474
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
PENERAPAN TEKNIK OPERANT CONDITIONING TERHADAP
PERMASALAHAN KESULITAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA
PESERTA DIDIK
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Indonesia
Email : fatmaharahap80@gmail.com, aisyahapmar@gmail.com, yunismc5@gmail.com,
jeniarelapkp@gmail.com
Abstrak
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan teknik operant
conditioning terhadap permasalahan kesulitan dalam mata pelajaran matematika pada peserta didik kelas
10 jurusan HTPH di SMK Negeri 1 Mendo Barat Kabupaten Bangka. Metode pengabdian masyarakat
yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil pengabdian masyarakat
menunjukkan bahwa penerapan teknik operant conditioning memberikan dampak positif pada
permasalahan kesulitan dalam mata pelajaran matematika pada peserta didik. Hal ini terlihat dari adanya
perubahan perilaku peserta didik dalam memahami mata pelajaran matematika yaitu lebih fokus dalam
mendengarkan penjelasan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran dan lebih menyukai mata
pelajaran matematika sehingga nilai yang diperoleh lebih baik dari sebelumnya. Teknik operant
conditioning yang dilakukan melalui pembentukan pola perilaku baru berhasil meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika. Selain itu, interaksi antara konselor dengan peserta
didik juga berpengaruh dalam proses konseling. Peserta didik merasa lebih percaya diri dan lebih terbuka
dalam nenjelaskan permasalahan yang sedang dialami sehingga konselor dapat mengidentifikasi masalah
tersebut dengan jelas dan dapat memberikan solusi yang tepat untuk permasalahan yang dialami peserta
didik tersebut. Selain itu, dukungan dari keluarga, terutama orangtua juga menjadi faktor penting dalam
membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahan kesulitan mata pelajaran matematika. Dalam
kesimpulannya, penerapan teknik operant conditioning dapat menjadi hal yang alternatif dalam
memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan kesulitan mata pelajaran matematika peserta didik.
Proses konseling yang dilakukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dengan diikuti oleh
dukungan dari orang tua dan juga pihak sekolah untuk mencapai hasil yang maksimal.
Kata kunci: Operant conditioning; matematika; perilaku baru
Abstract
This community service aims to identify the application of operant conditioning techniques to difficulty
problems in mathematics subjects in grade 10 students majoring in HTPH at SMK Negeri 1 Mendo Barat,
Bangka Regency. The community service method used is qualitative with a case study approach. The
results of community service show that the application of operant conditioning techniques has a positive
impact on the problem of difficulty in mathematics subjects in students. This can be seen from the change
in student behavior in understanding mathematics subjects, namely focusing more on listening to the
teacher's explanation who is explaining the learning material and prefers mathematics subjects so that
the scores obtained are better than before. Operating conditioning techniques carried out through the
formation of new behavior patterns have succeeded in increasing student motivation in mathematics
subjects. In addition, the interaction between counselors and students also affects the counseling process.
Students feel more confident and more open in explaining the problems that are being experienced so that
counselors can identify these problems clearly and can provide appropriate solutions to the problems
experienced by these students. In addition, support from family, especially parents is also an important
factor in helping students in overcoming the difficulty of mathematics subjects. In conclusion, the
application of operant conditioning techniques can be an alternative in providing solutions to overcome
the difficulties of students' mathematics subjects. The counseling process carried out needs to be adjusted
to the needs of students followed by support from parents and also the school to achieve maximum results.
