1446
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
PENAMBAHAN JAMUR TIRAM PADA PEMBUATAN PATTY SAYAP
AYAM TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan jamur tiram pada pembuatan patty
sayap ayam terhadap daya terima konsumen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan
Makanan Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta dengan
metode penelitian eksperimen. Sampel penelitian ini adalah patty sayap ayam dengan penambahan
jamur tiram yang berbeda yaitu 15%, 25% dan 35%. Penilaian daya terima konsumen dilakukan dengan
uji organoleptik kepada 30 panelis agak terlatih dan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji friedman
dengan taraf signifikan α 0,05. Hasil hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh penambahan jamur tiram
pada aspek warna bagian dalam dan rasa. Berdasarkan hasil uji Tukey pada aspek warna bagian dalam
dan rasa menunjukkan bahwa patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram 25% merupakan
produk yang paling disukai oleh konsumen. Hasil pengukuran fisik patty ayam semua perlakuan dalam
kondisi mentah, setelah dikukus dan setelah digoreng menghasilkan nilai standar deviasi lebih kecil dari
rata-rata artinya tidak ada perbedaan ukuran yang signifikan antara tiap perlakuan. Produk dengan
penambahan jamur tiram 25% direkomendasikan sebagai patty sayap ayam jamur tiram terbaik
berdasarkan pertimbangan dari disukai oleh konsumen dan tujuan utama untuk mengoptimalkan
penggunaan jamur tiram pada patty sayap ayam.
Kata kunci: Daya Terima Konsumen, Jamur Tiram, Patty Sayap Ayam
Abstract
This study aims to analyze the effect of adding oyster mushrooms on the manufacture of chicken wing
patties on consumer acceptability. The research was conducted at the Food Processing Laboratory of
the Tata Boga Education Study Program, Faculty of Engineering, Jakarta State University with
experimental research methods. The sample of this study was a chicken wing patty with the addition of
different oyster mushrooms, namely 15%, 25% and 35%. The consumer acceptability assessment was
carried out by organoleptic testing to 30 moderately trained panelists and hypothesis testing was
carried out with a friedman test with a significant level of α 0.05. The results of the hypothesis show
that there is an influence of the addition of oyster mushrooms on the aspects of inner color and taste.
Based on the results of Tukey's test on the aspects of inner color and taste, it shows that the chicken
wing patty with the addition of 25% oyster mushrooms is the most preferred product by consumers. The
results of physical measurements of chicken patties of all treatments in raw condition, after steaming
and after frying resulted in a standard deviation value smaller than the average meaning that there was
no significant difference in size between each treatment. The product with the addition of 25% oyster
mushrooms is recommended as the best oyster mushroom chicken wing patty based on considerations
from consumers and the main goal is to optimize the use of oyster mushrooms on chicken wing patties.
Keywords: Consumer Acceptance, Oyster Mushroom, Chicken Wing Patties
.
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2 -, Number 12 -, Desember 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
1447
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
PENDAHULUAN
Pengolahan daging ayam menjadi produk makanan selain bertujuan untuk penganekaragaman
produk pangan, juga bertujuan untuk meningkatkan nilai cerna dan memperpanjang umur simpan.
Produk pangan olahan ayam antara lain seperti karage ayam, chicken katsu, nugget, patty burger
ayam dan lain lain. Diantara produk olahan tersebut, burger adalah salah satu makanan siap saji yang
banyak dikenal dan disukai hampir seluruh orang di dunia namun kebanyakan masyarakat
mengkonsumsi burger dengan patty daging sapi.
Burger merupakan jenis olahan makanan berupa roti yang berbentuk bundar dan diiris
menjadi dua bagian yang bagian tengahnya diisi dengan patty atau isian burger yang biasanya berupa
olahan daging yang dibentuk bulat seukuran roti dan berbentuk gepeng dan selanjutnya diberi
pelengkap seperti selada, timun, tomat, bawang bombay dan saus (Putri, 2018). Sedangkan patty
adalah salah satu jenis produk olahan daging yang dibuat dari campuran daging cincang, bahan
pengikat, bahan pengisi dan bumbu, termasuk patty konvensional yang hanya dibuat dari daging
cincang murni tanpa penambahan bahan pengikat dan mengandung kadar lemak yang rendah. Istilah
patty ditujukan untuk semua jenis campuran daging cincang dan lemak hewani diantaranya lemak
sapi, babi, unggas, ikan atau campuran dari beberapa jenis daging (Heinz & Hautzinger, 2007). Sejak
penayangan perdana burger daging sapi pada tahun 1900-an, orang-orang seperti tidak pernah merasa
cukup. Bahkan menjadi sangat laris pada tahun 50-an dan 60-an. Namun, para ahli gizi dan kesehatan
telah menemukan beberapa komponen burger daging sapi yang tidak sehat (Warren, 2020).
Umumnya burger patty ayam menggunakan daging dada ayam dan berbalut tepung panir
seperti yang dipasarkan Fiesta, CHAMP, Ramly dan lain lain. Penggunaan ayam karkas selain dada
ayam dapat memberikan rasa, tekstur dan sensasi baru pada patty ayam. Salah satu yang dapat dipakai
sebagai pengganti dada ayam yaitu sayap ayam. Rasa dan tekstur daging dada berbeda dengan sayap
karena daging dada memiliki sedikit lemak dan jaringan ikat (kolagen) (Nakano & Ozimek, 2015).
Sayap memiliki berat sekitar 9-12% dari keseluruhan berat karkas (Ulupi et al., 2018).
Kandungan Vitamin A pada sayap ayam (42.6 IU) lebih tinggi dibandingkan pada dada ayam (14.9
IU). Vitamin A sangat penting untuk menjaga penglihatan, mendorong pertumbuhan dan
perkembangan, serta melindungi integritas epitel dan lendir dalam tubuh. Vitamin A dikenal sebagai
vitamin inflamasi karena perannya yang penting dalam meningkatkan fungsi kekebalan tubuh (Huang
et al., 2018). Sayap ayam juga kaya akan kandungan omega 3 dan omega 6, masing-masing 58 mg
dan 855 mg per 100 gram (Self Nutrition Data, 2018).
Sayap ayam tanpa tulang (drummete dan winglet) tidak umum di pasar makanan. Produksi
jaringan yang dapat dimakan dengan hasil tinggi dengan metode baru tampaknya signifikan dan dapat
mengarahkan kita untuk mengembangkan metode untuk menggunakan sayap tanpa tulang (Nakano &
Ozimek, 2015). Sebanyak 1 kg sayap ayam dipisahkan dengan tulang, menghasilkan 620 gram sayap
ayam tanpa tulang. Selain bisa mempunyai rasa dan tekstur baru pada pembuatan patty ayam, dapat
meningkatkan nilai dari sayap ayam sendiri. Namun, pada penilitian ini peniliti menambahkan jamur
tiram putih (Pleurotus Ostreatus) pada produk yang diteliti dengan persentase jamur tiram putih yang
berbeda dengan tujuan dapat menambah nilai gizi pada produk penelitian tersebut.
Dalam penelitian (Permandi & et al., 2012), Jamur tiram putih mampu meningkatkan
kandungan serat kasar pada nugget sehingga memberikan nilai fungsional yang lebih baik pada
produk nugget. Kandungan serat jamur mulai 7,4% - 27,6% sangat baik bagi pencernaan. Produk
nugget cukup mirip dengan patty ayam. Selain sama-sama produk frozen food, juga menggunakan
teknik pengolahan kukus dan menggoreng. Sehingga memungkinkan kandungan serat kasar pada
patty ayam dapat meningkat juga. Jamur tiram mempunyai tekstur lembut, berwarna putih dan bercita
rasa relatif netral sehingga mudah dipadukan dengan berbagai jenis makanan (Maulana, 2012). Jamur
tiram mempunyai sumber mineral yang baik yaitu kalsium. Kalsium memegang peran penting dalam
mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga
permeabilitas membran sel (Suryani et al., 2014). Jamur tiram memiliki kandungan protein dan
karbohidrat lebih tinggi dibanding daging sapi namun kadar lemak lebih rendah (Astuti et al., 2017).
