Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH) Volume 3 ,
Number 3 , Maret �2023
PENGELOLAAN
RISIKO DAMPAK HUJAN LEBAT TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN PROYEK PEMBANGUNAN
BENDUNGAN JLANTAH Rohmad Fitri Yadi,
Budi Priyanto Universitas Muhammadiyah Surakarta |
|
|
Abstrak Pembangunan bendungan sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar didaerah bendungan tersebut. Penelitian kualitatif menggunakan metode studi kasus dengan
mengamati pengaruh musim hujan serta
pengelolaanya terhadap pekerjaan timbunan pada proyek Bendungan
Jlantah. Hasil identifikasi menunjukan bahwa pada musim
hujan terdapat beberapa risiko dalam pekerjaan timbunan,diantaranya Material berlumpur,Akses
jalan rusak,dan Produktivitas alat berat dan pekerja
menurun,serta Merusak timbunan yang sudah terpadatkan. Manajemen risiko yang baik dapat meminimalisir kerugian yang terjadi akibat musim hujan. Kata kunci: timbunan; risiko; pengelolaan Abstract The
construction of the dam is very beneficial for the surrounding community in
the dam area. Qualitative research uses the case study method by observing
the influence of the rainy season and its management on stockpile work on the
Jlantah Dam project. The identification results
show that in the rainy season there are several risks associated with heap
work, including muddy materials, damaged road access, decreased productivity
of heavy equipment and workers, and damaged heaps that have been compacted. Good
risk management can minimize losses that occur due to the rainy season. Keywords: heap; risk; handling |
Masalah/kendala, dan menyebabkan keterlambatan akan mengakibatkan kerugian proyek baik moril
ataupun material (Sari, 2010). Berbagai cara dilakukan guna menghindari masalah/kendala yang mengakibatkan keterlambatan dan kerugian proyek
(Sibuea & Saragi,
2019). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi
penyebab keterlambatan proyek konstruksi, dengan memperkecil/meminimalisir keterlambatan proyek maka membantu
memajukan pembangunan
Negara Republik Indonesia (Wirabakti et al.,
2017).
Penelitian kualitatif menggunakan metode studi kasus dengan mengamati
pengaruh musim hujan serta pengelolaanya terhadap pekerjaan timbunan pada
proyek Bendungan Jlantah. Pengambilan data penelitian kuantitatif.
Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi secara langsung di lapangan dan hasil wawancara dengan beberapa
tenaga kerja PT. Virama Karya-Wecon KSO (Kuat, n.d.). Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari
literatur, serta jurnal maupun referensi yang ada (Maiyana, 2018).
Tahapan untuk menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data
merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan menghapus data yang tidak
diperlukan (Khoiriyah et al., 2022). Sehingga akan memberikan hasil yang lebih tajam mengenai
hasil pengamatan, penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan data yang telah
direduksi dan disusun secara sistematis dan mudah dipahami sehingga memberikan
kemungkinan menghasilkan kesimpulan, dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan
melihat data hasil reduksi dan tetap mengacu pada tujuan yang hendak dicapai (Perdiana et al., 2021). Tahap ini bertujuan mencari jawaban dari permasalahan yang
ada.Berikut tabel hasil wawancara dan observasi di lokasi pekerjaan timbunan
serta masalh dan solusi untuk pengelolaannya (ZATADINI, 2023).
Faktor resiko
yang terjadi pada pekerjaan timbunan pada saat musim penghujan yang diperoleh
dari hasil observasi secara langsung dilapangan dan wawancara adalah sebagai
berikut:
Material
berlumpur
Material lumpur yang ikut hanyut ke lokasi pekerjaan merupakan salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi keterlambatan pada pekerjaan timbunan.Material
yang sudah terkontaminasi oleh material lumpur akan mempengaruhi permeabilitas
material timbunan yang non kohesif. Selain mempengaruhi kualitas material
timbunan yang non kohesif,material yang sudah terkontaminasi oleh material
lumpur cenderung susah untuk dilakukan pemadatan,karena sifat material lumpur
yang plastis ketika pemadatan material timbunan akan menempel ke permukaan ban
alat pemadat(Vibro Roller).
