426
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
ANALISIS POTENSI KEUNTUNGAN PEKERJAAN GROUTING METODE
DOWNSTAGE DAN UPSTAGE PADA PROYEK PEMBANGUNAN
BENDUNGAN JRAGUNG
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
Universitas Muhammadiyah Surakarta
asyarimahardika.17@gmail.com
Abstrak
Dalam pembangunan bendungan urugan kekuatan pondasi sangat penting. Pondasi harus dipastikan
memiliki daya dukung yang kuat, maka dilakukan perbaikan pondasi dengan cara grouting. Terdapat
dua metode saat pekerjaan grouting dilakukan yaitu metode downstage dan metode upstage. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui metode mana yang memberikan keuntungan lebih banyak. Metode
upstage memiliki biaya sebesar Rp2.704.279.000 dan waktu selama 2350 menit, sedangakan metode
downstage memiliki biaya sebesar Rp3.660.159.000 dan waktu selama 2620 menit. Hasil dari analisis
ini diperoleh bahwa metode upstage memiliki keuntungan lebih banyak daripada metode downstage
baik dari segi biaya maupun waktu.
Kata Kunci: di bawah panggung; memasang; memperlakukan dengan kasar
Abstract
In the construction of an embankment dam, the strength of the foundation is very important. The
foundation must be ensured to have a strong bearing capacity, so foundation repairs are carried out by
means of grouting. There are two methods when grouting work is carried out, namely the downstage
method and the upstage method. The purpose of this study is to find out which method provides more
benefits. The upstage method costs Rp. 2,704,279,000 and takes 2,350 minutes, while the downstage
method costs Rp. 3,660,159,000 and takes 2,620 minutes. The results of this analysis show that the
upstage method has more advantages than the downstage method both in terms of cost and time.
Keywords: downstage; grouting; upstage
PENDAHULUAN
Sekarang ini Indonesia sedang banyak pembangunan di berbagai bidang. Salah satu
tujuan dari pembangunan ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar (Umum
& Rakyat, 2005). Maka dari itu pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali
Juana dalam rangka menunjang sarana pra sarana kebutuhan air sekitar membangun
Bendungan Jragung (Krisnayanti et al., 2020). Dengan adanya pembangunan ini bisa
dimanfaatkan sebagai pengendali banjir, penyedia pasokan air bersih, dan kebutuhan air
irigasi (Wilayah, 2004). Seperti yang kita ketahui bahwa air merupakan kebutuhan yang
sangat penting. Selain itu, dengan dibangunnya bendungan ini juga bisa dimanfaatkan dalam
sektor pariwisata (Sarah et al., 2017).
Jurnal Sosial dan Teknologi
Volume 3 , Number 5 , Mei 2023
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
427
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
Analisis Potensi Keuntungan Pekerjaan Grouting Metode Downstage dan Upstage
pada Proyek Pembangunan Bendungan Jragung
2774-5147
Sungai Jragung dengan DAS 94 km2 terletak di antara Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Demak. Sementara itu Proyek Bendungan Jragung terletak di Desa Candirejo,
Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Bendungan Jragung memiliki kapasitas volume
tampungan mencapai 90 juta m3 dengan luas genangan mencapai 503,1 hektare yang
nantinya dimanfaatkan sumber air baku untuk Kota Semarang dan Demak (Yudianto, 2020).
Proyek ini dimulai pada 14 Oktober 2020 dan direncanakan selesai pada 31 Desember 2024
(Wibiasmoro & Utami, 2021).
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal 1 Tahun 2010 dijelaskan mengenai
pengertian bendungan, bahwa bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan
batu, beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan air, dapat pula
dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung
lumpur sehingga terbentuk waduk (Putra et al., 2019).
