Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
366
http://sostech.greenvest.co.id
PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI KORONA SEBAGAI PROTEKSI
KUBIKEL KELUARAN 20 kV PELANGGAN TEGANGAN
MENENGAH
Sriyadi, Agung Pangestu, Sinka Wilyanti, Rosyid Ridlo Al Hakim dan
Devan Junesco Vresdian
Universitas Global Jakarta
Diterima:
25 April 2021
Direvisi:
1 Mei 2021
Disetujui:
14 Mei 2021
Abstrak
Keandalan jaringan tenaga listrik merupakan tuntutan
masyarakat modern saat ini. Berbagai program peningkatan
keandalan terus dilakukan antara lain dengan inspeksi dan
pemeliharaan gardu distribusi. Inspeksi dilaksanakan secara
periodik untuk mengetahui kondisi peralatan berfungsi dengan
baik. Namun demikian masih terdapat gangguan yang
disebabkan oleh korona pada kubikel 20 kV. Dampaknya yaitu
terhentinya pasokan listrik ke pelanggan dan berpotensi
menimbulkan kerusakan kubikel itu sendiri. Penelitian ini terkait
dengan perancangan prototipe alat pendeteksi korona sebagai
proteksi kubikel keluaran 20 kV. Tujuan penelitian adalah
menghasilkan sebuah prototipe alat pendeteksi korona sebagai
proteksi kubikel keluaran 20 kV pelanggan tegangan menengah
serta mengetahui pengaruh suhu dan kelembapan terhadap
jumlah O
3
yang dihasilkan, agar dapat diimplementasikan
sebagai proteksi kubikel keluaran 20 kV pelanggan tegangan
menengah. Metode yang dilakukan meliputi analisa kebutuhan,
perencanaan desain, perakitan dan pengujian sistem. Prototipe
alat berfungsi untuk mengukur konsentrasi ozon (O
3
), suhu dan
kelembapan pada kubikel. Parameter uji meliputi pengaruh
kelembapan dan besar tegangan terhadap pembentukan
konsentrasi O
3
. Uji pengaruh kelembapan menghasilkan tingkat
kelembapan 99% RH jumlah O
3
sebesar 241,0 ppb, kelembapan
95% RH jumlah O
3
sebesar 106,2 ppb dan 90% RH jumlah O
3
sebesar 78,55 ppb. Uji pengaruh tegangan menghasilkan nilai
tegangan 14 V jumlah O
3
sebesar 225,36 ppb dan tegangan 12 V
jumlah O
3
sebesar 106,63 ppb. Prototipe alat pendeteksi korona
dapat diimplementasikan sebagai proteksi kubikel keluaran 20
kV pelanggan tegangan menengah.
Kata kunci: Kelembapan; Korona; Kubikel; Prototipe; Ozon
Abstract
The reliability of the Electric Power Grid is the demand of
modern society today. Various reliability improvement programs
continue to be carried out, among others, by inspection and
maintenance of distribution substations. Inspections are carried
out periodically to determine the condition of the equipment is
functioning properly. However, there are still disturbances
caused by corona in cubicles of 20 kV. The impact is the
cessation of electricity supply to customers and the potential to
Sriyadi, Agung Pangestu, Sinka Wilyanti, Rosyid Ridlo Al Hakim dan Devan
Junesco Vresdian
367
cause damage to the cubicle itself. This research is related to the
design of a prototype corona detection tool as a cubicle
protection output of 20 kV. The purpose of the study was to
produce a prototype corona detection tool as cubicle protection
output 20 kV medium voltage customers and know the influence
of temperature and humidity on the amount of O3 produced, in
order to be implemented as cubicle protection output 20 kV
medium voltage customers. Methods include needs analysis,
design planning, assembly, and system testing. Prototype tool
serves to measure ozone concentration (O
3
), temperature and
humidity in cubicles. Test parameters include the influence of
humidity and large voltage on the formation of O
3
concentrations. Moisture influence test produces a humidity level
of 99% RH O
3
amount of 241.0 ppb, humidity of 95%. RH the
number of O
3
is 106.2 ppb, and 90% RH the amount of O
3
is
78.55 ppb. The voltage influence test produced a voltage value of
14 V the amount of O
3
of 225.36 ppb, and a voltage of 12 V the
amount of O
3
of 106.63 ppb. Corona detection device prototype
can be implemented as cubicle protection of 20 kV output of
medium voltage customers.