Keywords: Operant conditioning; math; new behavior
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 3, Number 6, Juni 2023
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
475
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
Penerapan Teknik Operant Conditioning Terhadap Permasalahan
Kesulitan Mata Pelajaran Matematika Pada Peserta Didik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
PENDAHULUAN
Modifikasi perilaku merupakan cara mengubah perilaku dengan menerapkan prinsip-prinsip
belajar. Sebelum memahami konsep dari modifikasi perilaku, perlu diuraikan tentang definisi dari
perilaku. Istilah perilaku disinonimkan dengan kata aktivitas, aksi, kinerja, respon, atau reaksi (Asri &
Suharni, 2021). Dengan kata lain, perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Perilaku
merupakan respon terhadap stimulus dari lingkungan yang mengenai individu (Prambudi & Hoiriyah,
2019). Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya. Berbagai stimulus yang muncul dari lingkungan sekitar menyebabkan individu bereaksi
terhadap stimulus tersebut. Dalam pandangan psikologi, perilaku merupakan tindakan yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Secara umum, perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat
diamati, digambarkan, dicatat, diukur oleh orang lain atau pelakunya sendiri (Andi Widodo, 2018).
Menurut pandangan behavioral, perilaku baik atau perilaku buruk merupakan hasil dari belajar.
Perilaku maladaptif merupakan hasil belajar yang keliru yang didapat melalui hasil belajar, dan dapat
diubah pula melalui proses belajar. Dalam konteks Ilmu Psikologi, perilaku bertujuan sebagai perantara
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kaum behaviorisme berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari,
dan dapat pula dihilangkan (Asfar et al., 2019). Oleh karena itu, melalui teknik dalam modifikasi
perilaku dapatmemunculkan perilaku baru yang diharapkan, dan atau menghilangkan perilaku yang
tidak diinginkan/diharapkan.
Konseling behavioral dengan teknik conditioning dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap
permasalahan kesulitan belajar seseorang (Harahap et al., 2023). Teknik conditioning merupakan teknik
yang dilakukan dengan merekondisi atau memberikan pengaruh terhadap kondisi yang menghasilkan
suatu tindakan atau perilaku (Widyaswari et al., 2014). Adapun berikut adalah beberapa pengaruh dari
konseling behavior dengan teknik conditioning pada permasalahan kesulitan belajar:
1. Membantu memperbaiki motivasi belajar
Teknik conditioning dapat digunakan untuk meningkakan motivasi belajar yang rendah.
Konseling behavior dapat membantu siswa memahami pentingnya belajar dan mengaitkannya
dengan keuntungan jangka panjang seperti memperoleh pekerjaan yang lebih bak atu meningkatkan
kualitas hidup.
2. Menerapkan pembiasaan belajar
Tenik conditioning dapat membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. Hal
ini dilakukan dengan memberikan penguatan atau reward terhadap perilaku belajar yang baik seperti
rajin mengikuti pelajaran atau menyelesaikan tugas pada waktu.
3. Mengatasi kecemasan dan stres belajar
Konseling behavior dapat membantu siswa mengatasi kecemasan dan stres belajar. Teknik
conditioning dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan dan stres melalui relaksasi dan
visualisai positif.
4. Mengatasi permasalahan emosional dan sosial
Konseling behavior dapat membantu siswa mengatasi permasalahan emosional dan sosial
yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar. Teknik conditioning dapat digunakan sebagai terapi
perilaku untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku negatif dan menyatakn perilaku positif
yang lebih baik.
Dengan demikian konseling behavor dnegan teknik conditioning dapat membantu
memperbaiki kesulitan belajar siswa melalui pemgembangan kebiasaan belajar yang baik,
meningkatkan motivasi, mengatasi kecemasan dan stres serta mengatasi permasalahan emosional
dan sosial.
Maksud diadakan kegiatan ini adalah sebagai bentuk mengembangkan kemampuan yang
selama ini dipelajari sehingga bisa menerapkannya dalam pengabdian masyarakat dan bisa
bermanfaat bagi anak-anak yang ada di SMK Negeri 1 Mendo Barat Untuk mengetahui pengaruh
konseling behavioral dengan teknik conditioning.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMK N 1 Mendo Barat Jl. Pahlawan 12 Banjar 33173, Petaling, Kec.
