan sampel non probability sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama hagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Kriteria penentuan sampel daam penelitian ini adalah scbagai berikut:
Sudah pernah membeli produk Tupperware, Jenjang pendidikan minimum SMA/sederajat dengan
asumsi bahwa responden dengan tingkat pendidikan minimal SMA/sederajat dapat memahami dan
mampu menjawab kuesioner dengan efektif, Berdomisili di Kota Denpasar. Jumlah sampel sebanyak
100 responden dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Peneliti melakukan penyebaran
kuesioner secara langsung kepada masyarakt yang pernah membeli produk Tupperware dan juga
melalui media elektronik yaitu Google Form
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Green perceived value
Secara rinci hasil penelitian mengenai jawaban responden terhadap variabel green
perceived value kerja dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Green perceived value
Pernyataan
Frekuensi Jawaban
Rata-
rata
Kriteria
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
SS
(5)
Menurut saya
produk
Tupperware
memberikan
manfaat yang
lebih bagi
saya jika
dibandingkan
dengan
menggunakan
kemasan
plastik sekali
pakai
0
0
4
48
4,44
Sangat
Baik
Menurut saya
produk
Tupperware
bermanfaat
dalam
menjaga
lingkungan
dengan
mengurangi
penggunaan
kemasan
plastik sekali
pakai yang
0
2
1
23
4,18
Baik
1025
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
dapat
memperparah
kerusakan
lingkungan
Saya
mengetahui
program
tupperware
green living
yang
diadakan oleh
Tupperware
sebagai wujud
kepedulian
terhadap
lingkungan
0
0
4
16
4,12
Baik
Kualitas sang
ditawarkan
produk
Tupperware
berbanding
lurus dengan
harganya
0
0
2
19
4,17
Baik
Rata-rata
4,23
Sangat
Baik
Sumber : Data diolah, 2021
Tabel 1 menunjukkan green perceived value konsumen secara keseluruhan baik hal ini
dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata nilai Green perceived value yaitu 4,23. Nilai rata-rata
tertinggi pada pernyataan “Menurut saya produk Tupperware memberikan manfaat yang lebih
bagi saya jika dibandingkan dengan menggunakan kemasan plastik sekali pakai”. Hal ini
menunjukan menurut konsumen produk Tupperware memberikan manfaat yang lebih bagi
konsumen jika dibandingkan dengan menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Nilai rata-
rata terendah terdapat pada pernyataan “Saya mengetahui program tupperware green living
yang diadakan oleh Tupperware sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan”. Hal ini
menunjukan bahwa tidak semua konsumen mengetahui program Tupperware Green Living
yang diadakan oleh Tupperware sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga
harus lebih dipromosikan kepada konsumen.
a. Kepuasan konsumen
Secara rinci hasil penelitian mengenai jawaban responden terhadap variabel kepuasan
konsumen kerja dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
1026
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 2 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Kepuasan Konsumen
Pernyataan
Frekuensi Jawaban
Rata-
rata
Kriteria
TS (2)
N (3)
S (4)
SS (5)
Saya
merasa puas
dengan
kinerja dari
produk
Tupperware
2
28
41
29
3,97
Baik
Saya
merasa
produk
yang
ditawarkan
Tupperware
sesuai
dengan
harapan
saya
1
36
31
32
3,94
Baik
Saya
merasa
produk dari
Tupperware
sangat tepat
digunakan
untuk
mengganti
kemasan
plastik
sekali pakai
0
31
37
32
4,01
Baik
Rata-rata
3,97
Baik
Sumber : Data diolah, 2021
Tabel 2 menunjukkan kepuasan konsumen dalam tingkat yang baik dimana secara
keseluruhan merasa puas. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata nilai kepuasan
konsumen yaitu 3,97. Nilai rata-rata tertinggi pada pernyataan “Saya merasa produk dari
Tupperware sangat tepat digunakan untuk mengganti kemasan plastik sekali pakai”. Hal
ini menunjukan menurut konsumen produk dari Tupperware sangat tepat digunakan
untuk mengganti kemasan plastik sekali pakai. Nilai rata-rata terendah terdapat pada
pernyataan “Saya merasa produk yang ditawarkan Tupperware sesuai dengan harapan
saya”. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua konsumen merasa produk yang
ditawarkan Tupperware sesuai dengan harapan. Terkadang ada produk yang ditawarkan
diluar ekspektasi dari konsumen baik dari segi kualitas, ukuran, harga dan lain
sebagainya.
