34
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
LITERATURE REVIEW: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
BERTINGKAT
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
agunghelmi6@gmail.com, akasyekti@unusa.ac.id
Abstrak
Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor pekerjaan dengan risiko kecelakaan kerja yang cukup
tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh
pengetahuan K3, usia, dan penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja proyek
konstruksi gedung bertingkat. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan literature review ini
adalah traditional literature review. Sumber data yang digunakan adalah dari Google Scholar periode
2017-2022. Artikel literature review yang diperoleh diseleksi dengan kriteria yang telah ditentukan,
setelah dilakukan screening diperoleh 10 artikel referensi. Sementara itu, tidak ada hubungan antara
umur dengan kecelakaan kerja. Saran bagi pihak perusahaan adalah pelatihan bagi pekerja sangat
penting dan memberikan penyuluhan tentang bahaya kecelakaan pada proyek konstruksi, guna
menambah wawasan pekerja sehingga pekerja dapat menambah pengetahuan tentang K3, memastikan
safety sign Wajib APD setiap area di risiko kecelakaan kerja.
Kata Kunci: High-Rise Building Construction, Work Accident.
Abstract
The construction sector is one of the occupational sectors with a fairly high risk of work accidents. The
purpose of this study was to determine the factors that influence the influence of K3 knowledge, age,
and use of PPE with the incidence of work accidents in high-rise building construction project workers.
The research method used in writing this literature review is a traditional literature review. The data
source used is from Google Scholar in the 2017-2022 period. The literature review articles obtained
were screened with predetermined criteria, after screening, 10 reference articles were obtained.
Meanwhile, there is no relationship between age and work accidents. Suggestions for the company are
that training for workers is very important and providing counseling about the dangers of accidents in
construction projects, in order to increase workers' insight so that workers can increase knowledge
about K3, ensure the safety sign Mandatory PPE for each area at risk of work accidents.
Keywords: High-Rise Building Construction, Work Accident.
PENDAHULUAN
Proyek konstruksi pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung
unsur berbahaya dari berbagai hal salah satu pekerjaan yang ada pada konstruksi ketinggian,
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan orang
lain yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya menurut Primadianto
(Primadianto et al., 2018). Septiasary menyatakan kecelakaan kerja di ketinggian banyak
terjadi disebabkan oleh Tindakan yang tidak aman. Ramli menjelaskan tindakan tidak aman
adalah suatu tindakan yang tidak memenuhi keselamatan sehingga beresiko menyebabkan
kecelakaan kerja (SEPTIASARY, 2017).
Hamalaine menyatakan perkiraan terbaru oleh ILO sekitar 2,78 juta pekerja meninggal
karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) setiap tahun diantaranya 2,4 juta
kasus kematian terjadi dikarenakan penyakit akibat kerja dan 380.000 terjadi dikarenakan
kecelakaan kerja (FITRIANA, n.d.). Menurut Kemenaker Data dari Direktorat Jendral
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ramli,
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 3 , Number 1 , Januari 2023
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
35
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
2010). Dinas Ketenagakerjaan dan transmigrasi Provinsi Jawa Timur mencatat 21.631 kasus
kecelakaan kerja pada tahun 2017. Hasil uraian di atas dapat diketahui bahwa pada tahun
2019 2020 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Kementrian ketenagakerjaan menyebutkan
bahwa sektor kontruksi menjadi penyumbang angka kecelakaan kerja tertinggi yaitu sekitar
31,9% dari setiap 100.000 tenaga kerja. Penyebab kecelakaan kerja sektor konstruksi
sebanyak 38% jatuh dari ketinggian (Puce & Hämäläinen, 2017).
Badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan mencatat angka kecelakaan kerja
di Indonesia terus meningkat pada tahun 2015 telah terjadi kecelakaaan kerja sebanyak
105.182 kasus, dan sementara itu untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan
kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dan hingga bulan November 2016 tercatat sebanyak
101.367 kasus juga terjadi dimana konstruksi adalah sektor penyumbang terbesar di indonesia
dan pada tahun 2017 yaitu 123,041 kasus sedangkan tahun 2018 mencapai 173,105 kasus,
dengan nominalnya Rp 1,2 Trilyun (Helweldery, 2019).
Salah satu contoh kecelakaan kerja pada sektor konstruksi, menurut Cahyani pada
tahun 2020 di Malang, ada 4 orang pekerja bangunan tewas dalam kecelakaan kerja
pembangunan Gedung Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang Jawa Timur, kecelakaan
diduga sling tali lift putus. Kejadian berawal saat 11 orang pekerja naik ke lantai lima
pembangunan gedung baru rumah sakit islam unisma dengan menggunakan lift rakitan. Saat
berada di lantai lima diduga tali lift hingga membuat 11 pekerja terjatuh 4 orang meninggal
dunia dan 6 orang mengalami luka berat (Cahyani & Rachmaria, 2018). Keempat korban
tewas mengalami luka parah dikepala akibat lift proyek bangunan gedung rumah sakit. Di
Jakarta terdapat 2 pekerja tewas terjatuh dari lantai 18 Gedung Capitol Jakpus. Kejadian itu
pada tahun 2016, di duga korban kurang berhati-hati hingga terjatuh dan tewas. Penelitian
yang sudah dilakukan Mulyono menunjukkan bahwa sebanyak 26 pekerja (63,4 %)
mempunyai pengetahuan yang tidak baik mengenai K3 dan unsafe action dalam bekerja.
Pratama menyatakan sebagaian besar responden tidak memakai APD penggunaan APD
memiliki hubungan yang bermakna dengan hubungan kecelakaan kerja. Siagian menyatakan
umur mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologi, artinya semakin lanjut usia
seseorang maka orang tersebut diharapkan memberikan kematangan dalam berpikir, mampu
berpikir rasional, dan semakin mampu mengendalikan emosi. Pegawai berusia muda
mungkin lebih sehat dan kuat serta lebih cepat bereaksi dibandingkan pegawai berusia
dewasa, namun pegawai muda umumnya kurang berpengalaman dan cenderung lebih
ceroboh dibandingkan pegawai berusia dewasa atau tua (PERMANA & Camelia, 2021).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Traditional Literature Review.
Jurnal yang digunakan disesuaikan dengan topik pembahasan “Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kecelakaan Kerja pada Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan screening, yang terdiri dari 3 tahapan yaitu,
screening pertama memilih jurnal berbayar dan tidak berbayar, screening kedua memilih
rentang waktu tahun publikasi jurnal, dan screening ketiga mereview abstrak, latar belakang
dan hasil dan pembahasan yang sesuai dengan kata kuncinya. Pengolahan data dilakukan
untuk menghasilkan informasi atau pengetahuan dari data yang diperoleh, dengan mencatat
data untuk dirangkum dalam bentuk tabel hasil pencarian berupa judul, penulis, tahun
publikasi, metode dan hasil penelitian, serta menjadi rujukan pada suatu dukungan teori
(Safitri, 2022). Kemudian menyusun hasil dan pembahasan yang dari data yang diperoleh.
36
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Setelah itu meringkas kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ada pengaruh antara pengetahuan K3 dan penggunaan APD dengan kecelakaan kerja.
Sedangkan tidak ada pengauh antara umur dengan kecelakaan kerja.
Tabel 1
Hasil Review Kecelakaan Kerja Karena Pengetahuan K3
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
Nikhmatul
Huda.
(2020)
faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kecelakaan kerja pada
pekerja proyek
pembangunan gedung
di pt. x
Penelitian ini
merupakan penelitian
kuantitatif dengan
menggunakan desain
studi cross-sectional,
Sampel diperoleh
109 pekerja (Huda et
al., 2021).
