Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)

Volume 3 , Number 3 , Maret �2023

p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155

PEMBELAJARAN BERDIFFERENSIASI DENGAN CONTINENTAL BOARDS� KELAS IX G SMPN 3 DEMAK

 

Rif�ah

SMP Negeri 3 Demak

[email protected]

 

 

 

 

Abstrak

Penelitian tindakan kelas� atau class action research. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas IX G� SMP Negeri 3 Demak. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar pengamatan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik selama kegiatan pembelajaran� di kelas.� Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, berdasarkan hasil lembar� pengamatan, angket, dan postes setiap akhir siklus. Menerapkan pembelajaran berdiffrensiasi dengan menggunakan Continental Boards 2) meningkatkan Aktivitas dan hasil� belajar� peserta didik� pada� pembelajaran berdifferensiasi dengan Continental Boards� pada materi Mengenal 5 Benua di Dunia� kelas IX G� Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri� 3 Demak. Pembelajaran berdifferensiasi dengan Continental Boards� adalah Pembelajaran dengan membedakan konten, dan produk. Terdapat� lima kelompok kecil dengan anggota 6 peserta didik� mendapatkan materi yang berbeda-beda, dan produk hasil pembelajaran yang berbeda. Produk-produk yang berbeda tersebut di namakan� Continental Boards atau Papan-papan Benua. Yaitu Papan Benua Asia, Amerika,� Afrika, Eropa, dan Australia; 2) Aktivitas� peserta� didik� dalam pembelajaran mengalami� peningkatan,� dari 62,67% pada� siklus I menjadi 89,33% pada siklus II, peningkatan hasil penilaian produk Continental Boards dari nilai 73,00 di siklus I� meningkat menjadi 88,33 di siklus II; dan�� terdapat peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata dari 72,17 menjadi 85,50� dengan nilai tertinggi dari 85 menjadi 100 dan nilai terendah dari 60 menjadi 70. Banyaknya peserta didik yang tuntas pada siklus I, 16 peserta didik dan pada siklus II meningkat menjadi 26 peserta didik. Ketuntasan klasikal 86,67%.

Kata kunci: aktivitas,�� hasil belajar,� pembelajaran berdifferensiasi, �papan benua

 

Abstract

Class action research or class action research. The subjects in this study were Class IX G students of SMP Negeri 3 Demak. This research consists of two cycles. Data collection techniques are carried out using observation sheets of activities carried out by students during learning activities in class. The data analysis technique used is a qualitative descriptive analysis technique, based on the results of observation sheets, questionnaires, and post-tests at the end of each cycle. Applying differentiated learning using Continental Boards 2) increasing the activities and learning outcomes of students in differentiated learning with Continental Boards in the subject of Getting to Know the 5 Continents in the World class IX G of Junior High School (SMP) Negeri 3 Demak. Differentiated learning with Continental Boards is learning by differentiating content and products. There are five small groups with members of 6 students getting different materials, and different learning outcomes. These different products are called Continental Boards or Continental Boards. Namely the Continental Board of Asia, America, Africa, Europe and Australia; 2) The activity of students in learning has increased, from 62.67% in cycle I to 89.33% in cycle II, the increase in the results of the Continental Boards product assessment from a value of 73.00 in cycle I increased to 88.33 in cycle II; and there is an increase in learning outcomes from an average score of 72.17 to 85.50 with the highest score from 85 to 100 and the lowest score from 60 to 70. The number of students who pass in cycle I, 16 students and in cycle II increases to 26 students. Classical completeness 86.67%.

Keywords: activities, learning outcomes, differentiated learning, continental boards

 

PENDAHULUAN

 

Monotonnya model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan, mengantuk dan kurang bersemangat (Nurahmi, 2021).� Guru yang tidak peduli terhadap minat, kesiapan dan profil belajar dari peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, guru cenderung menyamaratakan kemampuan, minat, kesiapan dan profil belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dipelajari (Sarwa, 2021).� Uraian di atas menunjukkan bahwa perlunya model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik hingga memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan antar teman dan guru dengan waktu yang relatif singkat. Selain itu, peserta didik perlu diberikan kesempatan untuk belajar bekerja sama dengan teman dalam mengembangkan pemahaman terhadap konsep dan prinsip-prinsip penting. Salah satu model pembelajaran yang diprediksi mampu mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran Berdifferensiasi.