2. Green trust
Secara rinci hasil penelitian mengenai persepsi responden terhadap variabel green
trust disajikan pada Tabel 3 berikut.
1027
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 3 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Green trust
Pernyataan
Frekuensi Jawaban
Rata-Rata
Kriteria
STS (1)
N (3)
S (4)
SS
(5)
Saya yakin
bahwa produk
yang
ditawarkan
Tupperware
adalah ramah
lingkungan
yang
berfungsi
untuk
mengurangi
penggunaan
kemasan
plastik sekali
pakai
0
7
64
29
4,22
Sangat
Baik
Saya
mengenal
produk
Tupperware
sebagai
produk ramah
lingkungan
yang termasuk
kategori top
brand
0
7
66
27
4,20
Baik
Saya
percaya
produk
Tupperware
memiliki
kinerja yang
baik dalam
turut menjaga
lingkungan
0
6
67
27
4,21
Sangat
Baik
Saya
yakin
Tupperware
akan menjaga
serta
menghasilkan
produk yang
lebih baik dari
sebelumnya
0
6
72
22
4,16
Baik
1028
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Rata-rata
4,20
Sangat
Baik
Tinggi
Sumber : Data diolah, 2021
Tabel 3 menunjukkan secara keseluruhan rata-rata jawaban responden terhadap
variabel green trust memiliki nilai sebesar 4,20. Hasil penyebaran kuisioner
menunjukkan bahwa pernyataan “Saya yakin bahwa produk yang ditawarkan
Tupperware adalah produk ramah lingkungan yang berfungsi untuk mengurangi
penggunaan kemasan plastik sekali pakai” memiliki nilai rata-rata paling tinggi, hal ini
berarti konsumen yakin bahwa produk yang ditawarkan Tupperware adalah produk
ramah lingkungan yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali
pakai. Nilai rata-rata terendah terdapat pada pernyataan “Saya yakin Tupperware akan
menjaga serta menghasilkan produk yang lebih baik dari sebelumnya". Hal ini
menunjukan bahwa konsumen belum yakin pada Tupperware yang akan menjaga serta
menghasilkan produk lebih baik kedepannya.
3. Green repurchase intention
Secara rinci hasil penelitian mengenai persepsi responden terhadap variabel green
repurchase intentiondisajikan pada Tabel 4.8. secara keseluruhan rata-rata jawaban
responden terhadap variabel green repurchase intentionmemiliki nilai sebesar 4,06. Hasil
penyebaran kuisioner menunjukkan bahwa green repurchase intentionperusahaan baik.
Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada pernyataan “Saya berniat membeli kembali produk
dari Tupperware”. Hal ini menunjukan bahwa konsumen berniat membeli kembali
produk dari Tupperware.
Nilai rata-rata terendah terdapat pada pernyataan “Saya selalu mengantisipasi
produk-produk terbaru yang akan dilucurkan oleh Tupperware". Hal ini menunjukkan
bahwa konsumen tidak selalu mengantisipasi produk-produk terbaru yang akan
dilucurkan oleh Tupperware. Hal ini dikarenakan dominan konsumen tidak mengetahui
kapan peluncuran produk baru dari Tupperware.
Tabel 4 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Green repurchase intention
No
Pernyataan
Frekuensi Jawaban
Rata-Rata
Kriteria
STS (1)
S (4)
SS (5)
1
Saya berniat
membeli kembali
produk dari
Tupperware
0
83
13
4,09
Baik
2
Saya tertarik untuk
mencari informasi
lebih lanjut mengenai
keunggulan
Tupperware sebagi
produk ramah
lingkungan
0
69
26
4,21
Sangat
Baik
3
Apabila diminta
untuk memilih
produk ramah
lingkungan untuk
tempat makan atau
minum Tupperware
0
81
14
4,09
Baik
1029
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
selalu menjadi
pilihan utama saya
4
Saya
merekomendasikan
produk Tupperware
kepada teman-teman
saya agar turut serta
mengurangi
penggunaan kemasan
plastik sekali pakai
dalam industri
makanan
0
72
21
4,14
Baik
5
Saya selalu
mengantisipasi
produk-produk
terbaru yang akan
dilucurkan oleh
Tupperware
0
75
20
4,15
Baik
Rata-rata
4,14
Baik
Tinggi
Sumber : Data diolah, 2021
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
Model regresi dikatakan model yang baik digunakan, apabila model tersebut bebas
dari asumsi klasik statistik. Asumsi ini dikatakan memenuhi persyaratan apabila asumsi
klasik meliputi uji normalitas, multikolineratitas, dan heteroskedastisitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmoglorov-Smirnov dimana data yang berdistribusi normal
jika Asymp Sig(2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5 persen).