Responden berpengetahuan
kurang akan berisiko
mengalami kecelakaan
kerja yaitu sebanyak 46
pekerja (75,4%), dari pada
responden berpengetahuan
cukup maupun baik.
Ganisma
Nita
Ashari.
(2019)
faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kejadian kecelakaan
kerja pada pekerja
proyek pembangunan
the park mall
sawangan di area
mezzanine pt. pp
presisi tbk.
penelitian ini adalah
analisis kuantitatif
dengan desain cross
sectional. dengan
sampel sejumlah 96
pekerja.
responden dengan
pengetahuannya K3 kurang
4 kali lebih berisiko
mengalami kecelakaan
kerja 54 pekerja 56,3%
daripada responden yang
pengetahuannya K3 cukup
42 pekerja 43,8%.
(Handari,
2019)
Faktor-Faktor
Kejadian Kecelakaan
Kerja pada Pekerja
Ketinggian di PT. X
Penelitian ini
merupakan penelitian
observasional analitik
dengan desain studi
cross sectional
(potong lintang).
total sampling pada
pekerja ketinggian
sebanyak 110
pekerja.
sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang
kurang baik (84,5%).
Pengetahuan baik (56.4%),
semakin baik tingkat
pengetahuan pekerja, maka
angka kecelakaan kerja
akan menurun.
(Panjaitan
& Silalahi,
2019)
Pengaruh unsafe
action terhadap
kecelakaan kerja pada
pekerja Konstruksi di
PT. DAP Perumahan
Citra Land Bagya City
Kota Medan
Desain penelitian
yang digunakan
adalah penelitian
observasional dengan
pendekatan cross-
sectional. Populasi
penelitian sebanyak
11 pekerja.
Pekerja dengan
pengetahuan K3 kurang
baik yang mengalami
kecelakaan kerja sebanyak
responden 36,7% dan
pengetahuan K3 baik yang
tidak mengalami
kecelakaan kerja sebanyak
63,3%.
Hasil Tabel 1 terdapat menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian
kecelakaan kerja karena kurangnya pengetahuan pekerja yang memiliki pengetahuan baik
37
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
tentang K3 sebanyak 9 orang 63,3% sedangkan pekerja yang memiliki pengetahuan kurang
tentang K3 sebanyak 2 orang 36,7%. Berdasarkan hasil uji chi square diketahui p-value 0,282
> 0.05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
k3 dengan kejadian kecelakaan kerja. Agar menambah wawasan pekerja sehingga pekerja-
pekerja dapat menambah pengetahuan tentang K3 dan bagi pekerja yang memiliki
pengetahuan K3 yang baik dapat meningkatkan kembali pengetahuan agar ketika bekerja
sudah mengetahui apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
Adanya pengaruh antara kecelakaan kerja dengan kurangnya pengetahuan k3 kerja
dengan nilai p-value 0,014 < 0,05 yang artinya bahwa kurangnya pengetahuan k3 ada
hubunganya dengan kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. pengetahuan K3 dengan
kecelakaan kerja menunjukkan bahwa kecelakaan kerja mayoritas dialami para pekerja yang
memiliki pengetahuan rendah terkait K3 yaitu sebanyak 75,4% daripada pekerja
berpengetahuan tinggi.
Responden yang pengetahuannya kurang lebih banyak yang pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 54 pekerja 56,3% dibandingkan responden yang pengetahuannya
cukup dan pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 42 pekerja 43,8%. Berdasarkan hasil
uji chi square diketahui P value < 0,05 yakni 0,001 sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan
antara pengetahuan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja. Hasil penelitian ini bahwa
sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, hal ini dikarenakan
responden belum mengetahui bahwa keselamatan dan kesehatan kerja itu sangat penting
dalam sebuah pekerjaan (Rudyarti, 2018). Pada dasarnya pengetahuan K3 dapat ditingkatkan
yaitu dengan cara pelatihan terkait K3 dan kecelakaan kerja.