Keywords: Humidity; Corona; Cubicle; Prototype; Ozone
PENDAHULUAN
Kubikel merupakan perangkat tegangan menengah 20 kV yang terdapat pada gardu
distribusi (Pasra, Makulau, & Abriyanto, 2018). Kubikel ini mempunyai fungsi utama
sebagai media penghubung dan pemutus yang menggunakan gas SF6 sebagai media
peredam busur api (M Hariansyah & Awaluddin, 2014). Kubikel jenis Load Break Switch
(LBS) biasanya terpasang pada gardu distribusi atau gardu hubung (Wijaya, 2019).
Kubikel jenis Circuit Breaker (CB) biasa dipasang pada gardu distribusi arah ke
pelanggan. Kubikel jenis CB memiliki sistem pengaman dan dilengkapi dengan relay
proteksi (Syahputra, Robandi, Ashari, & Tofan, 2013).
Pemeliharaan instalasi gardu distribusi dilakukan untuk menunjang keandalan
pasokan listrik dengan metode preventif dan korektif (Esmaeeli, Kazemi, Shayanfar, &
Haghifam, 2015). Inspeksi gardu dilakukan secara periodik setiap 3 bulan sekali untuk
mengetahui kondisi peralatan yang ada di gardu, mencatat dan memberikan rekomendasi
perbaikan jika ditemukan terdapat tanda-tanda gangguan pada kubikel (Madhona & Siwu,
2018). Pemeliharaan peralatan yang ada di gardu dilakukan dengan pembersihan,
penggantian komponen dan pengujian sesuai fungsi peralatan seperti pengujian tahan
isolasi, tahanan kontak dan sebagainya (Kim, Kim, Kim, & Kim, 2020)
Meskipun program pemeliharaan telah dilakukan, namun masih terdapat gangguan
yang disebabkan oleh korona (Sugihamretha, 2020). Korona ditandai dengan timbulnya
cahaya yang berwarna violet muda di sekitar permukaan kawat penghantar yang disertai
dengan suara mendesis dan berbau ozon (Syahbana, 2019). Korona biasa terjadi pada
gardu yang mempunyai kelembapan tinggi (Rahmono, 2019). Jika fenomena korona tidak
segera diidentifikasi maka berdampak pada terhentinya pasokan listrik ke pelanggan
dalam skala yang lebih luas. Selain itu dampak yang terjadi adalah kerusakan terhadap
peralatan kubikel itu sendiri (Primanto & Sasmoko, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka sangat perlu adanya alat yang bisa
mendeteksi korona yang dipergunakan sebagai proteksi pada kubikel tegangan menengah.
Prototipe Alat Pendeteksi Korona Sebagai Proteksi SOSTECH, 2021
Kubikel Keluaran 20 kV Pelanggan Tegangan Menengah
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
368
http://sostech.greenvest.co.id
(Bosco, 2008). Tujuan penelitian adalah menghasilkan sebuah prototipe alat pendeteksi
korona sebagai proteksi kubikel keluaran 20 kV pelanggan tegangan menengah serta
mengetahui pengaruh suhu dan kelembapan terhadap jumlah O
3
yang dihasilkan, agar
dapat diimplementasikan sebagai proteksi kubikel keluaran 20 kV pelanggan tegangan
menengah. Dengan implementasi alat tersebut, gangguan akibat korona dapat dideteksi
dan dilokalisir sehingga tidak menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada skala yang
luas dan kerusakan kubikel akibat korona dapat dicegah. Perancangan prototipe alat
pendeteksi korona menggunakan sensor ozon (O
3
) yang dipergunakan sebagai pengaman
kubikel 20 kV pelanggan tegangan menengah masih belum banyak diteliti, oleh karena
itu perancangan alat ini menjadi suatu kebutuhan dan diharapkan dapat dipergunakan
menjawab permasalahan korona yang terjadi pada kubikel khususnya pada pelanggan
tegangan menengah.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan perancangan sistem yang terdiri atas tahapan
perencanaan desain sistem, pemilihan material, pengujian sistem dan analisa data. .