476
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
Penerapan Teknik Operant Conditioning Terhadap Permasalahan
Kesulitan Mata Pelajaran Matematika Pada Peserta Didik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Mendo Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Sasaran yang dituju pada penelitian kali ini ialah siswa kelas
X dengan tujuan agar dapat memudakan dalam memahami pelajaran sehigga mampu menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan
dengan beberapa tahapan, yakni:
a. Survei lapangan
b. Meminta izin untuk melakukan penelitian.
c. Bertanya kepada guru BK latar belakang siswa yang berada di SMK N 1 Mendo Barat.
d. Melihat kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang di sana.
e. Melaksanakan penelitian terhadap anak yang memiliki permasalahan.
Kegiatan penelitian diSMK N 1 Mendo Barat, JL. Jl. Pahlawan 12 Banjar 33173, Petaling, Kec.
Mendo Barat, Kepulauan Bangka Belitung 33173. Dilaksanakan pada bulan Maret bertempatan disalah
satu SMK N 1 Mendo Barat tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi meminta izin kepada pihak
kepala sekolah untuk melakukan kegiatan penelitian, melakukan wawancara langsung kepada guru BK,
melakukan kegiatan yakni berupa, pemberian materi mengenai solusi dalam mengatasi kesulitan mata
pelajaran matematika.
Output yang didapat dari kegiatan penelitian masyarakat ini diantaranya adalah:
a. Anak-anak diberikan pemahaman mengenai belajar yang berupa pengertian, manfaat, contoh,
penghambat dan solusi yang baik.
b. Dari hasil pemberian materi, siswa memahami isi yang disampaikan dan di akhir sesi melakukan
diskusi bersama yang dibentuk kelompok, ada beberapa pertanyaan yang diberikan yakni:
1. Menanyakan nama
2. Menanyakan umur
3. Menanyakan asal
4. Menanyakan latar belakang orang tua
5. Menanyakan permasalahan yang dialami
6. Menanyakan kegiatan sehari-hari di rumah
c. Untuk mengevaluasi tingkat pemahaman anak-anak terhadap isi materi yang di sampaikan maka
diberikan beberapa pertanyaan terkait isi materi. Sedangkan outcome yang didapatkan diantaranya
adalah dengan adanya program penelitian yang berupa penerapan teknik operant conditioning
terhadap permasalahan kesulitan mata pelajaran matematika pada peserta didik kelas x di SMK
Negeri 1 Mendo Barat Kabupaten Bangka
d. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang pengertian kesulitan mata pelajaran
matematika, manfaat belajar matematika, contoh belajar, penghambat belajar dan solusi yang tepat
terhadap belajar matematika melalui modivikasi perilaku.
e. Diharapkan kegiatan-kegiatan serupa dapat berdampak pada penigkatan pemahaman siswa dalam
belajar matematika khususnya di SMK N 1 Mendo Barat sebagai generasi muda agar menjaga tiap
kemandiriannya, supaya berdampak pada masa depannya.
f. IAIN SAS BABEL, khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam program studi Bimbingan
dan Konseling Islam, semakin dikenal sebagai instusi yang mempunyai kepedulian terhadap
permasalahan anak khususnya pada generasi muda.
Kegiatan penelitian Di SMK N 1 Mendo Barat Jl. Pahlawan 12 Banjar 33173, Petaling, Kec.
Mendo Barat, Kepulauan Bangka Belitung 33173. Kepala sekolah dan guru BK membantu
mempersiapkan tempat dan SISWA yang ikut serta dalam kegiatan. Peserta dalam kegiatan penelitian
merupaka siswa. Tempat yang dipakai untuk kegiatan tersebut adalah ruangan perpustakaan.