Pengetahuan k3 responden masih kurang baik yang disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti tingkat pendidikan terakhir responden masih rendah, dimana responden memiliki
pendidikan terakhir hanya sd-smp, kurangnya pengetahuan Pekerja yang memiliki
pengetahuan baik tentang K3 sebanyak pengetahuan yang kurang baik (84,5%) sedangkan
pekerja yang memiliki pengetahuan kurang tentang K3 sebanyak Pengetahuan baik (56.4%).
Berdasarkan hasil uji chi square diketahui p-value 0,003 < 0,05 maka terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan k3 dengan kejadian kecelakaan kerja. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan pekerja, maka angka kecelakaan kerja
akan menurun.
Berdasarkan 4 jurnal yang sudah dibahas, terdapat 3 artikel yang menjelaskan terdapat
pengaruh yang signifikan antara kejadian kecelakaan kerja karena pengetahuan K3 dan 1
artikel yang tidak berpengaruh dengan kecelakaan kerja karena pengetahuan k3, dengan
metode penelitian menggunakan uji chi square terdapat 4 artikel. Faktor kecelakaan kerja
sebagian besar pekerja kecelakaan kerja, kurang nya pengetahuan k3 karena pekerja belum
mengetahui bahwa keselamatan dan kesehatan kerja itu sangat penting dalam sebuah
pekerjaan
Tabel 2
Hasil Review Kecelakaan Kerja Karena Umur
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
(SAFRIY
ADI et al.,
2020)
Analisis fator-faktor
yang berhubungan
dengan Kesadaran
pelaporan kecelakaan
kerja pada pekerja
Konstruksi proyek
penelitian ini
termasuk dalam
penelitian kuantitatif
menggunakan desain
cross sectional, uji
chi-square study
Tidak adanya hubungan
antara usia dengan
kecelakaan kerja pada
penelitian ini terjadi karena
pada kedua kategori usia
yakni muda dan tua sama
38
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
pembangunan gedung.
yang berjumlah 50
responden.
mengalami kecelakaan
kerja. Dengan menggunakan
uji Chi Square Test
diperoleh p-value 0.208 >
0,05.
Mulyadi et
al. (2022)
Analisis faktor
kecelakaan kerja
dengan Karakteristik
pekerja proyek
makassar new port Di
pt. Pp pelindo iv
(persero).
penelitian ini
termasuk dalam
penelitian analitik
menggunakan desain
cross sectional
study yang
berjumlah 109
responden.
responden yang berusia
muda atau pun responden
yang berusia tua pernah
mengalami kecelakaan kerja
dengan presentase yang
sama yaitu sebesar 83.3%,
variable sebesar p-value
0,687 > 0.05 dapat di
artikan bahwa tidak ada
hubungan antara umur
dengan kecelakaan kerja
Ganisma
nita ashari.
(2019)
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kejadian proyek
pembangunan the park
mall sawangan di area
mezzanine
Pt. Pp presisi
penelitian ini adalah
analisis kuantitatif
dengan desain cross
sectional. dengan
sampel sejumlah 96
pekerja.
responden yang berusia
muda ataupun responden
yang berusia tua pernah
mengalami kecelakaan kerja
dengan presentase yang
sama yaitu sebesar (66,7%)
variable sebesar p-value
1,000 > 0.05 dapat di
artikan bahwa tidak ada
hubungan antara umur
dengan kecelakaan kerja
(Huda et
al., 2021)
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kecelakaan kerja
Pada pekerja proyek
pembangunan gedung
penelitian ini
merupakan
penelitian kuantitatif
dengan
menggunakan desain
studi cross-sectional,
sampel diperoleh
109 pekerja.
kejadian kecelakaan kerja
paling banyak dialami oleh
pekerja yang berusia tua
(66,7%) dibandingkan
dengan pekerja yang berusia
muda 60,3%. Didapatkan p-
value 0,662 > 0,05 sehingga
Ho diterima. Dapat
disimpulkan tidak ada
hubungan antara usia
dengan kecelakaan kerja
pada pekerja.