Kandungan gizi yang dimiliki jamur tiram diharapkan dapat menambahkan nilai gizi pada produk
patty sayap ayam.
1448
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Untuk membuat inovasi baru pada produk olahan daging yaitu patty ayam, peneliti
menggunakan daging sayap ayam. Kandungan Vitamin A pada sayap ayam (42.6 IU) lebih tinggi
dibandingkan pada dada ayam (14.9 IU). Penambahan jamur tiram pada pembuatan patty sayap ayam
dapat menambah nilai gizi juga pada produk patty sayap ayam. Selain itu, sebagai penganekaragaman
produk olahan sayap ayam dan memberikan rasa serta tekstur baru pada produk patty ayam.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penambahan Jamur
Tiram Pada Pembuatan Patty Sayap Ayam Terhadap Daya Terima Konsumen”.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan jamur
tiram dengan persentase yang berbeda 15%, 25% dan 35% pada patty sayap ayam terhadap daya
terima konsumen. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pihak-pihak yang membutuhkan,
baik untuk mahasiswa prodi tata boga maupun prodi lainnya. Penelitian ini dapat digunakan untuk
menciptakan inovasi baru pada pembuatan patty, memberikan keragaman produk pangan dari sayap
ayam dan jamur tiram, meningkatkan kualitas patty ayam menggunakan jamur tiram dengan citarasa
yang disukai, aman dan bermanfaat bagi kesehatan, memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang salah satu cara mengolah jamur tiram agar tidak cepat rusak dan dapat disimpan dalam jangka
waktu yang cukup panjang dan sebagai sumber referensi atau penelitian lanjutan mahasiswa program
studi Pendidikan Tata Boga dan perpustakaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Makanan Program Studi Pendidikan
Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, untuk pembuatan patty sayap ayam dengan
persentase penambahan jamur tiram yang berbeda-beda. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
penelitian ini terhitung mula i dari Bulan April 2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah patty sayap ayam. Sampel pada penelitian ini adalah
patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram yang berbeda yaitu 15%, 25% dan 35%.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak yaitu dengan memberi kode atau
nomor pada setiap sampel yang tertutup dan hanya peneliti yang mengetahuinya. Penelitian ini
berguna untuk mengetahui persentase penambahan jamur tiram yang tepat untuk patty daging sayap
terhadap daya terima konsumen. Jumlah panelis 30 orang panelis agak terlatih.
Pada penelitian ini, dilakukan 2 tahap yaitu pembuatan patty sayap ayam standar (control),
kemudian pembuatan patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram menggunakan persentase
yang berbeda yaitu 15%, 25% dan 35% untuk mendapatkan formula terbaik. Kemudian dilakukan
pengujian daya terima konsumen melalui uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa dan
tekstur.
Dalam penelitian pendahuluan peneliti melakukan eksperimen awal yang bertujuan untuk
mendapatkan formula dasar patty ayam serta metode yang tepat yang akan dijadikan acuan pada
pembuatan patty sayap ayam terhadap daya terima konsumen. Penelitian dilakukan terus menerus
hingga memperoleh metode serta formula dasar yang tepat. Kemudian dilakukan penelitian lanjutan
terhadap pembuatan patty ayam dengan penambahan jamur tiram agar dapat menghasilkan formula
yang paling tepat dan melakukan pengukuran fisik agar dapat menghasilkan patty sesuai dengan
ukuran standar patty.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diperoleh melalui dua tahap. Tahap pertama melalui uji validitas yang
dilakukan kepada 5 panelis ahli yang berasal dari dosen Program Studi Pendidikan Tata Boga dan
dilanjutkan pada tahap kedua, yaitu uji organoleptik terhadap daya terima konsumen yang dilakukan
kepada 30 panelis agak terlatih yang berasal dari mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Tata
Boga, Universitas Negeri Jakarta. Hasil penelitian berupa hasil validitas, uji daya terima konsumen,
dan uji hipotesis menggunakan Uji Friedman, jika dalam Uji Friedman H
1
diterima maka akan
dilanjutkan dengan Uji Tukey untuk mengetahui kelompok yang memiliki perbedaan tersebut.
1449
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Daya uji validitas secara keseluruhan dinilai menggunakan skala kategori penilaian meliputi
aspek warna bagian luar, warna bagian dalam, rasa, aroma dan tekstur bagian dalam (kekenyalan dan
keempukan) pada produk patty sayap ayam dengan persentase penambahan jamur tiram yang berbeda.
Sedangkan uji daya terima dinilai dengan menggunakan skala kategori penilaian yang meliputi
rentangan sangat suka, suka, agak suka, tidak suka dan sangat tidak suka pada aspek warna bagian
luar, warna bagian dalam, rasa, aroma dan tekstur bagian dalam (kekenyalan dan keempukan) patty
sayap ayam penambahan jamur tiram. Berikut penjelasan tahapan analisis penelitian:
A. Hasil Uji Validitas
Uji validasi dilakukan kepada 5 dosen ahli terhadap pengaruh penambahan jamur tiram pada
pembuatan patty sayap ayam. Aspek yang dinilai pada uji validasi ini meliputi aspek warna bagian
luar, warna bagian dalam, rasa, aroma, kekenyalan dan keempukan, dengan hasil yang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1.
Uji Validitas Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram dengan
Persentase 15%, 25% dan 35%
Kategori
Persentase
Perlakuan
Panelis Ahli
Jumlah
Mean
P
1
P
2
P
3
P
4
P
5
Warna
Bagian
Luar
15%
5
5
5
2
4
21
4,2
25%
5
5
5
5
4
24
4,8
35%
5
4
2
4
4
19
3,8
Bagian
Dalam
15%
5
3
5
2
2
17
3,4
25%
2
5
5
2
2
16
3,2
35%
5
5
3
3
2
18
3,6
Rasa
15%
5
2
2
5
2
16
3,2
25%
4
4
5
5
5
23
4,6
35%
5
5
5
5
4
24
4,8
Aroma
15%
5
5
5
5
5
25
5
25%
2
3
5
3
3
16
3,2
35%
3
3
3
5
2
16
3,2
Kekenyalan
15%
3
3
4
4
3
17
3,4
25%
5
3
5
5
3
21
4,2
35%
3
5
3
3
5
19
3,8
Keempukan
15%
5
4
4
4
2
19
3,8
25%
5
4
2
4
4
19
3,8
35%
5
4
4
5
4
22
4,4
1. Aspek Warna
Tabel 1.
Hasil Uji Validasi Aspek Warna Bagian Luar Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skala Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Coklat keemasan
5
3
60%
4
8
0%
1
2
0%
Kuning
Kecoklatan
4
1
20%
1
0%
3
6
0%
Kuning
3
0
0%
0
0%
0
0
0 %
Coklat
2
1
2%
0
0
%
1
2
0%
Coklat Tua
1
0
0%
0
0
%
0
0% 0
Jumlah
5
100%
5
100%
5
1
00%
1450
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
2
1
2
4
1
9
Mean
4
,2
4
,8
3
,8
Berdasarkan hasil uji validasi yang dilakukan kepada 5 panelis ahli pada perlakuan 15%
menunjukan 3 orang dengan persentase 60% memilih warna coklat keemasan, 1 orang dengan
persentase 20% memilih warna kuning keemasan dan 1 orang dengan persentase 20% memilih warna
coklat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa warna coklat keemasan adalah yang terbaik pada
perlakuan 15%. Pada perlakuan 25% warna coklat keemasan dipilih oleh 4 orang panelis dengan
persentase 80% dan 1 orang dengan persentase 20% memilih warna kuning kecoklatan. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa warna coklat keemasan yang terbaik pada perlakuan 25%.
Sedangkan perlakuan 35% menunjukkan 1 orang dengan persentase 20% memilih warna coklat
keemasan, 3 orang dengan persentase 60% memilih warna kuning kecoklatan dan 1 orang dengan
persentase 20% memilih warna coklat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa warna kuning
kecoklatan adalah yang terbaik pada perlakuan 35%.
Berdasarkan perolehan skor mean dapat disimpulkan warna bagian luar dengan penambahan
jamur tiram 25% pada patty sayap ayam adalah yang terbaik karena memiliki skor tertinggi yaitu 4,8.
Tabel 2.