Pembelajaran Berdifferensiasi merupakan pembelajaran dengan perbedaan pada proses, konten dan produk. Konten/Materi� yang beragam yang harus dikuasai oleh peserta didik membuat guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dan bijaksana (Ramadhani et al., 2022).� Pembelajaran berdifferensiasi memiliki potensi untuk meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar peserta didik. Dalam model pembelajaran berdifferensiasi� peserta didik berproses untuk berdifferensiasi pada konten materi yang sedang dipelajari yaitu mengenal 5 benua di dunia. Pembelajaran berdifferensiasi memiliki keunggulan dari karakteristiknya yaitu membantu peserta didik merancang proses untuk menentukan sebuah hasil, melatih peserta didik bertanggung jawab dalam mengelola informasi yang dilakukan pada sebuah langkah/tahapan yang menghasilkan sebuah hasil nyata hasil dari� peserta didik itu sendiri yang kemudian dipresentasikan dalam kelas. (Andini, 2016)

Model pembelajaran berdifferensiasi membantu peserta didik dalam belajar: 1) Peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran (Wahyuningsih, 2020). Kenyataan di lapangan juga menunjukkan bahwa partisipasi banyak peserta didik dalam pembelajaran meningkat ketika model pembelajaran ini digunakan. 2) Peserta didik belajar berdifferensiasi konten, produk dan proses; 3) Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam berdifferensiasi pengetahuan. 4)� Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengaplikasikan ide-ide orang lain. 5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui Pembelajaran Berdifferensiasi lebih bermakna.� 6)� Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru pula.�(Andini, 2016)

Pembelajaran berdifferensiasi� lebih memusatkan pada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari sehingga� pembelajaran menjadi lebih bermakna dan ini akan menambah kreativitas peserta didik dalam merancangkan sebuah aktivitas yang kemudian akan mereka transfer menjadi sebuah pengetahuan sesuai dengan konsep yang diajarkan. Pada akhirnya peserta didik akan memahami konsep tersebut dengan aktivitas yang mereka lakukan dan ini akan menambah pengetahuan kognitifnya. (Kusuma, Januari 2022)

Pembelajaran berdifferensiasi� memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip (Abidin et al., 2021). Pembelajaran berdifferensiasi� juga melibatkan peserta didik dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses pembangunan model.�(Kusuma, Januari 2022) Dalam Pembelajaran berdifferensiasi, aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan pengetahuan kognitif peserta didik. Pembelajaran ini mendorong peserta didik mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Pembelajaran berdifferensiasi lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab peserta didik. Sasaran bagi pembelajaran. berdifferensiasi produk mendasarkan pada produk yang berbeda di setiap kelompok belajarnya, berdifferensiasi proses mendasarkan pada perbedaan proses pembelajarannya dan berdifferensiasi konten mendasarkan pada perbedaan materinya.�

Pembelajaran� berdifferensiasi;� memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan orang lain� serta� melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun dari materi yang sedang dipelajari.� Tujuan pembelajaran berdifferensiasi meningkatkan motivasi belajar, team work (kerjasama), keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.

Pembelajaran berdifferensiasi dilaksanakan di kelas IX G dengan 14 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Kelas IX G dengan peserta didik yang heterogen terhadap tingkat� prestasi belajar, berada� pada tingkatan menengah ke bawah, sebagian besar peserta didik prestasi belajarnya masih di bawah kompetensi minimum, terutama pada pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Tahapan� dalam melaksanakan pembelajaran berdifferensiasi� yang akan diterapkan� pada pembelajaran mengenal 5 benua di kelas IX G�� adalah:� 1) stimulus;� Untuk memulai tahap ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah pertama. Seperti memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.� 2) Bekerja dalam kelompok untuk menghimpun dan mengolah data;� peserta didik berkelompok mengidentifikasi permasalahan yaitu memahami tentang� gambar benuanya seperti apa, letak benua, dan� negara-negara yang terdapat dalam benua tersebut.� Pengumpulan data� berdasarkan� referensi-referensi dari buku paket, buku pendamping (Atlas dll)�� maupun dari internet. Kesempatan untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang relevan untuk menjawab permasalahan yang diberikan. Data yang sudah didapatkan disusun dalam papan yang dinamakan Papan Benua atau Continental Boards. 3) Tanya jawab/kuis;� Guru bertanya kepada peserta didik dan peserta didik menjawab pertanyaan guru.� Di saat peserta didik sedang bekerja dalam kelompok guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi dari kelompoknya. Kelompok Asia mendapatkan pertanyaan tentang benua Asia dan negara-negara yang terdapat di benua Asia, begitu juga dengan kelompok lain akan mendapatkan pertanyaan sesuai dengan benua yang didapatkannya. 4) Presentasi;� Mempresentasikan� hasil diskusi kelompok dalam menghimpun data dan mengolah data tentang benua yang disusun di papan Benua� (Continental Boards). 5) Kesimpulan; menyimpulkan materi yang sedang dipelajari sehingga semua peserta didik dalam kelas memahami tentang materi yang didapatkan baik oleh kelompok sendiri maupun oleh kelompok lain.

Materi yang akan diterapkan dalam pembelajaran dengan model� pembelajaran berdifferensiasi adalah mengenal 5 benua di dunia, yang merupakan materi kelas IX� di semester gasal.� Materi� kompleks� yang� tidak mudah dipahami� oleh peserta didik� walaupun dengan membacanya berkali-kali,� sehingga guru� berinovasi� agar� materi menjadi� lebih mudah dimengerti oleh peserta didik yaitu dengan� media.�� Media tersebut� diberi nama� Continental Boards� yaitu� papan benua� yang berisi� tentang�� peta benua, dan� negara-negara� yang terdapat pada� benua� tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang penulis identifikasi adalah 1) Apa yang dimaksud� dengan pembelajaran berdifferensiasi dengan Continental Boards? 2) Bagaimana �peningkatan aktivitas� dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran berdifferensiasi dengan Continental Boards pada Materi Mengenal 5 benua di dunia?.