Hasil Tabel 2 menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian kecelakaan kerja
karena umur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil uji Chi
Square Test diperoleh p-value 0.208 > 0,05 yang dapat diartikan bahwa karena tidak
terdapat hubungan antara variable umur dengan kecelakaan kerja. Tidak adanya hubungan
antara usia dengan kecelakaan kerja pada penelitian ini terjadi karena pada kedua kategori
usia yakni muda dan tua mayoritas responden masuk kedalam kategori kurang dalam
kecelakaan kerja
39
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil uji chi square test di proleh p-
value 0,687 > 0.05 yang dapat diartikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena tidak
terdapat hubungan antara variable umur dengan kecelakaan kerja yang dilakukan terhadap
responden, individu yang mengalami kecelakaan kerja berada pada usia muda dengan usia
normal 26-30 tahun, penjelasan utama adalah Ketika buruh bekerja mereka melakukannya
dengan terburu-buru bertekad untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Pada saat buruh
bekerja mereka melakukan aktivitas yang berbahaya dan dapat merugikan diri sendiri
maupun orang lain.
Pekerja yang berusia muda lebih banyak pernah mengalami kecelakaan kerja dari pada
responden yang berusia tua. Hasil distribusi frekuensi variabel usia diketahui bahwa
responden yang lebih banyak yang usia muda sebanyak 72 responden (75%) daripada
responden yang usia tua yaitu 24 responden (25%) dan hasil uji chi-square menunjukan tidak
ada hubungan antara usia dengan kejadian kecelakaan kerja. Dimana nilai P value 1,000 >
0,05 menunjukkan bahwa Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian
kecelakaan kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja tidak dipengaruhi oleh
usia muda ataupun usia tua. Hal ini dikarenakan baik pekerja yang usia muda maupun pekerja
yang usia tua memiliki risiko yang sama untuk mengalami kecelakaan kerja. Pekerja muda
akan tetap berisiko mengalami kecelakaan kerja meskipun memiliki reaksi dan kegesitan
yang lebih tinggi.
Adanya hubungan usia dengan kecelakaaan kerja menunjukkan kejadian kecelakaan
kerja paling banyak dialami oleh pekerja yang berusia tua 66,7% dibandingkan dengan
pekerja yang berusia muda 60,3%. Didapatkan p-value 0,662 > 0,05 sehingga Ho diterima
dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara usia dengan kecelakaan kerja pada pekerja,
dikarenakan baik pekerja yang usia muda maupun pekerja yang usia tua memiliki risiko yang
sama untuk mengalami kecelakaan kerja. kecelakaan kerja dapat terjadi pada pekerja usia
muda maupun usia tua. Kecelakaan kerja berisiko terjadi pada usia tua dikarenakan kondisi
fisik yang sudah mulai menurun seperti berkurangnya konsentrasi saat bekerja, merasa
mudah lelah, berkurangnya fungsi indera penglihatan dan pendengaran.
Berdasarkan 4 jurnal yang sudah dibahas, terdapat 4 artikel yang menjelaskan tidak ada
pengaruh yang signifikan antara kejadian kecelakaan kerja karena umur, dengan metode
penelitian menggunakan uji chi square terdapat 4 artikel. Faktor kecelakaan kerja.
dikarenakan baik pekerja yang usia muda maupun pekerja yang usia tua memiliki risiko yang
sama untuk mengalami kecelakaan kerja. kecelakaan kerja dapat terjadi pada pekerja usia
muda maupun usia tua.