Hasil Uji Validasi Aspek Warna Bagian Dalam Patty Sayap Ayam
Penambahan Jamur Tiram
Skala
Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Coklat keabuan
5
2
4%
2
0%
2
40%
Coklat
4
0
0%
0
0%
0
0%
Coklat muda
3
1
2%
0
0%
2
40%
Krem
2
2
4%
3
60%
1
20%
Coklat tua
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
5
100%
5
100%
5
100%
17
16
18
Mean
3,4
3,2
3,6
Berdasarkan hasil uji validasi yang dilakukan kepada 5 panelis ahli pada perlakuan 15%
menunjukan 2 orang dengan persentase 40% memilih warna coklat keabuan, 1 orang dengan
persentase 20% memilih coklat muda dan 2 orang dengan persentase 40% memilih warna krem. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa warna coklat keabuan dan krem adalah warna bagian dalam
terbaik pada perlakuan 15%. Pada perlakuan 25% warna coklat keabuan dipilih oleh 2 orang panelis
dengan persentase 40% dan warna krem dipilih oleh 3 orang panelis dengan persentase 60%.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa warna krem adalah warna bagian dalam terbaik
pada perlakuan 25% Sedangkan perlakuan 35% menunjukkan 2 orang dengan persentase 40%
memilih warna coklat keabuan, 2 orang dengan persentase 40% memilih warna coklat muda dan 1
orang dengan persentase 20% memilih warna krem. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
warna coklat keabuan dan coklat muda adalah warna bagian dalam terbaik pada perlakuan 35%.
Berdasarkan perolehan skor mean dapat disimpulkan warna bagian dalam dengan penambahan jamur
tiram 35% pada patty sayap ayam adalah yang terbaik karena memiliki skor tertinggi yaitu 3,6.
2. Aspek Rasa
Tabel 4.
Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Patty Sayap Penambahan Jamur Tiram
Skala
Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Agak terasa jamur tiram
5
2
40%
3
60%
4
20%
Terasa jamur tiram
4
0
0%
2
40%
1
20%
Sangat terasa jamur tiram
3
0
0%
0
0%
0
0%
Tidak terasa jamur tiram
2
3
60%
0
0%
0
0%
1451
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Sangat tidak terasa jamur tiram
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
5
100%
5
100%
5
100%
16
23
4
Mean
3,2
4,6
4,8
Berdasarkan hasil uji validasi patty sayap ayam penambahan jamur tiram dalam aspek rasa,
pada perlakuan 15% memperoleh hasil 2 orang panelis (40%) memilih skala rasa agak terasa jamur
tiram dan 3 orang panelis (60%) memilih skala tidak terasa jamur tiram. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terasa jamur tiram adalah skala rasa terbaik pada perlakuan 15%. Pada
perlakuan 25% memperoleh hasil 2 orang memilih skala terasa jamur tiram dan 3 orang panelis (60%)
memilih skala agak terasa jamur tiram.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa agak terasa jamur tiram adalah skala rasa terbaik
pada perlakuan 25%. Pada perlakuan 35% ada 1 orang panelis (20%) memilih skala terasa jamur tiram
dan 4 orang panelis (80%) memilih skala agak terasa jamur tiram. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa agak terasa jamur tiram adalah skala rasa terbaik pada perlakuan 35%.
Berdasarkan perolehan skor mean dapat disimpulkan rasa patty sayap ayam dengan penambahan
jamur tiram 35% adalah yang terbaik karena memiliki skor tertinggi yaitu 4,8.
3. Aspek Aroma
Tabel 3.
Hasil Uji Validasi Aspek Aroma Patty Sayap Penambahan Jamur Tiram
Skala Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Tidak beraroma jamur tiram
5
5
100%
1
20%
1
20%
Sangat tidak beraroma jamur
tiram
4
0
0%
0
0%
0
0%
Agak beraroma jamur tiram
3
0
0%
3
60%
3
60%
Beraroma jamur tiram
2
0
0%
1
20%
1
20%
Sangat beraroma jamur tiram
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
5
100%
5
100%
5
100%
5
16
16
Mean
5
3,2
3,2
Berdasarkan hasil validasi patty sayap ayam penambahan jamur tiram dalam aspek aroma, pada
perlakuan 15% memperoleh hasil 5 orang panelis (100%) yang memilih skala tidak beraroma jamur
tiram. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak beraroma jamur tiram adalah skala aroma
terbaik pada perlakuan 15%. Pada perlakuan 25% memperoleh hasil 1 orang panelis (20%) memilih
skala beraroma jamur tiram, 3 orang panelis (60%) memilih skala agak beraroma jamur tiram dan 1
orang panelis (20%) memilih tidak beraroma jamur tiram.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa agak beraroma jamur tiram adalah skala aroma
terbaik pada perlakuan 25%. Pada perlakuan 35% ada 1 orang panelis (20%) memilih skala beraroma
jamur tiram, 3 orang panelis (60%) memilih skala agak beraroma jamur tiram dan 1 orang panelis
(20%) memilih skala tidak beraroma jamur tiram. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa agak
beraroma jamur tiram adalah skala rasa terbaik pada perlakuan 35%. Berdasarkan perolehan skor
mean dapat disimpulkan aroma patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram 15% adalah yang
terbaik karena memiliki skor tertinggi yaitu 5.
4. Aspek Kekenyalan
Tabel 6.
Hasil Uji Validasi Aspek Kekenyalan Patty Sayap Penambahan Jamur Tiram
Skala Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Agak kenyal
5
0
0%
3
60%
2
40%
Kenyal
4
2
40%
0
0%
0
0%
Tidak kenyal
3
3
60%
2
40%
3
60%
Sangat kenyal
2
0
0%
0
0%
0
0%
1452
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Sangat tidak
kenyal
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
5
100%
5
100%
5
100%
17
21
19
Mean
3,4
4,2
3,8
Berdasarkan hasil validasi patty sayap ayam penambahan jamur tiram dalam aspek kekenyalan,
pada perlakuan 15% memperoleh hasil 2 orang panelis (40%) yang memilih skala kenyal dan 3 orang
panelis (60%) yang memilih skala tidak kenyal. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
kenyal adalah skala kekenyalan terbaik pada perlakuan 15%. Pada perlakuan 25% memperoleh hasil 3
orang panelis (60%) memilih skala agak kenyal dan 2 orang panelis (40%) memilih skala tidak
kenyal.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa agak kenyal adalah skala kekenyalan terbaik pada
perlakuan 25%. Pada perlakuan 35% ada 2 orang panelis (40%) memilih skala agak kenyal dan 3
orang panelis (60%) memilih skala tidak kenyal. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
kenyal adalah skala kekenyalan terbaik pada perlakuan 35%. Berdasarkan perolehan skor mean dapat
disimpulkan kekenyalan patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram 25% adalah yang terbaik
karena memiliki skor tertinggi yaitu 4,2.
5. Aspek Keempukan
Tabel 4.
Hasil Uji Validasi Aspek Keempukan Patty Sayap Penambahan Jamur Tiram
Skala Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Empuk
5
1
20%
1
20%
2
40%
Agak empuk
4
3
60%
3
60%
3
60%
Sangat empuk
3
0
0%
0
0%
0
0%
Tidak empuk
2
1
20%
1
20%
0
0%
Sangat tidak
empuk
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
5
100%
5
100%
5
100%
19
19
22
Mean
3,8
3,8
4.4
Berdasarkan hasil validasi patty sayap ayam penambahan jamur tiram dalam aspek
keempukan, pada perlakuan 15% dan 25% memperoleh hasil 1 orang panelis (20%) memilih skala
empuk, 3 orang panelis (60%) memilih skala agak empuk dan 1 orang panelis (20%) memilih tidak
empuk.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa agak empuk adalah skala keempukan terbaik
pada perlakuan 15% dan 25%. Pada perlakuan 35% ada 2 orang panelis (40%) memilih skala empuk
dan 3 orang panelis (60%) memilih skala agak empuk. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
agak empuk adalah skala keempukan terbaik pada perlakuan 35%.Berdasarkan perolehan skor mean
dapat disimpulkan keempukan patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram 35% adalah yang
terbaik karena memiliki skor tertinggi yaitu 4,4.