 

METODE PENELITIAN

 

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi harus terus ditingkatkan agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan� bagi peserta didik. Metode pembelajaran berdifferensiasi dalam dua siklus. Siklus I, pembelajaran membuat peta benua dengan kertas milimeter, menyebutkan negara-negara yang terdapat dalam kawasan benua tersebut. Siklus II, menerapkan pembelajaran berdifferensiasi dengan menggunakan Contental Boards dalam mengenal 5 benua di Dunia.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Menurut� Andini (�(Andini, 2016) terdapat 3 elemen penting yang dilakukan pada pembelajaran berdifferensiasi, antara lain: 1)� Content, konten berhubungan dengan apa yang akan murid-muird ketahui, pahami dan yang akan dipelajari. Dalam hal ini guru akan memodifikasi bagaimana setiap murid akan mempelajari suatu topik pembelajaran. Misalnya, guru akan mengajarkan matematikan yang mana tujuan objektifnya adalah murid-murid bisa membaca waktu. Dari murid-muridnya di kelas, mungkin guru akan menemukan anak yang belum mengerti mengenai konsep angka, ada juga yang belum mengertai mengenai konsep waktu dan mungkin beberapa murid- murid di kelasnya sudah memahami dan bisa membaca waktu dengan baik. Bagi anakanak yang tingkat kesiapannya sudah siap dan mengerti akan konten yang akan dipelajarinya, hal ini tidak menjadikan masalah bagi murid untuk belajar hal yang sama sesuai dengan konten yang sudah ditentukan. Bagi tingkat kesiapannya belum memahami mengenai konten tersebut, guru perlu melakukan modifikasi dan adaptasi berdasarkan tingkat kesiapan murid tersebut. 2) Process, Proses�� merupakan�� cara�� murid�� mendapatkan�� informasi�� atau� bagaimana ia belajar. Dalam arti lain adalah aktivitas murid dalam mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan berdasarkan konten yang akan dipelajari. Aktivitas akan dikatakan efektif apabila berdasarkan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan murid. Murid akan bisa mengerjakan dengan sendirinya dan berguna bagi diri mereka sendiri.� 3)� Product, produk merupakan bukti apa yang sudah mereka pelajari dan pahami. Murid-murid akan mendemostrasikan atau mengaplikasikan mengenai apa yang sudah mereka pahami. Produk akan merubah murid dari �consumers of knowledge to producer with knowledge�.

Belajar bukanlah semacam aktivitas yang spesifik tetapi lebih pada suatu komponen aktivitas. Aktivitas pembelajaran digunakan untuk menguraikan suatu aktivitas di mana aspek belajar menjadi pusatnya. Belajar adalah mengumpulkan pengalaman dari aktivitas, atau lebih tepatnya menggunakan sumber daya untuk berpikir dan melaksanakan suatu usaha. Pengetahuan yang diperoleh ini akan digunakan untuk menghadapi situasi yang baru. (Slameto, 2010)

Aktivitas dalam pembelajaran adalah aktivitas yang ditemukan untuk membawa pengalaman baru kepada peserta didik. Ada enam macam dimensi interaksi dalam aktivitas pembelajaran yaitu interaksi peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan materi pelajaran, guru dengan guru, guru dengan materi pelajaran, dan interaksi antara materi pelajaran dengan materi pelajaran yang lain. Aspek penilaian dalam aktivitas pembelajaran meliputi 1) antusiasme/partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, 2) kerjasama peserta didik dalam kelompok, antusiasme/partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, antusiasme peserta didik dalam bertanya, 3) presentasi hasil diskusi kelompok, 4)� antusiasme peserta didik dalam� memberikan evaluasi dan kesimpulan.�(Kemdikbud, 2016)

Hasil belajar adalah �kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar�.�� Penilaian hasil belajar yang dilakukan guru berfungsi untuk:� 1)� Menggambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi tertentu. 2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. Berdifferensiasi kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik serta sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti remedial atau pengayaan. 3) Berdifferensiasi kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya; dan� 4)� Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik. (Slameto, 2010)

Tujuan penilaian hasil belajar peserta didik menurut� adalah� sebagai berikut:� 1) Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi yakni menurun atau meningkat (Ardinata, 2022). 2)� Mengecek keterampilan kempetensi peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai kompetensi tersebut ataukah belum menguasai. Selanjutnya dicari tindakan tertentu bagi yang belum menguasai kompetensi tersebut. 3)� Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui kompetensi mana yang belum dikuasai dan kompetensi mana yang telah dikuasai (Nurgiyantoro, 2010).� dan� 4)�� Menjadi umpan balik untuk perbaikan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki hasi belajar peserta didik yang masih di bawah standar (KKM).�(Kemdikbud, 2016)