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Model Struktur 1
Unstandardized Residual
N
100
Asymp Sig (2-tailed)
0,139
Sumber : Data diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil yang didapatkan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,139 >
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi berdistribusi normal.
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Model Struktur 2
Unstandardized Residual
N
100
Asymp Sig (2-tailed)
0,200
Sumber : Data diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil yang didapatkan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,200 >
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi berdistribusi normal
b. Hasil Uji Multikolinieritas
1030
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel eksogen dalam model
regresi. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance
atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF Kurang
dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas.
Tabel 7 Hasil Uji Multikoleniaritas Model Struktur 1
Variabel
Tolerance
VIF
(Constant)
Green Perceived Value
Kepuasan Konsumen
0,885
0,855
1,131
1,131
Sumber : Data diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari variabel bebas
(independen) > 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi.
Tabel 8 Hasil Uji Multikoleniaritas Model Struktur 2
Variabel
Tolerance
VIF
(Constant)
Green Perceived Value
Kepuasan Konsumen
0,646
0,777
1,548
1.286
Green Trust
0,573
1,746
Sumber : Data diolah, 2021
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari variabel bebas
(independen) > 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel eksogen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel eksogen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dan
pengujian ini dilakukan dengan uji Glejser. Jika nilai signifikansinya di atas 0,05 maka
tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.
Tabel 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Struktur 1
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
0,264
0,945
0,279
0,781
Green
Perceived
Value
0,013
0,058
0,023
0,216
0,830
Kepuasan
Konsumen
0,044
0,043
0,112
1,041
0,301
Sumber : Data diolah, 2021
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa variabel bebas memiliki nilai signifikansi yaitu:
0,830 dan 0,301 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
1031
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
heteroskedastisitas.
Tabel 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Struktur 2
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1,055
0,680
-
1.553
0.124
Green
Perceived
Value
0,008
0,047
0.020
0.169
0.866
Kepuasan
Konsumen
-0,007
0.031
-0.024
-
0.213
0.832
Green Trust
0,004
0.045
0.31
0.340
0.721
Sumber : Data diolah, 2021
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa bahwa variabel bebas memiliki nilai signifikansi
yaitu: 0,866; 0,832 dan 0,721 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
d. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)
Path analysis digunakan dalam menguji besar sumbangan atau kontribusi yang
ditunjukkan dengan koefisien jalur pada setiap hubungan jalur dari hubungan kausal
antar variabel endogen terhadap variabel eksogen. Dasar perhitungan koefisien jalur
adalah analisis korelasi dan regresi serta menggunakan software dengan program SPSS
dalam perhitungan.
Tabel 11 Rangkuman Hasil Analisis Jalur
Substruktur 1
Variabel Mediasi : Green Trust
Variabel Independen
B
Std Error
Beta
Nilai t
t
hitung
Sig.
(Constant)
4.737
1.472
3.219
0.002
GPV
0.542
0.091
0.489
5.983
0.000
K
0.243
0.066
0.299
3.658
0.000
R Square
0,427
F
36,202
Sig.
0,000
Substruktur 2
Variabel Endogen : Green Repurchase Intention
Variabel
Independen
B
Std
Error
Beta
Nilai t
t
hitung
t
hitung
(Constant)
3.394
1.137
2.984
0.004
GPV
0.551
0.078
0.482
7.081
0.000
K
0.146
0.052
0.175
2.817
0.006
GT
0.370
0.075
0.359
4.967
0.000
R Square
0,712
F
79,260
Sig.