Metode yang dilakukan meliputi analisa kebutuhan, perencanaan desain, perakitan dan
pengujian sistem. Prototipe alat berfungsi untuk mengukur konsentrasi ozon (O3), suhu
dan kelembapan pada kubikel
Perencanaan desain sistem meliputi perencanaan software dan hardware. Dalam
perencanaan hardware penentuan spesifikasi komponen menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan yang meliputi sensor-sensor, mikrokontroller dan aktuator yang sesuai
(Saptadi, 2014). Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Blok diagram sistem
Komponen input terdiri dari 2 buah sensor yaitu sensor DHT22 yang digunakan
sebagai sensor suhu (Cobantoro, Setyawan, & Wibowo, 2019), kelembapan dan sensor
MQ131 yang merupakan sensor gas untuk mendeteksi O
3
. Modul kontroller mengunakan
mikrokontroller Arduino-Uno AT328P dengan software IDE 1.8.13. Besaran input
berupa suhu, kelembapan dan nilai O
3
yang akan dibaca dan ditampilkan pada LCD
4X16. Komponen output terdiri dari relay 12 DC berfungsi sebagai aktuator dan interface
Sriyadi, Agung Pangestu, Sinka Wilyanti, Rosyid Ridlo Al Hakim dan Devan
Junesco Vresdian
369
yang dipergunakan sebagai kontak bantu tripping coil pada kubikel 20 kV. Perencanaan
desain sistem ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2. Perencanaan desain sistem
Pemilihan material untuk menentukan spesifikasi material yang digunakan pada
sistem. Material yang dipilih dalam penelitian ini adalah sensor DHT22, sensor ozon
MQ131, modul kontroller Arduino-Uno, power supply (catu daya) eksternal 12 V-DC
(non USB) dengan konektor plug ukuran 2,1 mm polaritas positif di tengah ke jack power
di board Arduino-Uno dan generator ozon O
3
(modul Zero Voltage Switching (ZVS) dan
Trafo Flyback). Modul ZVS dapat diterapkan untuk men-generate tegangan tinggi
dengan keluaran arus relatif yang rendah (Muthi’ah, Rahardjo, Husnayain, & Hudaya,
2020).
Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem yang telah dibuat untuk mengetahui
apakah prototipe alat pendeteksi korona sebagai proteksi kubikel keluaran 20 kV berhasil
bekerja dengan baik sebelum diimplementasikan. Sebelum dilakukan pengujian sistem
maka perlu dilakukan pengujian masing-masing fungsi secara individual. Pengujian
hardware meliputi pengujian fungsi generator ozon. Fungsi sensor dan catu daya.
Pengujian software meliputi pengujian fungsi pemrograman pada Arduino-Uno. Setelah
dilakukan pengujian secara individual selanjutnya dilakukan pengujian secara sistem
yaitu pengujian hardware dan software. Uji pengaruh tegangan terdiri atas uji tegangan
input generator O
3
di-set bertahap pada tegangan 12 V, 14 V, kelembapan 95%, suhu
25°C (tetap). Generator O
3
dinyalakan selama 30 detik, monitor pengukuran O
3
pada
serial port, kemudian diakhiri dengan evaluasi data. Uji selanjutnya berupa uji pengaruh
kelembapan. Kelembapan diatur bertahap pada 90%, 95%, dan 99%. Tegangan di-set
pada 14 V. Generator O
3
dinyalakan selama 30 detik, monitor pengukuran O
3
pada serial
port, kemudian diakhiri dengan evaluasi data.