Pada saat memfasilitasi peserta didik dalam mengenal 5 benua di dunia; pembelajaran berdifferensiasi yang diterapkan akan lebih bermakna dan� dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan peserta didik membutuhkan media yang interaktif dan menarik.� Media tersebut dinamakan�� �Continental Boards�� atau papan benua;� terbuat� dari� papan triplek� dilapisi� gabus� dan� mmt� bergambar peta� buta lima macam benua.� Media�� �Continental Boards�� yang peneliti gunakan dalam proses pembelajaran bersama peserta didik menggunakan mmt yang bisa� dibongkar� dan� dipasang� kembali, dengan� menggunakan� paku pines� yang� telah� disediakan.�

Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil� belajar mengenal 5 benua di dunia, maka diterapkan metode pembelajaran berdifferensiasi dalam dua siklus. Siklus I, pembelajaran membuat peta benua dengan kertas milimeter, menyebutkan negara-negara yang terdapat dalam kawasan benua tersebut.� Peserta didik dibagi dalam lima kelompok, dengan anggota�� 6� peserta didik setiap kelompoknya. Kelompok Asia menghasilkan� Asia Continental Board (Papan benua Asia);� kelompok Ameirika menghasilkan produk America Continental Board (Papan Benua Amerika); kelompok Afrika� membuat� Africa Continental Board (Papan Benua Afrika); kelompok Eropa menghasilkan� Europe Continental Board (Papan Benua Eropa) dan kelompok Australia membuat Australia Continental Board (Papan Benua Australia).� Proses tindakan siklus I diobservasi, diadakan pengumpulan dan analisis data serta direfleksi. Siklus II, pembelajaran mengenal 5 benua; peserta didik berpraktek langsung menggunakan peta buta; sehingga benar-benar peserta didik memahami letak, karakteristik dan� ciri khas dari negara-negara dalam suatu benua. Proses tindakan siklus II diobservasi, pengumpulan data, dianalisis kemudian� direfleksi (Fadila, 2022).

Karakteristik peserta didik kelas IX G SMPN 3 Demak tahun pelajaran 2022-2023 yang cenderung bosan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru;� monoton dan kurang bervariatif; diharapkan dengan penerapan pembelajaran berdifferensiasi ini mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IX G SMP N 3 Demak tahun pelajaran 2022-2023.

Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). (Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, 2013). Perencanaan yang peneliti lakukan sebelum tindakan di setiap siklus adalah sebagai berikut:� 1) menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 2)� menyiapkan� Atlas untuk dapat diamati dalam mengenal dan memahami peta 5 benua di dunia;� 3) menyiapkan masalah-masalah yang berhubungan peta benua dan negara-negara yang terdapat dalam kawasannya; 4) menyiapkan Lembar aktivitas peserta didik; 5) menyiapkan Lembar penilaian pengetahuan, berupa postes yang dilaksanakan di akhir siklus. 6) menyiapkan daftar hadir;� 7) menyiapkan� jurnal pembelajaran; 8) menyiapkan instrumen� wawancara;� 9) menyiapkan observer, yang merupakan teman sejawat sesama guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Negeri 3 Demak.�Tindakan yang peneliti lakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Tahapan Kegiatan pembelajaran berdifferensiasi

1.      Kegiatan Pendahuluan

 

�         Memberi salam

�         Berdo�a sebelum pembelajaran

�         Menyanyikan lagu Indonesia Raya

�         Mengecek kehadiran peserta didik

�         Memberikan Apersepsi� tentang� benua� di dunia

�         Memberikan motivasi begitu pentingnya� belajar mengenal 5 benua di dunia

�         tujuan pembelajaran: peserta didik mengenal 5 benua di dunia dan negara-negara yang terdapat dalam kawananya.

�         skenario�� pembelajaran: Pembelajaran berdifferensiasi

�         penlaian: aktivitas, produk dan pos tes.

2.      Kegiatan Inti

 

Fase 1. Stimulus/Pemberian Rangsangan

�         Kelas dibagi dalam lima kelompok kecil dengan anggota 6 peserta didik, dengan nama kelompok Asia, Amerika, Afrika, Eropa dan Australia.

�         Pembagian Kelompok berdasarkan kemampuan peserta didik yang heterogen, dengan maksud� agar pengetahuan merata dalam setiap kelompoknya.

�         Membaca buku paket tentang 5 benua di dunia

�         Mengamati peta Benua Asia, Afrika, Amerika, Eropa dan Autralia� dengan menggunakan Atlas, internet� dan sebagainya.

Fase 2. Bekerja dalam Kelompok

�         Kelompok Asia menggambar peta benua Asia.

�         Kelompok Amerika menggambar peta benua Amerika.

