Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Membuat RPP SOSTECH, 2021
Melalui Supervisi Akademikdi SDN Pondok Kacang
Timur 03
Observasi dilaksanakan Selasa, 21 Maret 2019, terhadap tujuh orang guru.
Semuanya menyusun RPP, tapi masih ada guru yang belum melengkapi RPP-nya baik
dengan komponen maupun sub-sub komponen RPP tertentu. Satu orang tidak melengkapi
RPP-nya dengan komponen indikator pencapaian kompetensi. Untuk komponen penilaian
hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut: satu orang tidak melengkapinya dengan
teknik dan bentuk instrumen, satu orang tidak melengkapinya dengan teknik, bentuk
instumen, soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban, dua orang tidak melengkapinya
dengan teknik, pedoman penskoran, dan kunci jawaban, satu orang tidak melengkapinya
dengan soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban. Satu orang tidak melengkapinya
dengan pedoman penskoran dan kunci jawaban. Selanjutnya mereka dibimbing dan
disarankan untuk melengkapinya. Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat
dideskripsikan berikut ini:
Observasi dilaksanakan Selasa, Desember 2019, terhadap lima orang guru.
Semuanya menyusun RPP, tapi masih ada guru yang keliru dalam menentukan kegiatan
siswa dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran, serta
tidak memilah/ menguraikan materi pembelajaran dalam sub-sub materi. Untuk
komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut: satu orang keliru
dalam menentukan teknik dan bentuk instrumennya, satu orang keliru dalam menentukan
bentuk instrumen berdasarkan teknik penilaian yang dipilih, dua orang kurang jelas dalam
menentukan pedoman penskoran, satu orang tidak menuliskan rumus perolehan nilai
siswa. Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SDN Pondok Kacang Timur 03,
terhadap 5 orang guru yang sudah disertifikasi, dan dilaksanakan dalam dua siklus.
Kelima guru tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun
RPP dengan lengkap. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan
wawancara dan bimbingan penyusunan RPP. Selanjutnya dilihat dari kompetensi guru
dalam menyusun RPP, terjadi peningkatan dari siklus ke siklus.
Siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan identitas mata pelajaran
dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan identitas mata pelajaran). Jika
dipersentasekan, 84%. Tiga orang guru mendapat skor 3 (baik) dan dua orang mendapat
skor 4 (sangat baik). Siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan identitas mata
pelajaran dalam RPP-nya. Semuanya mendapat skor 4 (sangat baik). Jika
dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 16% dari siklus I.
Siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan standar kompetensi dalam
RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan standar kompetensi). Jika dipersentasekan, 81%.
Masing-masing satu orang guru mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup baik, dan
baik). 4 orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Siklus kedua kelima guru tersebut
mencantumkan standar kompetensi dalam RPP-nya. Dua orang mendapat skor 3 (baik)
dan tiga orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 94%, terjadi
peningkatan 13% dari siklus I.
Siklus pertama semua guru (kelima orang) mencantumkan kompetensi dasar dalam
RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan kompetensi dasar). Jika dipersentasekan, 81%.
Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup baik, dan
baik). Empat orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kelima guru
tersebut mencantumkan kompetensi dasar dalam RPP-nya. Jika dipersentasekan, 94%,
terjadi peningkatan 13% dari siklus I.
Siklus pertama tujuh orang guru mencantumkan indikator pencapaian kompetensi
dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan indikator pencapaian kompetensi).
Sedangkan satu orang tidak mencantumkan/ melengkapinya. Jika dipersentasekan, 56%.