6. Pengukuran Fisik
Tabel 5.
Hasil Pengukuran Diameter Patty Sayap Ayam
Diameter Patty Sayap Ayam (cm)
Perlakuan
Mentah
Kukus
Goreng
Control
8,1
8
8,1
15%
8,1
8
8,1
25%
8,15
8,2
8,5
35%
8,15
8,2
8,5
Ʃ
32,5
32,4
33,2
Mean
8,125
8,1
8,3
1453
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
SD
0,0288675
0,115470054
0,23094
Pengukuran diameter pada produk patty sayap ayam jamur tiram dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter ini berguna untuk mengetahui pengaruh
persentase jamur tiram pada saat kondisi patty mentah, setelah dikukus dan setelah di goreng.
Berdasarkan tabel diatas, rata-rata diameter patty dalam kondisi mentah, setelah dikukus dan
setelah digoreng dengan empat perlakuan yang berbeda memperoleh hasil yang tidak jauh
beda. Terlihat dari hasil perhitungan standar deviasi jauh lebih kecil dari angka rata-rata
artinya tidak ada perbedaan terlalu signifikan satu sama lain dan hasil patty sayap ayam jamur
tiram masih mendekati standar ukuran patty.
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 19. Diameter Patty (Mentah)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 20. Diameter Patty (Kukus)
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 21. Diameter Patty (Goreng)
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Tabel 6.
Hasil Pengukuran Ketebalan Patty Sayap Ayam
Ketebalan Patty Sayap Ayam (cm)
Perlakuan
Mentah
Kukus
Goreng
Kontrol
1
1
1,4
15%
1
1
1,5
25%
1
1
1,6
35%
1
1
1,7
Ʃ
4
4
6,2
Mean
1
1
15,5
SD
0
0
0,129099445
Pengukuran ketebalan pada produk patty sayap ayam jamur tiram dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong. Pengukuran ketebalan ini berguna untuk mengetahui pengaruh
persentase jamur tiram pada saat kondisi patty mentah, setelah dikukus dan setelah di goreng.
Berdasarkan tabel diatas, rata-rata ketebalan patty dalam kondisi mentah dan setelah dikukus dengan
empat perlakuan yang berbeda memperoleh hasil yang sama. Sedangkan patty dalam kondisi setelah
digoreng menghasilkan hasil yang berbeda-berbeda. Dikarenakan sebelum proses penggorengan ada
proses pemaniran sehingga menghasilkan hasil ketebalan patty yang berbeda. Namun, hasil standar
deviasi dari keempat perlakuan tetap lebih kecil dari angka rata-rata artinya tidak ada perbedaan
1454
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
terlalu signifikan satu sama lain dan hasil patty sayap ayam jamur tiram masih mendekati standar
ukuran patty.
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 22. Ketebalan Patty (Mentah)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 23. Ketebalan Patty (Kukus)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 24. Ketebalan Patty (Goreng)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Tabel 10.
Hasil Pengukuran Berat Patty Sayap Ayam
Berat Patty Sayap Ayam (gr)
Perlakuan
Mentah
Kukus
Goreng
Control
60
58
64
15%
60
58
65
25%
60
60
66
35%
60
60
66
Ʃ
240
236
261
Mean
60
59
65,25
SD
0
1,154701
0,957427
Pengukuran berat pada produk patty sayap ayam jamur tiram dilakukan dengan menggunakan
timbangan digital. Pengukuran berat ini berguna untuk mengetahui pengaruh persentase jamur tiram
pada saat kondisi patty mentah, setelah dikukus dan setelah di goreng. Berdasarkan tabel diatas, rata-
rata berat patty dalam kondisi mentah dengan empat perlakuan yang berbeda memperoleh hasil yang
sama. Sedangkan patty dalam kondisi setelah dikukus pada perlakuan kontrol dan 15% berat
berkurang 2 gram. Dikarenakan kandungan jamur tiram pada kedua perlakuan tersebut lebih kecil
dibandingan perlakuan 25% dan 35%. Penguapan air yang dimiliki patty membuat berat patty menjadi
berkurang. Pada patty dalam kondisi setelah digoreng menghasilkan berat yang berbeda-beda dan
lebih berat dari kondisi mentah dan setelah pengukusan. Dikarenakan proses penggorengan
menggunakan metode deep fry dimana menggunakan minyak dapat terserap kedalam patty dan tepung
panir setelah digoreng juga menghasilkan berat yang berbeda dari tepung panir mentah. Namun, hasil
standar deviasi dari keempat perlakuan tetap lebih kecil dari angka rata-rata artinya tidak ada
perbedaan terlalu signifikan satu sama lain dan hasil patty sayap ayam jamur tiram masih mendekati
standar ukuran patty.
1455
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 25. Berat Patty (Mentah)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 26. Berat Patty (Kukus)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Kontrol 15% 25% 35%
Gambar 27. Berat Patty (Goreng)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
B. Daya Terima Konsumen
Uji daya terima konsumen dilakukan kepada 30 panelis agak terlatih terhadap pembuatan
patty sayap ayam penambahan jamur tiram dengan persentase 15%, 25% dan 35%. Aspek yang dinilai
pada uji daya terima konsumen meliputi aspek sangat suka dengan skala nilai 5 (lima), suka dengan
skala nilai 4 (empat), agak suka dengan skala nilai 3 (tiga), tidak suka dengan skala nilai 2 (dua) dan
sangat tidak suka dengan skala nilai 1 (satu).
1. Penilaian Aspek Warna Bagian Luar Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
a. Hasil Deskriptif
Data deskripsi pada aspek warna bagian luar menunjukkan bahwa pada perlakuan 15%,
terdapat 10 orang (33,3%) memilih sangat suka, 13 orang (43,3%) memilih suka, dan 7 orang (23,3%)
memilih agak suka. Penilaian aspek warna bagian luar pada perlakuan 25% terdapat 9 orang (30%)
memilih sangat suka, 10 orang (33,3%) memilih suka dan 11 orang (23,3%) memilih agak suka.
Penilaian aspek warna bagian luar pada perlakuan 35% terdapat 12 orang (40%) memilih sangat suka,
13 orang (43,3%) memilih suka, 4 orang (13,3%) memilih agak suka dan 1 orang (3,3%) memilih
tidak suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik aspek warna bagian luar, maka diperoleh nilai rata-rata
patty sayap dengan penambahan jamur tiram sebanyak 15% adalah 4,1 yang artinya suka, sebanyak
25% adalah 3,9 yang artinya suka, dan sebanyak 35% adalah 4,2 yang artinya suka. Maka dapat
disimpulkan secara deskripsi bahwa pada aspek warna bagian luar, hasil yang terbaik dari patty sayap
penambahan jamur tiram yaitu dengan persentase jamur tiram sebanyak 35% dengan nilai rata-rata 4,2
berada pada kategori suka. Hasil jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 7.
Penilaian Aspek Warna Bagian Luar
Skala
Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Sangat suka
5
10
33.3%
9
30%
12
40%
Suka
4
13
43.3%
10
33.3%
13
43.3%
Agak suka
3
7
23.3%
11
36.6%
4
13.3%
Tidak suka
2
0
0%
0
0%
1
3.3%
Sangat
tidak suka
1
0
0%
0
0%
0
0%
1456
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Jumlah
30
100%
30
100%
30
100%
Mean
4,1
3,9
4,2
Median
4
4
4
Modus
4
3
4
b. Uji Hipotesis Untuk Aspek Warna Bagian Luar dengan Uji Friedman
Hasil dari perhitungan kepada 30 panelis, pada aspek warna bagian luar patty sayap ayam
penambahan jamur tiram diperoleh 𝑥
2
hitung = 0,65 pada taraf signifikansi α = 0,05 sedangkan nilai
𝑥
2
tabel pada derajat kepercayaan df = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,99
Tabel 8.
Hasil Hipotesis Aspek Warna Bagian Luar
Kriteria Pengujian
𝑥
2
hitung
𝑥
2
tab
el
Kesimpulan
Warna Bagian Luar
0,65
5,99
𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel
Maka H
0
diterima dan
H
1
ditolak
Hasil tersebut menunjukkan 𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel, maka H
0
diterima dan H
1
ditolak, yang berarti
bahwa pada aspek warna bagian luar tidak terdapat pengaruh penambahan jamur tiram pada patty
sayap ayam terhadap daya terima konsumen. Dengan demikian tidak dilanjutkan dengan Uji Tukey.