Pengujian perangkat lunak dilakukan pada software Arduino IDE 1.8.13.
Tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi error dari program yang telah ditulis saat
dikompilasi. Tahapan pengujian sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.
Prototipe Alat Pendeteksi Korona Sebagai Proteksi SOSTECH, 2021
Kubikel Keluaran 20 kV Pelanggan Tegangan Menengah
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
370
http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 3. Tahapan pengujian sistem
Tahap pengambilan data prototipe alat pendeteksi korona sebagai proteksi kubikel
keluaran 20 kV diambil melalui pengukuran tegangan, suhu, kelembapan dan O
3
. Data
diambil dari beberapa pengujian pengukuran dengan variasi tegangan, suhu dan
kelembapan yang berbeda. Pengambilan data meliputi parameter tegangan input konstan
suhu dan kelembapan bisa diatur (adjustable). Tujuan dari pengukuran ini untuk
mengetahui pengaruh tegangan suhu dan kelembapan terhadap produksi O
3
. Langkah
pertama yaitu mengatur sumber tegangan input 12 V, selanjutnya suhu diatur pada 25°C
dan kelembapan 95% RH (kode 12V_25°C_95%RH). Proses tersebut diulang kembali
dengan merubah suhu 33°C dan kelembapan 90% RH (kode 12V_33°C_90%RH).
Parameter berikutnya adalah parameter tegangan input yang bisa diatur
(adjustable) suhu dan kelembapan konstan. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengetahui
pengaruh tegangan input terhadap produksi ozon. Langkah pertama yaitu mengatur
sumber tegangan input konstan pada 12 V suhu dibuat konstan pada 25°C, kelembapan
95% RH, dilanjutkan pengukuran suhu 28°C kelembapan 99,9% RH. Selanjutnya
tegangan dibuat konstan 14 V suhu 25°C kelembapan 95% RH, dilanjutkan suhu 28°C
kelembapan 99,9% RH.
Pengujian fungsi proteksi merupakan tahapan analisa data terakhir, dengan
memasukkan nilai setting O
3
pada 377 ppb, 797 µg/m
3
(nilai setting ini diambil
berdasarkan pendekatan menurut ISPU). Generator O
3
dinyalakan selama 30 detik. Data
Sriyadi, Agung Pangestu, Sinka Wilyanti, Rosyid Ridlo Al Hakim dan Devan
Junesco Vresdian
371
pengukuran bisa di-monitor melalui serial port. Setelah pengukuran lebih besar sama
dengan () nilai setting, maka digital output aktif “1” dan memerintahkan relay aktuator
12 V bekerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran ozon dengan tegangan konstan 14 V dilakukan untuk melihat
nilai produksi ozon berdasarkan pemberian tegangan input yang konstan dengan waktu
yang terus meningkat. Secara lebih rinci, hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran ozon tegangan konstan 14 V
No.
Waktu
(menit)
Ozon
(µg/m
3
)
Ozon
(ppb)
Suhu (celcius)
Kelembapan
(% RH)
Tegangan
input (Volt)
1
Ke-1
188,46
89,17
25,4
95,7
14,2
2
Ke-5
189,15
89,49
25,4
95,7
14,2
3
Ke-10
224,72
106,33
25,4
95,7
14,2
4
Ke-15
237,48
112,36
25,4
95,7
14,2
5
Ke-20
244,73
115,80
25,4
95,7
14,2
6
Ke-25
249,23
117,92
25,4
95,7
14,2
7
Ke-30
250,42
118,49
25,4
95,7
14,2
8
Ke-35
250,38
118,46
25,4
95,7
14,2
9
Ke-40
248,68
117,66
25,4
95,7
14,2
10
Ke-45
246,85
116,80
25,4
95,7
14,2
11
Ke-50
243,90
115,40
25,4
95,7
14,2
12
Ke-55
240,65
113,86
25,4
95,7
14,2
13
Ke-60
239,44
113,29
25,4
95,7
14,2
Sumber: data diolah.