�         Kelompok Afrika menggambar peta benua Afrika

�         Kelompok Eropa menggambar peta benua Eropa

�         Kelompok Australia menggambar peta benua Australia

�         Setiap kelompok memahami bentuk benuanya, dan memahami negara-negara yang terdapat dalam benua tersebut

�         Setiap kelompok juga menyebutkan 6 negara di dalam benua tersebut untuk dijelaskan lebih lanjut.

�         Peserta didik menggambar peta benua di kertas milimeter yang dibawanya, mewarnainya, memahami letak negara-negaranya dan menjelaskan negara-negara tersebut.

Fase 3. Tanya Jawab/Kuis

�         Kelompok Asia:� Guru menanyakan negara-negara apa yang dibahas di benua� Asia, dan dapat menjelaskan salah satu negara yang dipahami.

�         Kelompok Amerika Guru menanyakan negara-negara apa yang� dibahas di benua� Amerika, dan� dapat menjelaskan satu negara yang dipahami.

�         Kelompok Afrika:� Guru menanyakan negara-negara apa yang dibahas di benua� Afrika, dan� dapat menjelaskan satu negara yang dipahami.

�         Kelompok Eropa:� Guru menanyakan negara-negara apa yang� dibahas di benua� Eropa, dan dan� dapat menjelaskan satu negara yang dipahami.

�         Kelompok Australia:� Guru menanyakan negara-negara apa yang dibahas di benua� Eropa, dan dan� dapat menjelaskan satu negara yang dipahami.

Fase 4.� Presentasi

�         Kelompok Asia mempresentasikan hasil peta benua Asia yang dibuatnya dan menjelaskan negara-negara yang terdapat di benua Asia dengan menggunakan Asia Continental Boards.

�         Kelompok Amerika mempresentasikan hasil peta benua Amerika yang dibuatnya dan menjelaskan negara-negara yang terdapat di benua Amerika dengan menggunakan America Continental Boards.

�         Kelompok Afrika mempresentasikan hasil peta benua Afrika yang dibuatnya dan menjelaskan negara-negara yang terdapat di benua Afrika dengan menggunakan Africa Continental Boards.

�         Kelompok Eropa mempresentasikan hasil peta benua Eropa yang dibuatnya dan menjelaskan negara-negara yang terdapat di benua Eropa dengan menggunakan Euorope Continental Boards.

�         Kelompok Australia mempresentasikan hasil peta benua Australia� yang dibuatnya dan menjelaskan negara-negara yang terdapat di benua Australia dengan menggunakan Autralia Continental Boards.

Fase 5.� Kesimpulan

Salah satu perwakilan dari setiap kelompok meyimpulkan hasil� pembelajaran yang telah dilakukannya. Kelompok Asia menyimpulkan tentang benua Asia dan negara-negara yang terdapat di dalamnya; Kelompok Amerika menjelaskan tentang negara-negara yang terdapat di benua Amerika dan seterusnya.

3.      Penutup

 

1.      Peserta didik melakukan refleksi terhadap� kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2.      Pemberian tugas individu yaitu memahami� tentang negara-negara yang telah ditulisnya dalam Continental Boards; dan tugas kelompok, yaitu mencetak peta benua dengan menggunakan mmt, peta benua yang dibuat adalah peta buta.

3.      Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama� dan mengucap salam

4.      Penilaian

1.      Penilaian aktivitas peserta didik selama pembelajaran.

Hasil� penilaian aktivitas peserta didik� yang dilakukan guru bersama dengan observer dengan indikator aktivitas peserta didik pada saat stimulus/pemberian rangsangan; bekerja dalam kelompok, tanya jawab/kuis,� presentasi, dan kesimpulan (Nuryaningsih, 2021).

2.      Penilaian Produk

Asia Continental Board�(Peta Benua Asia); America Continental Board (Peta Benua Amerika; Africa Continental Board (Peta Benua Afrika) Europe Continental Board (Peta Benua Eropa); Australia Continental Board (Peta Benua Australia)

3.      Penilaian Pengetahuan

Hasil penilaian pengetahuan� peserta didik pada postes siklus I dan siklus II

5.      Hasil Wawancara

1.      Bagaimana Pembelajaran hari ini?

2.      Apakah kamu sudah pernah mengenal/tahu media Continental Boards?

3.      Apakah masalah-masalah yang berkaitan dengan mengenal 5 benua di dunia� itu sulit?

4.      Apakah ada dari kalian yang mengantuk pada pembelajaran hari ini?

Hasil rekapitulasi aktivitas peserta didik selama pembelajaran berdasarkan kelompok� pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Rekapitulasi aktivitas kelompok siklus I dan siklus II

No

Kelompok

Siklus I

 

Siklus II

 

Peningkatan

1

Asia

20

66,67

28

93,33

26,67

2

Amerika

19

63,33

28

93,33

30,00

3

Afrika

18

60,00

25

83,33

23,33

4

Eropa

19

63,33

26

86,67

23,33

5

Australia

18

60,00

27

90,00

30,00

Berdasarkan� tabel, diagram batang untuk menggambarkan peningkatan hasil aktivitas� kelompok� pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut.

