898
Sri Hidayati
ANALISIS KEUNTUNGAN BISNIS SAYURAN HIDROPONIK DENGAN
SISTEM NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) MENGGUNAKAN SOLAR
CELL
Sri Hidayati
Universitas Terbuka, Indonesia
Email: shidayati040566@gmail.com
Abstrak
Salah satu cara meningkatkanpendapatan dari budidaya pertanian adalah menggunakan system hidroponik,
terutama di daerah yang mempunyai lahan terbatas seperti perkotaan. Sistem hidroponik dapat meningkatkan
produktivitas terutama pada tanaman sayuran dan bertangkai pendek. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui analisis keuntungan bisnis sayuran hidroponik dengan system NFT. Salah satu kelebihan
menanam dengan sistem hidroponik adalah bebas pestisida, cepat panen, dan daunnya terasa segar. Namun
sistem ini belum banyak diketahui sehingga perlu dipahami lebih jauh tentang peralatan hidroponik dan
menganalisis biaya yang dikeluarkan, serta keuntungan yang diperoleh dari sistem hidroponik ini. Penelitian
ini menggunakan sistem hidroponik NFT menggunakan Solar Cell, untuk tanaman Pakcoy dan Selada,
dengan menggunakan sistem paralon. Lima unit rekayasa aliran dangkal atau CFT berukuran 4 M x 5 tingkat
dengan 250 lubang. Berdasarkan analisis biaya yang dilakukan untuk budidaya pakcoy diperoleh B/C Rasio
sebesar 1.5, NPV >1.
Kata kunci: NFT, hidroponik, Solar Cell, Return
Abstract
One way to increase income from agricultural cultivation is to use a hydroponic system, especially in areas
that have limited land such as urban areas. Hydroponic systems can increase productivity, especially in
vegetable and short-stemmed crops. The purpose of this study is to determine the profit analysis of the
hydroponic vegetable business with the NFT system. One of the advantages of planting with a hydroponic
system is pesticide-free, fast harvesting, and the leaves feel fresh. However, this system is not widely known
so it is necessary to understand more about hydroponic equipment and analyze the costs incurred, as well as
the benefits obtained from this hydroponic system. This research uses an NFT hydroponic system using Solar
Cell, for Pakcoy and Lettuce plants, using a paralon system. Five shallow flow engineering units or CFTs
measure 4 M x 5 levels with 250 holes. Based on the cost analysis conducted for pakcoy cultivation, a B/C
ratio of 1.5, NPV >1 was obtained.
Keywords: NFT, hydroponics, Solar Cell, Return
PENDAHULUAN
Budidaya sayuran system hidroponik adalah system budidaya yang bebas pestisida dan mampu
mengatasi perubahan teknologi (Roidah, 2014). Teknologi saat ini semakin berkembang, terlebih
setelah berakhirnya era pandemic, dan meningkatnya penggunaan teknologi internet yang mendukung
hampir disemua sector industry, seperti pertanian, perdagangan, retail, dan usaha. E-commerce juga
semakin berkembang, sehingga penjualan sayuran hidroponik juga semakin mudah dipasarkan dan
semakin meningkat prospek bisnisnya (Hafidhah, 2021). Kecenderungan pasar sayuran saat ini adalah
lebih disukai sayuran sehat, organic, bebas pestisida dan aman dikonsumsi. Akibatnya permintaan
sayuran hidroponik untuk kebutuhan local dan regional semakin meningkat jumlahnya (Helmi &
Heriwibowo, 2022).
Budidaya tanaman hidroponik NFT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan budidaya
tanaman yang menggunakan tanah Singgih et al., (2019) Seni, (2022). yaitu: Hidroponik NFT dapat
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 3, Number 11, November 2023
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
899
Sri Hidayati
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
bersifat flexible karena dapat ditanam dimanapun, pemberian nutrisi dapat dilakukan dengan sirkulasi
aliran air, produksi dapat lebih meningkat, mutu produk terjaga kualitasnya dari bahan yang tercermar
serta menghemat penggunaan tenaga kerja. Budidaya tanaman menggunakan hidroponik yang
menggunakan Solar Cell, dapat mengurangi meningkatnya penggunaan biaya aliran listrik dari PLN,
sehingga semua factor produksi mudah dikendalikan (Arizona et al., 2022).
Hidroponik NFT menggunakan Solar Cell, adalah salah satu cara yang harus dikembangkan oleh
masyarakat yang peduli dengan masalah kerusakan lingkungan, serta semakin terbatasnya ketersediaan
lahan pekarangan untuk pertanian (Ismail & Syam, 2019). Masalah penanaman hidroponik, termasuk
system hidroponik NFT adalah memerlukan keahlian khusus mulai dalam penyiapan peralatan, kegiatan
menyemai, memindahkan tanaman, penggunaan rockwool, netpot, dan Solar Cell mengatur system
perairan, pemberian nutrisi sampai dengan masa panen (Musa, 2018).