2. Penilaian Aspek Warna Bagian Dalam Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
a. Hasil Deskriptif
Data deskripsi pada aspek warna bagian dalam menunjukkan bahwa pada perlakuan 15%,
terdapat 7 orang (23,3%) memilih sangat suka, 17 orang (56,7%) memilih suka, 5 orang (16,7%)
memilih agak suka dan 1 orang (3,3%) memilih tidak suka. Penilaian aspek warna bagian dalam pada
perlakuan 25% terdapat 14 orang (46,7%) memilih sangat suka, 12 orang (40%) memilih suka dan 4
orang (13,3%) memilih agak suka. Penilaian aspek warna bagian dalam pada perlakuan 35% terdapat
2 orang (6,67%) memilih sangat suka, 19 orang (63,3%) memilih suka dan 9 orang (30%) memilih
agak suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik aspek warna bagian dalam, maka diperoleh nilai rata-
rata patty sayap dengan penambahan jamur tiram sebanyak 15% adalah 4 yang artinya suka, sebanyak
25% adalah 4,3 yang artinya suka, dan sebanyak 35% adalah 3,7 yang artinya suka. Maka dapat
disimpulkan secara deskripsi bahwa pada aspek warna bagian dalam, hasil yang terbaik dari patty
sayap penambahan jamur tiram yaitu dengan persentase jamur tiram sebanyak 25% dengan nilai rata-
rata 4,3 berada pada kategori suka. Hasil jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13.
Penilaian Aspek Warna Bagian Dalam
Skala
Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Sangat suka
5
7
23.3%
14
46.7%
2
6.67%
Suka
4
17
56.7%
12
40%
19
63.3%
Agak suka
3
5
16.7%
4
13.3%
9
30%
Tidak suka
2
1
3.3%
0
0%
0
0%
Sangat tidak suka
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
30
100%
30
100%
30
100%
Mean
4
4,3
3,7
Median
4
4
4
Modus
4
5
4
b. Uji Hipotesis Untuk Aspek Warna Bagian Dalam dengan Uji Friedman
Hasil dari perhitungan kepada 30 panelis, pada aspek warna bagian dalam patty sayap ayam
penambahan jamur tiram diperoleh 𝑥
2
hitung = 8,27 pada taraf signifikansi α = 0,05 sedangkan nilai
𝑥
2
tabel pada derajat kepercayaan df = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,99.
Tabel 14.
Hasil Hipotesis Aspek Warna Bagian Dalam
Kriteria Pengujian
𝑥
2
hitung
𝑥
2
tab
el
Kesimpulan
1457
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Warna Bagian Dalam
8,27
5,99
𝑥
2
hitung > 𝑥
2
tabel
Maka H
0
ditolak dan H
1
diterima
Hasil tersebut menunjukkan 𝑥
2
hitung > 𝑥
2
tabel, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima. Maka
dilanjutkan dengan Uji Tukey.
Ringkasan Data Hasil Uji Tukey
|A B| = |4 4,3| = 0,3 < 0,44 Tidak Berbeda Nyata
|A C| = |4 3,7| = 1,7 > 0,44 Berbeda Nyata
|B C| = |4,3 3,7| = 0,6 > 0,44 Berbeda Nyata
Keterangan :
A adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram 15% atau 172
B adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram 25% atau 354
C adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram 35% atau 248
Hasil penelitian pada Uji Tukey diatas menunjukkan bahwa kelompok data patty sayap ayam
penambahan jamur tiram 15% (A) jika dibandingkan kelompok data dengan penambahan jamur tiram
25% (B) mendapat hasil tidak berbeda nyata. Sedangkan kelompok data penambahan jamur tiram
15% (A) jika dibandingkan dengan kelompok data penambahan jamur tiram 35% (C) mendapat hasil
berbeda nyata. Kelompok patty sayap ayam penambahan jamur tiram 25% (B) jika dibandingkan
dengan kelompok data penambahan jamur tiram 35% (C) juga mendapat hasil berbeda nyata. Dapat
disimpulkan perbandingan A dan C menghasilkan tingkat kesetaraan dalam tingkat kesukaan,
sedangkan B memiliki tingkat kesukaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan A dan C, sehingga
pada penelitian ini patty sayap ayam penambahan jamur tiram 25% (B) dengan skor mean 4,3
dijadikan produk yang direkomendasikan dari aspek warna bagian dalam.
3. Penilaian Aspek Rasa Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
a. Hasil Deskriptif
Data deskripsi pada aspek rasa menunjukkan bahwa pada perlakuan 15%, terdapat 11 orang
(36,7%) memilih sangat suka, 12 orang (40%) memilih suka dan 8 orang (26,7%) memilih agak suka.
Penilaian aspek rasa pada perlakuan 25% terdapat 9 orang (30%) memilih sangat suka, 12 orang
(40%) memilih suka dan 9 orang (30%) memilih agak suka. Penilaian aspek rasa pada perlakuan 35%
terdapat 7 orang (23,3%) memilih sangat suka, 15 orang (50%) memilih suka dan 8 orang (26,7%)
memilih agak suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik aspek rasa, maka diperoleh nilai rata-rata patty
sayap dengan penambahan jamur tiram sebanyak 15% adalah 4,2 yang artinya suka, sebanyak 25%
adalah 4 yang artinya suka, dan sebanyak 35% adalah 3,9 yang artinya suka. Maka dapat disimpulkan
secara deskripsi bahwa pada aspek rasa, hasil yang terbaik dari patty sayap penambahan jamur tiram
yaitu dengan persentase jamur tiram sebanyak 15% dengan nilai rata-rata 4,2 berada pada kategori
suka. Hasil jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.
Penilaian Aspek Rasa
Skala
Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Sangat suka
5
11
36.7%
9
30%
7
23.3%
Suka
4
12
40%
12
40%
15
50%
Agak suka
3
8
26.7%
9
30%
8
26.7%
Tidak suka
2
0
0%
0
0%
0
0%
Sangat tidak suka
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
30
100%
30
100%
30
100%
Mean
4,2
4
3,9
Median
4
4
4
Modus
4
4
4
b. Uji Hipotesis Untuk Aspek Rasa dengan Uji Friedman
Hasil dari perhitungan kepada 30 panelis, pada aspek rasa patty sayap ayam penambahan jamur
tiram diperoleh 𝑥
2
hitung = 10,44 pada taraf signifikansi α = 0,05 sedangkan nilai 𝑥
2
tabel pada
derajat kepercayaan df = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,99.
1458
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 16.
Hasil Hipotesis Aspek Rasa
Kriteria Pengujian
𝑥
2
hitung
𝑥
2
tab
el
Kesimpulan
Rasa
10,44
5,99
𝑥
2
hitung > 𝑥
2
tabel
Maka H
0
ditolak dan H
1
diterima
Hasil tersebut menunjukkan x
2
hitung > x
2
tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka
dilanjutkan dengan Uji Tukey.
Ringkasan Data Hasil Uji Tukey
|A B| = |4,1 4| = 0,4 < 0,48 Tidak Berbeda Nyata
|A C| = |4,1 4| = 0,4 < 0,48 Tidak Berbeda Nyata
|B C| = |4 4| = 0 < 0,48 Tidak Berbeda Nyata
Keterangan :
A adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram 15% atau 172
B adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram 25% atau 354
C adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram 35% atau 248
Hasil penelitian pada Uji Tukey diatas menunjukkan bahwa kelompok data patty sayap ayam
penambahan jamur tiram 15% (A) dengan penambahan jamur tiram 25% (B), penambahan jamur
tiram 15% (A) dengan penambahan jamur tiram 35% (C) dan penambahan jamur tiram 25% (B)
dengan penambahan jamur tiram 35% (C) sama-sama mendapat hasil tidak berbeda nyata. Dapat
disimpulkan perbandingan B dan C menghasilkan tingkat kesetaraan dalam tingkat kesukaan,
sedangkan A memiliki tingkat kesukaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan B dan C, sehingga
pada penelitian ini patty sayap ayam penambahan jamur tiram 15% (B) dengan skor mean 4,1
dijadikan produk yang direkomendasikan dari aspek rasa.