0,000
Sumber : Data diolah, 2021
Berdasarkan hasil analisis jalur substruktur 1 seperti yang disajikan pada tabel 11,
maka dapat dibuat persamaan struktural sebagai berikut
1032
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Y
1 =
0,489X
1
+ 0,299X
2
Hasil pengujian langsung pengaruh green perceived value, kepuasan konsumen
terhadap green trust menunjukkan bahwa:
a) Pengaruh green perceived value terhadap green trust menunjukkan nilai t
hitung
sebesar
5,983 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
secara langsung green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap
green trust.
b) Pengaruh kepuasan konsumen terhadap green trust menunjukkan nilai t
hitung
sebesar
3,658 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
secara langsung kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
green trust.
Besarnya pengaruh green perceived value, kepuasan konsumen terhadap green
trust yang ditunjukkan oleh nilai determinasi total (R Square) sebesar 0,427 yang berarti
bahwa sebesar 42,7persen variasi green trust dipengaruhi oleh green perceived value
dan kepuasan konsumen, sedangkan sisanya sebesar 57,3persen dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak dimasukan dalam model. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis jalur
substruktur 2, maka dapat dibuat persamaan struktural sebagai berikut:
Y
2
= 0,482X
1
+ 0,175X
2
+ 0,359Y
1
Hasil pengujian langsung pengaruh green perceived value, kepuasan konsumen dan
green trust terhadap green repurchase intention menunjukkan bahwa:
a) Pengaruh green perceived value terhadap green repurchase intention menunjukkan
nilai t
hitung
sebesar 7,081 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara langsung green perceived value berpengaruh positif dan
signifikan terhadap green repurchase intention.
b) Pengaruh kepuasan konsumen terhadap green repurchase intention menunjukkan
nilai t
hitung
sebesar 2,817 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,006 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara langsung kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap green repurchase intention.
c) Pengaruh green trust terhadap green repurchase intention menunjukkan nilai t
hitung
sebesar 4,967 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa secara langsung green trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap green
repurchase intention.
Besarnya pengaruh green perceived value, kepuasan konsumen dan green trust
terhadap green repurchase intention yang ditunjukkan oleh nilai determinasi total (R
Square) sebesar 0,712 yang berarti bahwa sebesar 71,2persen variasi green repurchase
intention dipengaruhi oleh green perceived value, kepuasan konsumen dan green trust,
sedangkan sisanya sebesar 28,8persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan
dalam model.
e. Pengaruh tidak langsung (indirect effect)
Pengaruh variabel green perceived value (X
1
) terhadap green repurchase intention
(Y
2
) dengan green trust (Y
1
) sebagai variabel mediasi:
Indirect effect = β
3
x β
5
Indirect effect = 0,482 x 0,359 = 0,173
Berdasarkan hasil indirect effect di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Indirect
effect pengaruh variabel green perceived value (X
1
) terhadap green repurchase intention
(Y
2
) dengan green trust (Y
1
) adalah sebesar 0,173. Selanjutnya, pengaruh variabel
kepuasan konsumen (X
2
) terhadap green repurchase intention (Y
2
) dengan green trust
(Y
1
) sebagai variabel mediasi:
1033
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Indirect effect = β
4
x β
5
Indirect effect = 0,175 x 0,359 = 0,063
Berdasarkan hasil indirect effect di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Indirect
effect pengaruh variabel kepuasan konsumen (X
2
) terhadap green repurchase intention
(Y
2
) dengan green trust (Y
1
) adalah sebesar 0,063.
f. Pengaruh total (total effect)
Total pengaruh variabel X
1
terhadap Y
2
melalui Y
1
dirumuskan sebagai berikut:
total effect = β
1
+ (β
3
x β
5
)
total effect = 0,489 + (0,482
x 0,359) = 0,662
Berdasarkan hasil total effect di atas, maka dapat disimpulkan bahwa total effect
pengaruh variabel green perceived value (X
1
) terhadap green repurchase intention (Y
2
)
dengan green trust (Y
1
) adalah sebesar 0,662. Selanjutnya, total pengaruh variabel X
2
terhadap Y
2
melalui Y
1
dirumuskan sebagai berikut :
total effect = β
3
+ (β
4
x β
5
)
total effect = 0,482 + (0,175
x 0,359) = 0,544
Berdasarkan hasil total effect di atas, maka dapat disimpulkan bahwa total effect
pengaruh variabel kepuasan konsumen (X
2
) terhadap green repurchase intention (Y
2
)
dengan green trust (Y
1
) adalah sebesar 0,544.