Selain memerlukan keahlian tertentu, budidaya sayuran menggunakan hidroponik NFT,
membutuhkan biaya produksi yang lebih mahal, sehingga belum banyak pengusaha hidroponik,
menggunakannya dalam skala industri (Sesanti & User, 2016). Kelayakan budidaya hidroponik NFT
secara ekonomi, sangat diperlukan untuk memotivasi penduduk didaerah perkotaan yang ingin
menambah penghasilan melalui Urban Farming (Widiyanto, 2019). Budidayakan sayur-sayuran
hidroponik sebagai alternatif untuk menambah penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kelayakan budidaya sayuran hidroponik berdasarkan sistem instalasi yang digunakan, yaitu
menggunakan hidroponik NFT dengan Solar Cell, serta mempertimbangkan efisiensi biaya yang
dikeluarkan untuk budidaya sayuran hidroponik.
Penelitian ini dilakukan secara tertutup tanpa ada kegiatan campur tangan pihak luar, yang ada
adalah kegiatan analisis dari hasil observasi, tanya jawab dan korespondensi dengan pihak petani.
Kegiatan penelitian ini bertujuan mengamati pendapatan dan keuntungan dari usaha tani pada sektor
budidaya tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) dan Selada (Lactuca sativa L.). Tujuan diadakannya
penelitian ini yaitu untuk menggambarkan keadaan sekarang dari usaha tani tanaman Pakchoy (Brassica
rapa L.) dan Selada (Lactuca sativa L.), serta menganalisis untung rugi dari pendapatan dan pengeluaran
usaha tani kelompok tani pada sektor budidaya tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) dan Selada
(Lactuca sativa L.).
METODE PENELITIAN
Dua Jenis data yang dipakai, yaitu primer dan sekunder. Data primer diambil dari hasil
wawancara (Sugiarto, 2022; Sugiyono, 2013). Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan yang terkait dengan penelitian ini.
Gambar 1 kerangka pemikiran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luas lahan hidroponik yang digunakan adalah 80 m2. Menggunakan system NFT dilengkapi
900
Sri Hidayati
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
dengan Solar Cell sebagai pengganti listrik PLN yang belum stabil, sehingga dapat mengurangi biaya
dan lebih menjaga stabilitas pasokan listrik untuk system pengairan. Sistem NFT menggunakan pipa
pralon PVC ukuran 2 inchi sebanyak 5 tingkat (Wati & Sholihah, 2021). Masing masing tingkat
berukuran 4 meter, jarak lubang tanam adalah 10 cm.
Gambar 2 Biaya Investasi
Biaya investasi dalam rangka persiapan atau pra-operasional usaha tani sayuran hidroponik NFT
dengan Solar Cell adalah (1) biaya pra-operasi meliputi pengurusan ijin usaha, (2) biaya tanah berupa
penyewaan lahan, (3)Bangunan dan emplasemen untuk kantor pengelola, (4) Biaya mesin dan peralatan
berupa pompa dan pralon, (5) biaya utility untuk listrik dan sumber air, (6) biaya mebelair berupa meja
kursi untuk pengelola, (7) Biaya peralatan kantor berupa peralatan yang dipakai untuk usaha tani
sayuran hidroponik seperti pendingin, timbangan, (8) Kendaraan adalah transportasi untuk pemasaran.
Keseluruhan biaya investasi ini tidak seluruhnya dibiayai dari equity, melainkan 65% mendapat bantuan
pinjaman dari bank rakyat, sedangkan 35% didanai sendiri dari Pesantren Hidayatullah.
Gambar 3 Biaya Operasional
901
Sri Hidayati
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Perkiraan kebutuhan biaya operasional diperlukan untuk kebutuhan 1 (satu) bulan yaitu
meliputi (1) Persediaan bahan baku (nutrisi, benih, rockwoll, plastic kemasan), (2) Kebutuhan
tunai untuk gaji dan upah, biaya pemeliharaan, premi asuransi, biaya administrasi dan umum,
biaya penjualan, (3) Kebutuhan modal kerja seperti provisi kredit. Total kebutuhan biaya
operasional yang dibiayai sendiri sebesar 35%, sisanya dibiayai kredit modal kerja 65%.
Gambar 4 Penerimaan (Revenue) dan Proyeksi Laba Rugi
Nilai penjualan tahun pertama adalah sebesar Rp 79 juta dan meningkat pada tahun kedua sebesar
Rp 81.5 juta. Apabila nilai penjualan ini dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan, maka diperoleh
Laba kotor sebesar Rp 23 juta pada tahun pertama dan Rp 29 juta pada tahun kedua. Laba kotor yang
diperoleh ini selanjutnya dikurangi dengan total biaya administrasi, biaya penjualan dan biaya
902
Sri Hidayati
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
penyusutan, serta bunga dan PPH, maka akan diperoleh Laba net sebesar Rp 5 juta pada tahun pertama
dan Rp 8 juta pada tahun kedua.
