64
Reffy Thomas Aquino
PERAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL UNTUK
MENINGKATKAN KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI
KARYAWAN
Reffy Thomas Aquino
Universitas Budi Luhur
revy.bawengan@gmail.com
Abstrak
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi
sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan
proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus
dengan saat penyelesaian yang jelas. Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm. Keberhasilan manajemen proyek ditentukan antara
lain oleh ketepatan memilih bentuk organisasi, memilih pimpinan yang cakap dan pembentukan tim
proyek yang terintegrasi dan terorganisasi.
Kata Kunci: Proyek, Perencanaan Proyek, Penjadwalan Proyek, Pemimpin, Tim.
Abstract
A project is a set of activities that take place over a certain period of time with the allocation of
available resources and are aimed at carrying out the tasks that have been set. Project scheduling is a
work sequencing plan to complete a job with specific goals with a clear time of completion. Research
methods based on the philosophy of positivism, used to research certain populations or samples,
sampling techniques are generally carried out randomly, data collection using research instruments,
quantitative or statistical data analysis with the aim of testing hypotheses that have been determined by
Project Management Volume 1, Erlangga, Jakarta, p. The success of project management is
determined, among other things, by the accuracy of choosing the form of organization, selecting
capable leaders and the formation of an integrated and organized project team..
Keywords: Project, Project Planning, Project Scheduling, Leader Team.
PENDAHULUAN
Dunia pasar modal dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Semenjak krisis
keuangan tahun 2008 2009, bisnis dunia pasar modal berusaha bangkit dengan
mengusahakan pergerakan cepat reformasi regulasi mereka (Purba et al., 2021). Menurut
survei yang dilakukan oleh Institute of International Finance (Roxburgh et al., 2011) ada 4
(empat) elemen penting yang harus dilakukan merespon reformasi regulasi baru ini dalam
rangka tetap bertahan dalam bisnis pasar modal, yaitu optimalisasi portfolio, meningkatkan
model dan kualitas data, peningkatan operasional dan efisiensi biaya.
Sementara itu, bisnis pasar modal di Asia lebih tangguh dari pasar modal Eropa dan
Amerika (Rahamis, 2014). Meskipun dalam merespon reformasi regulasi baru ini tetap rentan
akan ketidakpastian ekonomi, pasar modal asia memiliki tren positif secara keseluruhan
menuju pasar modal yang lebih terbuka (Nasarudin, 2014). Hal ini bisa terlihat dari data
survey (Roxburgh et al., 2011) memaparkan bahwa bisnis pasar modal asia terus tumbuh
dengan stabil 11% per tahun terutama di China dan India dikarenakan produk derivatif yang
lebih canggih dilakukan investor institutional dalam dan luar negeri dan peningkatan
infrastruktur teknologi seperti yang ditunjukan Singapore Exchange, sistem perdagangan
tercepat di dunia.
Munculnya banyak perusahaan sekuritas saat ini membuat antar perusahaan sekuritas
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 3 , Number 1 , Januari 2023
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
65
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
berlomba-lomba bersaing untuk menarik para investor baru. Inovasi-inovasi baru dilakukan
oleh perusahaan sekuritas untuk menarik minat para investor berinvestasi di industri pasar
modal. Berikut adalah angka pertumbuhan jumlah perusahaan sekuritas dari tahun 2015
sampai tahun 2017:
Gambar 1
Jumlah Perusahaan Efek Indonesia
Sumber: Data Statistik Pasar Modal Indonesia OJK, 2018
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada bulan september 2016 terjadi penurunan
jumlah perusahaan sekuritas di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
karyawan PT. Yuanta Sekuritas Indonesia, departemen Compliance & KYC, penurunan
tersebut dikarenakan tersiar kabar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merencanakan ingin
menaikkan batas minimal Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sampai dengan 100
miliar untuk melakukan kegiatan usahanya, menurut pemberitaan situs berita online CNN
Indonesia dan Detik pada tanggal 06 September 2016.