Sebelum melakukan kegiatan pemateri menanyakan kepada peserta apakah sudah makan atau
belum, kemudian memperkenalkan diri terlebih dahulu kemudian mencoba menggali mengenai
pentingnya belajar matematika. Pemateri mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pengertian belajar
dan contoh dari belajar, setelah menggali pengetahuan dasar pemateri mulai memaparkan materi,
selama kegiatan penyuluhan berlangsung tampak tenang dan siswa mendengar dan memperhatikan
materi yang disampikan dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
477
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
Penerapan Teknik Operant Conditioning Terhadap Permasalahan
Kesulitan Mata Pelajaran Matematika Pada Peserta Didik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Pengertian Teori Operant Conditioning
Teori operant conditioning adalah suatu teori belajar yang mempelajari sebab-sebab dari perilaku
yang menghasilkan suatu perubahan dari seberapa sering perilaku itu akan diulang (Suud, 2021).
Skinner meniru dan mengembangkan filsafat ilmiah di mana sains atau ilmu pengetahuan adalah
permasalahan mencari sebab-sebab yang memungkinkan terjadinya suatu prediksi atau kontrol dari
konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut.
Skinner berpendapat bahwa tingkah laku manusia sepenuhnya dipengaruhi oleh stimulus, artinya
tingkah laku atau respons tertentu ada sebagai akibat atau sebab dari adanya suatu stimulus tertentu baik
itu secara langsung atau secara sadar maupun tidak langsung atau tanpa disadari.
Pada intinya teori ini memandang bahwa setiap manusia bergerak karena adanya stimulus dari
lingkungannya, dan setiap manusia pasti akan bersinggungan dengan lingkungannya karena manusia
adalah makhluk sosial. Stimulus yang berulang-ulang itulah yang menyebabkan manusia melakukan
tindakan-tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.
Menurut Skinner yang dikutip Bimo Walgito bahwa cara membentuk perilaku psikologi sesuai
dengan yang diharapkan adalah dengan: (a). kondisioning/kebiasaan, yaitu cara membentuk perilaku
dengan membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, dan akhirnya akan terbentuklah
perilaku tersebut; (b). pengertian/insight, yaitu cara membentuk perilaku dengan pengertian; (c).
menggunakan model/tauladan, yaitu cara membentuk perilaku dengan menggunakan model atau
tauladan (Diwyarthi et al., 2021),
Konditioing/Kebiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan, di mana dengan pembiasaan itulah akhirnya akan terbentuk
aktifitas yang menjadi milik anak itu di kemudian hari. Jika baik pembiasaan yang dilakukan, maka
akan baik juga aktifitas dan kepribadian kesehariannya, atau sebaliknya apabila buruk pembiasaan yang
dilakukan, maka akan buruk juga aktifitas dan kepribadiannya.
Selain Skinner, para ahli yang berpendapat bahwa teori konditioning atau kebiasaan sangat
efektif untuk membentuk perilaku seseorang, termasuk perilaku senang membaca al- 
Pavlov dan Thorndike. Al-
bacaan, juga sebagai hudan atau petunjuk, maupun sebagai al-Furqan atau pemerjelas. Artinya bahwa
al-
mungkin membacanya, juga sebagai hudan (petunjuk), maka kita umat Islam harus secara rutin atau
istiqomah membaca petunjuk itu (al-       -Furqan
(pemerjelas), maka al- (Febriana & Qurniati, 2021).
Secara logika apabila kita membaca sesuatu berkali-kali, maka semakin jelaslah kita mengetahui
maksud atau isi dari bacaan itu. Oleh karena itu, teori pembiasaan ini merupakan salah satu cara yang
sangat efektif khususnya dalam pembelajaran membaca dan hafalan al-
Nana Sudjana mengatakan bahwa fungsi penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar
bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi tersendiri dalam rangka mewujudkan
situasi belajar yang efektif, merupakan satu kesatuan (integral) dari keseluruhan situasi mengajar. Di
samping itu, alat peraga juga digunakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu
siswa dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru (Syafril & Zen, 2019).
Teori yang dikemukakan Skinner ini didasarkan pada eksperimen yang dilakukan Kohler bahwa
dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight. Contoh implementasi teori ini dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu kalau masuk sekolah jangan terlambat karena bisa mengganggu teman
sekelasnya, kalau berkendara dengan sepeda motor harus pakai helm untuk keselamatan kita sendiri
(Marfiyanto et al., 2019).