Gambar� 2 Diagram batang peningkatan aktivitas kelompok

Berdasarkan data tabel dan diagram batang di atas maka dapat diketahui bahwa aktivitas di kelompok Asia mengalamai peningkatan 26,67% dari 66,67% di siklus I menjadi 93,33% di siklus II, Kelompok Amerika meningkat 30% dari 63,33% menjadi 93,33%. Kelompok Afrika di siklus I aktivitasnya di kisaran 60% menjadi 83,33% meningkat 23,33%. Kelompok Erpopa juga mengalami peningkatan aktivitas anggota kelompoknya ari 63,33% mnejadi 86,67%. Kelompok Australia dari 60% menjadi 90% meningkat 30%. Untuk peningkatan aktivitas peserta didik berdasarkan fase pembelajaran dalam model pembelajaran berdifferensiasi didapat rekapitulasi di tabel berikut ini.

Tabel 3Rekapitulasi peningkatan aktivitas peserta didik berdasarkan fase dalam pembelajaran berdifferensiasi.

No

Indikator

siklus I

Siklus II

Penilaian Kelompok

Dalam %

Penilaian Kelompok

Dalam %

Peningkatan

1

Stimulus

24

80,00

29

96,67

16,67

2

Bekerja Dalam Kelompok

22

73,33

29

96,67

23,33

3

Tanya Jawab/Kuis

22

73,33

25

83,33

10,00

4

Presentasi

16

53,33

29

96,67

43,33

5

Kesimpulan

10

33,33

22

73,33

40,00

Berdasarkan� tabel, diagram batang untuk menggambarkan peningkatan hasil aktivitas��� pada siklus I dan siklus II berdasarkan fase dalam model pembelajaran berdifferensiasi� adalah sebagai berikut.

Gambar� 3 Diagram batang peningkatan di setiap fase pembelajaran berdifferensiasi

Berdasarkan data tabel dan diagram batang di atas maka dapat diketahui bahwa aktivitas pada fase stimulus/pemberian rangsangan mengalamai peningkatan 16,67% dari 80% di siklus I menjadi 96,67% di siklus II, Fase 2 bekerja dalam kelompok� di siklus I aktivitasnya di kisaran 73,33% menjadi 96,67% meningkat 23,33%. Fase 3; tanya jawab/kuis mengalamai peningkatan� 10% dari� 73,33% menjadi 83,33%. Fase 4; presentasi kelompok mengalami peningkatan tertinggi yaitu 43,33%� di siklus I� yang aktivitasnya� 53,33%�� menjadi 96,67%; yang artinya� di siklus II� semua peserta didik dapat mempresentasikan dalam mengenal 5 benua di dunia. Untuk memberikan kesimpulan juga mengalami peningkatan yang tinggi yaitu 40%� dari 33,33% menjadi 73,3%; kesimpulan di siklus II diberikan setelah presentasi, jadi semua peserta didik dalam kelompok bersama-sama memberikan kesimpulan secara serentak, sehingga semua bersuara dan memberikan kesimpulan.

Peningkatan rata-rata aktivitas peserta didik dari siklus I, dengan 62,67% peserta didik yang beraktivitas meningkat� menjadi 89,33% di siklus II; hal ini mengalami peningkatan 26,67%,� sebagaimana disajikan dalam tabel� berikut.

Tabel 4 Peningkatan rata-rata aktivitas peserta didik

No

Siklus

Dalam %

Peningkatan

1

siklus I

62,67

 

2

siklus II

89,33

26,67

 

 

 

 

 

Diagram batang peningkatan rata-rata aktivitas peserta didik dari siklus I ke siklus II adalah sebagai baerikut.

Gambar� 4 Diagram batang peningkatan aktivitas siklus I dan siklus II

Rekapitulasi penilaian produk hasil pembuatan Continental Boards juga dari siklus I ke siklus II� adalah sebagai berikut.

 

Tabel 5� Hasil penilaian produk Continental Boards siklus I dan siklus II

No

Kelom

pok

Bentuk peta

Pewarnaan peta

Skala peta yang digunakan

Rata-rata

siklus

I

Siklus

II

siklus

I

Siklus

II

siklus

I

Siklus

II

siklus

I

Siklus

II

1

Asia

70

90

70

80

70

90

70,00

86,67

2

Amerika

73

90

78

85

73

90

74,67

88,33

3

Afrika

70

90

75

85

73

90

72,67

88,33

4

Eropa

70

90

75

85

70

90

71,67

88,33

5

Australia

75

90

78

90

75

90

76,00

90,00

 

 

71,6

90

75,2

85

72,2

90

73,00

88,33

Berdasarkan tabel di atas diketahui terjadi peningkatan penilaian produk terhadap hasil pembuatan Continental Boards dalam membuat peta benua sesuai dengan kelompoknya. Rekapitulasi peningkatan dari siklus I dn siklus II, disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 6 Peningkatan penilaian produk