PT. Yuanta Sekuritas Indonesia berlokasi di Gedung Equity Tower Lt.10, Unit. EFGH,
SCBD Lot.9, Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta Selatan. PT. Yuanta Sekuritas Indonesia,
adalah sebuah perusahaan swasta Penanaman Modal Asing (PMA) berasal dari grup Yuanta
Financial Holding Co., Ltd Taiwan. Sejak diakuisisi oleh Grup Yuanta pada bulan April
2015, PT. Yuanta Sekuritas Indonesia memimpin penawaran saham perdana PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk pada bulan Desember 2015, dengan mengumpulkan lebih dari Rp.387,85
miliar untuk perusahaan konstruksi.
PT. Yuanta Sekuritas Indonesia dilisensikan dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Indonesia dan merupakan anggota perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI). Di PT.
Yuanta Sekuritas Indonesia, investor mendapatkan yang terbaik dari dua aspek. Pertama,
wawasan langsung dari spesialis investasi dan perdagangan lokal dan akses ke platform
keuangan dan produk yang ditawarkan oleh franchise global Yuanta. Apapun tujuan trading
pelanggan, tim profesional PT. Yuanta Sekuritas Indonesia siap memberikan pelanggannya
informasi lengkap dan penyelesaian yang efisien.
Strategi pengoperasian perusahaan, dimana didalamnya mencakup mengelola SDM
adalah salah satu cara perusahaan berstrategi demi masa depan yang lebih baik (Suwarno,
2022). Karyawan adalah aset bagi perusahaan, karena elemen yang tidak dimiliki oleh
pesaing adalah karyawan (orang) itu sendiri (Ellitan, 2002). Maka itu sistem pengelolaan
sumber daya manusia menjadi faktor penting perusahaan dalam menciptakan keunggulan.
Salah satu keunggulan yang dapat perusahaan ciptakan, adalah kompetensi dari
karyawannya. Menurut artikel yang ditulis Gregory P. Prastacos berjudul An Application of
Competencies Management in the Banking Sector”, seiiring dengan perkembangan
megatrends saat ini yaitu globalisasi dan deregulasi, meningkatnya persaingan, mergers &
120
130
140
150
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
JUMLAH PERUSAHAAN EFEK INDONESIA
2015 2016 2017
66
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
acquisitions, krisis perubahan permanen, customer focus, dan penetrasi teknologi membawa
dampak pada perusahaan untuk cepat tanggap dan melakukan tindakan-tindakan seperti: (1)
pemikiran dalam membuat keputusan yang cepat dan efisien (2) dibutuhkan fleksibilitas dan
entrepreneurial. (3) overflowed with data (4) manage the risk (5) pentingnya inovasi (6)
pengambilan data akun (7) pemahaman teknologi (8) pentingnya hubungan dengan konsumen
(9) pentingnya hubungan dengan rekan kerja (10) pentingnya komunikasi dan kepemimpinan.
Dibutuhkan perhatian khusus oleh Human Capital Management untuk bisa menangani hal
tersebut agar perusahaan tetap unggul dalam persaingan.
Perusahaan yang merespon hal diatas, membutuhkan SDM yang berkompetensi untuk
melakukannya (Chandra et al., 2021). The Organization for Economic Co-operation dalam
artikelnya Competency Framework” membagi kompetensi karyawan menjadi 3 (tiga)
bagian yaitu:
Gambar 2
Kompetensi Karyawan
Sumber: Core Competencies OECD, 2014
Dari gambar diatas, karakterisitik kompetensi karyawan yang berorientasi pada
pencapaian hasil, membangun hubungan dan merencanakan masa depan dianggap sesuatu
yang harus dimiliki dalam perusahaan demi membangun citra perusahaan yang baik tanpa
menyampingkan kepuasan karyawannya dalam bekerja.
Mengapa perusahaan perlu memperhatikan kepuasan kerja karyawannya? Mengapa
kepuasan kerja sangat penting? Menurut artikel dari Villanova University (2018),
Importance of Job Satisfaction in The Workplace” menyatakan, dengan memperhatikan
kepuasan kerja karyawan tetap bahagia sangat membantu memperkuat perusahaan dalam
banyak hal yaitu: (1) rendahnya angka turnover; karyawan yang terpuaskan kecil
kemungkinannya untuk tidak bertahan. (2) tingkat produktivitas lebih tinggi; karyawan yang
terpuaskan cenderung mencapai produktivitas yang tinggi (3) peningkatan keuntungan;
menjaga kepuasan kerja karyawan menghasilkan penjualan tinggi, biaya lebih rendah, dan
kenaikan keuntungan. (4) kesetiaan; ketika di hati para karyawan bahwa perusahaan
menunjukan hal yang baik terkait kepuasan kerja mereka, maka dengan sendirinya karyawan
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.