Jika teori Skinner dan Ivan Pavlov dengan pemberian penguatan atau penghargaan atau
478
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
Penerapan Teknik Operant Conditioning Terhadap Permasalahan
Kesulitan Mata Pelajaran Matematika Pada Peserta Didik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
reinforcement ini dikaitkan dengan teori pendidikan dalam Islam (Al
bahwa kedua teori tersebut saling berhubungan dan adanya kesesuaian. Artinya bahwa jauh sebelum
teori reinforcement dari Skinner ini muncul, Islam telah terlebih dahulu menawarkan teori yang senada.
Dalam Islam penguatan (rein
bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini akan mendapatkan
ganjaran Allah SWT baik di dunia maupun di akherat kelak. Jika teori Skinner dan Ivan Pavlov dengan
pemberian penguatan atau penghargaan atau reinforcement ini dikaitkan dengan teori pendidikan dalam

kesesuaian. Artinya bahwa jauh sebelum teori reinforcement dari Skinner ini muncul, Islam telah
terlebih dahulu menawarkan teori yang senada.

bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini akan mendapatkan
ganjaran Allah SWT baik di dunia maupun di akherat kelak. Artinya: Karena itu Allah memberikan
kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebaikan. Pahala dunia dapat berupa kemenangan-kemenangan, memperoleh harta rampasan,
pujian-pujian dan lain-lain. (QS, 3 : 148).













Artinya : Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.Dan
Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Dengan demikian, maka siswa dalam sistem pendidikan Islam harus diberi motivasi sedemikian
rupa dengan ganjaran atau penguatan itu tidak boleh berlebihan, sebab pemberian penguatan yang
berlebihan akan berakibat sampingan yang negatif, sebagaimana hadist Nabi bahwa:

ganjaran itu berlebihlebihan, itu tidak dikehendaki karena beraki     
Bukhari).
Teori tentang pemberian penguatan atau reinforcement atau penghargaan ini dapat berlaku pada
keseluruhan bentuk pendidikan, semua jenjang dan usia si terdidik. Dalam pandangan Islam teori
pembelajaran conditioning khususnya pada reinforcement bukan hal yang baru sebab dalam al-
surat al-Faatihah: Bila seorang muslim mengulangulangi ucapan dalam setiap rakaat sholatnya sehari-
hari, semata-mata hal itu, dilakukan untuk memperoleh hidayah dari pada-Nya, dalam segenap aspek
kehidupannya, juga dalam proses belajar mengajar (al-Djamali, 1993).






























Dalam surat al-Mulk ayat 3 dan 4: Artinya: yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang. Kemudian pandanglah
sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah.
Dengan kata lain, teori belajar conditioning sudah ada dalam Al-
dan dari konsep inilah kemudian melahirkan rumusan teori pembelajaran pembiasaan dan pengulangan
serta penguatan. Ibnu Sina misalnya, sudah menggunakan talqin suatu metode yang cara kerjanya
berulang-ulang sampai mereka hafal. Di samping itu juga, Ibnu Sina menggunakan metode pembiasaan,
agar proses pembelajaran bisa tercapai secara efektif, khususnya dalam mengajarkan akhlak.