Pembangunan bendungan sangat erat kaitannya dengan pondasi bendungan, maka
dilakukan perbaikan pondasi dengan cara grouting (Marsudi & Lufira, 2021). Evaluasi
stabilitas bendungan timbunan dan pondasinya selalu menjadi pertimbangan desain utama,
yang harus mempertimbangkan rembesan kondisi tunak dan kondisi penarikan cepat yang
dapat mengakibatkan keruntuhan dengan konsekuensi katastropik (Paransa, 2022). Grouting
adalah suatu proses pemasukan suatu cairan dengan tekanan ke dalam rongga atau pori,
rekahan dan kekar pada batuan, yang dalam waktu tertentu cairan tersebut akan menjadi
padat dan keras secara fisika maupun kimiawi (Adha, 2023).
Berdasarkan Pedoman Grouting untuk Bendungan dari Departemen Pekerjaan Umum
(2005) beberapa fungsi grouting yaitu menurunkan permeabilitas, meningkatkan kuat geser,
mengurangi kompresibilitas, dan mengurangi potensi erosi internal, terutama pada pondasi
alluvial (Amril asy’ari et al., 2021).
METODE PENELITIAN
Dalam penulisan ini data diperoleh dengan cara beberapa metode yang dilakukan yaitu
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap
suatu kegiatan atau pekerjaan yang sedang dilakukan. Wawancara merupakan cara
pengumpulan data dengan percakapan antara narasumber dan pewawancara. Metode ini juga
bisa dijadikan kelanjutan dari metode observasi apabila saat melakukan observasi timbul
pertanyaan (Rahardjo & Gudnanto, 2022). Data tertulis proyek yaitu meliputi gambar kerja
dan hasil pengerjaan di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pekerjaan grouting dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, maka dari itu dalam
analisis ini digunakan beberapa batasan yaitu Menggunakan material Portland Cement (PC),
Material semen yang digunakan rata-rata setiap titik 1000 kg, titik grouting yang digunakan
berjumlah 100 titik, setiap stage kedalamannya 50 meter, dengan dibagi menjadi 10 stage
dengan kedalaman setiap stage 5 meter, dan pengujian dilakukan yaitu single water pressure
test.
Pekerjaan Grouting Downstage
Biaya Pekerjaan Grouting Downstage
428
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
Analisis Potensi Keuntungan Pekerjaan Grouting Metode Downstage dan Upstage
pada Proyek Pembangunan Bendungan Jragung
2774-5147
Pada pekerjaan grouting dengan metode downstage, item yang digunakan yaitu
meliputi pekerjaan pengeboran, water pressure test, dan injek material. Pengeboran ulang
dilakukan pada bagian yang telah dilakukan grouting untuk dapat mencapai atau melanjutkan
ke kedalaman selanjutnya (Ahmadi & Abdurrohman, n.d.). Pekerjaan pengeboran ulang
umumnya memiliki biaya setengah kali dari harga pengeboran awal. Uraian biaya disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1 Analisis Biaya Metode Downstage
Kontrak Satuan
1 Pengeboran :
0 m - 10 m 1000 m 392.930,00 392.930.000,00
10 m - 20 m 1000 m 401.670,00 401.670.000,00
20 m - 30 m 1000 m 430.280,00 430.280.000,00
30 m - 40 m 1000 m 450.200,00 450.200.000,00
40 m - 50 m 1000 m 473.360,00 473.360.000,00
2 WPT 1000 kali 247.580,00 247.580.000,00
3 Grouting 100 ton 3.082.590,00 308.259.000,00
4 Pengeboran ulang
0 m - 10 m 1000 m 196.465,00 196.465.000,00
10 m - 20 m 1000 m 200.835,00 200.835.000,00
20 m - 30 m 1000 m 215.140,00 215.140.000,00
30 m - 40 m 1000 m 225.100,00 225.100.000,00
40 m - 50 m 500 m 236.680,00 118.340.000,00
3.660.159.000,00
Jumlah Harga (Rp)
Total
No
Uraian
Volume
Harga Satuan (Rp)
(Sumber: Analisis sendiri)
Waktu Pekerjaan Grouting downstage
Pada pekerjaan grouting dengan metode downstage, pengerjaan dilakukan dengan
bertahap mulai dari stage paling atas yaitu pertama dilakukan pengeboran dan dilanjutkakan
pengujian water pressure test. Setelah itu dilakukan injek material baru dilanjutkan ke stage
berikutnya. Pola pekerjaan grouting dengan metode downstage secara lengkap dapat dilihat
pada tabel 2 dan analisis waktu pekerjaan bisa dilihat pada tabel 3.
