2774-5147
belajar siswa pada semester pertama rendah karena siswa tidak dapat konsentrasi belajar akibat
penggunaan telepon genggam, siswa membuka SNS saat belajar, terlalu banyak bahan ajar yang tidak
dapat dipahami, dan siswa merasa tidak puas. Itu karena aku sedang menggendongnya. Harap ingat
persisnya. Oleh karena itu, materi baru berarti siswa tidak beradaptasi dengan pembelajaran.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pada Siklus I dan dilaksanakan
pada Siklus II adalah dengan melakukan penelitian terhadap orang yang mengajar dan mengawasi siswa
dalam proses pembelajaran. Kemudian, untuk membantu siswa memahami dan mengingat isinya,
berikan penjelasan pelajaran secara acak kepada setiap siswa sementara siswa lainnya mendengarkan
dan melengkapi penjelasan satu sama lain. Untuk membantu siswa memahami materi dengan lebih baik,
peneliti akan memutar video tentang proses perkembangan digital untuk membantu siswa memahami
perkembangan digital dengan lebih baik. Ranah emosional dapat diketahui melalui kegiatan belajar
yang berkesinambungan. Ranah afektif dinilai oleh panel observasi.
Dalam ranah ini guru memperhatikan aspek penilaian pada saat menjelaskan, mendisiplinkan,
mengerjakan pekerjaan rumah, bersikap sopan, dan membantu teman sebaya. Evaluasi pada aspek ini
dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh sikap patuh dan hormat terhadap guru serta
menaati segala aturan yang ada. Pada sisi psikomotorik, kemampuan kreatif siswa, kecepatan pencarian
informasi, aktivitas siswa, dan ketepatan jawaban dinilai. Aspek ide siswa meminta siswa berpikir untuk
menggabungkan dan melengkapi hasil dan jawaban siswa lain. Asesmen psikomotorik melatih
kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide-ide dari konten yang dipelajarinya, bagaimana mengatur
waktu dengan kompleksitas internet, bagaimana menjawab pertanyaan dan jawaban secara akurat, dan
bagaimana bereaksi ketika mengikuti pelajaran.
KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa materi
pembelajaran berbasis teknologi meningkatkan keterampilan belajar, dengan data menunjukkan
peningkatan sebesar 7,87% pada siklus 1 dan 19,28% pada siklus 2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
media pembelajaran berbasis teknologi dapat meningkatkan kemampuan kinerja belajar siswa.
Oleh karena itu, hasil ini memberikan wawasan solusi bagi guru dan peneliti yang menghadapi
permasalahan yang sama atau serupa. Disarankan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran di kelas menjadi sangat penting. Penguatan keterampilan guru di bidang teknologi
informasi akan segera dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pelaksanaan
tugasnya di sekolah.
BIBLIOGRAPHY
a, I., & Yana, E., R. (2022). Belajar, Pengaruh Literasi Digital Dan Gaya 1, Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMAN Tukdana. Perspektif Dan Keguruan, 13(1), 64–71.
K. G., Widana, I. W., & Rasmen Adi, I. N., A. (2022). Pengembangan asesmen HOTS mata pelajaran
informatika sekolah dasar. Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1), 129–141.
M. A., Arifin, M. H., & Wahyuningsih, Y, S. (2022). Peranan teknologi informasi dalam pendidikan
ips untuk anak sekolah dasar. Pendidikan Tambusai, 6(1), 4411–4414.
M, A. (2021). Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan model flipped classroom
melalui aplikasi google classroom. Indonesian Journal of Educational Development, 2(2), 280–
289.
Mawarni. (2021). Persepsi calon guru kimia mengenai literasi digital sebagai keterampilan abad 21.
Inovasi Pendidikan, 2(15), 2849–2863.
P. A., Widana, I. W., Adnyana, I. K. S., H. (2022). Pengembangan media JESSTAR sebagai media
pembelajaran tematik tema 9 kelas VI SD. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar,
10(1), 72–87.
R., Hidayat, T., & Herliani, S., H. (2022). Pelaksanaan literasi digital dalam meningkatkan kemampuan
keterampilan siswa. Jurnal Bahasa Dan Sastra Indonesia Serta Pembelajarannya, 6(1), 142–151.
Setiani. (2021). Urgensi literasi digital dalam menyongsong siswa sekolah dasar menuju generasi emas
tahun 2045. PGMI, 1(1), 411–427.