Berdasarkan tabel 1, ozon tertinggi dihasilkan pada menit ke-30 sebesar 250,42
µg/m
3
, 118,49 ppb. Sempat mengalami kenaikan dari menit ke-1 hingga menit ke-30.
Setelah itu pengukuran ozon berangsur turun kembali seiring dengan berjalannya waktu.
Kemudian pengukuran ozon dilanjutkan dengan pemberian nilai tegangan input sebesar
12 V, hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil pengukuran ozon tegangan konstan 12 V
No.
Waktu
(menit)
Ozon
(µg/m
3
)
Ozon
(ppb)
Suhu
(celcius)
Kelembapan
(% RH)
Tegangan
input
(Volt)
1
Ke-1
178,04
84,24
25,6
95,1
12,2
2
Ke-5
177,32
83,90
25,6
95,1
12,2
3
Ke-10
191,52
90,62
25,6
95,1
12,2
4
Ke-15
207,05
97,97
25,6
95,1
12,2
5
Ke-20
216,17
102,28
25,6
95,1
12,2
6
Ke-25
221,80
104,94
25,6
95,1
12,2
7
Ke-30
225,34
106,62
25,6
95,1
12,2
8
Ke-35
209,58
99,12
25,6
95,1
12,2
9
Ke-40
207,13
97,97
25,6
95,1
12,2
10
Ke-45
205,35
97,16
25,6
95,1
12,2
11
Ke-50
202,86
96,00
25,6
95,1
12,2
12
Ke-55
200,94
95,09
25,6
95,1
12,2
13
Ke-60
191,68
90,98
25,6
95,1
12,2
Sumber: data diolah.
Prototipe Alat Pendeteksi Korona Sebagai Proteksi SOSTECH, 2021
Kubikel Keluaran 20 kV Pelanggan Tegangan Menengah
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
372
http://sostech.greenvest.co.id
Berdasarkan tabel 2, pengukuran O
3
dengan tegangan input 12 V suhu 25°C
kelembapan 95% RH produksi O
3
yang dihasilkan adalah 225,34 µg/m
3
, 106,62 ppb.
Perbandingan hasil produksi O
3
antara pemberian tegangan input 12 V dan 14 V dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Perbandingan hasil produksi ozon O
3
antara pemberian tegangan input 12 V
dan 14 V
Berdasarkan gambar 4, grafik menunjukkan perbandingan O
3
pada suhu dan
kelembapan tetap 25°C, 95% RH, pada tegangan input 12 V diperoleh hasil pengukuran
O
3
sebagai berikut: 106,62 ppb, 225,34 µg/m
3
, sedangkan pada tegangan input 14 V
diperoleh hasil pengukuran O
3
sebagai berikut: 118,49 ppb, 250,42 µg/m
3
.
Pengukuran dilanjutkan dengan pengukuran O
3
dengan kelembapan konstan.
Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kelembapan
terhadap O
3
yang dihasilkan. Kelembaban pada ruang generator O
3
diatur berturut-turut
pada kelembapan 90,95 dan 99 (% RH). Hasil pengukuran ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengukuran ozon berdasarkan kelembapan udara 90, 95, 99 (% RH)
No.
Waktu
(menit)
Ozon
(µg/m
3
)
Ozon
(ppb)
Suhu
(celcius)
Kelembaban
(% RH)
Tegangan
input
(Volt)
1
Ke-5
234,19
110,81
28,3
99,9
12,2
2
Ke-15
409,87
193,93
28,3
99,9
12,2
3
Ke-25
496,38
234,86
28,3
99,9
12,2
4
Ke-35
509,35
241,00
28,3
99,9
12,2
5
Ke-1
178,04
84,24
25,6
95,1
12,2
6
Ke-10
191,52
90,62
25,6
95,1
12,2
7
Ke-20
2016,17
102,28
25,6
95,1
12,2
8
Ke-30
225,34
106,62
25,6
95,1
12,2
9
Ke-5
148,37
70,20
33
90
12,2
10
Ke-15
161,45
76,39
33
90
12,2
11
Ke-20
166,01
78,55
33
90
12,2
Sumber: data diolah.