4. Penilaian Aspek Aroma Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
a. Hasil Deskriptif
Data deskripsi pada aspek aroma menunjukkan bahwa pada perlakuan 15%, terdapat 8 orang
(26,7%) memilih sangat suka, 17 orang (56,7%) memilih suka, 4 orang (26,7%) memilih agak suka
dan 1 orang (3,3%) memilih tidak suka. Penilaian aspek aroma pada perlakuan 25% terdapat 15 orang
(50%) memilih sangat suka, 10 orang (33,3%) memilih suka dan 5 orang (16,7%) memilih agak suka.
Penilaian aspek aroma pada perlakuan 35% terdapat 6 orang (20%) memilih sangat suka, 18 orang
(60%) memilih suka dan 6 orang (20%) memilih agak suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik aspek
aroma, maka diperoleh nilai rata-rata patty sayap dengan penambahan jamur tiram sebanyak 15%
adalah 4.1 yang artinya suka, sebanyak 25% adalah 4,3 yang artinya suka, dan sebanyak 35% adalah 4
yang artinya suka. Maka dapat disimpulkan secara deskripsi bahwa pada aspek aroma, hasil yang
terbaik dari patty sayap penambahan jamur tiram yaitu dengan persentase jamur tiram sebanyak 25%
dengan nilai rata-rata 4,3 berada pada kategori suka. Hasil jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17.
Penilaian Aspek Aroma
Skala Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Sangat suka
5
8
26.7%
15
50%
6
20%
Suka
4
17
56.7%
10
33.3%
18
60%
Agak suka
3
4
13.3%
5
16.7%
6
20%
Tidak suka
2
1
3.3%
0
0%
0
0%
Sangat tidak suka
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
30
100%
30
100%
3
0
100%
Mean
4,1
4,3
4
Median
4
4.5
4
Modus
4
5
4
b. Uji Hipotesis Untuk Aspek Aroma dengan Uji Friedman
1459
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Hasil dari perhitungan kepada 30 panelis, pada aspek aroma patty sayap ayam penambahan
jamur tiram diperoleh 𝑥
2
hitung = 1,4 pada taraf signifikansi α = 0,05 sedangkan nilai 𝑥
2
tabel pada
derajat kepercayaan df = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,99.
Tabel 18.
Hasil Hipotesis Aspek Aroma
Kriteria Pengujian
𝑥
2
hitung
𝑥
2
ta
bel
Kesimpulan
Aroma
1,4
5,99
𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel
Maka H
0
diterima dan
H
1
ditolak
Hasil tersebut menunjukkan 𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel, maka H
0
diterima dan H
1
ditolak, yang berarti
bahwa pada aspek aroma tidak terdapat pengaruh penambahan jamur tiram pada patty sayap ayam
terhadap daya terima konsumen. Dengan demikian tidak dilanjutkan dengan Uji Tukey.
5. Penilaian Aspek Kekenyalan Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
a. Hasil Deskriptif
Data deskripsi pada aspek kekenyalan menunjukkan bahwa pada perlakuan 15%, terdapat 4
orang (13,3%) memilih sangat suka, 14 orang (46,7%) memilih suka, 11 orang (26,7%) memilih agak
suka dan 1 orang (3,3%) memilih tidak suka. Penilaian aspek kekenyalan pada perlakuan 25%
terdapat 12 orang (40%) memilih sangat suka, 12 orang (40%) memilih suka dan 6 orang (20%)
memilih agak suka. Penilaian aspek kekenyalan pada perlakuan 35% terdapat 10 orang (33,3%)
memilih sangat suka, 12 orang (40%) memilih suka, 7 orang (23,3%) memilih agak suka dan 1 orang
(3,3%) memilih tidak suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik aspek kekenyalan, maka diperoleh nilai
rata-rata patty sayap dengan penambahan jamur tiram sebanyak 15% adalah 3,7 yang artinya suka,
sebanyak 25% adalah 4,2 yang artinya suka, dan sebanyak 35% adalah 4,1 yang artinya suka. Maka
dapat disimpulkan secara deskripsi bahwa pada aspek kekenyalan, hasil yang terbaik dari patty sayap
penambahan jamur tiram yaitu dengan persentase jamur tiram sebanyak 25% dengan nilai rata-rata 4,2
berada pada kategori suka. Hasil jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19.
Penilaian Aspek Kekenyalan
Skala Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Sangat suka
5
4
13.3%
12
40%
10
33.3%
Suka
4
14
46.7%
12
40%
12
40%
Agak suka
3
11
36.7%
6
20%
7
2
3.3%
Tidak suka
2
1
3.3%
0%
1
3.3%
Sangat tidak suka
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
30
100%
30
100%
30
100%
Mean
3,
7
4,2
4,1
Median
4
4
4
Modus
4
4
4
b. Uji Hipotesis Untuk Aspek Kekenyalan dengan Uji Friedman
Hasil dari perhitungan kepada 30 panelis, pada aspek kekenyalan patty sayap ayam
penambahan jamur tiram diperoleh 𝑥
2
hitung = 3,95 pada taraf signifikansi α = 0,05 sedangkan nilai
𝑥
2
tabel pada derajat kepercayaan df = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,99.
Tabel 9.
Hasil Hipotesis Aspek Kekenyalan
Kriteria Pengujian
𝑥
2
hitung
𝑥
2
tab
el
Kesimpulan
Kekenyalan
3,95
5,99
𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel
Maka H
0
diterima dan H
1
ditolak
1460
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Hasil tersebut menunjukkan 𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel, maka H
0
diterima dan H
1
ditolak, yang berarti
bahwa pada aspek kekenyalan tidak terdapat pengaruh penambahan jamur tiram pada patty sayap
ayam terhadap daya terima konsumen. Dengan demikian tidak dilanjutkan dengan Uji Tukey.
6. Penilaian Aspek Keempukan Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
a. Hasil Deskriptif
Data deskripsi pada aspek keempukan menunjukkan bahwa pada perlakuan 15%, terdapat 7
orang (23,3%) memilih sangat suka, 17 orang (56,7%) memilih suka dan 6 orang (20%) memilih agak
suka. Penilaian aspek kekenyalan pada perlakuan 25% terdapat 12 orang (40%) memilih sangat suka,
14 orang (46,7%) memilih suka dan 4 orang (13,3%) memilih agak suka. Penilaian aspek kekenyalan
pada perlakuan 35% terdapat 7 orang (23,3%) memilih sangat suka, 16 orang (53,3%) memilih suka
dan 7 orang (23,3%) memilih agak suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik aspek kekenyalan, maka
diperoleh nilai rata-rata patty sayap dengan penambahan jamur tiram sebanyak 15% adalah 4,1 yang
artinya suka, sebanyak 25% adalah 4,2 yang artinya suka, dan sebanyak 35% adalah 4 yang artinya
suka. Maka dapat disimpulkan secara deskripsi bahwa pada aspek keempukan, hasil yang terbaik dari
patty sayap penambahan jamur tiram yaitu dengan persentase jamur tiram sebanyak 25% dengan nilai
rata-rata 4,2 berada pada kategori suka. Hasil jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 10.
Penilaian Aspek Keempukan
Skala
Penilaian
Patty Sayap Ayam Penambahan Jamur Tiram
Skor
15%
25%
35%
n
%
n
%
n
%
Sangat
suka
5
7
23.3%
12
40%
7
23.3%
Suka
4
17
56.7%
14
46.7%
16
53.3%
Agak suka
3
6
20%
4
13.3%
7
23.3%
Tidak suka
2
0
0%
0
0%
0
0%
Sangat
tidak suka
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
30
100%
30
100%
30
100%
Mean
4,1
4,2
4
Median
4
4
4
Modus
4
4
4
b. Uji Hipotesis Untuk Aspek Keempukan dengan Uji Friedman
Hasil dari perhitungan kepada 30 panelis, pada aspek keempukan patty sayap ayam
penambahan jamur tiram diperoleh 𝑥
2
hitung = 1,95 pada taraf signifikansi α = 0,05 sedangkan nilai
𝑥
2
tabel pada derajat kepercayaan df = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,99.