Rasio laba terhadap penjualan akan menghasilkan rasio sebesar 7.2% pada tahun pertama atau
B/C rasio sebesar 1.5% pada tahun pertama (Aisyah et al., 2017). Sedangkan pada tahun kedua akan
menghasilkan rasio penjualan sebesar 10.79%, dengan B/C rasio sebesar 1.85%.
BEP terhadap Penjualan
Persentase Titik impas atau BEP terhadap penjualan pada tahun pertama adalah sebesar 85%,
sedangkan pada tahun kedua adalah sebesar 79%.
IRR (Internal Rate of Return)
Yaitu analisis tingkat discount rate yang menghasil NPV = 0. Nilai rata rata IRR yang diperoleh
adalah sebesar 43%. Nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku tahun 2023 yaitu
sebesar 10%
Analisis Payback Period
Payback Period adalah jangka waktu pengembalian investasi dari usaha sayuran hidroponik, yaitu
sebesar 2.62 atau sebesar 2 tahun 6 bulan 2 hari.
Gambar 5 Neraca
Proyeksi Neraca ini dapat menggambarkan besarnya nilai asset yang dimiliki, berikut
kewajibannya (total equity dan liabilities) (Octaviani & Komalasari, 2017). Berdasarkan analisis neraca
tersebut dapat diketahui bahwa usaha tani ini memiliki likuiditas bernilai positip, atau current rasio
(rasio total current assetss/ total current liabilities sebesar 2.41. Artinya usaha tani ini dapat dengan
903
Sri Hidayati
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
mudah mencairkan harta lancarnya untuk membayar seluruh tagihan utang lancarnya yang
dimiliki.Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar utang pembayaran jangka pendeknya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa B/C rasio
sebesar 1.5 pada tahun pertama dan 1.85 pada tahun kedua, artinya perbandingkan antara
keuntungan kotor yang telah didiscount dengan biaya secara keseluruhan, menunjukkan usaha
tani sayuran hidroponik ini layak untuk dikembangkan, Karena nilai nya lebih dari satu. IRR
sebesar 43% adalah tingkat discount rate yang menghasilkan nilai NPV = 0. Artinya nilai IRR
ini jauh dari tingkat suku bunga bank yang berlaku yaitu sebesar 10%. Artinya usaha tani
sayuran hidroponik ini layak dilanjutkan.
BIBLIOGRAPHY
Aisyah, N., Kristanti, F., & Zutilisna, D. (2017). Pengaruh rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, dan rasio leverage terhadap financial distress (Studi kasus pada perusahaan tekstil
dan garmen yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). EProceedings of
Management, 4(1).
Arizona, R., Rahman, J., Farradina, S., Zaim, Z., & Titisari, P. (2022). Rekayasa Growth Light LED
Berbasis Solar Cell untuk Percepatan Pertumbuhan Tanaman Hidroponik Pada Usaha
“Sidomulyo Hidroponik.” Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(3), 596602.
Hafidhah, Q. (2021). Perluasan Pemasaran Selada Menggunakan E-commerce pada CV Casa Farm
Bandung.
Helmi, B., & Heriwibowo, D. (2022). Analisis Inovasi Pelaku Umkm Dalam Meningkatan Daya Saing,
Studi Kasus Pada Cv Karya Iwin Insani Dan Cv Organic Lombok. Journal Signal, 10(1), 139
150.
Ismail, I., & Syam, A. (2019). Edukasi teknologi hidroponik untuk pemberdayaan lahan pekarangan.
Jurnal Dedikasi, 21(2), 105109.
Musa, P. (2018). Penerapan sistem pemantauan dan pengaturan cerdas untuk unsur hara pada sistem
hidroponik NFT. Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 2(1), 5165.
Octaviani, S., & Komalasari, D. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap
Harga Saham. JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi, 4(1).
Roidah, I. S. (2014). Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik. Jurnal Bonorowo,
1(2), 4349.
Seni, B. A. S. (2022). Kendali Dan Monitoring Tds Nutrisi Dan Ph Pada Budidaya Tanaman Selada
(Lactuca Sativa Var. Crispa L) Hidroponik Berbasis Internet Of Things (Iot). Universitas
Komputer Indonesia.
Sesanti, R. N., & User, S. (2016). Pertumbuhan dan Hasil Pakchoi (Brasicca rapa L.) Pada Dua Sistem
Hidroponik dan Empat Jenis Nutrisi. Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan, 4(01), 19.
Singgih, M., Prabawati, K., & Abdulloh, D. (2019). Bercocok tanam mudah dengan sistem hidroponik
NFT. Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen Dan Mahasiswa, 3(1).
Sugiarto, I. (2022). Metodologi penelitian bisnis. Penerbit Andi.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. In Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. (19th ed., p. 240). Alfabeta.
Wati, D. R., & Sholihah, W. (2021). Pengontrol pH dan Nutrisi Tanaman Selada pada Hidroponik
Sistem NFT Berbasis Arduino. Multinetics.
Widiyanto, A. (2019). Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Selada (Lactuca Sativa L.) dengan
Sistem Hidroponik Nft (Nutrient Film Technique). Cholorophyl, 12(1), 19.
904
Sri Hidayati
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License