Tabel 3
Hasil Review Kecelakaan Kerja Karena penggunaan APD dengan kejadian
kecelakaan kerja
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
Ganisma
Nita
Ashari
(2019)
faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kejadian kecelakaan
kerja pada pekerja
proyek pembangunan
the park mall
sawangan di area
mezzanine
pt. pp presisi tbk.
Penelitian ini adalah
analisis kuantitatif
dengan desain cross
sectional. chi square
Dengan sampel
sejumlah 96 pekerja.
responden yang
menggunakan APD tidak
lengkap lebih banyak
pernah mengalami
kecelakaan kerja yaitu
58,3% dari pada responden
yang menggunakan APD
lengkap 41,7 %.
40
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
Mulyadi et
al. (2022)
Analisis faktor
kecelakaan kerja
dengan Karakteristik
pekerja proyek
makassar new port Di
pt. Pp pelindo iv
(persero).
penelitian ini
termasuk dalam
penelitian analitik
menggunakan desain
cross sectional study
yang berjumlah 109
responden.
Dari 109 responden yang
tidak menggunakan APD
sebanyak 87.5%
mengalami kecelakaan kerja
karena tidak memakai apd
lengksp dari pada yang
memakai APD lengkap
12.5%.
(Suak et
al., 2018)
Hubungan antara
penggunaan alat
pelindung diri (apd)
dengan kejadian
kecelakaan kerja pada
pekerja proyek
konstruksi
pembangunan gedung
baru fakultas hukum
universitas sam
ratulangi manado.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan cross
sectional study,
Analisis data
menggunakan uji chi
square. sampel dalam
penelitian ini
berjumlah 34 pekerja.
responden yang
menggunakan APD tidak
lengkap lebih banyak
pernah mengalami
kecelakaan kerja yaitu
62,2% dari pada responden
yang menggunakan APD
lengkap 37,8 %.
Meidisty
samrotul
qolbi et al.
(2019)
Faktor-Faktor
Kejadian Kecelakaan
Kerja pada Pekerja
Ketinggian di PT. X.
Penelitian ini
merupakan penelitian
observasional analitik
dengan desain studi
cross sectional). total
sampling pada pekerja
ketinggian sebanyak
110 pekerja
mempunyai risiko tinggi
untuk terjadi kecelakaan
salah satu unsurnya adalah
manusia karena tidak
menggunakan APD pada
saat bekerja. Sebagian besar
responden dalam penelitian
ini tidak menggunakan
APD saat bekerja (70,9%).
(Panjaitan
& Silalahi,
2019)
Pengaruh unsafe
action terhadap
kecelakaan kerja pada
pekerja Konstruksi di
PT. DAP Perumahan
Citra Land Bagya City
Kota Medan.
Desain penelitian
yang digunakan
adalah penelitian
observasional dengan
pendekatan cross-
sectional. Populasi
penelitian sebanyak
30 pekerja.
Pekerja yang menggunakan
APD kerja sebanyak orang
26,7% dan pekerja yang
tidak menggunakan APD
mengalami kecelakaan kerja
sebanyak orang 73,3%
(Aryantiningsih &
Husmaryuli, 2017).
Hasil Tabel 3 adanya pengaruh antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan
kerja. Hasil uji statistik pada variabel penggunaan alat pelindung diri APD diperoleh p value
0,002< 0,05 sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan antara penggunaan APD dengan
kejadian kecelakaan. Pekerja yang memakai APD tidak lengkap lebih banyak, pernah
mengalami kecelakaan kerja sebanyak 58,3% dibandingkan responden yang menggunakan
APD lengkap dan pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 41,7 %. hal ini menunjukkan
bahwa pengunaan APD yang kurang lengkap dapat menyebabkan kecelakaan kerja juga
mengalami peningkatan.