Tabel 11.
Hasil Hipotesis Aspek Keempukan
Kriteria
Pengujian
𝒙
𝟐
hitung
𝒙
𝟐
tab
el
Kesimpulan
Keempukan
1,95
5,99
𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel
Maka H
0
diterima dan H
1
ditolak
Hasil tersebut menunjukkan 𝑥
2
hitung < 𝑥
2
tabel, maka H
0
diterima dan H
1
ditolak, yang
berarti bahwa pada aspek keempukan tidak terdapat pengaruh penambahan jamur tiram pada patty
sayap ayam terhadap daya terima konsumen. Dengan demikian tidak dilanjutkan dengan Uji Tukey.
C. Pembahasan
Pada penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan jamur tiram pada
pembuatan patty sayap ayam dengan persentase 15%, 25% dan 35% terhadap daya terima konsumen.
Penilaian dilakukan oleh 30 panelis agak terlatih terhadap daya terima konsumen produk patty sayap
ayam dengan penambahan jamur tiram yang meliputi aspek warna bagian luar, warna bagian dalam,
1461
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
rasa, aroma, kekenyalan dan keempukan yang telah diolah menjadi data kemudian disimpulkan secara
deskriptif dan diuji melalui uji hipotesis statistik.
Berdasarkan hasil uji kesukaan patty sayap ayam penambahan jamur tiram, diperoleh nilai
rata-rata yang berbeda setiap aspeknya. Hasil penelitian aspek warna bagian luar patty sayap ayam
dengan penambahan jamur tiram 35% adalah yang paling disukai. Hasil uji daya terima konsumen
untuk aspek warna bagian luar pada patty sayap ayam penambahan jamur tiram tidak terdapat
pengaruh yang signifikan, hal ini terjadi karena suhu dan lama waktu penggorengan yang dilakukan
pada ketiga sampel sama. Menurut Widrial (2005) dalam jurnal (Wellyalina et al., 2015),
penggorengan bahan pangan dalam minyak goreng akan menyebabkan seluruh permukaan pangan
menerima panas yang sama sehingga menghasilkan warna dan penampakan yang seragam.
Hasil uji daya terima konsumen pada aspek rasa pada patty sayap ayam dengan penambahan
jamur tiram juga memberikan hasil memiliki perbedaan yang signifikan sehingga dilanjutkan dengan
Uji Tukey. Pada umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari salah satu rasa, tetapi merupakan
gabungan berbagai rasa secara terpadu sehingga menimbulkan cita rasa yang utuh kecuali rasa suatu
bahan pangan yang merupakan hasil kerjasama indera-indera yang lain (Kartika dkk, 1987) dalam
jurnal (Fauziah, 2017). Jamur tiram sendiri memiliki rasa makanan laut yang halus dengan sedikit
adas manis dan rasa yang samar (Rogier, 2021). Hasil penelitian pada aspek rasa patty sayap ayam
dengan penambahan jamur tiram 15% adalah yang paling disukai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
panelis lebih menyukai rasa patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram yang tidak terlalu
banyak.
Penilaian aspek aroma patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram tidak terdapat
pengaruh yang signifikan. Jamur tiram memiliki aroma yang langu dan ketika dimakan rasa langu
tersebut masih sedikit terasa (Ruri et al., 2014). Namun, patty sayap ayam lebih beraroma ayam
disebabkan karena aroma jamur tiram berkurang dan mengalami penguapan pada saat pemasakan
sehingga aroma patty sayap ayam tertutupi oleh aroma ayam. Aroma dipengaruhi juga oleh adanya
senyawa volatil pada jamur tiram serta uap air yang terlepas saat pemasakan (Novita, 2014). Hasil
penelitian pada aspek aroma patty sayap ayam dengan penambahan jamur tiram 25% adalah yang
paling disukai. Dapat disimpulkan bahwa panelis lebih menyukai patty sayap ayam yang tidak terlalu
beraroma jamur tiram.
Pada hasil uji daya terima konsumen aspek tekstur bagian dalam (kekenyalan dan
keempukan) memiliki hasil tidak terdapat pengaruh penambahan jamur tiram pada pembuatan patty
sayap ayam terhadap daya terima konsumen. Kemampuan pembentukan kekenyalan disebabkan
tapioka mengandung pati yang memiliki amilopektin yang dapat membentuk gel dengan cara
menyerap air dan menahannya, sehingga produk menjadi kenyal (Putri, 2009). Selain itu protein
dalam jamur tiram putih juga memiliki kekenyalan (Maulana, 2012). Sehingga patty sayap ayam tetap
terasa agak kenyal karena penggunaan tapioka dan jamur tiram. Keempukan patty disukai karena
terjadi perubahan struktur protein terutama aktin dan miosin pada saat bahan pangan dimasak
sehingga menghasilkan keempukan yang baik. Hal ini didukung (Bouton et al., 1971 dan Soeparno,
2005) dalam jurnal (Lumbong et al., 2017) menyatakan tiga komponen yang menentukan keempukan
daging antara lain struktur miofibrilar (miosin, aktin, tropomiosin) dan status kontraksi otot,
kandungan jaringan ikat dan ikatan silangnya, dan daya ikat air oleh protein daging serta jus daging.
(Vural, 2003) mengemukakan bahwa lemak memiliki arti penting dalam produk olahan daging karena
berpengaruh terhadap keempukan dan juiciness.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji validasi yang dilakukan kepada 5 panelis ahli, maka telah ditetapkan
perlakuan pada penelitian ini dengan penambahan jamur tiram 15%, 25% dan 35% pada pembuatan
patty sayap ayam telah memenuhi standar kualitas dari patty sayap ayam sesuai dengan yang
diharapkan peneliti.
Perhitungan pada aspek warna bagian luar yang paling disukai adalah patty sayap ayam
penambahan jamur tiram dengan nilai 4,2 berada pada kategori suka. Perhitungan pada aspek warna
bagian dalam yang paling disukai adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram dengan nilai 4,3
1462
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
berada pada kategori suka. Perhitungan pada aspek rasa yang paling disukai adalah patty sayap ayam
penambahan jamur tiram dengan nilai 4,1 berada pada kategori suka. Perhitungan pada aspek aroma
yang paling disukai adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram dengan nilai 4,3 berada pada
kategori suka. Perhitungan pada aspek kekenyalan yang paling disukai adalah patty sayap ayam
penambahan jamur tiram dengan nilai 4,2 berada pada kategori suka. Perhitungan pada aspek
keempukan yang paling disukai adalah patty sayap ayam penambahan jamur tiram dengan nilai 4,2
berada pada kategori suka.
Uji hipotesis yang dilakukan menghasilkan 4 dari 6 aspek bernilai tidak signifikan sehingga
tidak dilanjutkan dengan uji Tukey, yaitu aspek warna bagian luar, aroma, kekenyalan dan
keempukan. Sedangkan 2 dari 6 aspek bernilai signifikan sehingga dilanjutkan ke dalam uji Tukey,
yaitu aspek warna bagian dalam dan rasa.
Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian, patty ayam penambahan jamur tiram dapat
diterima oleh konsumen, formula patty ayam penambahan jamur tiram dengan persentase 25%
memiliki tingkat kesukaan tertinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa patty sayap ayam dengan
penambahan jamur tiram 15%, 25% dan 35% dapat diterima oleh masyarakat karena rata-rata berada
pada kategori suka.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana. (2014). Karakterisasi Nugget Tempe Dengan Variasi Penambahan Jamur Merang dan
Tiram. Universitas Jember.
Alsuhendra, & Ridawati. (2008). Prinsip analisis zat gizi dan penilaian organoleptik bahan makanan
(1st ed.). UNJ Press.
Amaliah, N., & Mulawarman, U. (2020). Analisa Uji Sensoris Pada Patty Burger Berbahan Dasar
Pisang Kepok Putih. SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan, 417420.