No

Kelompok

Rata-rata

Peningkatan

siklus I

Siklus II

1

Asia

70,00

86,67

16,67

2

Amerika

74,67

88,33

13,67

3

Afrika

72,67

88,33

15,67

4

Eropa

71,67

88,33

16,67

5

Australia

76,00

90,00

14,00

73,00

88,33

15,33

Terdapat peningkatan penilaian produk Continental Boards peserta didik kelas IX G dari siklus I ke siklus II. Kelompok Asia dengan membuat Asia Continental Board (Papan Benua Asia) mengalami peningkatan penilaian produknya yaitu 16,67; penilaian siklus I adalah 70,00 dan penilaian siklus II� yaitu 86,67. Kelompok Amerika dengan produk America Continental Board (Papan Benua Amerika) di siklus I mendapatkan nilai 74,67, sedangkan siklus II mendapatkan nilai 88,33, mengalami peningkatan nilai 13,67 (Indonesia, n.d.). Kelompok Afrika dengan produk Africa Continental Board (Papan Benua Afrika) di siklus I mendapatkan nilai 72,67, sedangkan siklus II mendapatkan nilai 88,33, mengalami peningkatan nilai 15,67.� Kelompok Eropa dengan produk Europa Continental Board (Papan Benua Eropa) di siklus I mendapatkan nilai 71,67, sedangkan siklus II mendapatkan nilai 88,33, mengalami peningkatan nilai 16,67. Kelompok Australia dengan produk Australia Continental Board (Papan Benua Australia) di siklus I mendapatkan nilai 76, sedangkan siklus II mendapatkan nilai 90,00, mengalami peningkatan nilai 14.

Rata-rata penilaian produk dari siklus I, dengan nilai 73� meningkat� menjadi 88,33 di siklus II mengalami peningkatan nilai 15,33,� sebagaimana disajikan dalam tabel� berikut.

Tabel 7 Peningkatan rata-rata penilaian produk

No

Siklus

Dalam %

Peninglatan

1

siklus I

73,00

 

2

siklus II

88,33

15,33

 

Diagram batang peningkatan hasil� penilaian� produk� Continental Boards� (papan benua)� peserta didik dari siklus I ke siklus II adalah sebagai berikut.

Gambar� 5 Diagram batang rata-rata� penilaian produk siklus I dan siklus II

Untuk penilaian pengetahuan hasil postes di akhir siklus juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II (Ulia, 2016).� Hasil rekapitulasi penilaian pengetahuan (postest) pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 8 Rekapitulasi penilaian postes siklus I dan siklus II

No

Nilai

 

 

 

Siklus I

Siklus II

Banyaknya Peserta didik

 

Persentase (%)

 

Banyaknya Peserta didik

 

Persentase (%)

 

1

51 � 60

3

10

0

0

2

61 - 70

11

36,67

4

13,333

3

71 - 80

15

50,00

7

23,33

4

81 - 90

1

3,33

13

43,33

5

91 - 100

0

0,00

6

20,00

 

 

30

100

30

100

Berdasarkan tabel, diagram garis untuk menggambarkan peningkatan hasil penilaian pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut.

Gambar� 5 Diagram garis� hasil postes siklus I ke siklus II

Untuk� nilai rata-rata, nilai tertinggi,� nilai terendah dan banyaknya peserta didik yang tuntas dan tidak tuntas pada siklus I dan siklus II� terdapat pada tabel berikut :

 

 

 

 

 

Tabel 9 Nilai rata-rata, tertinggi dan terendah pada siklus I dan siklus II

No

Siklus

Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Banyaknya peserta didik yang tuntas

Banyaknya peserta didik yang tidak tuntas

Ketuntasan Klasikal

1

Siklus I

72,17

85

60

16

14

53,33

2

Siklus II

85,50

100

70

26

4

86,67

Diagram batang� untuk menggambarkan peningkatan nilai rata-rata� (penilaian pengetahuan)�� pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:�

Gambar� 6� Diagram batang hasil postes� siklus� I dan siklus II

Terdapat peningkatan hasil postes dari siklus I ke siklus II,� nilai rata-rata dari 72,17� menjadi 85,50� dengan nilai tertinggi dari 85 menjadi 100 dan nilai terendah dari 60 menjadi 70. Banyaknya peserta didik yang tuntas pada siklus I, 16 peserta didik dan pada siklus II meningkat menjadi 26 peserta didik. Ketuntasan klasikal� 53,33%� pada siklus I meningkat menjadi� 86,67% pada siklus II;� mengalami peningkatan� 33,33%.��

 

KESIMPULAN

 

Simpulan pada penelitian ini yaitu Pembelajaran berdifferensiasi dengan Continental Boards� adalah Pembelajaran dengan membedakan konten, proses dan produk (Ridhowati, 2020). Terdapat� lima kelompok kecil dengan anggota 6 peserta didik� mendapatkan materi yang berbeda-beda, dengan proses pembelajaran yang berbeda dan produk hasil pembelajaran yang berbeda (Purwanti, 2015). Produk-produk yang berbeda tersebut adalah Kelompok Asia membuat Asia Continental Board (Peta Benua Asia);� Kelompok Amerika� membuat America Continental Board (Peta Benua Amerika); Kelompok Afrika membuat Africa Continental Board (Peta Benua Afrika); Kelompok Eropa membuat Europe Continental Board (Peta Benua Eropa) dan Kelompok Australia membuat Australia Continental Board (Peta Benua Australia). Fase dalam pembelajaran berdifferensiasi adalah 1) pemberian stimulus/rangsangan; 2) bekerja dalam kelompok; 3) tanya jawab/kuis; 4) presentasi� dan 4) memberikan kesimpulan (H. Wibowo, 2017).

