Itsna Aryani, Nina Mardiana, Cristinawati BR Haloho
Pengaruh Pemberian Ubi Jalar Ungu Terhadap Kenaikan Berat Badan pada
Ibu Hamil Dengan Kurang Energi Kronik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
PENDAHULUAN
Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan
makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan
(Sayogo, 2020). Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi
khususnya adalah gizi kurang seperti kurang energi kronik dan anemia gizi (Mochtar, 2017).
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah jenis pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk
mengukur risiko KEK pada wanita usia subur yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui
dan Pasangan Usia Subur (PUS). Sedangkan ambang batas LILA pada WUS dengan resiko
KEK adalah 23,5 cm dan apabila kurang dari 23,5 cm wanita tersebut mengalami KEK
(Supriasa, 2012 dalam Winda, 2019).
Kondisi KEK pada ibu hamil ini harus segera ditindak lanjuti untuk menurunkan angka
kejadian BBLR sehingga risiko kematian bayi atau neonatal yang disebabkan BBLR dapat
diturunkan (Kesmas, 2020). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada
tahun 2020, ibu hamil yang menderita KEK yaitu sebesar 12,7% dan sebagian besar berada di
negara berkembang. Prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK di Indonesia sebesar 17,3%
(Pengukuran Status Gizi, 2020).
Kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi juga dapat menyebabkan penyakit anemia dan
KEK (Kurang Energi Kronik) pada ibu hamil. Ibu hamil menderita anemia jika kadar
haemoglobin dibawah 11 gr/100 ml (Anwar & Khomsan, 2019). Menurut data dari badan
Penelitian dan pengembangan Kesehatan Puslitbang Gizi dan makanan tahun 2018
menyatakan bahwa usia 15- 45 tahun menderita kurang energi kronis (BMI<18,5) sebesar 12-
22% dan 40% wanita hamil menderita anemia. Apabila ibu hamil kekurangan protein maka
akan melahirkan bayi yang menderita Kekurangan Kalori dan Protein (KKP). Anak-anak
penderita KKP umumnya memiliki kecerdasan rendah, kemampuan abstraksi, verbal dan
daya ingat mereka lebih rendah daripada anak yang mendapatkan gizi baik (Prasetyono,
2018).
Untuk menghindari penyakit-penyakit seperti diatas maka diberikan tambahan gizi bagi
ibu hamil berupa makanan tambahan. Makanan tambahan diberikan kepada ibu hamil untuk
menambah kebutuhan gizi sehari-hari. Ibu hamil trimester kedua membutuhkan tambahan
kalori sebesar 300 kkal per hari, tambahan protein sebesar 17 g sedangkan tambahan zat besi
sebesar 9 mg (Wibisono et al., 2019). Hasil penelitian yang dilakukan (Wibisono et al., 2019)
mengemukakan pemberian intervensi berupa makanan tambahan pada ibu hamil dengan KEK
berefek positif pada bobot lahir bayi. Penelitian ini mengemukakan bahwa risiko terjadinya
IUGR atau BBLR dapat menurun jika dilakukan intervensi berupa makanan tambahan salah
satunya melalui umbi-umbian (Abu-Saad & Fraser, 2019).
Ubi jalar yang di beberapa daerah disebut telo rambat atau huwi boled, merupakan
sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan. Ubi jalar ungu juga
banyak dikonsumsi oleh masyarakat dengan berbagai jenis olahan. Kita mengenal ada
beberapa jenis ubi jalar yaitu ubi jalar putih, ubi jalar merah dan ubi jalar ungu. Ubi jalar
ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi daripada varietas lain. Warna ungu
yang kuat menunjukkan tingginya kadar antioksidan dan antosianin didalamnya. Kandungan
protein di dalam ubi jalar ungu lebih tinggi daripada ubi jalar kuning 0,77 % (Winarti, 2010
dalam Suparni et al., 2020). Kandungan betakaroten dan vitamin C bermanfaat sebagai
antioksidan pencegah kanker dan beragam penyakit kardiovaskuler. Ubi jalar ungu sangat
baik untuk meningkatkan kenaikan berat badan pada ibu hamil yang mengalami KEK
(Sutomo, 2007 dalam Suparni et al., 2020).
Berdasarkan data di wilayah kerja Puskesmas Suliliran Baru tahun 2021 Periode