Pengunaan APD yang kurang lengkap ada hubungan dengan kecelakaan kerja,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak memakai APD dengan lengkap mempunyai
41
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
pengaruh yang besar terhadap terjadinya kecelakaan kerja sebanayak 109 pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja karena tidak memakai APD lengkap 87.5% Korelasi sebesar P
value 0,005 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang sangat besar antara penggunaan
APD dengan kecelakaan kerja. Hal ini karena pekerja proyek konstruksi masih banyak yang
mengabaikan pengunaan APD, Jika penggunaan APD yang kurang memadai dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan kerja, baik ringan maupun berat
Hasil uji statistik pada variabel penggunaan alat pelindung diri APD diperoleh p-value
0.011 < 0,05 yang artinya bahwa terdapat hubungan tidak memakai APD dengan kejadian
kecelakaan kerja, tidak memakai APD berpengaruh sebesar 62,2% terhadap kecelakaan kerja
dan yang memakai APD sebesar 37,8 %. Pekerja yang pernah mengalami Kecelakaan Kerja
sebanyak 56 pekerja dan yang tidak pernah mengalami sebanyak 34 pekerja, menggunakan
APD dengan lengkap dan baik maka akan mampu mengurangi resiko atau bahaya terjadinya
kecelakaan kerja khususnya pada sektor konstruksi.
Uji statistik pada variabel penggunaan alat pelindung diri APD diperoleh p-value 0,010
< 0,05 yang artinya ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja,
tidak memakai APD berpengaruh sebesar 70,9% terhadap kecelakaan kerja. Alasan
responden tidak menggunakan APD secara lengkap adalah menurut pekerja penggunaan APD
tidak harus selalu dipakai karena pekerja merasa pekerjaan yang dilakukan tidak terlalu tinggi
(Siagian, 2018).
Tidak memakai APD dengan lengkap dapat menyebab kecelakaan kerja presentase
sebesar 73,3% dibandingkan dengan pekerja yang memakai APD lengkap sebesar 26,7%
tidak mengalami kecelakaan kerja. Hasil uji statistik pada variabel penggunaan alat pelindung
diri APD diperoleh p-value sebesar 0,031 < 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna
antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja di konstruksi, Penyebab pekerja
mengalami kecelakaan kerja disebabkan karena pekerja tidak menggunakan APD dengan
benar seperti pemakaian sandal di saat bekerja, dan tidak menggunakan masker sesuai standar
yang ditentukan. Dalam melakukan pekerjaan seharusnya pekerja menggunakan APD yang
lengkap dan sesuai standar seperti masker, helm pelindung, sepatu pengaman, sarung tangan,
kaca mata pelindung, dan tali pengaman (Septiana & Mulyono, 2014).
Berdasarkan 5 jurnal yang sudah dibahas, terdapat 5 artikel yang menjelaskan da
pengaruh yang signifikan antara kejadian kecelakaan kerja karena umur, dengan metode
penelitian menggunakan uji chi square terdapat 5 artikel. Faktor kecelakaan kerja.
Dikarenakan pekerja proyek konstruksi masih banyak yang mengabaikan pengunaan APD,
Jika penggunaan APD yang kurang memadai dapat menimbulkan bahaya kecelakaan kerja,
baik ringan maupun berat.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
antara pengetahuan k3 dengan kecelakaan kerja kerja pada pekerja proyek konstruksi gedung
bertingkat karena ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan k3 dengan kejadian
kecelakaan kerja pada pekerja proyek konstruksi gedung bertingkat, hal ini dapat
menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pengetahuan pekerja, maka angka kecelakaan
kerja akan bertambah.
Tidak ada pengaruh antara umur dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja proyek
konstruksi gedung bertingkat, dikarenakan baik pekerja yang usia muda maupun pekerja yang
usia tua memiliki risiko yang sama untuk mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja
42
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
dapat terjadi pada pekerja usia muda maupun usia tua
Penggunaan APD dengan kecelakaan kerja pada pekerja proyek konstruksi gedung
bertingkat karena Jika penggunaan APD yang kurang memadai dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan kerja, baik ringan maupun berat. Penggunaan APD saat bekerja sangat
penting untuk diterapkan pada tenaga kerja sebagai pilihan terakhir untuk
menghindari bahaya di lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Aryantiningsih, D. S., & Husmaryuli, D. (2017). Kejadian kecelakaan kerja pekerja Aspal
Mixing Plant (AMP) & batching plant di PT. LWP Pekanbaru tahun 2015. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2), 145150.
