2774-5147
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diatas adalah mempratikan secara langsung prosedur sampling
fitoplankton di waduk Ir. H.Djuanda Jatiluhur, Purwakarta serta memperoleh data pengamatan
mengenai Indeks Ekologi. Dari data kelimpahan, stasiun Area KJA dengan kedalaman 0 dan 6
meter terdapat kelimpahan paling banyak diantara stasiun lainya yaitu pada 0 meter 122381
sel/L, dan pada 6 meter 116429 sel/L, sedangkan kelimpahan terendah pada masing masing
stasiun terdapat pada stasiun Genangan Utama pada kedalaman 0 meter 71429 sel/L dan 6 meter
73810 sel/L. Kelimpahan masing-masing kelas yang tertinggi terdapat pada kelas Cyanophiceae
dengan jumlah kelimpahan 214762 sel/L, dan pada kelas Bacillarophyceae terdapat kelimpahan
terendang dengan jumlah 23929 sel/L.
Nilai indeks keanekaragaman (H’) menunjukkan keanekaragaman dan kestabilan
fitoplankton berada pada kategori sedang. Selanjutnya, nilai indeks keseragaman (E)
menunjukkan bahwa jumlah individu tiap jenis fitoplankton adalah sama/merata. Kemudian,
nilai indeks dominansi (C) menunjukkan bahwa tidak ada jenis fitoplankton yang mendominasi
selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, M. S., Maria, I., Madyowati, M. K., & Oetami, I. S. (2017). Biodiversitas Plankton Pada
Budidaya Polikultur di Desa Sawohan Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
Arinardi, O. H., Sutomo, A. B., Yusuf, S. A., Trimaningsih, E. A., & Riyono, S. H. (1997). Kisaran
kelimpahan dan komposisi plankton predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. Jakarta:
P3O-LIPI.
Fachrul, M. F., Rinanti, A., Hendrawan, D., & Satriawan, A. (2016). Kajian Kualitas Air dan
Keanekaragaman Jenis Fitoplankton di Perairan Waduk Pluit Jakarta Barat. Jurnal Penelitian Dan
Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti, 1(2).
Harun, U. (2020). Buku: Politik Kebijakan Poros Maritim.
Indriyani, S. R. I. (2020). Analisa Faktor Oseanografi Dalam Mendukung Budidaya Rumput Laut K.
Alvarezii Di Perairan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Universitas Bosowa.
Magnussen, S., & Boyle, T. J. B. (1995). Estimating sample size for inference about the Shannon-Weaver
and the Simpson indices of species diversity. Forest Ecology and Management, 78(1–3), 71–84.
Michael, P. (1994). Metode ekologi untuk penyelidikan lapangan dan laboratorium (Alih bahasa oleh
Yanti R. Koestoer dan Suhati S). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Nagasawa, S., & Warren, A. (1996). Redescription of Vorticella oceanica Zacharias, 1906 (Ciliophora:
Peritrichia) with notes on its host, the marine planktonic diatom Chaetoceros coarctatum Lauder,
1864. Hydrobiologia, 337, 27–36.
Nontji, A. (2008). Plankton laut. Yayasan Obor Indonesia.
Nybakken, J. W., & Eidman, H. M. (1998). Biologi laut: satu pendekatan ekologis. Gramedia.
Prasetya, E. E. (2016). SEJARAH BALAI RISET PEMULIHAN SUMBER DAYA IKAN (BRPSDI).
http://bp2ksi.litbang.kkp.go.id/
Purwakarta.go.id. (2018). Sejarah Bendungan Jatiluhur. https://purwakartakab.go.id/
Rahardjanto, A. (2020). Kesehatan Sungai Pengaruhnya terhadap Struktur dan Fungsi
Makroinvertebrata pada Daerah Hulu. Bildung.
Rizqina, C., Sulardiono, B., & Djunaedi, A. (2018). Hubungan antara kandungan nitrat dan fosfat dengan
kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Management of Aquatic
Resources Journal (MAQUARES), 6(1), 43–50.
Rosdianto, H., & Murdani, E. (2017). The implementation of POE (Predict Observe Explain) model to