Tantangan bagi perusahaan menurut Society For Human Resource Management (2015),
dalam “Employee Job Satisfaction and Engagement: Optimizing Organizational Culture for
Delivery-related
(Achieving
Results)
Analytical
Thinking
Achiecvement
Focus
Drafting Skills
Flexible Thinking
Managing
Resources
Teamwork and
Team Leadership
Interpersonal
(Building
Relationships)
Client Focus
Diplomatic
Sensitivity
Influencing
Negotiating
Organisational
Knowledge
Strategic
(Planning for the
Future)
Developing Talent
Organisational
Alignment
Strategic
Networking
Strategic Thinking
67
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Success”, selama 10 (sepuluh) tahun penelitian yang dilakukan di Amerika, mereka
menemukan bahwa aspek yang dilakukan perusahaan untuk menjaga stabilitas kepuasan kerja
karyawan adalah mempertahankan dan memberikan penghargaan kepada karyawan sebesar
59%, mengembangkan generasi pemimpin perusahaan berikutnya 52% dan menciptakan
budaya perusahaan yang menarik bagi karyawan sebesar 36% adalah dengan tidak terlepas
dari unsur keuangan yaitu gaji yang kompetitif, manfaat kerja yang fleksibel, dan kualitas
lingkungan kerja.
Gambar 3
Tingkat Kepentingan Kepuasan Kerja Karyawan
Sumber: Employee Job Satisfaction and Engagement SHRM, 2017
Hal ini didukung oleh hasil survey SHRM (2017), “Employee Job Satisfaction and
Engagement: The Doors of Oppurtunity Are Open”, dengan cara perusahaan melakukan (1)
respectful treatment of all employees at all levels (2) compensation/ pay (3) trust between
employees and senior management (4) job Security dan (5) opportunities to use skill and
abilities menunjukan kepuasan kerja karyawan sangat penting.
Gambar 4
Recruitment & Resignation PT. Yuanta Sekuritas Indonesia
Sumber: Data HRD PT. Yuanta Sekuritas Indonesia, per April 2018
Dari data tabel recruitment and resignation PT. Yuanta Sekuritas Indonesia (YSID)
dari tahun 2015 sampai dengan bulan April 2018, dapat dilihat bahwa jumlah orang yang
masuk bekerja ke YSID hampir sama dengan jumlah karyawan yang mengundurkan diri,
kecuali pada tahun 2015 dimana tahun berdirinya Perusahaan pada bulan April banyak
melakukan perekrutan. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian khusus dan pemikiran strategi
dari manajemen SDM agar para karyawan memiliki komitmen terhadap organisasi tetap
bertahan di perusahaan seiring dengan intaian-intaian dari perusahaan lain akan karyawan
tersebut.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Opportunities to use your skills
and abilities in your work
Job security
Trust between employees and senior
management
Compensation/ pay
Respectful treatment of all employees
at all levels
Kontributor untuk Kepuasan Kerja Karyawan
Very Important Very Satisfied
68
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran karyawan,
mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap terhadap
pekerjaannya. Sikap ini dapat dilihat dari cara dan karakter pada seorang pemimpin.
Bagaimana pemimpin itu dapat dipercaya, dihormati oleh bawahannya, dan membimbing
mengarahkan bawahan, memadukan kebutuhan bawahannya dengan kebutuhan organisasi
serta mendorong bawahan agar memaksimalkan kompetensi karyawan dan memberi
kesempatan berkembang mengantisipasi setiap tantangan dan mendapatkan peluang dalam
pekerjaannya itu tercipta kepuasan kerja yang ideal sehingga menghasilkan komitmen
organisasi.