Berdasarkan tabel 3, hasil pengukuran dari berbagai variasi kelembapan udara
adalah sebagai berikut: 1) kelembapan 99% RH : 509,35 µg/m
3
, 241,00 ppb; 2)
kelembapan 95% RH : 225,34 µg/m
3
, 106,62 ppb; 3) kelembapan 90% RH : 166,01
Sriyadi, Agung Pangestu, Sinka Wilyanti, Rosyid Ridlo Al Hakim dan Devan
Junesco Vresdian
373
µg/m
3
, 78,55 ppb. Perbandingan kelembapan udara terhadap produksi O
3
dapat dilihat
pada gambar 5.
Gambar 5. Perbandingan kelembapan udara terhadap produksi O
3
Data hasil pengukuran berdasarkan gambar 5 menunjukkan bahwa kelembapan
99% RH, tingkat ozon yang dihasilkan paling besar kemudian diikuti pada kelembapan
95% RH dan 90% RH. Waktu yang tercatat untuk mencapai pengukuran dapat dilihat
pada gambar 6.
Gambar 6. Grafik pengukuran ozon berdasarkan variasi kelembapan
Berdasarkan gambar 6, grafik pengukuran O3 berdasarkan variasi kelembaban 99%
RH, 95% RH, 90% RH tercatat waktu yang diperlukan untuk mencapai pengukuran
tertinggi adalah: 1) kelembaban 99% RH pada menit ke-35; 2) kelembaban 95% RH pada
menit ke-30; 3) kelembaban 90% RH pada menit ke-20.
Prototipe Alat Pendeteksi Korona Sebagai Proteksi SOSTECH, 2021
Kubikel Keluaran 20 kV Pelanggan Tegangan Menengah
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
374
http://sostech.greenvest.co.id
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa prototipe alat
pendeteksi korona sebagai proteksi kubikel keluaran 20 kV pelanggan tegangan
menengah dapat direalisasikan dengan menggunakan komponen sensor MQ131 sebagai
sensor O3. Pengembangan yang dapat dilakukan untuk perbaikan sistem ini adalah
perancangan prototipe alat pendeteksi korona ini dapat dikembangkan menjadi mini RTU
sebagai modul telemetering yang diintegrasikan dengan SCADA menggunakan protokol
Modbus TCP dan perancangan prototipe alat pendeteksi korona ini dapat tambahkan LED
sebagai indikator trip kubikel dan komunikasi menggunakan internet of things (IoT). Uji
pengaruh kelembapan menghasilkan tingkat kelembapan 99% RH jumlah O3 sebesar
241,0 ppb, kelembapan 95% RH jumlah O3 sebesar 106,2 ppb, dan 90% RH jumlah O3
sebesar 78,55 ppb. Uji pengaruh tegangan menghasilkan nilai tegangan 14 V jumlah O3
sebesar 225,36 ppb, dan tegangan 12 V jumlah O3 sebesar 106,63 ppb. Prototipe alat
pendeteksi korona dapat diimplementasikan sebagai proteksi kubikel keluaran 20 kV
pelanggan tegangan menengah.
BIBLIOGRAPHY
Bosco, Don. (2008). Analisis dan simulasi tegangan awal terbentuknya korona pada
model kubikel. Universitas Indonesia.
Cobantoro, Adi Fajaryanto, Setyawan, Mohammad Bhanu, & Wibowo, Miftahudin
Agung Budi. (2019). Otomasi Greenhouse Berbasis Mikrokomputer RASPBERRY
PI. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 13(2), 115–124.