Tabel 2 Pola Pekerjaan Metode Downstage
Stage
1 D W G R L L L L
2 D W G R L L L
3 D W G R L L
4 D W G R L
5 D W G
Pola Pelaksanaan Grouting Downstage
(Sumber: PT. Waskita Karya)
Keterangan:
D = drilling
W = water pressure test
G = grouting
R = redrilling
429
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
Analisis Potensi Keuntungan Pekerjaan Grouting Metode Downstage dan Upstage
pada Proyek Pembangunan Bendungan Jragung
2774-5147
Tabel 3 Analisis Waktu Metode Downstage
Pekerjaan Titik
Waktu (menit) Jumlah
Pengeboran 10 150 1500
WPT 10 15 150
Grouting 10 70 700
Pengeboran ulang 9 30 270
2620
43,67
1,82
Total ( menit )
Total ( jam )
Total ( hari )
(Sumber: Analisis sendiri)
Pekerjaan Grouting Upstage
Biaya Pekerjaan Grouting Upstage
Pada pekerjaan grouting dengan metode downstage, item yang digunakan yaitu
meliputi pekerjaan pengeboran, water pressure test, dan injek material. Namun dalam metode
ini tidak diperlukan pengeboran ulang. Biaya untuk metode upstage disajikan pada tabel 4.
Tabel 4 Analisis Biaya Metode Upstage
Kontrak Satuan
1 Pengeboran :
0 m - 10 m 1000 m 392.930,00 392.930.000,00
10 m - 20 m 1000 m 401.670,00 401.670.000,00
20 m - 30 m 1000 m 430.280,00 430.280.000,00
30 m - 40 m 1000 m 450.200,00 450.200.000,00
40 m - 50 m 1000 m 473.360,00 473.360.000,00
2 WPT 1000 kali 247.580,00 247.580.000,00
3 Grouting 100 ton 3.082.590,00 308.259.000,00
2.704.279.000,00
Total
No
Uraian
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
(Sumber: Analisis sendiri)
Waktu Pekerjaan Grouting Upstage
Pola pengerjaan metode ini lebih sederhana jika dibandingkan dengan metode
downstage. Pengeboran dalam metode ini dilakukan langsung sampai dengan kedalaman
yang direncanakan. Setelah itu dilakukan pengujian water pressure test dan injek material
mulai dari bawah sampai paling atas bertahap pada setiap stage seperti pada table 5.
Tabel 5 Pola Pekerjaan Metode Upstage
Stage
1 D W G
2 D W G
3 D W G
4 D W G
5 D W G
Pola Pelaksanaan Grouting Downstage
(Sumber: PT. Waskita Karya)
430
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
Analisis Potensi Keuntungan Pekerjaan Grouting Metode Downstage dan Upstage
pada Proyek Pembangunan Bendungan Jragung
2774-5147
Keterangan:
D = drilling
W = water pressure test
G = grouting
Berdasarkan tabel di atas, total lama waktu yang didapatkan dengan pekerjaan metode
downstage pada 1 titik uji dengan kedalaman 50 meter adalah 2620 menit atau jika dihitung
waktu jam kerja dalam sehari yaitu 43,67 jam. Jika dijadikan dalam hari maka sama dengan
1,82 hari.
Dari tabel di atas juga didapatkan lama waktu pengerjaan metode upstage adalah 2350
menit atau jika dihitung waktu jam kerja yaitu 39,17 jam. Waktu tersebut jika dikonversi ke
hari yaitu 1,63 hari.
Potensi Laba
Perbedaan mengenai metode downstage dan upstage sudah dibahas di atas dan kita bisa
melihat adanya perbedaan mengenai biaya yang digunakan dan waktu pekerjaan. Bisa kita
bandingkan melalui tabel 7 (Wibiasmoro & Utami, 2021).