Ketika penulis melakukan wawancara singkat dengan beberapa karyawan PT. Yuanta
Sekuritas Indonesia, ditemukan kesan yang serupa. Sebagian karyawan merasa kompensasi
dari segi materi yang mereka dapatkan masih kurang, hal ini dirasakan terutama oleh mereka
yang telah mengabdi bertahun-tahun di PT. Yuanta Sekuritas Indonesia. Selain itu apresiasi
terhadap hasil kerja mereka juga dirasakan kurang. Kondisi ini tentu saja berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan sehingga dampaknya adalah pada komitmen kerja mereka
yang tidak maksimal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yakni metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2013). Menurut Surjarweni populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan juga menyatakan sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Objek dan tempat penelitian
ini adalah PT Yuanta Sekuritas Indonesia. Populasi penelitian adalah karyawan back office
yang berjumlah 90 (sembilan puluh) orang.
A. Uji Validitas
Menurut Ghozali uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengukur
tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho: Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
Ha: Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
B. Uji Reabilitas
Menurut Ghozali uji Reabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali
saja dengan alat bantu SPSS uji statistic Cronbach Alpha (A). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Darmawan & Putri,
2017).
69
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
C. Uji Asumsi Klasik
Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan
dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian
asumsi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas.
D. Analisis Regresi Bermoderasi
Menurut Ghozali analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu: Kompetensi (X1), Kepuasan Kerja (X2), Kepemimpinan
Transformasional (X3), terhadap variabel terikatnya yaitu komitmen organisasi (Y).
Persamaan regresi linier bermoderasi adalah sebagai berikut (Darmawan & Putri, 2017):
Dimana:
Y = Variabel dependen (Komitmen Organisasi)
a = Konstanta
b, c = Koefisien garis regresi
d,e = Koefisien moderasi
X1, X2 = Variabel independen (Kompetensi, Kepuasan Kerja)
X3 = Variabel moderasi (Kepemimpinan Transformasional)
X1. X3 = Variabel interaksi
X2. X3 = Variabel interaksi
ε = error (variabel penggangu)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Analisis Data
1. Uji Validitas Data
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui validnya suatu butir instrument (pertanyaan)
dalam mengumpulkan data (Supandi & Farikhah, 2016). Teknik yang digunakan untuk
menguji validitas butir-butir instrumen pada kuesioner adalah bivariate pearson melalui
alat bantu SPSS V.22.0. Butir instrumen dinyatakan valid jika Thitung > Ttabel pada taraf
signifikan 5%. Sebaliknya butir instrumen dikatakan tidak valid jika Thitung < Ttabel
pada taraf signifikasi 5%. Adapun ringkasan hasil uji validitas data dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Data
Variabel
Butir
Instrumen
Thitung
Ttabel
Keterangan
Kompetensi
(X1)
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
2.716
5.260
1.841
2.235
2.240
1.946
1.861
1.835
2.525
1.811
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Y = a + bX1 + cX2 + dX1.X3 + eX2.X3 + ε
70
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
2. Uji Realibilitas Data
Pada uji realibilitas ini dilakukan untuk melihat konsistensi suatu pengukuran dari suatu
variabel. Uji signifikan dilakukan apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6 maka
data reliabel sedangkan jika nilai Cronbach Alpha lebih kecil dari 0.6 maka data tidak
reliabel.
Tabel 2
Hasil Uji Realibilitas Data Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.679
4
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
Dari data diatas dapat dilihat nilai realibiliitas Cronbach’s Alpha dimana diperoleh nilai
realibilitas sebesar 0.679 yaitu lebih besar dari kriteria standard minimal realibilitas yaitu
0.600 (0.679 > 0.600) berarti instrument data sudah reliabel.
3. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam data analisis ini terlebih dahulu dilihat apakah dapat dilakukan dengan pengujian
model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi yang
dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari pengujian
normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi.
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan
pengganggu t-1 (sebelumnya). Berhubung data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cross-section, maka tidak perlu dilakukan.
Kepuasan Kerja
(X2)
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
1.836
4.039
4.512
5.185
5.543
4.088
10.389
15.560
1.774
1.826
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kepemimpinan
Transformasonal
(X3)
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
7.362
8.099
10.390
13.812
10.200
3.883
11.297
10.854
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Komitmen
Organisasi
(Y)
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
6.960
2.574
2.451
1.753
1.761
4.534
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
71
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
4. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal atau hampir mendekati
normal.