Esmaeeli, M., Kazemi, A., Shayanfar, H. A., & Haghifam, M. R. (2015). Multistage
distribution substations planning considering reliability and growth of energy
demand. Energy, 84, 357–364.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.energy.2015.03.002
Kim, Kyung Chun, Kim, Doo Hyun, Kim, Sung Chul, & Kim, Jae Ho. (2020). Analysis
of Thermal Characteristics and Insulation Resistance Based on the Installation Year
and Accelerated Test by Electrical Socket Outlets. Safety and Health at Work,
11(4), 405–417. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.shaw.2020.06.004
M Hariansyah, M. T., & Awaluddin, Jaenal. (2014). Aplikasi Penggunaan Kubikel 20 kV
pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle Dieng. JUTEKS,
1(1), 38–44.
Madhona, Yenny Frisca, & Siwu, Rahmad. (2018). Penerapan dan Inspeksi Peralatan
Proteksi Kebakaran Aktif PT. Multimas Nabati Asahan Serang. Jurnal Migasian,
1(1), 30–35.
Muthi’ah, Anisah, Rahardjo, Amien, Husnayain, Faiz, & Hudaya, Chairul. (2020). Design
of Mazzilli’s Zero Voltage Switching (ZVS) Circuit as Plasma Glow Discharge
Generator. ELKHA, 12(2), 112. https://doi.org/10.26418/elkha.v12i2.41769
Pasra, Nurmiati, Makulau, Andi, & Abriyanto, Muhammad Oka. (2018). Analisa Efek
Korona Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kV Pada Gardu Beton. Jurnal
Ilmiah SUTET, 8(2), 103–113.
Primanto, Meira Dwi, & Sasmoko, Priyo. (2014). Dummy CB sebagai Alat Simulator
Kubikel untuk Pemeliharaan Preventif dan Korektif Guna Mengurangi Frekuensi
Padam Penyulang 20 Kv (Aplikasi pada Sistem Scada 20 Kv Pt. PLN (Persero)
APDJateng & DIY). Gema Teknologi, 18(1), 21–26.
Rahmono, Bayu Cipto. (2019). Studi Perhitungan Tegangan Back Flashover di Terminal
Isolator pada Sutet 275 kV Bengkayang-Mambong Akibat Sambaran
Sriyadi, Agung Pangestu, Sinka Wilyanti, Rosyid Ridlo Al Hakim dan Devan
Junesco Vresdian
375
PetirLangsung. Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura, 1(1).
Saptadi, Arief Hendra. (2014). Perbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Antara Sensor DHT11 dan DHT22. JURNAL INFOTEL - Informatika
Telekomunikasi Elektronika, 6(2), 49. https://doi.org/10.20895/infotel.v6i2.16
Sugihamretha, I. Dewa Gde. (2020). Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-
19 Pada Sektor Pariwisata. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian
Journal of Development Planning, 4(2), 191–206.
Syahbana, Rusdi. (2019). Analisa Terbentuknya Korona pada Saluran Kubicle Tegangan
20kV Serta Pengaruhnya Terhadap Rugi-Rugi Daya. LENSA, 2(48), 14–21.
Syahputra, R., Robandi, I., Ashari, M., & Tofan, Aryanto. (2013). Frekuensi Gangguan
Terhadap Kinerja Sistem Proteksi Di Gardu Induk 150 Kv Jepara. Jurnal Dimensi
Teknik Elektro Vol, 1(1), 37–42.
Wijaya, Toni Kusuma. (2019). Analisa Gangguan Peralatan Proteksi (Sole Fuse) 20 Kv
Pada Gardu Distribusi Tongkang Kabil PLN Batam. SIGMA TEKNIKA, 2(1), 32–
48.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International Licensed
Prototipe Alat Pendeteksi Korona Sebagai Proteksi SOSTECH, 2021
Kubikel Keluaran 20 kV Pelanggan Tegangan Menengah