Astuti, S., A.S., S., & Fitra, N. (2017). Pengaruh Formulasi Jamur Tiram Putih (Pleurotus oestreatus)
dan Tapioka Terhadap Sifat Fisik, Organoleptik, dan Kimia Kerupuk. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan, 16(3), 163173. https://doi.org/10.25181/jppt.v16i3.94
Baldwin, A., & Pearce, D. (2005). Encapsulated and Powdered Foods (C. Onwulata (ed.)). CRC
Press. https://doi.org/10.1201/9781420028300
Cahyana, C., & Artanti, G. D. (2015). Panduan Praktikum Roti dan Kue. Universitas Negeri Jakarta.
Cahyana, Y., Muchrodji, & Bakrun, M. (2006). Jamur Tiram : Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis
Usaha (Cet. 10). Penebar Swadaya.
Covington, L. (2019, September). What Are Chicken Wings? The Spruce Eats.
EDUKA, T. G. (2018). Mega Bank TBS. Cmedia. https://doi.org/9786025710032, 6025710031
Farr, R., & Battilana, J. (2014). Sausage Making. In Journal of Chemical Information and Modeling
(Vol. 53). Chronicle Books LLC.
Fauziah, N. (2017). Pengaruh Penambahan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan Konsentrasi
Penstabil Terhadap Karakteristik Patty Ikan Patin (Pangasius sp.). Universitas Pasundan
Bandung.
Haq, S., Marwanti, D., & Pd, M. (2021). Tuna Burger Sebagai Main Course Sumber Protein Untuk
Remaja Dalam Mencegah Kekurangan Energi Kronik (Kek). Prosiding Pendidikan Teknik Boga
Busana, 16(1). https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/view/44554
Heinz, G., & Hautzinger, P. (2007). meat processing technology. Food and Agriculture Organization
of the United Nations (FAO).
Hidayati, L. (2021). Teknik Pengolahan Makanan Kontinental. Cerdas Ulet Kreatif.
Huang, Z., Liu, Y., Qi, G., Brand, D., & Zheng, S. (2018). Role of Vitamin A in the Immune System.
Journal of Clinical Medicine, 7(9), 258. https://doi.org/10.3390/jcm7090258
Jumartono. (2021). Mengenal Susu (Definisi, Komposisi dan Jenis). Dinas Pertanian Kota Semarang.
Kurniawan, J. (2018). Pengaruh presentase penggunaan nangka muda (artocarpus heterophyllus)
pada pembuatan patty ayam terhadap daya terima konsumen. Universitas Negeri Jakarta.
Kusumanegara, A. I., (Jamhari), J., & Erwanto, Y. (2012). Kualitas Fisik, Sensoris Dan Kadar
Kolesterol Nugget Ampela Dengan Imbangan Filler Tepung Mocaf Yang Berbeda. Buletin
1463
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Peternakan, 36(1), 19. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v36i1.1272
Lumbong, R., Tinangon, R. M., Rotinsulu, M. D., & Kalele, J. A. D. (2017). Sifat Organoleptik
Burger Ayam Dengan Metode Memasak Yang Berbeda. Zootec, 37(2), 252.
https://doi.org/10.35792/zot.37.2.2017.16000
Mahardika, A. (2017). Untung Berlimpah Dari Budidaya Jamur Tiram. Shira Media.
Maulana, E. (2012). Panen jamur tiap musim : panduan lengkap bisnis dan budidaya jamur tiram.
Lily Publisher.
Meitavani. (2021). Analisis Kualitas Fisik Dan Daya Terima Konsumen Terhadap Pengaruh
Penggunaan Ampas Kelapa Sebagai Pengganti Tepung Panir Pada Nugget Ayam. Jurnal Sains
Dan Teknologi Pangan, 6(2), 37753784. https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.16386
Moehyi, S. (1992). Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara Niaga Media.
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id:80/index.php?p=show_detail&id=1051%0A
Muthi, R., & Setiati, Y. (2020). Jurnal Sains Boga Pengaruh Substitusi Ceker Ayam Pada Pembuatan
Sosis Ayam Terhadap Daya Terima Konsumen. 3(1), 1924.
https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JSB.003.1.03
Nakano, T., & Ozimek, L. (2015). A method of production of boneless chicken wings (drumettes and
winglets) by separation of periosteum from bone without cutting skin and muscles. Poultry
Science, 94(11), 28162820. https://doi.org/10.3382/ps/pev272
Nazzila, Q., Sachriani, & Mahdiyah. (2019). Pengaruh Persentase Penambahan Tepung Udang Rebon
(Mysis relicta) pada Pembuatan Kue Simping Terhadap Daya Terima Konsumen. Jurnal Sains
Boga, 2(2), 2128.
Novita, rossy surya. (2014). Pengaruh Proporsi Gluten Dan Jamur Tiram Putih Terhadap Mutu
Organoleptik Bakso Nabati. Ejurnal Boga, volume 3, 111119.
Pahriah, & Rosma indah, D. (2018). Petunjuk Budidaya JAMUR TIRAM (E. Rizka Fadilah (ed.)).
DEEPUBLISH.
Permandi, S. N., & et al. (2012). Kadar Serat, Sifat Organoleptik dan Rendemen Nugget Ayam Yang
Disubstitusi Dengan Jamur Tiram Putih. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 1 No.4 . 2012,
1(4), 115120.
Putri, A. (2018). Pengaruh Perbandingan Ubi Jalar Ungu , Wortel dengan Kacang Polong dan
Persentase Karagenan Terhadap Mutu Patty Burger. Universitas Sumatera Utara.
Rahmi, Y., & Kusuma, T. S. (2020). ilmu bahan makanan. Universitas Brawijaya Press.
http://www.ubpress.ub.ac.id
Rogier, D. (2021, November). Oyster Mushrooms: How to Cook With Oyster Mushrooms.
Masterclass. https://www.masterclass.com/articles/oyster-mushrooms
Ruri, S., Karo, T. K., & Yusraini, E. (2014). Pengaruh Perbandingan Jamur Tiram Dan Tapioka
dengan Penambahan Putih Telur Terhadap Mutu Bakso Jamur Tiram. Skripsi. USU. Medan,
2(1), 8594.
Setyaningsih, D., Anton, A., & Puspita Sari, M. (2010). Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan
Agro (D. S. Sardin (ed.)). IPB Press.
Suharjo, E. (2015). Budi Daya Jamur Tiram Media Kardus (T. Dwi Putra (ed.); 1st ed.). AgroMedia.
Suryani, N., Maulidah, & Rahayu, R. (2014). Pengaruh proporsi jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus) terhadap kandungan protein, kalsium dan daya terima bakso jamur. Jurkessia, 4(2),
2835.
Trianes, A. (2019). Pengaruh Persentase Baking Powder Pada Cereal Breakfast Tepung Sukun
(Artocarpus altilis) Terhadap Kualitas Fisik dan Daya Terima Konsumen. Universitas Negeri
Jakarta.
Ulupi, N., Nuraini, H., Parulian, J., Kusuma, S. Q., & Peternakan, F. (2018). Karakteristik Karkas dan
Non Karkas Ayam Broiler Jantan dan Betina pada Umur Pemotongan 30 Hari. 06(1), 15.
Vural, H. (2003). Effect of replacing beef fat and tail fat with interesterified plant oil on quality
characteristics of Turkish semi-dry fermented sausages. European Food Research and
Technology, 217(2), 100103. https://doi.org/10.1007/s00217-003-0727-y
Wan Rosli, W. I., & Solihah, M. A. (2012). Effect on the addition of pleurotus Sajor-Caju (PSC) on
physical and sensorial properties of beef patty. International Food Research Journal, 19(3),
1464
Visi Khoirunnisa, Yeni Yulianti, Ridawati
Terhadap Daya Terima Konsumen
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
993999.
Warren, A. (2020). Why Is The Chicken Burger Healthier Than The Beef Burger. Food and Fitness
Always. http://foodandfitnessalways.com/why-is-the-chicken-burger-healthier-than-the-beef-
burger-9579/
Wellyalina, Azima, F., & Aisman. (2015). Pengaruh perbandingan tetelan merah tuna dan tepung
maizena terhadap mutu nugget. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(1), 917.
Yuliawati, T. (2016). Pasti Untung Dari Budi Daya Jamur (P. Rahmat (ed.)). PT Agromedia Pustaka.
www.agromedia.net
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License