Untuk mendekati normalitas dapat menggunakan uji analisis grafik plot. Hasil uji grafik
P-Plot and histogram dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 5
Uji Normalitas P-P Plot
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
Deteksi normalitas dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik
persamaan grafik (P-Plot). Dari gambar grafik P-Plot diatas diperoleh bahwa data
menyebar menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hal ini juga didukung oleh gambar diagram
histogram. Dimana pada grafik histogram dan poligon frekuensi tersebut membentuk
gambar yang mengkerucut dan membentuk suatu lonceng (Welas, 2017). Oleh karena itu
model regresi layak digunakan karena berdistribusi normal.
Gambar 6
Uji Normalitas Histogram
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
Berdasarkan tampilan grafik histogram dan grafik normal plot yang tersaji dalam
lembar lampiran pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa grafik histogram
memberikan pola distribusi yang normal (Guspul & Ahmad, 2014). Sedangkan pada grafik
normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonalnya. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas yang artinya bahwa variabel bebas
layak digunakan untuk memprediksi variabel terikatnya.
5. Uji Heterokedastisitas
Tujuan Uji ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
72
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas dimana pada model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik dimana sumbu
X adalah Y yang telah di prediksi, dan sumbu Y adalah residual (Y Prediksi Y
sesungguhnya). Jika grafik yang diperoleh membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika grafik yang diperoleh tidak membentuk pola yang jelas dimana titik-titik
menyebar diatas dibawah angka 0 atau antara 2 dan -2 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
Gambar 7
Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot
Dari grafik pada gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
dan diantara 2 dan -2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi berganda. Dari kolom signifikan di peroleh nilai signifikannya lebih besar
dari 0.05 maka tidak terjadi gejala heteroskedasitas.
6. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat dari kolom
Collinearity Statistics, dari nilai tolerance diperoleh nilainya lebih kecil dari 0.1 dan nilai
VIF diperoleh nilainya lebih besar dari 10, maka dapat dikatakan terjadi korelasi yang
sangat kuat antara setiap variabel bebas atau variabel independen.
7. Uji Autokorelasi
Uji auotokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t
dengan periode sebelumnya (t-1) (Mardiatmoko, 2020). Kondisi auotokorelasi bertitik
tolak dari adanya gangguan-gangguan pada hubungan antar variable (Asteria, 2015).
Gangguan-gangguan tersebut bersifat rambang, sehingga sulit untuk diatur.
Kendati demikian gangguan-gangguan tersebut perlu di deteksi, karena bila dalam
model regresi mengandung auotokorelasi, hasil uji t tidak memberikan makna yang tepat.
Salah satu metode untuk mendeteksi adanya gejala auotokorelasi adalah metode atau uji
Durbin Watson (Durbin Watson Test). Cara pengujian ini dilakukan dengan cara melihat
angka Durbin Watson hasil perhitungan. Kriteria terjadi atau tidaknya auotokorelasi
adalah:
73
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
1. dw < dl = Terdapat auotokorelasi positif
2. dl < dw < du = Tidak dapat disimnpulkan (inconclusive)
3. du < dw < 4 du = Tidak terdapat auotokorelasi
4. 4 du < dw < 4 dl = Tidak dapat disimpulkan
5. dw > 4 dl = Terdapat auotokorelasi negatif
Keterangan:
1. dw = Hasil perhitungan Durbin Watson Statistik
2. du = Nilai batas atas (didapat dari tabel Durbin Watson)
3. dl = Nilai batas bawah (didapat dari tabel Durbin Watson)
Berdasarkan ketentuan pada tabel Watson, didapat nilai du dan dl sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
.425
a
.180
.152
2.14861
1.570
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Transformasional, Kompetensi, Kepuasan
Kerja
b. Dependent Variable: Komitmen Organisasi
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
K = 3
N = 90
dw = 1.570
du = 1.7264
dl = 1.5889
du < dw < 4 du atau 1.7264 < 1.570 < 2.28 = bebas dari autokorelasi
Berdasarkan tabel dw dengan N = 90 dan jumlah variabel bebas 3 maka nilai dl dan du
sebesar 1.5889 dan 1.7264. Dengan rumus du < dw < 4 - du yaitu sebesar 1.7264 < 1.570
< 2.28 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi.