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai persamaan structural, maka dapat disusun
diagram koefisien jalur dari penelitian ini. Namun, akan terlebih dahulu dihitung nilai
standar eror sebagai berikut:
e
1
= √1-R
2
e
1
=
 =  = 0,757
e
2
= √1-R
2
e
2
=
 =
=0,537
Gambar 1 Diagram Jalur
KESIMPULAN
Hasil pengujian langsung pengaruh green perceived value, kepuasan konsumen terhadap
green trust dan pengaruh green perceived value, kepuasan konsumen dan green trust terhadap
1034
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
green repurchase intention menunjukkan bahwa Pengaruh green perceived value terhadap
green trust menunjukkan nilai thitung sebesar 5,983 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara langsung green perceived value berpengaruh
positif dan signifikan terhadap green trust, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) diterima. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap green trust menunjukkan nilai
thitung sebesar 3,658 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa secara langsung kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap green
trust, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Pengaruh green
perceived value terhadap green repurchase intention menunjukkan nilai thitung sebesar 7,081
serta nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara langsung
green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Pengaruh kepuasan
konsumen terhadap green repurchase intention menunjukkan nilai thitung sebesar 2,817 serta
nilai signifikan uji t sebesar 0,006 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara langsung
kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) diterima. Pengaruh green trust
terhadap green repurchase intention menunjukkan nilai thitung sebesar 4,967 serta nilai
signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara langsung green
trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap green repurchase intention, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Antaranews. (2019). Denpasar Mulai Terapkan Aturan Pengurangan Kantong Plastik. Antara.
Antonius, F. (2018). Pengaruh Green Perceived Value, Green Perceived Risk, Green Consumer
Consfusion, Green Trust, Consumer Guilt, Self Monitoring, Pride Dan Perceived
Consumer Effectiveness Terhadap Green Purchase Intention (Kasus Starbucks Jakarta).
Jurnal Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 2(4), 106111.
Ariffin, S., Yusof, J. M., Putit, L., & Shah, M. I. A. (2016). Factors Influencing Perceived
Quality And Repurchase Intention Towards Green Products. Procedia Economics And
Finance, 37(1), 391396.
Arseculeratne, & Yazdanifard. (2014). How Green Marketing Can Create A Sustainable
Competitive Advantage For A Business. International Business Research, 7(1), 130
137.
Cahyani, N. L. T. H., & Wardana, I. M. (2017). Peran Green Trust Dalam Memediasi Pengaruh
Green Product Perception Terhadap Green Repurchase Intention. E-Jurnal Manajemen,
6(6), 29332966.
Chen, Y. S., & Chang, C. H. (2013). Greenwash And Green Trust: The Mediation Effects Of
Green Consumer Confusion And Green Perceived Risk. Journal Of Business Ethics,
114(3), 489500.
Chiang, A., Chan, P., & Nguyen, L. (2014). Do U.S. Food Companies Achieve Competitive
Advantages By Implementing Green Strategies Throughout Their Supply Chains?
Advances In Management & Applied Economics, 4(5), 4152.
Dewi, S. A., & Rastini, N. M. (2016). Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value
Dan Green Perceived Risk Terhadap Green Repurchase Intention. E-Jurnal Universitas
Udayana, 5(12), 80468078.
Dharmayana, I. M. A., & Rahanatha, G. B. (2017). Pengaruh Brand Equity, Brand Trust, Brand
Preference, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Niat Membeli Kembali. E-Jurnal
1035
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Manajemen, 6(4), 20182046.
Dwipayana, B., & Sulistyawati, E. (2017). Pengaruh Green Brand Image Dan Green Perceived
Value Terhadap Green Trust Dan Green Brand Equity. E-Jurnal Manajemen, 6(7), 3850
3877.
Falah, M., & Ebrahimi, M. R. (2014). A Study On The Effect Of Green Marketing On
Consumers Purchasing Intention. Management Science Letters, 4(3), 421424.
Https://Doi.Org/10.5267/J.Msl.2014.1.030
Fang, Y.-H., Chiu, C.-M., & Wang, E. T. (2011). Understanding Customers Satisfaction And
Repurchase Intentions. Internet Research, 21(4), 479503.
Farida, N., & Elia, A. (2015). Repeat Purchase Intention Of Starbucks Consumers In Indonesia:
A Green Brand Approach. UDK Journal, 27(2), 189202.
