2774-5147 
basis merupakan  proses  pencatatan  transaksi  akuntansi  dimana  transaksi  dicatat  pada  saat 
terjadinya transaksi, walaupun kas belum diterima atau dikeluarkan. Pada metode pencatatan 
ini  pendapatan  dicatat  saat  terjadi  penjualan  meskipun  kas  belum  diterima,  begitu  pula 
dengan  biaya  akan  dicatat  saat  biaya  tersebut  dipakai  atau  digunakan  meski  belum 
mengeluarkan kas. 
Cash  basis   merupakan  basis  akuntansi  yang  paling  sederhana.  Menurut  basis  ini 
transaksi  diakui/dicatat  apabila  menimbulkan  perubahan  atau  berakibat  pada  kas,  yaitu 
menaikkan atau menurunkan  kas.  Apabila  suatu  transaksi  ekonomi  tidak  berpengaruh  
pada  kas,  maka transaksi  tersebut  tidak  akan  dicatat.  Padahal,  suatu  transaksi  ekonomi  
tidak  selalu berpengaruh pada kas saja, dan dapat saja suatu transaksi tidak berpengaruh pada 
kas  sama  sekali.(Wibowo  et  al.,  2018)  Dengan  katalain  Cash  basis merupakan  proses 
pencatatan  transaksi  akuntansi  dimana  transaksi  dicatat  pada  saat  terjadi  penerimaan  atau 
pengeluaran kas.  Pada cash basis, pendapatan  baru diakui ketika kas/uang sudah diterima, 
meskipun barang atau jasa sudah diberikan kepada konsumen. Sedangkan biaya baru diakui 
ketika kas/uang sudah dikeluarkan pada saat membayar barang tersebut. 
Dari  kedua  model  pencatatan  diatas  masing-masing  memiliki  kelebihan  dan 
kekurangan,(Rahayu, 2015). Pada metode cash basis kelebihannya karena pendapatan diakui 
pada saat diterimanya kas sehingga mencerminkan posisi yang sebenarnya, laporan keuangan 
yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut terjadi, 
dan perusahaan tidak perlu membuat  pencadangan untuk kas  yang belum tertagih. Namun 
kekurangan metode cash  basis tidak  mencerminkan  laporan  keuangan  yang  sesungguhnya, 
dapat  menurunkan  perhitungan  pendapatan  bank,  karena  adanya  pengakuan  pendapatan 
sampai kas/uang diterima, manajemen kesulitan untuk menentukan kebijakan, karena selalu 
berpatokan  pada  kas.    Sedangkan  kelebihan accrual  basis,  informasi  yang  didapat  lebih 
akurat, jelas dan bisa dipercaya, menunjukkan  gambaran pendapatan, walaupun kas  belum 
diterima, lebih mudah digunakan untuk pengukuran Aset, Kewajiban dan Ekuitas akan tetapi 
kekurangan accrual  basis  itu  diantaranya  resiko  pendapatan  tak  tertagih,  perusahaan  tidak 
bisa  menentukan  waktu  kapan  pendapatan  bisa  diterima  dan  juga  bisa  mengakibatkan 
penurunan ekuitas akibat dari penyusutan dan amortisasi. 
Perbandingan  manfaat  lainnya  metode  accrual  basis dan  cash  basis  (Ferryono  & 
Sutaryo, 2017) antara lain; 1. Pemahaman metode cash basis lebih sederhana, tapi tidak lazim 
bagi  kebanyakan  orang,  sedangkan  accrual  basis lebih  kompleks  tapi  lebih  lazim  bagi 
kebanyakan  orang.  2.  Cash  basis  relatif  mudah  untuk  dimanipulasi  sedangkan  accrual 
basis tingkat manipulasinya tergantung pada standar akuntansi dan standar audit. 3. Informasi 
yang  didapat  untuk  cash  basis  hanya  terkait  dengan  kas,  sedangkan  accrual 
basis menyediakan  informasi  tentang  kas  dan  komitmennya.  4.  Pengelolaan  asset  non  kas 
tidak  didapat  pada  metode  cash  basis  akan  tetapi  pada  accrual  basis  juga  menyajikan 
informasi mengenai asset. 
Pengadopsian   sistem   akuntansi   akrual   ke   sektor   publik   masih mengundang 
banyak  perdebatan  karena  adanya  perbedaan  karakteristik  lingkungan  
sektor  publik  dan  sektor  swasta. Accrual basis  untuk sektor publik diperkenalkan karena 
informasi yang dihasilkan dari akuntansi berbasis kas dianggap tidak cukup memadai, baik 
untuk  transparansi  dan  akuntabilitas,  maupun  untuk  pengambilan  keputusan.  Menurut  
Kementerian    Keuangan    penerapan  accrual  basis   bermanfaat  karena  memiliki  mampu 
menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik untuk tujuan pengambilan keputusan karena 
memenuhi  azas  ”semakin  baik  informasi,  maka  semakin  baik  keputusan”,  pengalokasian