Gambar 1 Material
terkontaminasi Lumpur
Akses jalan
rusak
Dalam pelaksanan pekerjaan timbunan akses jalan juga mempengaruhi jalannya
suatu pekerjaan.Pembuatan akses jalan di area pekerjaan hanya berupa tanah
tanpa adanya perkerasan jalan.Curah hujan yang tinggi menyebabkan kerusakan
pada akses jalan, sehingga kondisi tersebut menghambat berjalannya pekerjaan timbunan.
Gambar 2 Akses Jalan Rusak
Produktivitas
pekerja dan alat berat menurun
Pada musim penghujan efektivitas pekerja dan alat berat tidak sesuai dengan
semestinya.Hal ini dikarenakan beberapa alat berat tidak dapat beroprasi di
area pekerjaan.kondisi lapangan yang berlumpur membuat alat berat sulit untuk
beroprasi.Hal ini juga terjadi pada pekerja,di beberapa area tidak memungkinkan
untuk dilakukan pekerjaan,apabila dipaksakan�
dapat membahayakan keselamatan�
pekerjan, sehingga pekerjaan harus dihentikan.
Merusak
timbunan yang sudah terpadatkan
Aliran hujan yang cukup tinggi menyebabkan kerusakan pada struktur timbunan
yang sudah terpadatkan.Kerusakan terjadi terutama pada bagian lereng,aliran air
hujan yang mengalir membawa material yang sudah terpadatkan runtuh ke bawah.Hal
ini dapat menganggu pelaksanaan pekerjaan timbunan,terutama daerah yang terkena
reruntuhan timbunan tersebut.
Gambar 3 Timbunan Rusak Akibat
Hujan
Faktor risiko
yang terjadi saat musim hujan dapat diminimalisir dengan perencanaan manajemen
risiko yang baik sebelum dan saat pelaksanaan proyek, sehingga tidak berdampak
terlalu besar pada keterlambatan.Pengambilan keputusan dilakukan oleh beberapa
pihak yaitu dari konsultan,kontraktor,dan owner.Hal ini dilakukan agar tidak
ada yang dirugikan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek.Berikut adalah beberapa
keputusan yang diambil untuk pekerjaan timbunan saat musim hujan.
Rekayasa
perlindungan timbunan terpadatkan
Dalam pelaksanaan pekerjaan timbuanan,timbunan yang sudah terpadatkan akan
mengalami perawatan guna menjaga kulitas timbunan tersebut.Salah satu perawatan
yang dilaksanakan dalam proyek pembangunan bendungan jlantah yaitu penanaganan
pekerjaan timbunan pada saat cuaca hujan.Beberapa upaya yang dilakukan untuk
melindungi timbunan yang sudah terpadatkan sebagai berikut :
Pembuatan
drainase/pengelakan
Aliran yang tejadi akibat hujan biasanya mengalir tidak beraturan karena
kondisi lapangan yang masih dalam situasi pekerjaan sehingga air hujan tidak
selalu mengalir ke aliran sungai,hal tersebut mengakibatkan ada beberapa titik
yang menjadi genangan.Untuk beberapa di area hulu bendungan,aliran air hujan
yang masuk ke area pekerjaan di arahkan ke lokasi capping dengan cara aliran di
elakkan dengan menggunakan saluran dainase galian tanah biasa.Area capping
merupakan titik elevasi terendah pada area pekerjaan,sehingga nanti dalam
pengelolaannya akan lebih mudah karena aliran air yang membawa lumpur terkumpul
dalam satu titik.Untuk daerah hilir aliran air akibat hujan yang membawa
material lumpur dialihkan dengan cara membuat elakan dari karung yang diisi
pasir,posisi ini di terapkan possisi elevasi miring bagian sayap capping.Aliran
air hujan yang membawa material lumpur dialirkan menuju rocktoe dengan cara
pembuatan elevasi miring ke arah rocktoe,area rocktoe dipilih karena pada
daerah tersebut memiliki area yang poros.Sehingga pada pekerjaan Horizontal
Drain material aman dari material lumpur
Gambar 4 Contoh Pengalakan
dengan Pembuatan Saluran Drainase Sementara
Dewatering
Dewatering adalah pekerjaan sipil yang bertujuan untuk mengendalikan air
dengan menggunakan pompa agar tidak mengganggu/menghambat proses pelaksanaan
suatu pekerjaan kontruksi,terutama untuk pelaksanan bagian struktur yang berada
dalam tanah dan di bawah muka air tanah.Material berlumpur yang sudah
dikumpulkan di area capping kemudian dilakukan pekerjaan dewatering dengan
menggunakan pompa dengan dibantu dengan pipa paralon,dewatering dialirkan masuk
ke area rocktoe.