Ha, H.-Y., Muthaly, S., & Janda, S. (2010). A New Understanding Of Satisfaction Model In
E-Re-Purchase Situation. European Journal Of Marketing, 44(7), 9971016.
Https://Doi.Org/10.1108/03090561011047490
Hair, J. F., Black, W. C., & Babin, B. J. (2014). Multivariate Data Analysis. Upper Saddle
River: Prentice Hall.
Huang, C.-C., Yen, S.-W., Liu, C.-Y., & Chang, T.-P. (2014). The Relationship Among Brand
Equity, Customer Satisfaction, And Brand Resonance To Repurchase Intention Of
Cultural And Creative Industries In Taiwan. International Journal Of Organizational
Innovation, 6(3), 106120.
IDX Channel. (2020). Pendapat Naik 41%, CEO Tupperware Ungkap Kesadaran Ramah
Lingkungan Meningkat. Okezone.
Kaveh, M., Mosavi, S. A., & Ghaedi, M. (2012). The Application Of European Customer
Satisfaction Index (ECSI) Model In Determining The Antecedents Of Satisfaction, Trust
And Repurchase Intention In Five-Star Hotels In Shiraz, Iran. African Journal Of
Business, 6(19), 61036113.
Lam, A. Y. C., Lau, M. M., & Cheung, R. (2016). Modelling The Relationship Among Green
Perceived Value, Green Trust, Satisfaction, And Repurchase Intention Of Green
Products. Contemporary Management Research, 12(1), 4760.
Https://Doi.Org/10.7903/Cmr.13842
Masitoh, M. R., & Widikusyanto, M. J. (2017). Pengaruh Kepuasan Den Kepercayaan
Pelanggan Pada Niat Beli Ulang Secara Online. Jurnal Sains Manajemenmanajemen,
3(1), 5068.
Norazah, M. S., & Norbayah, M. S. (2016). Consumer Environmental Concern And Green
Product Purchase In Malaysia: Structural Effects Of Consumption Values. Journal Of
Cleaner Production, 3(2), 204214.
Permata Sari, P. I. (2016). Studi Tentang Minat Beli Ulang Produk Tupperware. Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia, Xv(2), 119129.
Pratama, M. A. (2014). Profil Green Consumers Indonesia: Identifikasi Segmen Dan Faktor -
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Green Products. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(1), 1324.
Putra, K. D. S., & Rastini, N. M. (2017). Pengaruh Green Perceived Value Dan Green
Perceived Quality Terhadap Green Satisfaction Dan Green Trust. E-Journal Universitas
Udayana, 6(5), 27892816.
Putri, Y., & Suparna, G. (2014). Peran Kebiasaan Membaca Label Dalam Memediasi Pengaruh
Variabel Demografi Terhadap Niat Membeli Produk Hijau Merek Natur-E Di Kota
Denpasar. E-Journal Universitas Udayana, 3(4), 975987.
Risyamuka, I., & Kastawan, M. (2015). Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan
1036
Edyson Angelico Dias Marques
Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Green Repurchase Intention
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Pembelian Produk Hijau Di Restoran Sari Organik Ubud. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 4(2), 113.
Rosannah, F. S. (2014). Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Terhadap Merek Pada Niat
Membeli Ulang. Siasat Bisnis, 18(1), 6380.
Royer, S.-J., Ferrón, S., Wilson, S. T., & Karl, D. M. (2018). Production Of Methane And
Ethylene From Plastic In The Environment. PLOS One, 13(8), 113.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.1371/Journal.Pone.0200574
Saraswaty, W., & Suprapti, N. W. S. (2015). Peran Sikap Dalam Memediasi Pengaruh
Kepedulian Lingkungan Terhadap Niat Beli Produk Ramah Lingkungan. E-Jurnal
Manajemen Unud, 4(8), 24072427.
Shaputra, R. K. (2013). Penerapan Green Marketing Pada Bisnis Produk Kosmetik. Jurnal
Jibeka, 7(3), 4753.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.
Suryana, P. (2013). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan
Implikasinya Pada Minat Beli Ulang. Trikonomika, 12(2), 190200.
Waskito, J. (2015). Upaya Meningkatan Niat Pembelian Produk Ramah Lingkungan Melalui
Nilai, Risiko Dan Kepercayaan Terhadap Produk Hijau. Etikonomi, 14(1), 110.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License