Cahyani, T., & Rachmaria, L. (2018). KEBIJAKAN REDAKSIONAL DI REDAKSI
LIPUTAN6. COM DALAM MEMPRODUKSI BERITA. PANTAREI, 2(2).
FITRIANA, N. (n.d.). Analisis Risiko Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja di Industri
Fabrikasi GT. Steel Jember.
Handari, E. S. R. T. (2019). Hubungan antara aktivitas fisik dan konsumsi zat besi dengan
status gizi pada remaja putri di SMP Yayasan Pendidikan Islam Bintaro Jakarta Selatan
Tahun 2017. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 15(1).
Helweldery, A. E. R. (2019). Sanksi Atas Pelanggaran terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan Menurut Undang-Undang No. 24 tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Lex Et Societatis, 7(4).
Huda, N., Fitri, A. M., Buntara, A., & Utari, D. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA
PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI PT. X TAHUN 2020. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (Undip), 9(5), 652659.
Panjaitan, S. S. U., & Silalahi, M. I. (2019). Pengaruh unsafe action terhadap kecelakaan
kerja pada pekerja konstruksi di PT. DAP Perumahan Citra Land Bagya City Kota
Medan. Jurnal Prima Medika Sains, 1(1), 17.
PERMANA, M. T., & Camelia, A. (2021). PERANCANGAN SKENARIO EVAKUASI
KEADAAN DARURAT DI GEDUNG DEKANAT FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2021. Sriwijaya University.
Primadianto, D., Putri, S. K., & Alifen, R. S. (2018). Pengaruh tindakan tidak aman (unsafe
act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) terhadap kecelakaan kerja konstruksi.
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil, 7(1), 7784.
Puce, A., & Hämäläinen, M. S. (2017). A review of issues related to data acquisition and
analysis in EEG/MEG studies. Brain Sciences, 7(6), 58.
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja.
Rudyarti, E. (2018). Hubungan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja dan sikap
penggunaan alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja pada pengrajin pisau
batik di PT. X. UNS PRES, 11.
Safitri, L. A. (2022). Literature Review: Kebijakan Dan Teknologi Untuk Mereduksi Dampak
Buruk Dari Co2 Pada Lingkungan. JOURNAL SCIENTIFIC OF MANDALIKA (JSM) e-
ISSN 2745-5955| p-ISSN 2809-0543, 3(7), 715722.
SAFRIYADI, R., Rasito, R., & Aiman, M. (2020). TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN
KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM PENATAAN
RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN PERATURAN BUPATI MUARO JAMBI
43
Agung Helmianto, Akas Yekti Pulih Asih
Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
NOMOR 67 TAHUN 2019. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Septiana, D. A., & Mulyono, M. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Unsafe Action pada
Pekerja di Bagian Pengantongan Urea. Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health, 3(1), 3809.
SEPTIASARY, H. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Unsafe Action Pekerja
Ketinggian Pada Proyek Pembangunan Gedung Bertingkat 2017 (Studi Di PT. X Kota
Yogyakarta). Universitas Muhammadiyah Semarang.
Siagian, S. P. (2018). Teori motivasi dan aplikasinya. Rineka Cipta.
Suak, M. C. C., Kawatu, P. A. T., & Kolibu, F. K. (2018). Hubungan antara penggunaan alat
pelindung diri (Apd) dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja proyek konstruksi
pembangunan gedung baru fakultas hukum universitas sam ratulangi manado. KESMAS:
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 7(5).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License