2774-5147
Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa,
siswa dengan sumber belajar dan siswa dengan guru. Proses pembelajaran yang melibatkan
lingkungan akan mampu menciptakan proses pembelajaran yang bermakna. Proses belajar yang
bermakna ini bersifat individual dan kontesktual (Keengwe & Onchwari, 2011). Artinya bahwa
proses pembelajaran terjadi didalam diri sendiri yang disesuaikan dengan lingkungan.
Ausubel menyatakan bahwa guru harus menggunakan bahan ajar yang bermakna.
Pembelajaran bermakna dapat diartikan sebagai sebuah proses mengaitkan konsep yang relevan
dengan informasi yang baru didapat dalam aktivitas struktur kognitif (Ausubel & Fitzgerald, 1961).
Struktur kognitif terdiri dari fakta, konsep dan generalisasi yang telah diingat maupun dipelajari oleh
siswa. Pembelajaran bermakna juga dapat diartikan sebagai penghubungan struktur pengertian yang
sudah ada dengan informasi yang baru diterima dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna
akan terjadi apabila siswa mampu menghubungkan pengetahuan lama dengan informasi yang baru
didapat. Sehingga diperlukan sumber belajar yang sesuai dengan kemampuan siswa dan struktur
kognitifnya.
Terjadinya proses penghubungan aspek, konsep, informasi maupun situasi pada struktur
kognitif siswa merupakan bentuk telah terjadinya kebermaknaan siswa dalam belajar (Vallori,
2014). Proses pembelajaran tidak hanya saja bersifat mengingat maupun menghafal semata, namun
proses pembelajaran merupakan bagian dari penghubungan fakta dan konsep secara utuh.
Pembelajaran harus dihubungkan dengan konsep yang telah dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran tersebut dengan mudah dipahami oleh siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila
guru kelas rendah ingin menciptakan pembelajaran bermakna mak guru harus mampu
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan yang baru diterima oleh
siswa.
KESIMPULAN
Fokus utama dalam proses pembelajaran dikelas rendah yaitu dengan melaksanakan proses
pembelajaran kongkret. Pembelajaran kongkret yaitu pembelajaran yang dilakukan secara sistematis
dan logis untuk memberikan informasi kepada siswa melalui kejadian dan fakta yang berada di
lingkungan siswa. Pembelajaran kongkret ini lah pembelajaran yang sangat cocok diterapkan pada
proses pembelajaran dikelas rendah. Proses pembelajaran ini harus dilaksanakan oleh guru sehingga
bahan ajar, model pembelajaran dan model penilaian yang sesuai dengan perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arga, H. S. P., Rahayu, G. D. S., & Mugara, R. (2019). Program pendampingan dalam penyusunan
bahan ajar berbasis ecoliteracy bagi guru-guru sekolah dasar di wilayah Kabupaten Bandung
Barat. Abdimas Siliwangi, 2(2), 122–128.
Ausubel, D. P., & Fitzgerald, D. (1961). The role of discriminability in meaningful learning and
retention. Journal of Educational Psychology, 52(5), 266.
Besler, F., & Kurt, O. (2016). Effectiveness of video modeling provided by mothers in teaching play
skills to children with autism. Educational Sciences: Theory & Practice, 16(1).
Coplan, R. J., Schneider, B. H., Matheson, A., & Graham, A. (2010). ‘Play skills’ for shy children:
Development of a social skills facilitated play early intervention program for extremely inhibited
preschoolers. Infant and Child Development: An International Journal of Research and Practice,
19(3), 223–237.
Daraee, M., Salehi, K., & Fakhr, M. (2016). Comparison of social skills between students in ordinary
and talented schools. Selection & Peer-Review under Responsibility of the Conference
Organization Committee (Hal. 513-521). European: ICEEPSY, 2016, 7th.
Fatmawati, I., Djamas, N., & Rahmadani, A. (2021). Pengaruh Pendampingan Ibu Pekerja Harian Lepas
Terhadap Tingkat Stres Akademik Pembelajaran Daring Siswa Sekolah Dasar. Faktor: Jurnal