B. Pengujian Analisis Data
1. Uji Korelasi
Untuk melihat hubungan (korelasi) antara variabel independen yaitu Kompetensi (X1),
Kepuasan Kerja (X2) dan Kepemimpinan Transformasional (X3) terhadap Komitmen
Organisasi (Y) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4
Uji Korelasi
Correlations
Kompetensi
Kepuasan
Kerja
Kepemimpinan
Transformasional
Komitmen
Organisasi
Kompetensi
Pearson
Correlation
1
.464
**
.201
*
.230
*
Sig. (1-
tailed)
.000
.028
.014
N
90
90
90
90
Kepuasan
Kerja
Pearson
Correlation
.464
**
1
.587
**
.371
**
74
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Sig. (1-
tailed)
.000
.000
.000
N
90
90
90
90
Kepemimpin
an
Transformasi
onal
Pearson
Correlation
.201
*
.587
**
1
.371
**
Sig. (1-
tailed)
.028
.000
.000
N
90
90
90
90
Komitmen
Organisasi
Pearson
Correlation
.230
*
.371
**
.371
**
1
Sig. (1-
tailed)
.014
.000
.000
N
90
90
90
90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Sumber Data: Output SPSS V22.0 diolah, Juli 2018
Dari tabel korelasi diatas dapat disimpulkan tingkat signifikan antara kompetensi
terhadap komitmen organisasi sebesar 0.014 < 0.05 maka kompetensi signifikan terhadap
komitmen organisasi dan tingkat korelasinya sebesar 0.230 artinya memiliki korelasi yg
lemah. Untuk tingkat signifikan antara kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi
sebesar 0.000 < 0.05 maka kepuasan kerja signifikan terhadap komitmen organisasi dan
tingkat korelasinya sebesar 0.371, artinya memiliki hubungan yang lemah. Sedangkan
tingkat signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi
0.000 < 0.05 maka kepemimpinan transformasional signifikan terhadap komitmen
organisasi dan tingkat korelasinya sebesar 0.371, artinya memiliki korelasi yang lemah.
C. Uji Hipotesa
1. Hasil Pengaruh Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja
Besarnya pengaruh ditunjukkan pada kolom Beta Unstandardized Coefficients yaitu
sebesar 0,754 yang artinya bahwa setiap kenaikan Kompetensi sebesar satu satuan, maka
akan menambah nilai Kepuasan Kerja sebesar 0,754 dengan kondisi faktor-faktor lain
dianggap tetap. Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja
dengan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai standart alpha 0,05.
2. Hasil Pengaruh Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi
Besarnya pengaruh ditunjukkan pada kolom Beta Unstandardized Coefficients yaitu
sebesar 0,230 yang artinya bahwa setiap kenaikan Kompetensi sebesar satu satuan, maka
akan menambah nilai Komitmen Organisasi sebesar 0,230 dengan kondisi faktor-faktor
lain dianggap tetap. Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap Komitmen
Organisasi dengan nilai sig. sebesar 0,029 lebih kecil dari nilai standart alpha 0,05.
3. Hasil Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi
Besarnya pengaruh ditunjukkan pada kolom Beta Unstandardized Coefficients yaitu
sebesar 0,228 yang artinya bahwa setiap kenaikan Kepuasan Kerja sebesar satu satuan,
maka akan menambah nilai Komitmen Organisasi sebesar 0,228 dengan kondisi faktor-
faktor lain dianggap tetap. Kepuasan Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
Komitmen Organisasi dengan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai standart alpha
0,05.
4. Hasil Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Yang Diperkuat Dengan
75
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Kepemimpinan Transformasional
Dari Hasil uji hipotesa diatas diperoleh bahwa Kepemimpinan Transformasional
sebagai variabel moderat memperkuat hubungan signifikan antara Komitmen Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja dengan nilai Fhitung sebesar 8,724 lebih besar dari Ftabel 2,71
dan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai standard alpha 0,05.