Gambar 5 Dewatering pada Area
Capping
Pengupasan
permukaan timbunan
Kondisi setelah hujan membuat permukaan dari timbunan menjadi basah dan
tergenang air,sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan permukaan harus
diusahakan kering atau miniman tidak terjadi genangan.Sehingga untuk mengatasi
masalah tersebut sebelum dilakukan pekerjaan timbunan pada layer
berikutnya,permukaan timbunan harus dikupas dengan menggunakan dozer.Pengupasan
dilakukan sampai permukaan timbunan tidak ada genangan kemudian peghamparan
material baru untuk dipadatkan,hasil dari pengupasan dihamparkan kembali di
lain tempat kemudian di jemur baru bisa dipadatkan kembali.
Gambar 6 Pengupasan Permukaan
Timbunan
Stok material
di area pekerjaan
Akses jalan yang rusak akibat hujan mempengaruhi jalannya pekerjaan
timbunan.Ada beberapa pekerjaan dapat dilakukan pada saat kondisi dilapangan
hujan yaitu pada pekerjaan timbunan horizontal drain.Tetapi pelaksanaan
pekerjaan dilakukan ketika lapangan dalam kondisi curah hujan yang rendah.Untuk
mengatasi permasalahan tersebut,agar dapat melakukan pekerjaan pada saat hujan
yaitu dengan menyetok material di dekat area pekerjaan.Penyetokan dilakukan
pada saat kondisi jalan tidak rusak atau pada saat tidak hujan, sehingga masalah
jalan akses yang rusak dapat teratasi (Priyanto, Sahid, et
al., 2022).
Gambar 7 Contoh Stok Material
Timbunan Horizontal Drain di Area Pekerjaan
Penambahan
jam kerja atau lembur
Pada saat hujan beberapa area pekerjaan tidak dapat dilakukan karena pada
pekerjaan tersebut sangat memperhatikan kadar air pada saat pelaksanaan pekerjaan.Sehingga
pekerjaan pada hari tersebut tidak mencapai target karena produktivitas pekerja
yang turun.Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan penambahan jam kerja
atau lembur pada saat cuaca cerah dilain hari.Penambahan jam kerja dilakukan hanya
sampai sore hari.Hal ini dilakukan karena masalah penerangan yang berada di
area pekerjaa timbunan,sehingga pekerjaan timbunan tidak bisa dilakukan sampai
malam hari.
Penambahan
alat berat
Penambahan alat berat juga ditentukan oleh beberapa faktor,karena selain
ada pembengkakan dibagian pembayaran juga harus memperhatikan kondisi di
lapangan.Karena ada beberapa area yang tidak bisa dikerjakan apabila pekerjaan
sebelumnya tidak di selesaikan terlebih dahulu (Priyanto, Irpan
Yuliansyah, et al., 2022).
.
KESIMPULAN
Hasil identifikasi menunjukan bahwa pada musim hujan
terdapat beberapa risiko dalam pekerjaan
timbunan,diantaranya Material berlumpur,Akses
jalan rusak,Produktivitas alat berat dan
pekerja menurun,dan Merusak timbunan yang sudah terpadatkan. Risiko yang tejadi dapat menghambat pekerjaan timbunan,sehingga
pekerjaan tidak sesuai dengan progres
dan penambahan biaya pada proyek.
