2774-5147
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia (Afin & Kiono,
2021). Sampai saat ini produksi tambang batubara Indonesia sebagian besar ditujukan untuk pasar
ekspor khususnya ke Cina (Haryadi, 2021). Di satu sisi ekspor batubara akan menghasilkan devisa,
namun di sisi lain kebutuhan batubara untuk kepentingan domestik juga harus terpenuhi. Kegiatan
penambangan pada lokasi biasanya meliputi pengupasan lapisan tanah penutup , penggalian batubara,
pemuatan batubara dan tanah (loading), pengangkutan (hauling), penimbunan tanah dan batubara
(dumping), serta kegiatan penunjang penambangan seperti halnya perawatan jalan dan lainnya (Oemiati
et al., 2020). Operasional penambangan melibatkan alat-alat mekanis berupa excavator backhoe,
dumptruck dan bulldozer serta alat mekanis yang berhubungan dalam kegiatan penunjang proses
penambangan. Kegiatan operasional pada aktivitas tambang Batubara tidak membutuhkan biaya yang
sidikit. Namun, pada penelitian Muthia et al., (2018) mendapatkan hasil bahwa manajemen fleet
peralatan penambangan batubara yang paling tepat untuk memenuhi target produksi.
Manajemen armada (Fleet Management) merupakan kegiatan yang relevan di tingkat operasional
yang harus dihadapi perusahaan swasta dan lembaga publik yang ditujukan untuk layanan angkutan
penumpang atau angkutan barang (Bielli et al., 2015). Manajemen Fleet berorientasi pada penggunaan
alat, software, dan teknologi untuk membantu sebuah perusahaan, khususnya di perusahaan
pertambangan dalam meningkatkan kinerja penambangan agar bisa tetap optimal. Secara spesifik,
sistem ini mampu mengurangi biaya operasional kendaraan, meningkatkan efisiensinya, serta
memastikan setiap kendaraan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan (Syaputra &
Anaperta, 2020). Sistem Manajemen Armada (Fleet Management System) dibuat dengan terstruktur
agar memungkinkan perusahaan mendapatkan informasi pada berbagai aspek seperti dalam
penggunaan, pemeliharaan, dan operasional armada. Informasi yang perlu didapatkan antara lain jarak
yang ditempuh, tujuan yang dicapai, perbaikan serta pemeliharaan dan perencanaan servis berkala
armada (Hafsari et al., 2020).
Pada penggunaan, pemeliharaan, dan operasional armada membutuhkan biaya operasional yang
tinggi. Sehingga PT Antareja Mahada Makmur Site ABP melakukan project yang diberi nama
“Implementasi Sistem Manajemen Armada dengan Real Time Pemantauan dan Pengendalian” dengan
pengoptimalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya (truk otomatis penugasan
oleh sistem manajemen armada). Project ini dilakukan bertujuan agar efisiensi cost dilakukan untuk
menghindari penggunaan cost yang tidak perlu, untuk menghindari cost yang besar dan menekan biaya
produksi tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas product, mengurasi emisi gas CO2 yang dihasilkan
dari aktivitas produksi, dan untuk menghindari berbagai kerugian. Seperti kerugian Cost Operasional
Empty Stop Time (EST) actual 1 Juli – 31 September 2022 = 2,8 menit yakni: Cost Rental HD = $102,01
x 1.994,5 jam = Rp 3.029.272.996,16 , Cost Fuel HD = 30,33 liter/jam (idle) x 1.994,5 jam x 16.094,65
/liter = Rp 900.674.933,57, sehingga Total Cost = Rp 3.929.947.929,73. Adapun kuantitas Emisi gas
CO2 yang terjadi pada 1 Juli – 31 September 2022 yakni: kuantitas Fuel yang dibakar selama kondisi
idle 30,33 liter/jam, Total Fuel yang dibakar = 30,33 liter/jam x 1.994,5 jam = 60,463.05 liter, dan
Konversi Fuel B30 ke Gas CO2 = 60,463.05 liter ≈ 162.040,99 kg ( 1 liter B30 ≈ 2,68 kg).
Pada penelitian Arifiyanto et al., (2022) menyatakan bahwa data Fleet Management System yang
tercatat dan tersimpan secara real time yang dapat digunakan sebagai data pendukung dalam
memberikan informasi terkait trend pelanggaran dalam periode waktu tertentu sehingga data-data yang
ada dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pembuatan suatu program agar tepat
sasaran dan berkelanjutan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kebaruan pada penelitian ini yakni
dengan melakukan project mengenai pengoptimalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan
mengurangi biaya (truk otomatis penugasan oleh sistem manajemen armada).
Berdasarkan latar belakang di atas penggunaan Fleet management system (sistem pemantauan
armada) berfungsi untuk memberikan laporan secara berkala tentang posisi, kecepatan dan letak relatif
suatu armada terhadap area tertentu. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi sistem manajemen armada dengan pemantauan dan pengendalian secara real time.
METODE PENELITIAN