5. Hasil Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Yang Diperkuat
Dengan Kepemimpinan Transformasional
Dari Hasil uji hipotesa diatas diperoleh bahwa Kepemimpinan Transformasional
sebagai variabel moderat berpengaruh negatif antara Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Organisasi (Darmawan & Putri, 2017). Hal ini menunjukan dengan penambahan satu
satuan interaksi antara Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi maka akan terjadi
penurunan Kepemimpinan Transformasional sebesar 0,035.
Dengan nilai Fhitung sebesar 8,721 lebih besar dari Ftabel 2,71 dan nilai sig.
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai standart alpha 0,05.
Gambar 8
Hasil Penelitian
KESIMPULAN
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi memiliki pengaruh
terhadap kepuasan kerja, pengaruh kompetensi terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja
memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi. Dan untuk mengetahui peran
kepemimpinan transformasional sebagai varibel yang memoderasi memperkuat hubungan
kompetensi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi, dan memperkuat hubungan
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi. Maka dari hasil penelitian dapat disimpulkan
sebagai bahwa Pengaruh Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja, hasilnya kompetensi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja, maka H1 diterima, pengaruh
Kompetensi terhadap Komitmen Organisasi, hasilnya kompetensi tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap komitmen organisasi, maka H2 ditolak, pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasi, hasilnya kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap komitmen organisasi, maka H3 diterima, kepemimpinan Transformasional
memperkuat hubungan Kompetensi dan Kepuasan Kerja, hasilnya kepemimpinan
transformasional siginifikan memperkuat hubungan kompetensi dan kepuasan kerja, maka H4
diterima, kepemimpinan Transformasional memperkuat hubungan Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi, dan hasilnya kepemimpinan transformasional siginifikan memperkuat
hubungan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi, maka H5 diterima.
76
Reffy Thomas Aquino
dan Komitmen Organisasi Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
DAFTAR PUSTAKA
Asteria, B. (2015). Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah. Jurnal Riset
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Program Magister
Manajemen, 2(1), 5161.
Chandra, E., Rosmika, E., Efendi, E., Kafidzin, R., Fitrianna, N., Lie, D., Yulfiswandi, Y.,
Faza, I., Jasmine, T. L., & Siagian, E. M. (2021). Pengantar Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yayasan Kita Menulis.
Darmawan, A., & Putri, M. A. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen
Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Akuntabilitas: Jurnal
Ilmu Akuntansi, 10(1), 11902461.
Ellitan, L. (2002). Praktik-Praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dan Keunggulan
Kompetitif Berkelanjutan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 4(2), 6576.
Guspul, A., & Ahmad, A. (2014). Kualitas Pelayanan, Kepuasan Dan Kepercayaan Nasabah
Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Di Wonosobo. Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Unsiq, 1(3), 156170.
Mardiatmoko, G. (2020). Pentingnya Uji Asumsi Klasik Pada Analisis Regresi Linier
Berganda (Studi Kasus Penyusunan Persamaan Allometrik Kenari Muda [Canarium
Indicum L.]). Barekeng: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan, 14(3), 333342.
Nasarudin, M. I. (2014). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Kencana.
Purba, B., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Sari, D. P., Klara, A., Damanik, D., Faried, A. I.,
Lie, D., Fazira, N., & Rozaini, N. (2021). Ekonomi Pembangunan. Yayasan Kita
Menulis.
Rahamis, Y. (2014). Analisis Komparasi Kinerja Pasar Modal Di Indonesia, Hongkong,
China, Inggris Dan Amerika. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 2(3).
Roxburgh, C., Lund, S., & Piotrowski, J. (2011). Mapping Global Capital Markets 2011.
Mckinsey Global Institute, 201(1), 138.
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D.
Supandi, S., & Farikhah, L. (2016). Analisis Butir Soal Matematika Pada Instrumen Uji Coba
Materi Segitiga. Jipmat, 1(1).
Suwarno, S. (2022). Strategi Bisnis Dan Konservatisme Akuntansi Terhadap Kinerja
Perusahaan. Proceeding Umsurabaya, 1(1).
Welas, W. (2017). Pengaruh Posisi Kas, Ukuran Perusahaan, Return On Assets Dan Debt To
Total Assets Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empirik Pada Perusahaan Lq 45
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 20112015). Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 6(1), 4059.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License