Inilah yang diistilahkan Skinner sebagai teori penguatan. Selanjutnya konsep pembelajaran Ibn
         
479
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
Penerapan Teknik Operant Conditioning Terhadap Permasalahan
Kesulitan Mata Pelajaran Matematika Pada Peserta Didik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
kreativitas para siswa, dengan cara pengulangan secara terus menerus (Basyar, 2020). Menurut Ibn
Ja
orang yang memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, melainkan juga anak didik. Ulasan di atas,
tentang konsep pembelajaran conditioning memberikan pemahaman bahwa sudah ada di dalam ajaran
Islam, bahkan para ulama merumuskan teori belajar conditioning tidak memisahkan guru dan anak didik
(Bahri, 2017)
Dengan ungkapan lain, bahwa proses pembelajaran tidak gantungkan sepenuhnya kepada
pendidik, tetapi juga anak didik. Namun demikian, Islam merangkul teori tersebut sambil menghargai
dan sekaligus mengoreksi, memperbaiki, dan menyempurnakannya. Melalui proses penyempurnaan ini,
Islam mengakui adanya nilai yang absolut dan universal yang harus ditanamkan oleh guru kepada
peserta didik secara indoktrinatif, dan mengakui pula ada nilai-nilai lokal yang relatif dapat dipilih
dalam rangka menjabarkan nilai-nilai yang bersifat universal (Setiawan, 2017)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, setelah ditetapkannya teknik operant conditioning siswa
mengalami perubahan meskipun tidak terlalu banyak. Setidaknya siswa lebih rajin dalam
pembelajaran dan mulai memahami pelajaran terutama matematika, sesuai dengan
permasalahan yang dialami oleh masing-masing individu mengalami perkembangan dengan
baik setelah diterapkannya teknik operant conditioning ini. Selain daripada penerapan teknik
ini, tentunya tidak luput dari usaha guru mata pelajaran matematika untuk terus mengajari
dengan baik, dan mencoba membuat pelajaran matematika menjadi menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Djamali, F. (1993). Menerebas Krisis Pendidikan Islam, Terj. M. Arifin,(Jakarta: Golden Trayon
Press, 1993).
Andi Widodo, A. P. (2018). Anak Dengan Hambatan Perilaku Emosi Dan Sosial. Nizamia Learning
Center.
Asfar, A., Asfar, A., & Halamury, M. F. (2019). Teori Behaviorisme. Makasar: Program Doktoral Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Makassar.
Asri, D. N., & Suharni, S. (2021). Modifikasi Perilaku: Teori Dan Penerapannya. Unipma Press.
Bahri, S. (2017). Paradigma Pembelajaran Conditioning Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Tadris:
Jurnal Pendidikan Islam, 12(2), 196213.
Basyar, S. (2020). Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Riayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 5(01),
96102.
Diwyarthi, N. D. M. S., Putri, D., Listriani, D. A., Ismainar, H., Hasbi, I., Darmawan, I. P. A., Irwanto,
I., Asriandi, A., Nurhayati, I., & Arifianto, C. F. (2021). Psikologi Sosial.
Febriana, L., & Qurniati, A. (2021). Pendidikan Agama Islam Berbasis Religiusitas. El-
Of Islamic Education), 1(1).
Harahap, F. S. D., Naina, N., & Latifah, A. (2023). Pengaruh Konseling Behavioral Dengan Teknik
Conditioning Terhadap Permasalahan Kesulitan Belajar Peserta Didik Kelas X Jurusan. Journal
Of Comprehensive Science (Jcs), 2(6), 16201632.

Pengembangan Kurikulum Pendidkan Agama Islam Melalui Pendampingan Guru Al-Qur
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 180188.
Prambudi, S., & Hoiriyah, N. (2019). Penerapan Teori Operant Conditioning Bf Skinner Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Sekolah. Studi Islam, 3, 2252.
Setiawan, M. A. (2017). Belajar Dan Pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia.
480
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Aisyah, Yuni Wandira, Jeni Arellah
Penerapan Teknik Operant Conditioning Terhadap Permasalahan
Kesulitan Mata Pelajaran Matematika Pada Peserta Didik
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Suud, F. M. (2021). Psikologi Pendidikan Berwawasan Al-
288.
Syafril, M. P., & Zen, Z. (2019). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Prenada Media.
Widyaswari, P. L., Sulastri, M., & Sedanayasa, G. (2014). Penerapan Konseling Behavioral Dengan
Teknik Operant Conditioning Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas Xi Ipb Di Sma
Bhaktiyasa Singaraja Tahun Pelajarn 2013/2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha,
2(1).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License