Manajemen risiko yang baik dapat meminimalisir kerugian yang terjadi akibat musim hujan.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk melindungi pekerjaan timbunan dari pengaruh
musim hujan yaitu rekayasa perlindungan timbunan terpadatkan,pengupasan permukaan timbunan,stok material
di area pekerjaan,penambahan jam kerja
atau lembur,Penambahan alat berat.
Sari, A. F. P. (2010). PA: Proses Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi Sumber Daya Manusia pada PT Untung Bersama Sejahtera. Universitas Dinamika.
Sibuea, M. E., & Saragi, H. S. (2019). Analisis risiko keterlambatan material dan komponen pada proyek pembangunan kapal dengan metode House of Risk (HOR) Studi Kasus: Pembangunan Kapal Ro-Ro 300 GT Danau Toba. Jurnal Sistem Teknik Industri, 21(2).
Wirabakti, D. M., Abdullah, R., & Maddeppungeng, A. (2017). Studi Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Konstruksia, 6(1).
Kuat, M. I. K. N. (n.d.). Pemberdayaan Ekonomi.
Maiyana, E. (2018). Pemanfaatan android dalam perancangan aplikasi kumpulan doa.
Jurnal Sains dan Informatika: Research of Science
and Informatic, 4(1), 54�65.
Wirabakti, D. M., Abdullah, R., & Maddeppungeng, A. (2017). Studi Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Konstruksia, 6(1).
Khoiriyah, L., Asri, D. N., & Kadafi, A. (2022). Perilaku Prokrastinasi Akademik
pada Siswa yang Mengalami Kecanduan Smartphone.
Prosiding Seminar Nasional Bimbingan
dan Konseling, 6(1),
22�27.
Wirabakti, D. M., Abdullah, R., & Maddeppungeng, A. (2017). Studi Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Konstruksia, 6(1).
Khoiriyah, L., Asri, D. N., & Kadafi, A. (2022). Perilaku Prokrastinasi Akademik
pada Siswa yang Mengalami Kecanduan Smartphone.
Prosiding Seminar Nasional Bimbingan
dan Konseling, 6(1),
22�27.
Kuat, M. I. K. N. (n.d.). Pemberdayaan Ekonomi.
Maiyana, E. (2018). Pemanfaatan android dalam perancangan aplikasi kumpulan doa.
Jurnal Sains dan Informatika: Research of
Science and Informatic, 4(1), 54�65.
Perdiana, R. H., Ridwan, W., Yusup, I., & Koeswandi, T. A. (2021). Analisis strategi
bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan mie ayam
Mang Nana. Prosiding
Industrial Research Workshop and National Seminar, 12, 1456�1459.
Wirabakti, D. M., Abdullah, R., & Maddeppungeng, A. (2017). Studi Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Konstruksia, 6(1).
Khoiriyah, L., Asri, D. N., & Kadafi, A. (2022). Perilaku Prokrastinasi Akademik
pada Siswa yang Mengalami Kecanduan Smartphone.
Prosiding Seminar Nasional Bimbingan
dan Konseling, 6(1),
22�27.
Perdiana, R. H., Ridwan, W., Yusup, I., & Koeswandi, T. A. (2021). Analisis strategi
bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan mie ayam
Mang Nana. Prosiding
Industrial Research Workshop and National Seminar, 12, 1456�1459.
Priyanto, B., Sahid, M.
N., Solikin, M., & Faruqi, J. Al. (2022). Investigation of Critical Risk
Factors and Level of Risk for Environmentally damage induced by house projects.
Caspian Journal of Environmental Sciences, 20(2), 413�421.
https://doi.org/10.22124/CJES.2022.5589
Priyanto, B., Irpan Yuliansyah, A., Yani, J. A., Surakarta, P., &
Tengah, J. (2022). Mengungkap Faktor-Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya Pada
Proyek Pembangunan Apartemen Di Surakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknik
Sipil 2022, 166�170.
Wirabakti, D. M., Abdullah, R., & Maddeppungeng,
A. (2017). Studi Faktor-Faktor Penyebab
Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Konstruksia, 6(1).
ZATADINI, A. A. (2023). Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Sektor Pengelolaan Sampahtpa Piyungan.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License