Peningkatan rata-rata aktivitas peserta didik dari siklus I, dengan 62,67% peserta didik yang beraktivitas meningkat� menjadi 89,33% di siklus II; hal ini mengalami peningkatan 26,67% (Maghfiroh, 2011). Aktivitas pada fase stimulus/ pemberian rangsangan mengalamai peningkatan 16,67% dari 80% di siklus I menjadi 96,67% di siklus II, Fase 2 bekerja dalam kelompok� di siklus I aktivitasnya di kisaran 73,33% menjadi 96,67% meningkat 23,33%. Fase 3; tanya jawab/kuis mengalamai peningkatan� 10% dari� 73,33% menjadi 83,33%. Fase 4; presentasi� mengalami peningkatan tertinggi yaitu 43,33%� di siklus I� yang aktivitasnya� 53,33%�� menjadi 96,67%; Fase 5 kesimpulan meningkat 40%� dari 33,33% menjadi 73,3%; Peningkatan rata-rata penilaian produk dari siklus I, dengan nilai 73� meningkat� menjadi 88,33 di siklus II mengalami peningkatan nilai 15,33 (Y. Wibowo et al., 2013).� Peningkatan hasil postes dari siklus I ke siklus II,� nilai rata-rata dari 72,17� menjadi 85,50� dengan nilai tertinggi dari 85 menjadi 100 dan nilai terendah dari 60 menjadi 70. Banyaknya peserta didik yang tuntas pada siklus I, 16 peserta didik dan pada siklus II meningkat menjadi 26 peserta didik. Ketuntasan klasikal� 53,33%� pada siklus I meningkat menjadi� 86,67% pada siklus II;� mengalami peningkatan� 33,33%.�

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2021). Pembelajaran literasi: Strategi meningkatkan kemampuan literasi matematika, sains, membaca, dan menulis. Bumi Aksara.

Ardinata, C. P. (2022). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sd Mandala. e-Jurnal Mitra Pendidikan, 6(6), 328�337.

Fadila, A. N. (2022). Penerapan Strategi Joyfull Learning dalam Penanaman Sikap Tanggung Jawab Siswa (Studi Kasus Pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Siman). IAIN Ponorogo.

Indonesia, S. (n.d.). Statistics of Maritime and Coastal Resources 2011. Statistics Indonesia.

Maghfiroh, U. (2011). Penerapan pembelajaran fisika bervisi sets untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis peserta didik kelas X. Jurnal pendidikan fisika Indonesia, 7(1).

Nurahmi, A. P. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pengguatan Metode Snowball Throwing. Journal Civics and Social Studies, 5(2), 198�213.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran sastra berbasis kompetensi. Yogyakarta: BPFe.

Nuryaningsih, W. D. (2021). Penerapan model discovery learning berkolaborasi google classroom dan whatsapp group untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis teks eksplanasi. Jurnal Paedagogy, 8(2), 159�168.

Purwanti, B. (2015). Pengembangan media video pembelajaran matematika dengan model assure. Jurnal kebijakan dan pengembangan pendidikan, 3(1).

Ramadhani, Y. R., Subakti, H., Masri, S., Brata, D. P. N., Salamun, S., Walukow, D. S., Haeruman, L. D., Sianipar, L. K., Sanjaya, L. A., & Fidhyallah, N. F. (2022). Pengantar Strategi Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.

Ridhowati, S. (2020). Potensi Penghambatan Sel Kanker Dan Keamanan Tepung Teripang Gama (Stichopus Variegatus) Sebagai Bahan Pangan Fungsional. IPB (Bogor Agricultural University).

Sarwa, S. S. (2021). Pembelajaran Jarak Jauh: Konsep, Masalah dan Solusi. Penerbit Adab.

Ulia, N. (2016). Peningkatan pemahaman konsep matematika materi bangun datar dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan saintifik di SD. Jurnal Tunas Bangsa, 3(2), 55�68.

Wahyuningsih, E. S. (2020). Model pembelajaran mastery learning upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Deepublish.

Wibowo, H. (2017). Praktik Bekerja Bersama Kelompok Untuk Penguatan Program Pelatihan Dan Pengembangan. Share: Social Work Journal, 7(1), 102�108.

Wibowo, Y., Widowati, A., & Rusmawati, K. (2013). Peningkatan kreatifitas dan kemampuan kognitif siswa melalui outdoor learning activity. Bioedukasi, 6(1).

 

 

 


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License