Tabel 7 Analisis Perbandingan Metode Downstage dan Upstage
No Metode Biaya (Rp) Waktu (menit)
1 Downstage 3.660.159.000 2620
2 Upstage 2.704.279.000 2350
955.880.000 270
Selisih
(Sumber: Analisis sendiri)
KESIMPULAN
Dari tabel di atas bisa kita lihat bahwa dari kedua metode tersebut perbedaan biaya
yang dikeluarkan yaitu Rp955.880.000 dengan metode upstage memiliki biaya yang lebih
sedikit. Kemudian dari segi waktu pengerjaan metode upstage juga memiliki waktu yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan metode downstage yaitu dengan selisih waktu 270
menit (Widyawati, 2018). Dari perbandingan ini bisa dikatakan bahwa metode upstage
memiliki potensi keuntungan yang lebih besar (Dhani, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Adha, R. G. (2023). Analisis Kuat Tekan Mortar Grouting Dengan Bahan Tambah Superplasticizier
dan Retarder. Universitas Bangka Belitung.
Ahmadi, K., & Abdurrohman, S. (n.d.). Metode Pelaksanaan Pembangunan Bangunan Pelimpah
(Spillway) Pada Bendungan Gondang, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.
Amril asy’ari, M., Hidayatullah, R., Kahar, S. B., & Kristiyono, M. (2021). Pengaruh Grouting
Terhadap Nilai Lugeon Pada Batuan Dasar Pondasi Bendungan Tapin. Jurnal Gradasi Teknik
Sipil, 5(2), 103116.
Dhani, N. (2013). Karakteristik Kolom Pasir Grouting Sebagai Metode Perkuatan Tanah Lempung
Kepasiran. Universitas Hasanuddin.
Krisnayanti, D. S., Hangge, E. E., Sir, T. M. W., Mbauth, E. N., & Damayanti, A. C. (2020).
431
Muhammad Zeriqo Mahardika Asy’ari, Budi Priyanto
Analisis Potensi Keuntungan Pekerjaan Grouting Metode Downstage dan Upstage
pada Proyek Pembangunan Bendungan Jragung
2774-5147
Perencanaan Embung Wae Lerong untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi di Daerah Irigasi
Wae Lerong Ruteng Provinsi NTT. Jurnal Irigasi, 15(1), 1530.
Marsudi, S., & Lufira, R. D. (2021). Morfologi Sungai. CV. AE MEDIA GRAFIKA.
Paransa, K. J. (2022). Analisis Stabilitas Bendungan Way-Apu Terhadap Beban Gempa Menggunakan
Metode Psha Stability Analysis Of The Way-Apu Dam To The Earthquake Load Using Psha
Method.
Putra, R. T., Syamsuir, E., Sari, R., & Masdar, A. (2019). Perencanaan Tubuh Bendungan Taram Kab.
Lima Puluh Kota. Andalas Civil Engineering (ACE) Conference 2019.
Rahardjo, S., & Gudnanto, S. P. (2022). Pemahaman Individu teknik nontes. Prenada Media.
Sarah, D., Imron, A., Hardiyati, S., & Sadono, K. W. (2017). Analisa Geoteknik Bendungan
Gongseng Terhadap Keamanan Rembesan, Stabilitas Lereng, Dan Beban Gempa. Jurnal Karya
Teknik Sipil, 6(2), 8390.
Umum, D. P., & Rakyat, P. (2005). Pedoman Grouting Untuk Bendungan. Jakarta: Jakarta:
Direktorat Sungai Danau Dan Waduk.
Wibiasmoro, H., & Utami, R. (2021). Analisis Kinerja Perusahaan Sektor Konstruksi Dan Properti
Pada Masa Pandemi Covid-19.
Widyawati, A. K. (2018). Pusat Pertunjukan Seni Tari Bali Di Kabupaten Badung. Unika
Soegijapranata Semarang.
Wilayah, D. P. D. P. (2004). Analisis stabilitas bendungan tipe urugan akibat beban gempa. Jakarta:
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.
Yudianto, A. (2020). Analisis Kelayakan Ekonomi Penanganan Banjir Sungai Bringin Kota
Semarang.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License