Abstrak
Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari tanah lempung termasuk desa Tanamea, kecamatan Banawa
Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Tanah lempung merupakan tanah yang memiliki daya
dukung rendah dan penurunan yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik
mekanis tanah lempung sebelum dan setelah distabilisasi secara kimia dengan penambahan zat aditif. Dalam
penelitian ini bahan stabilisator yang digunakan adalah Magnesium Chloride dan semen dengan variasi kadar
campuran zat aditif 0%, 5%, 10%, dan 20% terhadap berat kering tanah lempung. Dalam penelitian ada 3
tahapan, 1.) pengujian sifat fisik tanah untuk menentukan klasifikasi tanah lempung. 2.) pengujian sifat
mekanis tanah lempung, dan 3.) pengujian sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan zat aditif. Hasil
pengujian sifat fisik tanah lempung menunjukkan bahwa tanah yang digunakan adalah tanah lempung
organik dengan nilai LL > 50 yang termasuk dalam plastisitas rendah. Adapun pengujian mekanis tanah yang
dilakukan yaitu, pemadatan, kuat tekan, pemampatan dan geser langsung. Hasil pengujian mekanis tanah
menunjukkan penambahan campuran zat aditif dengan berbagai variasi kadar campuran pada tanah lempung
organik, membuat nilai wopt cenderung menurun hingga 8,85% dan berat isi kering maksimum yang juga
ikut menurun hingga 38,25%, meningkatkan nilai kuat tekan bebas tanah mencapai 56,21%, menurunkan
nilai penurunan tanah, menurunkan nilai kohesi tanah lempung hingga 64,59%, serta meningkatkan nilai
sudut gesek tanah lempung hingga 65,05%. Hal tersebut karena adanya proses sementasi, dimana air didalam
pori-pori tanah akan mengikat zat aditif yang mengakibatkan terbentuknya butiran sedimen. Dari hasil
penelitian, pencampuran zat aditif membuat tanah menjadi semakin ringan dan lebih padat, sehingga
meningkatkan kekuatan tanah. Pada kadar campuran 10% zat aditif pada tanah diperoleh nilai kuat tekan
yang terbesar dengan nilai wopt yang terkecil, serta nilai kohesi terendah dan nilai sudut gesek yang tertinggi
dari pengujian.
Kata kunci: Tanah Lempung Organik, Bahan Tambahan, Stabilisasi Tanah
Abstract
Most of Indonesia consists of clay soils including Tanamea village, South Banawa district, Donggala
Regency, Central Sulawesi. Clay soils are soils that have low carrying capacity and large subsidence. This
study aimed to compare the mechanical characteristics of clay soils before and after being chemically
stabilized with the addition of additives. In this study, the stabilizers used were Magnesium Chloride and
cement with variations in the content of a mixture of additives of 0%, 5%, 10%, and 20% on the dry weight
of clay soil. In research there are 3 stages, 1.) testing of soil physical properties to determine clay soil
classification. 2.) testing the mechanical properties of clay soils, and 3.) testing of mechanical properties of
soil that has been mixed with additives. The results of testing the physical properties of clay soil show that
the soil used is organic loam soil with a value of LL > 50 which is included in low plasticity. The mechanical
testing of the soil carried out is compaction, compressive strength, direct compression and shear. The results
of soil mechanical testing showed the addition of a mixture of additives with various variations in the mixture
content on organic clay soils, making the wopt value tend to decrease by 8.85% and the maximum dry content
weight which also decreased by 38.25%, increasing the value of soil free compressive strength by 56.21%,
decreasing the value of soil subsidence, decreasing the cohesion value of clay soil by 64.59%, and increasing
the value of clay friction angle up to 65.05%. This is because of the cementation process, where water in the
soil pores will bind additives that result in the formation of sediment grains. From the results of the study,
mixing additives makes the soil lighter and denser, thereby increasing the strength of the soil. At a mixture
of 10% additives in the soil, the largest compressive strength value with the smallest wopt value is obtained,
as well as the lowest cohesion value and the highest friction angle value from the test.
Keywords: Organic Clays, Additive Substances, Soil Stabilization